Seorang pria paruh baya yang terlihat seperti usia 40 tahun atau 50 tahun sedang berjalan dengan cepat di lorong tempat perlindungan diikuti oleh dua orang tentara di bagian belakang. Pria paruh baya ini adalah seorang profesor di bidang fisika nuklir, meskipun negara mereka sangat jarang bersentuhan dengan nuklir karena selalu menghadapi tekanan dari dalam dan luar negeri tapi selalu ada beberapa orang yang tetap mempelajari nuklir agar negara mereka tidak tertinggal jauh dari negara lainnya.
"Dimana benda yang kau maksud sebelumnya?" Pria paruh baya itu masuk ke tempat barang dari tempat perlindungan Dimas dan berkata dengan penuh semangat.
"Profesor Wijaya, benda itu ada disini!" Jawab tentara yang sebelumnya memeriksa reaktor fusi nuklir dengan penuh semangat juga.
Profesor Wijaya dengan cepat menghampiri tentara itu dan melihat di atas meja hanya ada satu barang sebesar telapak tangan mengeluarkan cahaya biru. Dia langsung mengetahui bahwa ini adalah reaktor fusi nuklir yang dimaksud oleh tentara sebelumnya dan dengan hati hati profesor Wijaya mengangkat reaktor fusi nuklir itu untuk mengamatinya dengan lebih detail.
"Menakjubkan! Saat itu tujuh negara besar bekerja sama untuk membuat reaktor fusi nuklir dengan ukuran besar namun masih belum berhasil sampai meteor menabrak Bumi, sekarang seseorang dari negara kita telah membuat versi miniatur dari reaktor fusi nuklir" Profesor Wijaya kagum.
Reaktor fusi nuklir dalam proyek ITER yang dikerjakan bersama oleh tujuh negara maju adalah reaktor fusi nuklir tokamak yang mana di dalam sebuah yang seperti donat. Bagian berbentuk donat ini akan dipanaskan dengan plasma sehingga mendekati atau bahkan melebihi suhu inti matahari kemudian menambahkan deuterium dan tritium yang akan dipercepat di dalam sana sampai akhirnya mereka menyatu dan menghasilkan energi dari penyatuan penyatuan inti atom mereka.
Reaktor fusi nuklir diharuskan untuk berukuran sangat besar karena jika ukurannya terlalu kecil reaksi fusi nuklir tidak akan bisa dilakukan, namun reaktor fusi nuklir di tangan profesor Wijaya saat ini telah melanggar hal itu dan dibuat dalam ukuran telapak tangan serta tidak menghasilkan panas dan juga setelah pengujian singkat dia menemukan bahwa benda seukuran telapak tangan orang dewasa ini bahkan lebih baik dari generator untuk sebuah pabrik besar.
"Cara apa yang digunakan orang ini untuk membuat reaktor fusi nuklir ini? Apa menggunakan fusi dingin? Apa itu benar benar bisa?" Profesor Wijaya terus menerus menggumamkan sesuatu tapi tidak ada yang mengganggunya.
Profesor Wijaya terus bergumam dan memikirkan apa teori yang dipakai orang ini untuk dapat membuat reaktor fusi nuklir di tangannya. Dapat dipastikan orang ini sebenarnya adalah seorang jenius yang menghindari mata seluruh Dunia untuk ketenangan diri dan terpaksa menggunakannya dalam keadaan terdesak seperti ini.
"Bawa aku menemui orang yang membuat ini" Profesor Wijaya menatap tentara yang sebelumnya menemaninya ke ruangan ini.
"Profesor, kurasa itu bukan ide yang bagus?" Ucap tentara itu dengan nada yang mempertanyakan.
Tentara itu terlihat ragu untuk beberapa saat tapi profesor Wijaya tidak memberinya waktu berpikir dan menyeretnya ke luar ruangan, tentara itu hanya bisa pasrah dan dengan cepat membawa profesor Wijaya menuju ruang interogasi. Jika itu adalah orang biasa maka orang itu akan dicegat bahkan ditahan beberapa hari karena menerobos ruangan interogasi , namun karena itu adalah profesor Wijaya yang menerobos masuk membuat para tentara tidak berani menghalangi bahkan mereka harus memberi jalan padanya.
Profesor Wijaya merupakan tokoh penting dalam perkembangan kekuatan militer negara mereka, profesor Wijaya memimpin penelitian bom nuklir yang dikembangkan secara diam diam di bawah tekanan banyak negara asing sampai akhirnya negara mereka dapat secara mandiri membuat bom nuklir mereka sendiri dan bersaing dengan negara negara maju lainnya.
