Maaf Kan Aku Bunda

Maaf Kan Aku Bunda

bab 1

Tepatnya di sebuah desa.

Bertempat dari suatu negri, yang bernama Magek.

Terdapat rumah berdinding kan kayu surian,

yang dihuni keluarga besar.

Tepatnya di Gang Simarani,yang berlambang kuda.

Berawal dari Gadis kecil yang lincah dan ceria,

Terlahir sebagai anak kedua dari lima bersaudara.

Yang bernama Ritha.

Sering dipanggil Rit.

Rit terlahir dari ibu yang bernama Ros,anak dari nenek Lili.

Nenek Lili sangat menyayangi cucunya.

Ros mempunyai dua orang saudara laki laki yang menjadi Om Rit.

Om yang sangat perhatian kepada ponakan ponakannya.

Om yang pertama bernama Ridwan,

tapi lebih sering dipanggil Mak Guru karena dia seorang guru STM di salah satu kota.

Mak Guru tidak memiliki keturunan.

Mak Guru memiliki bobot tubuh yang sangat besar boleh dikata obesitas.

Mak Guru jarang pulang namun hubungan kekerabatan mereka sangat kental.

Om yang kedua bernama Rizal.

Om Rizal merupakan anak bungsu dari nenek Lili.

Om Rizal merupakan orang yang paling perhatian dari Mak Guru.

Om Rizal melupakan panutan bagi keponakan keponakanya,

dan merupakan adik kesayangan dari Ros.

Om Rizal bergelar SH dan berkerja di kebun kelapa sawit,

Dikaumnya, Om Rizal diangkat menjadi Datuk.

Om Rizal menikah dengan orang Solok Selatan yang bertitel sebagai guru.

mereka memiliki anak tunggal, yang berjenis kelamin perempuan,sering dipanggil Putri.

Ros menikah dengan orang kampung sebelah yang bernama Amat.

pemuda yang semasa bujangan merantau di Medan berprofesi sebagai tukang jahit.

namun setelah menikah dengan Ros, Amat tidak lagi kembali merantau melanjutkan usaha jahitannya,

Amat memilih berkebun dan kerja seadanya.

Karena Ros anak dari orang yang termasuk orang berada dan memiliki sawah serta kebun yang luas.

Suami Ros juga dari keluarga yang cukup terpandang di kampungnya.

karena orang tuanya yang juga mempunyai sawah serta Padang yang banyak.

Terlebih ibunya gemar membeli sawah orang dengan kedok membatu orang kesusahan.

Amat tipe orang yang banyak duduk dan mengobrol,tapi sedikit berkerja.

Setelah membina rumah tangga dengan Ros,

mereka tidak butuh waktu lama dititipkan anugerah anak oleh TUHAN.

Hingga Ros dan Amat memiliki satu orang anak.

Amat yang memiliki nafsu sangat tinggi tidak bisa tahan tuk menggauli Ros,

hingga umur anaknya belum genap satu tahun Ros telah hamil anak kedua.

karena desakan ekonomi yang semakin meningkat,ditambah lagi atas kehamilan Ros yang kedua,

Nenek Lili banyak membantu anak perempuan satu satunya.

hingga membuat Amat terlena dan nyama dengan situasi itu.

hingga hari berganti ,tahun berlalu.

karena Amat yang memiliki nafsu **** yang tinggi sampailah memili lima orang anak dengan Ros.

Seiring waktu kelima anak mereka tumbuh dewasa dan sudah waktunya masuk sekolah mengenyam bangku pendidikan.

Amat yang berkerja hanya sekedarnya saja, begitu anak nya mulai sekolah dan membutuhkan biaya lebih,

membuat Amat berubah dan sering marah marah dan menyalahkan Ros tanpa alasan yang tidak jelas.

Amat tipikal laki laki yang lari dari tanggung jawab.

Amat tidak bertanggung jawab tehadap segala kebutuhan anak dan istrinya dalam rumah tangganya.

Ros sering di bantu oleh saudaranya dalam hal keuangan,

terutama Oleh Nenek Lili, yang masih suka berdagang kecil kecilan ke pasar dikampung.

Ros dan Amat memiliki lima orang anak.

anak kedua mereka bernama Ritha.

Rith mempunyai, satu orang kakak yang sangat cantik dengan kulit yang glowing dari lahir.

