Jalan

“Iya iya, adek nggak bakal deket-deket dia lagi soalnya nggak dapet izin dari abang kan?” ucap Kara.

“Adek cuma diizinin deket sama abang Dirga doang kan?” ledeknya kemudian.

"Ya nggak gitu juga, Ra. Lo nggak paham banget sih maksud gue."

"Iya iya paham kok. Gue ini adek lo kan?" Kara mendongakkan wajahnya menatap Dirga, "Sekarang adek Kara pengen jalan-jalan sama abang. Yuk lah!" Kara menarik tangan Dirga.

"Adek pengen beli jajan, liat-liat baju, boneka, marchandise BTS, terus banyak lagi lah. Karena adek nggak punya pacar jadi list pacarannya dijalanin sama bang Dirga aja. Gitu kan?"

"Kalo mau jalan sama gue mesti nurut." Dirga mengikuti Kara yang menggandeng tangan kirinya.

"Iya bang, adek Kara bakal nurut kok." Balas Kara

"Bang Dirga tadi belum adek kasih minum yah? Kita beli minum dulu yah, bang." Mereka memasuki area foodcourt dan berhenti di depan stand minuman.

"Abang mau minum apa? Biar adek yang tlaktir." Kara merogoh uang yang tadi dimasukan ke dalam sweater.

"Abang... Abang... Abang!!!" Kesal Dirga, sedari tadi gadis disampingnya terus memanggil abang.

"Disuruh milih mau minum apa mau adek tlaktir kok malah ngegas abang Dirga nih." Ledek Kara, dia menepuk bahu Dirga.

"Cappucino cincau 2 mbak." Lanjutnya memesan.

"Nggak apa-apa kan Bang cappucino cincau? Mumpung diskon 10%." Kara menunjuk banner yang terletak di samping stand.

"Abang abang terus, Ra!"

"Lah katanya gue adek lo. Ya gue panggil abang lah." Ledek Kara.

Kara mengambil 2 cup minuman yang diberikan penjual dan memberikan selembar uang 50 ribuan.

"Kembaliannya 32 ribu mbak, udah aku itungin. Diskon 10% kan?" Ucap Kara yang diakhiri dengan senyum ceria.

Terlalu sering belajar menghitung uang di sekolah setiap hari membuat otak Kara otomatis berhitung setiap kali melakukan pengeluaran uang. Bahkan setiap jajan pun ia mencari yang paling murah, apalagi yang diskonan. Buat apa beli yang mahal kalo ada yang diskon. Jiwa perhitungannya benar-benar setara dengan emak-emak yang suka memburu diskon dimana pun dan kapan pun. Seperti belakangan ini, indoapril penuh oleh emak-emak yang berburu minyak murah sampe pintu kaca indoapril pecah. Tapi hal itu tentu hanya berlaku saat Kara belanja dengan uangnya sendiri, lain hal kalo dia pergi bersama mami atau papinya. Apalagi kalo dengan Om Karak dan tante Ale Ale, udah lah auto untung besar Kara, beli apa pun tanpa melihat price tag nya.

"Ambil aja kembaliannya, mbak." Ucap Dirga seraya mengambil minumannya dari tangan Kara.

"Bang itu kan uang adek." Mau meminta kembaliannya Kara jadi tak enak hati karena si mbak udah duluan berucap terima kasih.

Dirga tak menanggapi ocehan Kara, dipanggil abang dari tadi sungguh menyebalkan. Dirga berlalu meninggalkan Kara dan memilih duduk di salah satu meja kosong sambil menikmati minumannya.

Kara sambil menyedot minumannya duduk di hadapan Dirga, "uang adek, bang. Kan sayang 32 ribu bisa buat beli seblak depan komplek."

"Abang abang mulu lo, Ra. Nih gue ganti!" Dirga mengeluarkan uang 100 ribu dari dompetnya, "kembaliannya buat lo. Bisa dapet seblak banyak tuh."

"Rejeki adek soleha." Kara segera mengamankan kertas bergambar Soekarno Hatta itu ke dalam saku sweaternya, "makasih abang Dirga kesayangannya adek Kara." Lanjutnya.

"Bisa nggak lo berhenti manggil gue abang, Ra? Udah kayak tukang bakso gue jadinya." Protes Dirga.

"Terus panggil apa? Katanya lo kakak gue, yah gue panggil abang lah. Kalo gue panggil kakak takut samaan sama si Micin secara kita kan beda. Kalo abang sama si micin kan kakak adek satu ayah ibu, kalo kita kan kakak adek beda orang tua." terang Kara, "Apa mau di panggil sayang aja?" Ledek Kara.

"Jangan aneh-aneh. Panggil Dirga aja kayak biasanya." Balas Dirga, "awas itu uang sisanya jangan buat pake jajan seblak sekarang-sekarang, inget lagi dapet ntar lo sakit perut lagi."

"Suka-suka gue lah, Ga. Kan udah jadi hak milik gue. Denger lo ngomong seblak gue malah jadi auto pengen. Bentar, gue pesen dulu lah." Kara beranjak meninggalkan mejanya mencari stand seblak.

