"Bukankah meteor itu sebelumnya telah melenceng? Kenapa masih bisa menabrak Bumi?" Dimas bergumam sendiri.
Ayah dan ibu Dimas setelah mendengar pemberitahuan kegagalan dalam mencegah asteroid terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya menghela nafas panjang. Meskipun mereka tidak terlalu berharap banyak untuk umat manusia berhasil mencegah meteor tapi tetap saja hal ini membuat mereka sedih.
"Ayo segera masuk ke tempat perlindungan, meteor itu akan menabrak Bumi sebentar lagi" Ayah Dimas mengingatkan.
Ayah dan ibu Dimas kemudian langsung menuju pintu masuk tempat perlindungan yang berada tepat di halaman belakang rumah mereka, semua hal telah dipindahkan terlebih dahulu jadi mereka tidak perlu lagi berkemas. Dimas menyusul dari belakang sambil sesekali melihat ke arah langit, saat dirinya tepat berada di depan pintu masuk Dimas berhenti dan untuk kesekian kalinya melihat kearah langit.
"Dimas, ayo cepat masuk!" Ibu dimas yang melihat Dimas masih diam di pintu masuk tempat perlindungan segera berteriak.
"Tunggu sebentar, aku ingin mengambil foto meteor itu saat memasuki atmosfer" Dimas menoleh dan berkata kepada ibunya.
Dimas kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan mengarahkan kamera ke langit. Ibu Dimas hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya dan masuk menyusul suaminya yang sudah berada di tengah ruang tempat perlindungan. Pintu tempat perlindungan dibiarkan terbuka untuk Dimas masuk nantinya, ayah dan ibunya tidak terlalu khawatir Dimas melakukan hal yang berbahaya karena dia selalu memprioritaskan keselamatannya sendiri dan orang orang terdekatnya.
Dimas terus merekam menggunakan kamera ponselnya, dia merekam pemandangan di sekitar rumahnya saat ini karena setelah tabrakan meteor lingkungan disini pasti akan berubah menjadi dunia es. Tiba tiba langit terlihat lebih cerah lagi, Bola api raksasa terlihat terbakar di langit seolah olah matahari kedua muncul saat ini. Suara gemuruh yang diciptakan dari gesekan meteor dengan atmosfer terdengar memekakan telinga.
Meteor terus mendekat ke permukaan Bumi, yang mengejutkan adalah lokasi jatuhnya kembali ke lokasi aslinya yaitu samudra pasifik. Meteor menabrak permukaan air samudra pasifik dan segera membuat ombak dengan tinggi ratusan meter yang menyebar ke segala arah, energi kinetik yang dihasilkan membuat bumi bergetar hebat dan suhu meteor yang sangat panas bersentuhan dengan air di sekitarnya membuatnya menjadi uap panas dan dibawa oleh angin ke tempat lainnya.
Beberapa bagian kecil terpisah dari meteor dan membentuk meteor meteor kecil yang berjatuhan di seluruh tempat di dunia. Salah satu serpihan meteor di jalan depan rumah Dimas, serpihan itu hanya sebesar kelereng namun dengan energi kinetik yang dibawanya membuat jalan di depan rumah Dimas retak seperti sarang laba laba.
Dimas yang masih merekam pemandangan meteor jatuh dikagetkan dengan lintasan serpihan meteor yang terbang menuju jalan depan rumahnya. Dia melirik pintu masuk ke tempat perlindungan pribadi dan tempat serpihan meteor sebelumnya terjatuh. Tanpa pikir panjang dimas pergi ke depan rumahnya dan mendapat ada retakan seperti jaring laba laba, di tengah retakan terlihat sebuah batu sebesar kelereng menyala seperti bara api yang menarik perhatian Dimas.
"Dimas! Ayo cepat masuk!" Tiba tiba saat Dimas masih melihat serpihan meteor, Dimas mendengar suara teriakan ibunya yang membuatnya kembali tersadar bahwa dampak tabrakan meteor akan segera menyebar di seluruh dunia. Dimas tanpa pikir panjang mengambil serpihan meteor yang masih menyala dengan tangan kosong dan berlari menuju tempat perlindungan, dia berkali kali mengoper serpihan meteor itu ke tangan kiri dan tangan kanannya karena terlalu panas.
Dari depan kabut bergerak dengan cepat ke arah Dimas, ini adalah uap panas yang dibawa oleh angin sebelumnya, suhu di dalamnya masih sangat tinggi sehingga semua makhluk hidup yang tertelan oleh uap panas ini akan seperti dikukus dan mati dalam beberapa saat. Dimas mempercepat larinya dan beruntung karena sampai ke tempat perlindungan, pintu masuk yang baru saja ditutup segera dilewati oleh uap panas.