Keluarga Dimas telah selesai diinterogasi dan saat ini mereka bertiga digiring untuk pergi ke ruang tahanan sebelum hukuman mereka diputuskan, namun saat mereka sedang berjalan seorang pria paruh baya dengan jas laboratorium dan seorang tentara datang mencegat mereka.
"Mereka?" Profesor Wijaya bertanya kepada tentara di sebelahnya sambil menunjuk keluarga Dimas yang tengah diborgol.
"Ya, reaktor fusi nuklir itu ditemukan di tempat perlindungan pribadi mereka" Tentara mengangguk dan segera menjelaskan kepada profesor Wijaya.
Profesor Wijaya mengangguk dan menatap kembali keluarga dengan senyum tulus. Profesor Wijaya melangkah maju dan menepuk bahu ayah Dimas seolah olah mereka adalah teman lama yang baru bertemu setelah puluhan tahun.
"Tuan ini, apakah kita saling kenal?" Ayah Dimas melihat perlakuan orang ini kepadanya membuatnya bertanya tanya tentang siapa dia, ingatan ayah Dimas sebagai seorang pengusaha terbilang cukup bagus namun tidak ada orang ini dalam ingatannya sehingga dia hanya bisa bertanya langsung kepada orang yang bersangkutan.
"Hahaha, maaf karena aku belum memperkenalkan diri dan sudah bertindak akrab, aku Wijaya Kusuma atau lebih dikenal profesor Wijaya, aku kesini untuk mengundang keluarga kalian untuk ke kediamanku dan membahas beberapa hal seperti reaktor fusi nuklir yang kau buat. Aku tidak tau apakah kau ingin bekerjasama dengan pemerintah dan mengatasi krisis yang sedang dialami negara kita bahkan dunia" Profesor Wijaya berkata dengan senyum tulus di wajahnya.
Keluarga Dimas masih tidak mengetahui siapa orang ini, tapi setelah mendengar bahwa dia ingin mendiskusikan reaktor fusi nuklir mereka langsung mengetahui bahwa tujuan orang ini adalah reaktor fusi nuklir itu sendiri. Kedua orang tua Dimas menatap ke arah Dimas yang dibalas tatapan lainnya dari Dimas kemudian mengangguk, Dimas sudah memikirkan tentang bekerjasama dengan pemerintah namun sebelumnya dia tidak memiliki koneksi. Dengan bantuan profesor Wijaya ini Dimas mungkin saja dapat masuk ke lingkaran atas pemerintahan dan dapat mempercepat rencananya untuk membersihkan ras zerg dari Bumi dan juga memulihkan Bumi dengan teknologi yang akan ditelitinya nanti.
Melihat anaknya mengangguk ayah Dimas langsung menyetujui ajakan profesor Wijaya untuk pergi ke kediamannya. Keluarga tiga orang itu kini telah terbebas dari borgol namun beberapa tentara masih mengawal mereka yang terutama untuk menjaga profesor Wijaya karena dia termasuk tokoh penting dalam perkembangan teknologi terlebih di bidang nuklir.
Mereka sekali lagi melintasi lorong yang lumayan panjang dan sampai di tempat yang disebut kediaman oleh profesor Wijaya, kediaman hanyalah sebuah kost kecil yang disediakan untuk beberapa orang penting bagi negara namun itu semua masih lebih baik daripada orang biasa yang bahkan sampai harus tinggal di lorong.
"Omong omong aku belum tau namamu? Bagaimana aku harus memanggilmu?" Profesor Wijaya ingin memulai diskusi setelah mereka memasuki kediamannya namun tidak mengetahui nama lawan bicaranya.
"Namaku Rahman Prasetya, tapi aku bukan orang yang membuat reaktor fusi nuklir yang kau maksud, itu dibuat oleh anakku" Ayah Dimas memperkenalkan dirinya meluruskan kesalahpahaman profesor Wijaya tentang dirinya orang yang membuat reaktor fusi nuklir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ray Farent
author saya punya saran. buat Dimas meneliti bio teknologi untuk membuat Dimas lebih kuat dengan semacam serum atau meningkatkan proses berpikir yang membuatnya berpikir 10 atau beberapa kali lebih cepat agar berguna entah dalam pertarungan atau penelitian dan kalau bisa Dimas mendapatkan kemampuan khusus seperti Telekinesis dari peningkatan otak
2022-01-25
2