"Susah bener dibilangin." Dirga menyusul Kara yang sudah berhenti di depan stand seblak. Gadis itu sedang melihat-lihat daftar topping.

"Mba, aku mau topping..."

"Maaf mbak nggak jadi pesen. Dia lagi nggak boleh makan yang pedes-pedes." Sela Dirga.

"Lepasin ih, Ga. Pengen seblak tau, laper gue tuh." Rengek Kara yang sudah ditarik keluar dari area food court.

"Lain kali gue beliin, Ra. Sekarang nggak dulu, nanti gue bikinin aja di rumah seblak yang nggak pedes."

"Emang lo bisa masak?"

"Bisa lah. Sekarang gampang, ntar gue tinggal liat tutorialnya di YouTube. Lagian gue juga sering liat si Sasa bikin seblak di rumah kok. Gue jamin masakan gue enak."

"Beneran yah dimasakin, Ga? Awas aja kalo PHP lagi." Ucap Kara.

"Iya nanti gue bikinin. Kapan coba gue PHP? Nggak pernah tuh."

"Nggak pernah? Terus yang tiap hari ninggalin gue berangkat sekolah itu apa hah?" Kesal Kara, dia mencubit lengan Dirga.

"Sakit tau, Ra. Penganiayaan lo tuh!" Ucap Dirga,

"yang itu tuh bukan PHP, Ra. Lo nya aja yang lama kebanyakan ngoceh, padahal tinggal naik aja ribet."

"Udah nggak usah cemberut nggak enak banget di liat." Dirga ragu-ragu mencubit kedua pipi Kara. Gadis itu masih saja manyun.

"Ternyata gini rasanya cubit pipi lo, Ra. Gemes banget sih." Batinnya.

"Jangan cemberut lagi, besok-besok nggak bakal gue tinggalin asal lo nya nggak ngeselin dan nurut sama gue."

"Beneran?" Kara sampai menatap tak percaya pada Dirga.

"Gue baru nyadar kalo ini bocah jadi cantik gini. Gemes banget sih adek gue." batin Dirga, kedua tangannya reflek mencubit gemas kedua pipi Kara. Tanpa sadar bibirnya tersenyum melengkung melihat ekspresi menggemaskan Lengkara.

"Sakit ih." protes Kara. "lama-lama pipi gue abis dicubitin mulu."

"Ya udah gue elus-elus nih biar sakitnya ilang."

"Nggak mau. Sana ih jangan pegang-pegang pipi gue terus. Tadi dia nggak boleh pegang, eh sekarang malah lo udah 2 kali nyubitin pipi gue."

"Dia kan bukan siapa-siapa, Ra. Kalo gue kakak lo, sebagai adek lo harus nurut." balas Dirga.

"Emang gitu yah?" tanya Kara.

"Iya lah. loading amat jadi orang."

"Udah lah nggak usah dibahas! Sekarang lo pengen apa? gue turutin deh. Buruan mumpung gue lagi baik nih." Dirga merangkul bahu Kara dan membawa gadis masuk ke dalam toko boneka.

.

.

.

Yang suka marah-marah sama dirdiran liat noh dia tuh kakak yang baik tau wkwkkwkwk😛

Santen sama dirdiran aku ikutin lomba nih. mohon dukungannya yah like sama komen di tiap part nya. Makasih😘😘

Terpopuler

Comments

мєσωzα

мєσωzα

katanya kara itu 'adek' lo.. eh dipanggil 'abang' malah ngambeeek 😏

2022-11-28

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓚𝓪𝓻𝓪 𝓳𝓷𝓰𝓷 𝓶𝓪𝓾 𝓴𝓵 𝓓𝓲𝓻𝓰𝓪 𝓫𝓲𝓵𝓪𝓷𝓰 𝓴𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓮𝓴 𝓷𝔂𝓪 𝓫𝓲𝓪𝓻 𝓪𝓳𝓪 𝓴𝓪𝓶𝓾 𝓭𝓮𝓴𝓮𝓽 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓣𝓪𝓻𝓪 𝓫𝓲𝓪𝓻 𝓓𝓲𝓻𝓰𝓪 𝓴𝓮𝓹𝓪𝓷𝓪𝓼𝓪𝓷

2022-08-10

0

Fikavindia

Fikavindia

bagusan gini sih ya, takutnya Dirga bucin banget nanti, terus kalo gemes sama Kara bawaannya pengen d kiss, kan belum halal🤣