Rith juga mempunyai satu adik perempuan yang sangat cantik dengan kulit kuning Langsat dengan perawakan agak ke Arab araban turunan dari bapak nya Amat, dan dua orang saudara laki-laki.

saudari Rith sangat cantik dan tampan,

Namun berbeda dengan Rith,

Rith terlahir sangat kecil dengan kulit yang agak gelap.

Dari kecil Rith merupakan anak perempuan,

Yang di didik seperti anak laki-laki,

Oleh bapak nya.

Rith diwajibkan harus bisa berkerja dan melindungi saudari dan saudaranya.

Saat Rit mulai beranjak remaja.

Rith bertingkah agak tomboi tidak selayaknya anak perempuan

seiring waktu berjalan Rith semakin tomboi seperti yang diinginkan Amat bapaknya.

"Rit,kamu itu harus berani, harus bisa disituasi apa pun".

Ujar Amat pada anak perempuannya

Rith yang tak pernah mengenal rasa takut dari kecil,

"Kan selama ini udah pak!"

Balas Rit dengan santai tanpa melihat raut wajah Amat.

Rith malah asik dengan kegiatannya yang sedang maraut bambu untuk membuat layangan.

Amat yang merasa Rith tidak mendengarkannya dengan sungguh-sungguh mulai kesal,

Amat meninggikan nada suaranya,

"Kamu harus berani menghadapi orang-orang,dan melindungi kakakmu."

Lanjut Amat yang masih menatap Rith dengan geram,.karena Rith masih asik dengan kegiatannya.

Rith sebenarnya sangat polos, dan tidak pernah menyimpan dendam,

yang Rith tahu hanya dia suka ya kerjakan,

kalo menyenangkan ya lanjutkan.

itu lah prinsip hidup Rith, anak perempuan yang dipaksa tumbuh seperti anak laki laki.

Rit yang masih polos selalu mengiyakan semua perkataan bapak.

Pertanda dia anak yang patuh.

Rith sebenarnya banyak diasuh oleh nenek Lili,

hanya sewaktu waktu berkumpul dengan Amat dan Ros serta saudara kandungnya.

Dulu sewaktu kecil hingga saat usianya sudah waktunya tuk sekolah, Rith banyak di urus oleh Nenek Lili.

Karena Ros, yang merupakan ibu dari Rith lebih sering mengurus adik-adik Rit yang masih kecil,

Saat itu nenek Lili lah yang mengurus semua mengenai Rit.

Nenek Lili memasukan Rith kesebuah taman kanak-kanak.

Rith sangat senang saat dirinya bersekolah.

Rit merupakan anak yang pintar dan tanggap.

Dia tidak bisa menerima pelajaran yang sama jika diulang kembali,Rit akan merasa bosan.

Sehingga guru-guru sangat kerepotan jika Rith telah mulai berulah dan tidak mau berada dalam kelas.

hari berganti Minggu

Minggu berganti bulan

bulan berganti tahun.

Hari yang terus bergulir maju.

Kebiasaan keluarga nenek Lili yang sering mengadakan perkumpulan untuk mempererat silaturahmi setiap setahun sekali akan diadakan dalam minggu ini.

Satu minggu berlalu.

Semua keluarga telah berkumpul,

Membuat rumah yang berdindingkan kayu surian sangat penuh dan heboh dari derap langkah kaki-kaki kecil serta tawa dan tangis dari cucu nenek Lili.

Semua keturunan nenek Lili dan saudara nenek Lili memiliki kulit yang putih dan postur tubuh yang tinggi turunan dari ayah nenek Lili, dengan perawakan orang luar negri.

terlebih bapak nenek Lili dulunya berkerja sebagai seorang polisi yang jujur dan disiplin di masanya.

Sangat berbeda dari Rit yang berbadan kurus,kulit sawo matang (sedikit gelap).

Dengan postur tubuh yang tidak tinggi turunan dari nenek Lili.

tanpa angin tanpa hujan,

tiba tiba ada perkataan yang sangat mengganjal ditelinga Rith

"Ee kamu!"

Ujar salah seorang ponakan nenek Lili dengan mata yang menyipit melihat Rit.

"Kok kamu beda sendirinya?"

hahahaha

Lanjut berkata tanpa beban dan tidak memikirkan efek dikemudian harinya.

Rith yang merasa di halangi berhenti tanpa rasa curiga namun kesal,

"Emang beda apa om??"

saut Rit berusaha mensejajarkan langkah.

"Hahahaha,

Kayak nya kamu bukan keturunan....

Atau kamu anak dapat."

Lanjutnya berbicara pelan masih dengan bercanda sembari mendorong bahu Rith pelan.

