Masalah Faiz belum dapat diatasi, namun Ritha harus mendengar masalah baru yang membuat kepalanya berdenyut-denyut. Dalam perjalanan yang hanya beberapa ratus meter dari asrama putera ke rumah Lily, Ritha mendengar curahan hati adik iparnya tetang masalah Biru yang menurut guru konselingnya mengaku tertekan secara psikologis saat berada di rumah Lily yang telah mengasuhnya selama hampir 17 tahun usianya. Biru sering kedapatan melamun selama setahun ini. Hasil studinya juga menurun.
Ada perilaku aneh Biru yang tertangkap rekaman CCTV di beranda masjid saat pagi menjelang subuh. Gadis itu kedapatan sering mengintai sesuatu dari balik pohon sebelum iqomah subuh dikumandangkan. Ia tidak langsung masuk ke dalam ruang perempuan yang dibatasi dengan tirai hijau untuk menunggu waktu sholat dengan ibadah shalat tahiyatul masjid, shalat fajar atau dzikir sebagaimana yang dilakukan santri lainnya. Setelah diinterogasi oleh guru konselingnya, Biru mengaku berdiri di sana menunggu kang Asep lewat. Penyebabnya membuat Lily yang dipanggil guru konseling sebagai wali siswa kaget bukan kepalang. Adik bungsunya mengaku mencintai kakak iparnya sendiri. Tak habis pikir. Bagaimana mungkin ia bisa mencintai suami kakak perempuan yang telah berbesar hati mengasuhnya sejak Biru masih bayi.
Ritha ikut terperangah mendengar cerita Lily. Kenyataan yang terjadi pada adik iparnya begitu mencengangkan.
“Lily bingung harus bagaimana, Kak.”
“Pernah ngobrol tentang ini dengan mas Satya, mas Bas atau mas Bram?”
Lily menggeleng.
“Aku bingung, Kak. Ngomong sama kakak laki-laki agak ribet. Takut dikira hanya ngomong berdasarkan perasaan pribadi aja. Mereka pasti ngetawain Lily. Mereka pasti menganggap Lily mengada-ada cerita karena cemburu dan takut kehilangan suami. Lily takut mau ngomong sama mereka. Lebih nyaman ngomong sama kak Ritha sebagai sesama perempuan.”
Ritha mengangguk. Lelaki memang kadang suka begitu, meremehkan masalah yang dipikirnya cuma perasaan perempuan.
"Dapat masukan apa dari guru konselingnya?"
“Saran guru konselingnya, sebaiknya Biru tinggal bersama walinya atau kakak lelakinya agar dia merasa memiliki mahram pengganti papanya. Kemungkinan sebenarnya dia merindukan sosok papa yang tak pernah dijumpainya sejak lahir. Kakak lelaki Biru kan ada 3, tapi kok aku condongnya cuma percaya sama mas Satya ya. Aku kurang suka dengan pola asuh keluarga mas Bram dan kak Vira. Kalau mas Bas…. Yah, kak Ritha tahu sendirilah. Di samping karakternya yang rada-rada nyeleneh, mas Bas belum nikah. Kurang pas kalau dititipi adik perempuan. Apalagi mas Bas dari dulu nggak setuju kami merawat Biru. Dia pasti langsung menolak keras kalau dititipi Biru."
Ritha ingin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana ya? Memang dilematis sih. Ritha bisa merasakan apa yang dirasakan Lily sekarang.
"Biru perlu bimbingan kalian."
Seperti dibebani berkarung-karung beras di punggungnya, satu masalah belum teratasi sudah ada lagi masalah lain yang menjadi bebannya. Dari kalimat yang diucapkan Lily, besar harapannya Ritha menyanggupi pengasuhan Biru. Artinya Lily berharap Biru bisa tinggal bersama keluarganya di Jakarta.
"Di Jakarta Biru bisa sekolah di sekolah umum agar dia akan lebih banyak kenal dengan lelaki yang seusia dengannya. Mungkin cinta monyetnya pada kang Asep bisa luntur, Kak. Kasihan dia. Dia juga masih butuh sosok lelaki dewasa yang mengayominya. Saat Lily ini cuma kepikiran mas Satya yang bisa menggantikan sosok papa buatnya."
“Kamu telepon dulu mas Satya, Ly. Ijin sama beliau. Aku sih nggak keberatan kalau Biru tinggal sama kami. Bagaimana pun mas Satya kan walinya Biru. Dia berhak tahu bahwa permintaan itu dari kamu, bukan dari aku.”
“Mengasuh anak yatim besar pahala dan barokahnya lo, Kak. Apalagi Biru adik kita sendiri.”
Iya. Tahu. Ritha tak pernah memungkiri apa yang diajarkan agama untuk berbuat baik pada anak yatim. Kalimat Lily barusan terdengar seperti rayuan pulau kelapa. Terdengar lembut mendayu oleh hempasan angin, namun bujuknya memprovokasi pikiran Ritha dengan cara yang sangat halus.
