...Bila kamu tak bisa mencapai cita-cita mu, biarlah dan jangan terlalu memikirkan itu! Ayo cari cita-cita lainnya yang bisa kamu raih!...
...———...
...🌹🌹🌹...
Dewa keliling kampus mencari sosok wanita yang selama ini selalu menemaninya kemanapun ia pergi, ya sudah tentu yang ia cari ialah Vivi sahabatnya sejak lama dan bahkan sudah ia anggap sebagai saudara sendiri karena Vivi sangat baik padanya.
Akhirnya pria itu berhasil menemukan wanita yang ia cari, senyum tersimpul di wajahnya begitu melihat sosok gadis cantik yang tengah duduk disana sembari memegang laptop. Tanpa basa-basi Dewa bergegas mendekati Vivi dengan mengendap-endap, ia mengejutkan gadis itu dari belakang hingga membuat Vivi terkejut hebat.
"Duaaarrr....!!" kejut Dewa sembari menepuk pundak Vivi, gadis itu kaget dan hampir saja laptop di tangannya terlempar.
Dewa malah tertawa melihat ekspresi wajah Vivi yang menurutnya lucu, ia pun duduk di samping gadis itu sambil masih tertawa terbahak-bahak. Padahal Vivi menatapnya penuh kekesalan dan amarah yang menggebu-gebu, ia mengelus dadanya menahan emosi yang hendak meluap.
"Ish, Dewa! Lu kok nyebelin banget sih? Gue lagi ngerjain tugas loh, kalo sampe laptop gue ancur gara-gara lu pokoknya lu harus tanggung jawab!" ujar Vivi kesal dengan jantung yang berdetak kencang.
"Hahaha, yaelah lebay banget sih! Buktinya tuh laptop lu gak kenapa-napa kan? Udah sih lagian lu serius banget main laptopnya, yaudah gue kagetin aja biar seru!" ujar Dewa masih terkekeh.
"Ah lu mah selalu deh gangguin gue terus!" umpat Vivi tampak kesal dan sebal pada temannya itu.
"Iya iya sorry, maafin gue ya? Tadi tuh gue maksudnya cuma mau iseng aja, tapi kalo lu gak suka yaudah maaf! Gue janji deh gak bakal ngulangin itu lagi, jangan marah lah!" ujar Dewa langsung meminta maaf dan bersuara lembut, ia memang paling takut kalau Vivi marah padanya.
Vivi hanya diam lalu membuang muka dan memasang earphone di telinganya, rupanya gadis itu masih kesal dengan Dewa yang sudah mengagetkan dirinya tadi.
Melihat itu membuat Dewa garuk-garuk kepala bingung, sungguh ia menyesal telah melakukan itu hingga membuat Vivi sampai marah seperti ini. Dewa pun coba menggeser duduknya mendekati Vivi sambil terus menatap wajah gadis itu, ia melempar senyum sembari memiringkan kepalanya agar dapat melihat jelas wajah Vivi.
Vivi masih tetap tak perduli dan menjauh dari Dewa, semakin Dewa berusaha mendekatinya semakin keras juga usaha Vivi untuk menjauh darinya. Tentu hal itu membuat Dewa cukup frustasi karena gagal membuat Vivi memaafkannya kembali, justru Vivi malah semakin marah padanya dan terus fokus mengerjakan tugasnya di laptop.
"Vi, ayolah jangan begini terus sama gue! Kan gue tadi udah minta maaf, masa lu gak mau maafin gue sih? Hey, nanti cantiknya ilang loh kalo ngambek kayak gitu terus!" ucap Dewa berusaha membujuk temannya agar tak ngambek.
Namun, Vivi masih tetap diam tak menggubrisnya karena ia menggunakan earphone di telinganya sehingga tak mendengar kata-kata yang dilontarkan Dewa.
Dewa pun menepuk jidatnya sembari memalingkan wajah ke arah lain, cukup sulit rupanya untuk bisa membujuk seorang gadis yang tengah marah padanya. Bahkan bermacam-macam cara sudah dilakukan oleh Dewa tapi tetap gagal, akhirnya ia tampak frustasi dan garuk-garuk kepalanya.
Barulah Vivi melepas earphone dari telinganya dan menutup laptop karena tugasnya sudah selesai, ia melirik ke arah Dewa yang berada di sampingnya sambil terkekeh kecil.
