Bukan mahram

Keesokan paginya, Vivi menemui Dewa di kampus karena ia ingin curhat mengenai mamanya yang memaksa ia untuk bertemu dengan Witan yakni sahabat Dewa ketika bermain di timnas. Vivi memang selalu menceritakan masalah yang ia alami kepada sahabatnya itu, begitupun sebaliknya ketika Dewa memiliki masalah pasti ia akan menghubungi atau menemui Vivi dan mereka berdua akan saling memberi saran serta menguatkan satu sama lain.

Kali ini mereka berbincang di kantin kampus sembari menikmati sarapan, karena keduanya kebetulan pagi ini belum sempat sarapan akibat adanya kelas mendadak yang diberitahu dosen gak ada adab. Anehnya, mereka bisa kebetulan sampai di kampus pada jam yang sama padahal mereka beda jurusan dan juga tidak janjian sebelumnya.

"Jadi, apa yang mau lu omongin sama gue?" tanya Dewa dengan nada cool, ia mencomot sebiji kentang goreng lalu mencocolkan itu ke saus sambal.

"Lu emang gak takut sakit perut apa? Masih pagi kok udah makan yang pedes pedes begitu, lagian lu kan atlet gak boleh sembarangan makan tau!" ucap Vivi mengingatkan Dewa tentang makanan yang dikonsumsi pria itu.

"Iya juga sih, pelatih udah ngelarang gue dan pemain lain buat makan yang goreng-gorengan gini! Tapi, mau gimana lagi? Ini rasanya enak banget loh, sayang kalo gak dimakan lagian!" ucap Dewa.

"Hadeh, yaudah serah lu aja deh!" ujar Vivi capek.

"Iyalah suka-suka gue, yang penting kan halal! Udah sekarang lu mau ngomong apa nih, ada masalah apa lagi sama keluarga lu?" ucap Dewa.

Vivi terdiam sejenak merenung sambil menopang dagunya dengan satu tangan di atas meja, Dewa masih asyik makan tak memperdulikan tingkah laku sahabatnya karena ia sangat lapar.

"Gue disuruh ketemu sama cowok, nyokap gue maksa banget supaya gue mau temuin tuh cowok hari ini!" ucap Vivi.

Byuurrr...

Dewa yang terkejut sekaligus kaget menyemburkan air minumnya yang sudah ada di mulut, entah mengapa perasaannya seperti tak karuan mendengar Vivi akan dijodohkan.

"Lu gila ya? Air minum pake disembur kayak gitu, mau jadi mbah dukun lu?" ujar Vivi ngomel.

"Yeh namanya juga kaget, ya wajar dong! Lagian gue heran harusnya kan lu seneng kalo disuruh ketemuan sama cowok, siapa tau bisa jodoh kan?" ujar Dewa berusaha tenang di depan Vivi.

"Masalahnya lu tau gak cowoknya itu siapa?" tanya Vivi sengaja membuat Dewa penasaran.

"Enggak, emang siapa?" ucap Dewa santai.

"Witan!"

"Hah??"

Dewa terkejut bukan main mendengar jawaban dari Vivi, itu karena Witan adalah sahabatnya di timnas dan yang ia tahu sekarang Witan masih berada di Polandia melanjutkan karir sepakbolanya.

"Seriusan lu??" tanya Dewa masih tak menyangka.

"Iya, gue juga baru tahu kalo ternyata Witan itu anaknya temen nyokap gue! Makanya sekarang gue bingung banget harus gimana, pasti canggung kalo gue ketemu langsung sama dia!" ucap Vivi.

"Yaelah gausah canggung kali, lagian Witan anaknya asik kok gampang membaur dia sama siapa aja! Gue yakin lu bakal demen dah ngobrol sama dia, eh tapi emang dia udah balik ke Indonesia?" ujar Dewa.

"Udah, katanya hari ini juga dia udah siapin semuanya buat ketemu sama gue!" ucap Vivi.

"Widih asik banget tuh! Yaudah elah temuin aja dia, kalo jodoh kan tinggal ijab kabul!" ujar Dewa sedikit tertawa padahal hatinya terluka.

"Ish, tapi gue gak mau kalo cuma berduaan! Lu ikut ya sekalian temenin gue?" ujar Vivi.

"Buset kagak-kagak! Yang mau dijodohin sama Witan itu kan elu, bukan gue! Lagian gue gak mau ngerusak perjodohan antara kedua sahabat gue, udah lu temuin aja nanti Witan nya!" ucap Dewa.

"Yaelah gak asik lu Wa! Gue kan gak terbiasa ketemu berdua sama cowok, apalagi cowoknya itu seterkenal Witan!" ucap Vivi bingung.