Dimas yang baru saja masuk sedang terengah engah sambil bersandar di dinding. Ibu Dimas yang melihat putranya hampir mati dikukus oleh uap panas bergidik ngeri, dia masih bisa merasakan perasaan udara di luar tiba tiba menjadi panas saat akan menutup pintu tempat perlindungan.
"Bagaimana kau bisa berkeliaran di saat seperti tadi! harusnya kau segera masuk setelah melihat meteor itu tapi kau malah pergi lebih jauh!" Ibu Dimas segera menghampiri Dimas dan mencubit pinggang Dimas yang mana itu membuat rasa lelah Dimas hilang seketika diganti oleh rasa sakit.
"Bu, ibu, aku tadi mengambil serpihan meteor yang jatuh di depan rumah. Itu sakit, sakit!" Dimas dengan cepat menjelaskan kejadiannya namun ibunya tiba tiba memutar cubitannya yang membuat Dimas merintih kesakitan.
"Sudah kubilang bahwa obsesimu kepada benda benda luar angkasa itu tidak baik untukmu. Lihat sekarang, benda luar angkasa kesukaanmu yang menabrak Bumi? Berapa banyak yang akan jadi korbannya?" Ibu Dimas berteriak yang mana hal itu membuat Dimas langsung terdiam.
Nafas ibu Dimas terlihat sangat berat dengan beberapa air mata mengalir dari matanya, tubuhnya terlihat gemetar entah karena marah atau sedih. Dimas tidak berani menatap mata ibunya dan hanya mengepalkan tangannya sehingga pecahan meteor menembus tangannya, panas dari pecahan meteor seolah tak terasa saat ini karena pikirannya dipenuhi dengan perasaan bersalah.
"Ada apa ini?" Ayah Dimas yang mendengar teriakan dari istrinya datang dan melihat istrinya menangis sambil memutar sedikit daging di pinggang anaknya.
"Tanyakan kepada anakmu ini!" Ibu Dimas melihat suaminya hanya berteriak sambil menunjuk dimas sebelum akhirnya meninggalkan mereka berdua menuju bagian tengah tempat perlindungan.
Ayah Dimas melihat istrinya pergi hanya menggelengkan kepala dan melihat ke arah Dimas yang kepalanya tertunduk. Dia mendekati Dimas dan menepuk pundak anaknya dan mengacak acak rambutnya. Ayah Dimas mendengar teriakan sebelumnya dengan jelas jadi dia segera memahami hal apa yang membuat istrinya marah.
"Tidak usah menganggap serius perkataan Ibumu, kau tau kalau kematian kakakmu membuatnya seperti itu" Ucap ayah Dimas kepada Dimas.
Dimas hanya menganggukan kepalanya dan pergi ke tengah tempat perlindungan sambil dirangkul oleh ayahnya. Ada dua kamar yang telah disiapkan bagian tengah tempat perlindungan, Dimas segera diantarkan oleh ayahnya ke kamarnya sendiri sementara ayahnya akan menenangkan istrinya di kamar mereka.
Dimas sebenarnya punya kakak perempuan yang 6 tahun lebih tua darinya, sejak kecil Dimas sangat menyayangi kakaknya begitupun sebaliknya. Dimas ingat bahwa kakaknya selalu membual bahwa dia akan membangun rumah di Bulan untuk keluarga mereka. Setelah lulus dari SMA kakak Dimas kuliah di luar negeri dan setelah lulus dia bergabung dengan NASA, selama itu kakak Dimas hanya pulang sekali dalam setahun yang mana itu membuat hubungan kedua saudara tersebut tanpa disadari menjadi renggang.
Setahun yang lalu kakak Dimas pulang untuk terakhir kalinya, saat itu dia telah menjadi astronot dari NASA tanpa sepengetahuan keluarga dan ditugaskan untuk melakukan pendaratan berawak pertama di Mars. NASA telah dari dulu menyebutkan bahwa mereka ingin manusia yang pertama kali menginjakan kaki di Mars adalah perempuan dan menjadikannya seperti Gaia di dunia baru yaitu Mars.
Awalnya ibunya tidak setuju dengan hal itu, dia berkata bahwa hal itu sangat berbahaya dan ingin mengunci kakaknya supaya dia tidak kabur, namun setelah beberapa kali bujukan oleh ayah Dimas dan kakaknya membuat ibu Dimas akhirnya setuju dengan hal itu.
Akhirnya kakaknya kembali ke NASA beberapa hari kemudian dan segera dikirim ke luar angkasa pada keesokan harinya. Beberapa bulan kemudian kapal luar angkasa yang dinaiki oleh kakaknya dan astronot lainnya dikatakan hilang kontak, kapal luar angkasa dikatakan meledak setelah ditabrak oleh benda luar angkasa dan seluruh astronot dinyatakan tewas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
kenta jaya
wew.. /Cry//Sleep/
2024-06-07
0
terlalu hebat si dimas ini
2023-07-28
1
terlalu nekat si dimas ini
2023-07-28
0