Di kamar hotel Tirta terbangun, mengambil ponselnya yang terus berbunyi. Dirinya melupakan jika ada meeting dan langsung bergegas.
Tatapan Tirta melihat ke arah ranjang, ada noda merah yang tertinggal. Kamar sudah sepi dan Tirta ditinggal sendirian oleh wanita yang bermalam dengannya.
Tirta langsung mempercepat langkahnya untuk pergi ke perusahaan, Maminya pasti akan mengamuk jika dirinya tidak datang.
Di ruangan rapat sudah dihadiri orang-orang penting, Alhan sudah duduk ditempatnya berdekatan dengan Ayahnya yang akan memungut suara untuk pimpinan baru.
Sudah lebih tiga puluh menit satu penerus perusahaan JK belum juga muncul, senyuman Alhan terlihat menatap ibu tirinya yang terlihat marah.
"Baiklah, kita langsung saja. Mulai hari ini perusahaan JK jatuh ke tangan Alhan, dia akan menggantikan posisi aku di perusahaan." Ayah Alhan tersenyum, meminta seluruh orang untuk melibatkan Alhan meskipun dirinya memiliki kekurangan, tapi soal bisnis Alhan orang yang sangat profesional.
"Sayang, sebaiknya kita tunggu Tirta."
Satu-persatu orang mulai meninggalkan ruang meeting, pukulan di meja terdengar. Alhan tersenyum sinis meminta wakilnya untuk pergi.
"Jangan senang dulu Alhan, aku masih bisa menjatuhkan kamu." Tatapan tajam terlihat dari mata wanita seksi yang mengendalikan Papi Alhan.
"Sejauh ini kamu gagal." Senyuman licik Han terlihat.
"Kamu sengaja menikahi wanita nakal itu hanya demi posisi ini, aku pastikan pria lumpuh seperti kamu akan segera turun jabatan."
Tangan Han menggenggam erat kursi rodanya, ingin sekali melenyapkan wanita sialan yang menghacurkan keluarganya.
Panggilan masuk, Han mendapatkan kabar jika Kristal baru kembali dari luar. Tidak ada yang tahu kapan Kris keluar, sekarang pengawal memperketat penjagaan.
"Kita pulang sekarang." Han mencengkram kuat ponselnya.
Di parkiran Han bertemu dengan Tirta yang sedang bicara dengan Maminya, tamparan kuat menghantam wajah Tirta. Terlalu banyak Maminya memberikan kesempatan untuk Tirta mengalahkan Alhan, tapi apa yang dia lakukan hanya bersenang-senang.
"Mi, aku dan kak Alhan bersaudara, kami tidak harus bersaing. Tirta tidak ingin hidup diatur, memangnya kenapa jika yang memimpin Alhan? tidak ada ruginya untuk aku." Tirta langsung menendang mobilnya ingin melangkah pergi.
Suara Mami Tirta terdengar sangat menyakitkan, dia menyesal melahirkan Tirta yang tidak ada manfaatnya. Selama delapan belas tahun dirinya hanya menjadi simpanan, tapi saat dirinya sudah diakui Tirta tidak bisa menjadi apa yang diharapkan.
"Salah mami sendiri yang mencintai harta suami orang, aku tidak minta dilahirkan." Pintu mobil dibanting, Tirta langsung melangkah pergi.
Han langsung masuk ke mobilnya, meminta supir mengantarkannya pulang. Sepanjang perjalanan Han hanya diam mengingat kembali soal Tirta.
"Han, kamu memikirkan Tirta?"
"Tidak."
Sekretaris pribadi Alhan hanya tersenyum, bos-nya masih saja menutupi perasaannya yang sebenarnya perduli kepada adik semata wayangnya.
Sesampainya di rumah Alhan langsung meminta Kristal segera menemuinya, dia harus mendapatkan pelajaran karena sudah melanggar peraturan.
Pintu kamar diketuk, Mutiara langsung berdiri kaget. Kristal meminta Muti bersembunyi dia yang akan menemui Alhan.
Kristal membuka pintu, dan menutup pintu kamarnya langsung melangkah masuk ke kamar Alhan yang sangat gelap.
Suara dentuman Kris terjatuh terdengar, Kris meringis kesakitan saat ada benda yang menekan punggungnya.
Lampu hidup, Alhan menekan menggunakan tongkat yang membantunya berdiri. Kris mengumpat Alhan kasar meminta menyingkir.
"Pria sialan."
Pukulan kuat membuat Kristal langsung mundur ke belakang, memegang perutnya yang terasa sakit.
Alhan memang laki-laki gila yang sangat kasar, dia tidak berpikir dua kali untuk menyakiti wanita.
"Jangan gunakan mulut kotor kamu untuk mengumpat, bisa saja aku kembalikan kamu kepada keluarga dalam keadaan mayat." Han tertawa, meminta Kristal mendekat.
Kepala Kris menggeleng, terus melangkah mundur dan langsung melarikan diri. Pintu tertutup secara otomatis, Kris berteriak meminta tolong.