"Hadeh bukannya seneng lu bisa ketemu Witan, cewek-cewek diluar aja pada ngidam pengen ketemu sama Witan lah elu yang udah ada kesempatan malah bingung kayak gini! Emang ya seorang Vivi Monica itu adalah cewek yang aneh, heran gue kok bisa ya gue punya temen kayak lu!" ujar Dewa.

"Ish, enak aja lu kalo ngomong! Lu tuh yang aneh!" ujar Vivi langsung menghujani lengan Dewa dengan cubitan keras ala nya.

"Adududuh sakit woi!!!" teriak Dewa kesakitan.

Vivi memasang wajah cemberut di depan Dewa membuat pria itu sedikit merasa bersalah, sebenarnya memang Dewa juga tak menyukai jika Vivi menemui Witan tapi entah kenapa Dewa tidak berani mengungkapkan itu pada Vivi.

...🌺🌺🌺...

Disisi lain, Arhan tengah membaca buku di taman kampus seorang diri karena ia memang lebih suka menyendiri dibanding kumpul bersama para temannya dengan alasan agar lebih fokus. Namun, ya tetap saja banyak wanita yang masih suka mengintipnya dari jauh karena pesona yang ia miliki.

Dari banyaknya cewek-cewek kampus yang mengintip Arhan disana, ada seorang wanita cantik yang memberanikan diri untuk maju ke depan mendekati Arhan dikala para cewek lainnya hanya berani mengintip dari jauh karena takut mengganggu pria tersebut jika mendekat.

"Ehem, ehem..." wanita itu berdehem di dekat Arhan berharap pria tersebut mau menoleh ke arahnya.

Ya seperti yang diinginkannya, Arhan pun menoleh karena ia sedikit kaget mendengar ada suara di dekatnya padahal tadi tak ada siapapun disana kecuali dirinya yang tengah duduk.

"Eh, kenapa ya?" tanya Arhan terheran-heran.

"Umm, boleh aku duduk di samping kamu?" ucap wanita itu meminta izin untuk duduk disana.

"Boleh aja, ini kan tempat umum!" ucap Arhan sembari menggeser posisi duduknya serta memindahkan tasnya ke sisi yang lain untuk memberi ruang bagi wanita itu duduk disana.

"Makasih..."

Wanita itu pun duduk di samping Arhan tanpa rasa ragu maupun canggung, ia terus saja memandangi ketampanan wajah pria itu dari jarak dekat sambil tersenyum-senyum sendiri. Banyak para wanita disana yang merasa iri dengannya karena berhasil duduk berdekatan dengan Arhan, mereka juga ingin seperti itu tapi tak memiliki cukup keberanian.

"Hey, boleh kenalan gak?" ujar wanita itu mengajak Arhan berkenalan dengannya.

"Ohh boleh-boleh, aku Arhan anak manajemen! Kamu siapa?" ucap Arhan tersenyum.

"Aduh disenyumin lagi, manis banget sih!"

Wanita itu malah senyum-senyum sambil terus menatap wajah Arhan, tampak Arhan pun kebingungan melihatnya dan coba melambai-lambaikan tangan di depan wajah wanita itu agar bisa sadar.

"Hey, helo!" ujar Arhan.

"Ah iya, maaf maaf! Aku tadi gak fokus gara-gara senyum kamu manis banget, sorry ya!" ucap wanita itu sadar dari lamunannya.

"Ya gapapa, sekarang giliran kamu!" ucap Arhan.

"Hah? Giliran apa??" tanya wanita itu heran.

"Kan tadi kamu ngajak kenalan, aku udah kasih tau nama aku sekarang giliran kamu!" ucap Arhan.

"Oh iya, aku Della anak ilkom..." ucap wanita itu seraya mengulurkan tangan ke depan Arhan.

"Maaf, bukan mahram!" ucap Arhan tersenyum.

Sontak wanita bernama Della langsung cepat-cepat menurunkan tangannya karena malu, ia sungguh makin terpesona pada Arhan apalagi pria itu menjunjung tinggi ilmu agamanya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Min Suga🔆

Min Suga🔆

Semangat kaka

2022-01-13

2

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

wah perang nih dewa witan rebutan vivo

2022-01-12

3

ꭱⷽᴀᷡꭲᷡⲙⷽ ͽ֟֯͜᷍ꮴ🔰π¹¹™

ꭱⷽᴀᷡꭲᷡⲙⷽ ͽ֟֯͜᷍ꮴ🔰π¹¹™

halo kak, aku mampir

2022-01-12

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!