2022-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pipipip Calon Mantu
2 Telat
3 Murid baru
4 Dianggap apa?
5 Pulang
6 Sakit perut apa sakit hati?
7 Guardian Angel
8 Khawatir
9 Berkunjung
10 Halu
11 Auto Sembuh
12 Gagal uwuw
13 Calon Suami Cadangan
14 Tebengan gratis, why not?
15 AC rusak
16 Bucinnya kumat
17 Ter Arhan Arhan
18 Calon kakak ipar
19 Abang Adek
20 Jalan
21 Boneka
22 Halaman rumah
23 Seblak
24 Tama
25 Balas Jasa
26 Cek Laptop
27 Servas Service
28 Master chef
29 Enak banget
30 Kopi Susu
31 CCTV
32 Jemputan
33 Berangkat sekolah
34 Ide cerdas
35 Ketos telat
36 Sinting
37 Halalin
38 Ngambek
39 VC
40 Makan siang
41 1 jam 47 menit
42 Tanpa Ijin
43 Menolak sadar
44 Kenapa?
45 Galfok
46 Diluar harapan
47 Menyerah
48 Mode Singa
49 Dekat tapi jauh
50 Move On
51 Pengakuan
52 Mantan
53 Penawaran
54 Maling
55 Gas, halalin!
56 Solutif
57 Gagal
58 Ayang
59 From the past until now
60 Surat Panggilan
61 Estetik
62 Apes
63 831, yes or no?
64 Rapat wali murid
65 Pagi di sekolah
66 Prestasi
67 Teror mami
68 Black card
69 Undangan
70 TamaCard
71 Di belakang aja
72 Calon Mantu
73 Reuni
74 First kiss
75 Nikah atau pindah?
76 Pindah
77 Menerima
78 morning kiss
79 Gift
80 Jangan mati dulu!
81 Asik, besok nikah.
82 Latihan
83 Pengantin Pengganti
84 Helm
85 Kara Karak
86 Mohon Nikahkan
87 Yang penting sah!
88 Pisah
89 Mogok makan
90 Anytime Anywhere sayang
91 Pengen
92 PR
93 Micin galau
94 Tantangan
95 Insecure
96 Top Five
97 Seperti mau mu
98 Ujian
99 Ultra Mi Mi
100 Boleh yah?
101 Pelan-pelan
102 Reka Ulang
103 Yes, aman.
104 Suami Idaman
105 Jadwal Merah
106 Pingsan
107 Lupa
108 Gara-gara Tama
109 Surat panggilan
110 Terbongkar
111 Mabok
112 Taruhan
113 Hal aneh
114 Double bonus
115 Ngidam dong!
116 Semua buat Kara
117 Nengokin si dede
118 be go tapi sadar
119 Klaim
120 Anak hilang
121 Feeling
122 Razia
123 Kesayangan
124 Tuan Muda and Me
125 Be My Wife
126 Lovely Boss
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Pipipip Calon Mantu
2
Telat
3
Murid baru
4
Dianggap apa?
5
Pulang
6
Sakit perut apa sakit hati?
7
Guardian Angel
8
Khawatir
9
Berkunjung
10
Halu
11
Auto Sembuh
12
Gagal uwuw
13
Calon Suami Cadangan
14
Tebengan gratis, why not?
15
AC rusak
16
Bucinnya kumat
17
Ter Arhan Arhan
18
Calon kakak ipar
19
Abang Adek
20
Jalan
21
Boneka
22
Halaman rumah
23
Seblak
24
Tama
25
Balas Jasa
26
Cek Laptop
27
Servas Service
28
Master chef
29
Enak banget
30
Kopi Susu
31
CCTV
32
Jemputan
33
Berangkat sekolah
34
Ide cerdas
35
Ketos telat
36
Sinting
37
Halalin
38
Ngambek
39
VC
40
Makan siang
41
1 jam 47 menit
42
Tanpa Ijin
43
Menolak sadar
44
Kenapa?
45
Galfok
46
Diluar harapan
47
Menyerah
48
Mode Singa
49
Dekat tapi jauh
50
Move On
51
Pengakuan
52
Mantan
53
Penawaran
54
Maling
55
Gas, halalin!
56
Solutif
57
Gagal
58
Ayang
59
From the past until now
60
Surat Panggilan
61
Estetik
62
Apes
63
831, yes or no?
64
Rapat wali murid
65
Pagi di sekolah
66
Prestasi
67
Teror mami
68
Black card
69
Undangan
70
TamaCard
71
Di belakang aja
72
Calon Mantu
73
Reuni
74
First kiss
75
Nikah atau pindah?
76
Pindah
77
Menerima
78
morning kiss
79
Gift
80
Jangan mati dulu!
81
Asik, besok nikah.
82
Latihan
83
Pengantin Pengganti
84
Helm
85
Kara Karak
86
Mohon Nikahkan
87
Yang penting sah!
88
Pisah
89
Mogok makan
90
Anytime Anywhere sayang
91
Pengen
92
PR
93
Micin galau
94
Tantangan
95
Insecure
96
Top Five
97
Seperti mau mu
98
Ujian
99
Ultra Mi Mi
100
Boleh yah?
101
Pelan-pelan
102
Reka Ulang
103
Yes, aman.
104
Suami Idaman
105
Jadwal Merah
106
Pingsan
107
Lupa
108
Gara-gara Tama
109
Surat panggilan
110
Terbongkar
111
Mabok
112
Taruhan
113
Hal aneh
114
Double bonus
115
Ngidam dong!
116
Semua buat Kara
117
Nengokin si dede
118
be go tapi sadar
119
Klaim
120
Anak hilang
121
Feeling
122
Razia
123
Kesayangan
124
Tuan Muda and Me
125
Be My Wife
126
Lovely Boss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!