Tatapan mata Han tajam melihat leher Kristal, banyak bekas merah membuat emosinya semakin meninggi.
"Perempuan malam, kemari jika tidak aku tembak kepala kamu!"
Secara terpaksa Kristal langsung berlutut, Alhan menyingkap rambutnya dan melihat banyaknya jejak kepemilikan.
Baju Kristal ditarik, bagian dadanya juga penuh kecupan. Han mencekik kuat Kristal membuatnya menangis histeris.
"Hanya beberapa jam kamu sudah melarikan diri, dan melayani laki-laki." Han menatap tajam.
"Kenapa kamu menyakiti aku? pernikahan kita hanya sebatas kerjasama, urus hidup kamu sendiri jangan ikut campur dengan kehidupanku." Kris memberanikan diri untuk menghentikan Alhan.
Han tertawa, berapa banyak uang yang dia berikan kepada keluarga Iskandar. Keluarga serakah yang hanya mengutamakan uang.
"Apa gunanya aku membeli kamu? jangan berharap kamu bisa bahagia di sini."
"Aku tidak ingin bahagia, setidaknya jangan buat aku menderita." Kristal berhasil keluar dari kamar manusia iblis.
Pintu kamar terbuka, Kristal langsung terjatuh. Lututnya sangat lemas melihat kasarnya Alhan.
Mutiara langsung membantu Kristal yang lehernya merah, tangannya juga berdarah.
"Maafkan aku, seharusnya aku yang disakiti."
"Aku baik-baik saja, jangan menangis. Kita berdua harus melarikan diri dari tempat ini Muti." Kris menepuk tangan saudara kembarnya yang merasa bersalah.
Mutiara langsung berlari keluar untuk mencari obat, mengambil minum untuk Kristal yang terluka.
Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkan, Muti langsung berlari ingin ke kamar. Langkah Muti terhenti saat seseorang memanggil nama Kristal.
"Kristal." Senyuman Tirta terlihat sangat bahagia bisa melihat Kristal kembali.
Minuman yang Muti bawa langsung jatuh dan pecah, dirinya kaget melihat pria ugal-ugalan yang hampir menabraknya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Muti berteriak binggung.
Alhan juga keluar dari kamarnya, menatap Tirta yang tiba-tiba muncul di rumahnya tanpa pemberitahuan.
"Apa yang kamu lakukan di sini Tirta?" Han menatap tajam adiknya yang tersenyum.
Tirta memberikan selamat kepada Han yang berhasil menjadi pemimpin baru, dia senang melihat keberhasilan kakaknya.
Han meminta Tirta pergi, dia tidak suka ada orang yang keluar masuk rumahnya. Keduanya juga bukan saudara yang akur.
"Keluar."
"Baiklah, ayo Kristal kita pergi dari sini." Tirta memegang tangan Mutiara.
Cepat Muti langsung menepisnya menatap tidak suka kepada Tirta yang tidak sopan.
Senyuman Tirta terlihat, dia cukup kecewa saat bangun tidur Kris sudah tidak ada di sisinya.
"Aku akan bertanggung jawab dan menikahi kamu, terima kasih untuk malam yang indah."
Muti mengerutkan keningnya, dia tidak tahu apa yang Tirta bicarakan. Senyuman Tirta terlihat menjijikan bagi Muti.
Tatapan Han sudah tajam, kepala Mutiara hanya bisa geleng-geleng jika dia tidak tahu apapun.
"Kenapa kamu bisa mengenali dia? apa kalian sering bertemu di klub?" Han menatap Tirta dan Muti.
"Klub apa?" Mutiara tidak mengerti apa yang Han bicarakan.
Tirta langsung tertawa, tidak menyangka jika Han sangat pintar. Dia bisa langsung menembak jika dirinya dan Kristal bertemu di klub.
"Aku akan menikahi dia kak Han."
Han dan Mutiara sama terkejutnya, Muti rasanya ingin jantungan. Satu kali menikah hampir gila, sekarang harus menikah lagi.
"Gila kamu?"
"Aku tidak gila kak, sebagai lelaki sejati harus bertanggung jawab kepada wanita yang sudah aku regut mahkotanya." Tirta bicara dengan bangga.
Kristal yang mendengar pembicaraan bagai tersambar petir, Mutiara hanya melongo tidak mengerti.
Tatapan Han sudah sangat gelap, kemarahan ada dipuncak mendengar ucapan Tirta.
***
JANGAN LUPA LIKE COMENT DAN TAMBAH FAVORIT
VOTE HADIAHNYA DITUNGGU.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
waaaahhhh ... darurat neh keadaan ..
2022-02-12
0
Narsi Laras
jngn pake kekerasan dong Thor wanita itu disayang jngn diipukulin pokoknya jng ada kekerasan males bacanya kl ada penyiksaan
2022-01-22
0
Suky Anjalina
kenapa Han gak tauk kalau Kristal yg asli tadi penuh luka merah2 sedang kan Mutia bersih banget Thor ..., jangan muter-muter ya thor
2022-01-11
2