"Heh, lu kenapa?" ujar Vivi.
Sontak Dewa terkejut karena mendengar suara sahabatnya kembali, ia langsung senang dan menoleh ke arah samping menatap wajah cantik Vivi yang kini dapat ia lihat dengan jelas.
"Alhamdulillah, akhirnya lu mau nengok ke gue juga dan kasih senyuman manis lu itu! Nah gitu dong, kan gue jadi agak lega gak ngerasa bersalah lagi! Coba aja daritadi lu begini, jadi kan gue gak perlu susah-susah cari cara buat hibur lu! Lagian lu itu ngambekan banget sih, masa dikagetin gitu aja reaksinya sampe kayak tadi!" ujar Dewa.
"Ya lagian lu iseng banget, udah tau gue lagi ngerjain tugas malah diganggu! Padahal gue susah-susah cari tempat sepi biar bisa fokus ngerjain tugas, eh malah lu ikut nyusul kesini segala!" ucap Vivi.
"Hehe, justru gue kesini mau bantu lu ngerjain tugas supaya cepet kelar! Gue kan sahabat yang baik dan pengertian, mana coba gue lihat dong tugas lu?" ujar Dewa tersenyum.
"Yaelah belagu banget lu! Udah gak perlu, gue udah selesai ngerjain tugasnya!" ucap Vivi membereskan barang-barangnya disana lalu berdiri.
"Lah lah, terus lu mau kemana sekarang?" tanya Dewa penasaran.
"Pulang!" jawab Vivi singkat lalu pergi meninggalkan pria itu sendirian disana.
"Eh, jangan lah!" ujar Dewa berteriak, ia pun ikut pergi dari sana mengejar sahabatnya yang lebih dulu pergi.
Dewa berlari kemudian berhasil menyusul Vivi dan bahkan mendahului gadis itu, ia berdiri di depan Vivi menghalangi gadisnya agar tak lanjut berjalan.
"Jangan pulang dulu!" ujar Dewa ngos-ngosan.
"Lah, mang ngapa?" tanya Vivi jutek.
"Ya gue masih mau main sama lu, mending kita santai dulu disini sekalian mabar! Udah lama juga kan kita gak main game bareng berdua, ayolah mumpung sekarang gue lagi free!" ucap Dewa.
Vivi tampak jual mahal sambil membuang muka, ia membenarkan posisi tas di punggungnya sembari memainkan bibir bawahnya.
"Ogah! Gue mau pulang aja, capek soalnya seharian ketemu lu terus!" ujar Vivi lalu melangkahkan kaki.
"Tunggu!" ucap Dewa menggenggam tangan Vivi, ia menahan gadis itu agar tak pergi dari sana.
"Yaudah kalo lu mau pulang, gue anter aja gimana?" sambungnya menawarkan tumpangan.
"Gak mau, gue bisa balik sendiri kok! Lagian emang lu gak ada jadwal latihan apa?" ujar Vivi.
"Gak ada, makanya itu gue gabut!" jawab Dewa sambil menggelengkan kepalanya.
"Hadeh, yaudah lu ngapain kek gitu asal jangan ganggu gue terus! Gue tuh capek tau gak ketemu sama lu mulu, sehari ini aja gue udah sial dua kali gara-gara ketemu lu!" ucap Vivi.
"Ya ampun, perasaan kita baru ketemu sekarang deh mana ada dua kali sih?" ujar Dewa.
"Dih dia pura-pura lupa! Heh, emang lu gak inget tadi nabrak gue pas lagi mau jalan di lorong?" ucap Vivi.
Dewa pun coba mengingatnya kembali, ya ia pun teringat ketika menabrak tubuh wanita saat ia tengah terburu-buru menuju kelasnya. Namun, ia malah tertawa terbahak-bahak saat itu setelah berhasil mengingatnya. Tentu saja Vivi bertambah kesal pada sahabatnya dan langsung menghujani tubuh Dewa dengan pukulan kasar, ia menggunakan tasnya sebagai benda untuk memukul Dewa.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Maminya Nathania Bortum
sehat sll thor
2022-04-19
1
Hanna Devi
💪💪💪💪🌹
2022-01-14
1
~🌹eveliniq🌹~
baru mampir nih
2022-01-14
1