"Hahaha"

diiringi tawa riang tanpa menyadari perubahan raut wajah Rith yang telah mulai berubah kesal.

Rith berusaha tenang sembari menghirup udara dari hidung dan melepaskannya pelan dari mulut.

Dengan gaya polosnya Rit menjawab.

"Mana aku

Beda?

beda dari mana nya?

Lihatlah aku kan sama,sama nenek Lili.

Tidak ada bedanya!"

balas Rith sembari

Melangkah menuju meninggalkan saudaranya yang telah tertawa dengan riang, karena berhasil mengejek Rith yang berbeda sendiri dari mereka.

"Hahahaha"

sebenarnya Rith sangat kesal,

hatinya sangat perih seperti teriris pisau silet dan ditaburi garam serta perasan air jeruk nipis.

Memang betul,Rit 💯% mirip dengan nenek Lili.

Rit seperti nenek Lili versi mudanya.

Rith yang tidak bisa menahan kecewa dan kesal yang mengganjal dihatinya, berlari mencari keberadaan Nenek Lili,

"Nek...Nek.."

Teriak Rit mencari keberadaan nenek nya.

Nenek Lili yang mendengan teriakan Rith dengan nada suara sangat keras saat memanggilnya,

bergegas menghampiri cucunya itu,

"Ada apa?"

Tanya nenek dengan lembut sembari merangkul Rith kedalam pelukannya.

Rith yang terisak dan emosi yang tertahan,

"Aku benci,

Setiap ada pertemuan keluarga semuanya sekalu mengejekku,

Karena beda sendiri."

Adu Rit pada nenek dengan emosi yang tak dapat lagi ditahannya.

Nenek Lili sangat kaget mendengar aduan Rith yang sedikit berteriak.

"Apa?"

Sanggah nenek yang melihat mata Rit memancarkan amarah.

"Apa betul aku anak dapat?

Bukan anak kandung ibu?

Karena aku yang beda sendiri!"

Ucap Rit berapi api dengan napas yang sesak.

*

Nenek Lili sangat merasakan sedih dan kecewa, atas sikap dan kelakuan familinya pada Rit,tidak mempu berkata kata,karena tidak ingin membuat keretakan dari keluarga besarnya.

Nenek Lili selalu membesarkan hati cucunya, karena tidak ingin membuat Rit hancur dan terpuruk.

"Kamu itu cucu nenek,,masak kamu tidak menyadari kemiripan kita?"

Ujar nenek Lili dengan suara yang lembut sembari mengusap usap punggung cucunya..

"Kenapa semua orang selalu bilang aku jelek dan kucel?"

Sanggah Rit yang masih sangat kecewa dengan ulah keponakan nenek Lili.

Nenek Lili sangat paham dan mengamati dengan mata yang berkaca kaca..

Juga merasakan kekecewaan cucunya itu.

Yang selalu menjadi bahan perbandingan..

perlahan Ritmengatur jarak dari nenek Lili dan mengurai langkah menjauh dari nenek Lili.

Nenek hanya bisa melihat cucunya yang menjauh hingga menghilang dibalik  pintu...

membawa luka yang tidak berbekas di tubuh nya tapi tertanam dihatinya.

hingga acara usai Rith tidak pernah menampakan batang hidungnya.

Waktu berlalu begitu cepat, hingga tahun lelah berganti.

Tuk kesekian kalinya di keluarga nenek Lili kembali mengadakan pertemuan tuk mempererat silaturahmi dan tali persaudaraan agar tidak terputus setiap generasi..

"Rit,nanti ikut ya,, nenek sangat mengharapkan kehadiran mu!"

Ujar nenek Lili yang sedari tadi bersama dengan Rit di dalam kamar...

Memang benar Rit lebih nyaman tidur dengan neneknya..

Karena hanya neneknya lah yang bisa memahaminya.

Dengan sangat terpaksa Rit,mau mengikuti kemauan nenek Lili..

Sebenarnya Rit tidak mau,tapi apa boleh buat demi menyenangkan nenek nya.

"Kali ini aku yang akan membuat mereka tidak betah!"

Gumam Rit dalam hati dengan senyum yang sulit diartikan.

"Kenapa senyum senyum?"

Tanya nenek Lili yang merasakan keanehan dari cucunya itu..

"Ngak"

Sela Rit yang masih tersenyum melihat nenek nya

"Ya udah nenek keluar dulu!"

Ujar nenek Lili yang mulai melangkah pergi dengan tubuh rentnya.