“Aku tahu, Ly. Aku nggak keberatan kok. Biru bisa menemani Faiza nanti. Makin ramai rumah kami, Faiza pasti lebih senang. Entah kalau Faiz. Anak itu sekarang makin tertutup."
Lily tersenyum semringah. Hanya dengan jawaban itu perempuan cantik bermata sipit itu baru bisa bernafas lega. Tarikan nafasnya terasa ringan setelah sebelumnya sempat tersendat bagai terserang asma. Lily menghembuskan nafas ke udara dengan mata yang seolah mengirinya kepergian karbon dioksida yang dikeluarkan dari hidungnya. Karbon dioksida terbang menyatu dengan senyawa lain yang berada dalam atmosfir udara bumi.
Tanpa membuang waktu Lily mengambil gawainya dan menghubungi kakak kesayangannya yang Ritha yakin pasti akan menjawab dengan kata terserah istrinya saja. Ritha sudah hapal betul jawaban sakti Satya.0
“Kak, Biru akan ikut tinggal sama keluarga kak Satya dan bersekolah di Jakarta. Bagaimana pendapat kakak?”
Lily menelpon dengan menggunakan mode loud-speaker agar Ritha dapat ikut mendengar suara suaminya.
“Terserah ibu ratu aja, Ly. Kamu sudah ngomong sama ibu ratuku yang paling cantik?”
“Sudah. Barusan aku cerita masalah biru sama kak Ritha. Sekarang beliau ada di sebelahku ikut mendengar suara suaminya yang paling ganteng top markotop. Kak Ritha sudah bersedia kok. Hanya tinggal nunggu persetujuan kak Satya aja.”
Satya tertawa renyah. “Halo, Cantik. Urusan Faiz sudah beres kan?” sapanya sok manis.
“Sudah.” Ritha menjawab dengan malas.
Sudah beres bagaimana. Masalah Faiz bukan cuma pindah sekolah. Ada masalah yang lebih besar, yaitu bagaimana caranya mengurangi kecanduan anak itu main game online perang-perangan yang menurutnya sadis dan tak pantas dimainkan oleh anak 15 tahun yang belum dewasa. Tapi ah, lebih baik ngomong sudah saja daripada urusannya jadi panjang lebar nggak karuan.
“Oke. Terima kasih, Cantikku. Kalau ngomong sama suami jangan suka ketus begitu dong. Tarik nafas panjang dulu lalu tarik ujung bibirmu ke atas biar semakin cantik. Aku lihat senyummu lo dari sini, walaupun nggak nelpon pakai video call."
Ritha menarik ujung bibirnya ke atas membentuk lengkungan senyum. Walau tak melihat, Satya sudah tahu istrinya pasti menuruti perintahnya untuk bersikap santai dan memaksakan senyum. Suara tawa renyahnya terdengar terkekeh-kekeh.
“Prinsipnya aku Setuju saja. Pokoknya semua terserah ibu ratuku saja, Ly. Kalau ratu cantikku sudah setuju, aku pasti setuju.”
Tuh kan. Satya paling suka melempar tanggung jawab mengambil keputusan yang berkaitan dengan rumah tangganya dengan kata terserah. Bosan Ritha mendengarnya. Ritha merasa dengan Satya menyebut kata terserah berarti beban dan segala resikonya harus ditanggung sendirian. Lelaki itu terlalu sibuk dengan urusan bisnis dan organisasi komunitas-komunitas yang digelutinya. Semua urusan domestik diabaikannya karena merasa istrinya hebat, mampu mengatasinya sendirian.
Baiklah. Baiklah. Mau tak mau Ritha harus menerima beban ini, kejatuhan beban 2 remaja tanggung yang keduanya bermasalah. Yang satu kecanduan game online dan yang satu lagi terjebak pada cinta pertama yang salah.
Sampai di halaman rumah Lily, Ritha sengaja tidak langsung masuk rumah Lily karena enggan bertemu dengan Bas yang sedang asyik minum kopi sambil nonton pertandingan tinju professional di TV kabel. Malas mendengar ocehannya yang bikin merah telinga. Apalagi Bas tadi bilang tak ingin lama-lama di rumah Lily. Kalau tahu ia kembali belum bersama Faiz, mulutnya pasti tidak berhenti nyerocos kayak petasan cabe rawit di acara perayaan sunatan tradisional ala betawi. Ritha berjalan mengendap-endap ke halaman belakang lewat samping rumah agar tak terlihat oleh kakak iparnya itu. Dia ingin ngopi sambil ngemil dan menikmati indahnya pemandangan alam di beranda belakang rumah Lily. Ia butuh waktu healing melepaskan penat pikirannya sejenak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Retno Dwi
terserah... mmg enak sih ya kalau punya istri cerdas
2022-02-02
1
Erna Wati
rayuannya yg nggak tahan mas Satya
waduh...Ritha makin mumet nih..
2022-01-09
1
Wenny
.. wahh gimana nich mas Satya yg paling ganteng top markotop selalu terserah si ratu yg paling cantikkk
2022-01-09
1