Setiap ada perkumpulan keluarga,

Rit selalu membuat ulah dan masalah.

Atas kekecewaan dan kekesalan yang pernah diterimanya dulu.

Karena ulahnya,semua orang merasa kesal.

Tidak ketinggalan dengan Maknya.

Maknya Rith yang bernama Ros.

Mulai muak dan kesal sehingga sering memarahi Rith tampa menyadari kalau Rit semakin hancur dan merasa tersisihkan.

"kenapa aku yang terus dipersalahkan dan Dimarahi"

gumam Rith dalam hati sembari menatap Ros dengan tatapan yang sulit tuk dipahami.

Beda lagi dengan bapak nya,

Yang selalu mendidik Rit dengan sangat keras dan ditempa seperti mendidik anak laki laki.

Rit harus selalu menang dalam segala hal,tidak boleh mengalah kecuali pada keempat saudaranya.

Jika diluar an Rit kalah ,tidak boleh pulang,atau pun mengadu.

Waktu semakin beranjak maju,Rit yang dulu cucu yang sangat patuh dan menurut bagi nenek Lili.

Kini telah tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat kuat dan tidak merasa takut.

Rit menemukan keceriaan dan kebahagian diluar rumah bersama teman teman dan orang orang yang selalu menganggap kehadirannya sangat ditunggu..

Yang notabene nya Rit,anak yang mudah bergaul asalkan hatinya tidak disakiti dan Rit sangat tidak menyukai pengkhianatan.

Kalo kembali ke rumah Rit merasa sangat asing dan sering di-bully.

Karena keseringan di-bully,

Rit akhirnya mengeluarkan unek unek dengan caranya yang sedikit kasar dan tidak pantas tuk diucapkan.

"Hai Rit dari mana aja,kita udah tadi ngumpul,ups aku lupa kalo kamu kan anak dapat!"

Kelakar sepupunya dengan tawa Hehehehe

"Apa an sih kalian brengsek!"

Celetuk Rit saat bertemu sepupunya.

Berlalu begitu saja karena tidak ingin membuat keributan.

Itulah hasil dari didikan bapaknya.

Karena Rit yang terlihat sangat kasar dengan ucapan dan sikapnya.

Disitulah Ros mengambil tindakan,

Ros mengikuti langkah Rith dan menarik lengan anaknya dengan kasar juga mulai berkata kasar yang semakin membuat Rit merasa sebagai orang asing dalam keluarganya.

Rith Lebih memilih kenyamanan dan perhatian yang didapatkan dari orang tua teman temanya diluar sana.

"Jangan jangan betul kata mereka akunya aja yang bodoh selama ini!"

Gumam Rit dalam hati setelah menerima perlakuan Ros, wanita yang telah melahirkannya kemuka bumi ini.

*

Hari terus bergulir,waktu terus berlalu.

Karena waktu bagaikan anak panah yang telah melesat jauh dan tidak akan mungkin kembali lagi..

Begitu juga dengan semua peristiwa pahit dan goresan luka yang teramat dalam hati serta memori gadis remaja yang baru tumbuh dan berkembang,

Meninggalkan dendam yang menyala.

Hanya seorang nenek Lili yang selalu ada disaat saat genting ,duka dan kecewanya gadis remaja itu.

Gadis yang sering dipanggil Rith,

Semakin hancur tatkala nenek Lili yang pergi selama lamanya dipanggil sang pencipta.

Selama nenek Lili mengalami sakit,Rith hanya melamun terlihat sangat sedih,terlebih saat mendengar perkataan dan melihat perlakuan bapaknya,

sangat kasar pada nenek Lili yang telah lemah dan tak berdaya.

Disaat nenek Lili menderita penyakit tua,

Saat itu juga Rith semakin tak berdaya dan semakin hancur.

Semua kebutuhannya tidak lagi terpenuhi,karena Rith tidak lagi mendapatkan uang jajan.

"Bagai mana aku bisa mendapatkan uang tuk pekerjaan sekolah?"

Gumam Rith yang duduk frustasi disalah satu sudut teras rumah dengan memegangi kepalanya yang tidak sakit.

Pandangan Rith nanar ke depan tanpa arah,tiba tiba

"Aku harus bisa berfikir?"

Batin Rith yang kembali teringat akan tugas sekolah nya.

Dengan ide yang berkelebat didalam benaknya,

Rith berinisiatif sendiri mencuri beres yang ada dirumah.

"Akan ku ambil beras tanpa sepengetahuan orang orang dan ku jual ke warung."

Gumam Rith dalam hati dengan mengangguk anggukan kepalanya serta terukir senyum yang tipis dari sudut bibirnya.

Setelah melihat situasi sekeliling,

Merasa sudah aman dan tidak ada satu orang pun saat ini Di rumah,

Rith melangkah dengan tergesa gesa.

Naas saat hendak keluar Rith kepergok oleh bapaknya yang baru datang.

Rith terlihat sangat gugup dan bergegas menghindari pria paruh baya itu tanpa sepatah kata..

Pria paruh baya itu melihat Rith dengan mata yang menukik tajam,mengintimidasi setiap pergerakan Rith.

karena curiga dan merasa tidak dihargai oleh Rith,

Amat yang kesal,

"Apa yang kamu bawa dan sembunyikan?"

Seru pria paruh baya itu yang berhasil membuat langkah Rith terhenti dan berbalik.

Rith yang merasa tertangkap basah dan terpojok, berusaha tuk tenang dan berbalik dengan senyum yang dipaksakan.

"Apa peduli bapak?, bukan kah selama ini bapak tidak memperdulikan aku!"

Balas Rith dengan suara yang keras seta mata yang menatap tajam tanpa berkedip.

Rith melangkah pergi meninggalkan rumah dengan dada yang berdebar karena merasa gugup sesekali menoleh kebelakang.

"Apa bapak mengikuti ku?"

Ujar Rith yang berjalan tergesa gesa dengan napas yang ngos-ngosan.

Selama ini Rith mendapatkan uang jajan dan kebutuhan nya hanya dari nenek Lili,

Jika pun ada dari bapak nya,hanya itu sesekali bisa dihitung dengan jari.

Rith yang berjalan sembari membawa kantung kresek mencari warung,

"Buk saya mau jual,beras lima liter!"

Ucap Rit pada pemilik warung yang berada jauh dari rumahnya.

Sembari menyodorkan kantong kresek yang berisi beras.

pemilik warung yang mengenali Rith, memperhatikan Rith sangat dalam,

"Kamu kan cucu nenek Lili?"

Tanya pemilik warung yang mengamati wajah Rith dengan mata penuh selidik.

Rith berusaha tenang dan tersenyum

"Iya buk!"

Balas Rith singkat.

"berapa ibu mau membayar beras ini?"

lanjut Rith yang berusaha tenang, walau dadanya sangat bergemuruh karena was was.

Setelah selesai melakukan transaksi.

"Terimakasih buk!"

Ucap Rith yang berlalu pergi

belum sempat keluar dari warung ,langkah Rith tertahan

"Tunggu,.!"

Panggi ibu pemilik warung yang membuat Rith kembali melihat kebelakang.

"Kenapa kamu harus menjual beras,

Nenek Lili man?"

Tanya ibu pembeli beras dengan sangat hati hati agar Rith tidak tersinggung..

dengan menghirup udara tuk melapangkan pernapasan nya yang terasa sesak,Rith dengan senyum tips,

"Nenek sakit."

Balas Rith singkat bergegas pergi dari tempat itu dengan langkah yang sangat lebar,

agar tidak mendapat pertanyaan lainya lagi dari pemilik warung

"Oo,ini tidak aman,bakalan runyam ni."

Gumam Rith dalam hati yang merasa di interogasi.

_______

aku harap semuanya suka dengan cerita ku ini..

karan ini kisah nyata..

🙏

🇩 🇺 🇰 🇺 🇳 🇬  🇳 🇴 🇻 🇪 🇱  🇮 🇳 🇮  🇾 🇦 🇦 ..

🇩 🇪 🇳 🇬 🇦 🇳  🇻 🇴 🇹 🇪 ,🇵 🇴 🇮 🇳  🇩 🇦 🇳  🇱 🇮 🇰 🇪  🇩 🇦 🇷 🇮  🇹 🇦 🇲 🇦 🇳  🇹 🇪 🇲 🇦 🇳  🇸 🇪 🇲 🇺 🇦 

😉😊😍🤩

🇸 🇪 🇷 🇹 🇦  🇲 🇦 🇸 🇺 🇰 🇦 🇳  🇩 🇦 🇱 🇦 🇲  🇱 🇮 🇸 🇹  🇫 🇦 🇻 🇴 🇷 🇮 🇹  🇳 🇾 🇦  🇾 🇦 

🙏🙏

terimakasih buat semuanya

mohon dukungannya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!