.
.
Tok tok tok
Sam menoleh pada pintu kamarnya yang masih tertutup rapat, dia tidak mengatakan apapun sampai kemudian suara Luna memanggilnya.
“Sam? Kau tidak mau makan malam?”
“Tidak” sahut Sam singkat.
“Kalau begitu aku akan menyisakan makanan untukmu”
“Tidak mau, makan saja semuanya! Aku akan
pesan makanan dari luar”
Mendengar balasan Sam tersebut Luna sangat sedih, Sam masih saja marah padanya. Luna tidak tau kesalahan dia apa. Dia memang sosok kakak yang buruk, dia tidak tau bagaimana perasaan Sam, apa yang dia inginkan...
Sepertinya ayahnya benar, Luna memang egois dan hanya memikirkan diri sendiri.
Lupa pun kembali ke ruang makan, Rin dan Lia menatap Luna prihatin. Untung saja ada mereka, jika tidak ada mungkin Luna akan sangat sedih sendirian. Malam ini June pergi untuk suatu urusan.
“Dia tidak mau? Apa harus kita sisakan?” tanya Rin, Luna menggeleng “Tidak perlu, dia akan memesan makanan. Kalian kembalilah dulu, aku yang akan membereskan semuanya disini”
Setelah itu Rin dan Lia pergi dari sana, mereka sudah makan malam juga sudah membereskan sebagian peralatan makan.
Luna menatap masakan yang buat untuk Sam, berpikir untuk membuangnya saja atau disimpan?
Lebih baik simpan saja, mungkin besok masih bisa dihangatkan untuk sarapan, kalau tidak ya terpaksa dibuang.
***
“Aku pikir Sam mungkin marah karena berita itu, lalu dia tidak ingin bicara padaku karena aku jelek” kata Luna.
Saat Luna, Rin dan Lina sudah memulai pesta piyama mereka, ketiga gadis itu sedang berbaring sambil memakai masker dan potongan timun di mata mereka.
“Tapi kau bahkan tidak jelek Luna, kau dan Sam itu mirip, hanya saja kau kurang bisa berdandan saja” sahut Lia.
“Aku tau itu” Luna.
“Bagaimana jika kau mulai berubah total? Aku dan Lia akan mengajarimu bagaimana cara berdandan” kata Rin, dia melepas timun dari matanya lalu duduk. Luna dan Lia juga ikut duduk seperti Rin.
Mereka melepas masker mereka.
“Aku sebenarnya tidak suka berdandan yang terlalu menor” kata Luna.
“Apa kau pernah melihat vidio make up di yutup? Banyak model make up natural, juga bagaimana cara agar bekas jerawatmu bisa hilang, kita bisa gunakan concealer, untuk jerawat yang masih aktif bisa gunakan acne pad dulu. Kalau tidak mau ribet bisa juga pakai cusion” kata Rin.
“Maka dari itu, kita sudah berniat seperti itu dari awal” kata Lia, dia kemudian mengambil salah satu paper bag yang berwarna merah muda. Mereka beralih untuk duduk di karpet bulu di bawah ranjang, lalu Lia mulai mengeluarkan isi paper bag tersebut.
“Kita membelikan beberapa barang yang mungkin bisa membantumu” kata Rin, dengan bahagia dia menunjukkan semua barang-barang yang rata-rata make up pada Luna.
Jadilah malam itu mereka habiskan untuk mengajari Luna bagaimana cara memakai make up dengan baik. Karena pada dasarnya Luna anak yang pandai, dengan cepat dia bisa mempelajari semuanya meski belum praktek, dia juga sudah mengingat semuanya dalam kepalanya.
Luna juga menunjukkan skin care dan barang-barang yang Sam bawakan untuk Luna. Rin dan Lia terkejut melihat semua itu, karena semuanya adalah brand skincare dan kosmetik paling tren di Korea, dan harganya juga tidak main-main.
Mendengar penjelasan Rin dan Lia tentang betapa bagusnya skin care yang Sam belikan untuk Luna, mau tak mau Luna kembali tersenyum.
Luna tidak bisa marah pada Sam, dia sangat menyayangi adik kembarnya.
Rin dan Lia juga berdecak kagum dengan beberapa pakaian yang dibelikan Sam untuk Luna, meski hanya beberapa potong tapi semua itu berasal dari brand yang terkenal. Satu potong pakaian bisa berharga jutaan.
Luna tidak percaya Sam membelikan barang-barang mahal untuk Luna.
Lalu setelahnya mereka mengajari Luna tentang fashion juga, tentang merek-merek fashion terkenal atau yang sedang tren.
Luna merasa dia sudah berada di dunia yang berbeda, mana dia tau tentang fashion sebelum ini. Yang Luna tau hanya belajar dan belajar, buku.. perpustakaan..
Luna bahkan kadang tidak tau tentang makanan yang sedang booming itu apa saja.
Karena sekarang Luna memiliki teman seperti Rin dan Lia, Luna merasa bahagia. Baru kali ini dia memiliki teman yang baik dan menerimanya apa adanya.
Di pagi hari Luna terbangun lalu mandi seperti biasa, kemudian membangunkan kedua temannya dan memasak sarapan.
Makanan yang Luna sisakan semalam sudah tidak ada, di tempat sampah pun juga tidak ada. Diam-diam Luna tersenyum, karena pasti Sam yang memakannya.
June belum pulang, dia memberi pesan pada Luna jika dia akan pulang sore hari ini. Sepertinya June sangat sibuk.
Rin datang ke dapur dengan masih mengenakan piyamanya.
“Rin? Kenapa?”
“Maaf Luna, orang yang ku mintai tolong untuk mencari akun anonim itu ternyata hanya mempermainkanku, dia bilang dia tidak jadi memberitahu kita” kata Rin.
“Sudahlah Rin, tidak apa.. biarkan saja” sahut Luna.
“Tidak bisa seperti itu Luna! Pasti ada sesuatu kenapa dia tiba-tiba tidak mau membantu kita, pasti dia diancam atau diserang balik oleh akun anonim itu” kata Rin, dia kemudian duduk di kursi, masih terlihat kesal.
“Tidak apa, aku tidak marah” kata Luna lagi.
“Aku akan mendatanginya pagi ini” Rin.
“Apa dia sekolah di sekolah kita?” tanya Luna.
“Iya, dia sekelas denganku, anak nerd, tapi dia manis juga” jawab Rin.
Luna hanya mengangguk untuk menjawab Rin “Aku membuat french toast untuk sarapan, kau suka?” tanya Luna.
“French toast? Tentu saja!”
***
Luna menatap dirinya di cermin dengan tatapan tidak percaya, pagi ini Rin dan Lia membantu Luna memakai make up tipis dan natural, tapi tetap terlihat cantik dan segar.
Bekas-bekas jerawat menghilang dan wajahnya juga jauh lebih cerah.
Tidak hanya itu, Rin juga membantu menata rambut Luna yang panjang, dia buat sedikit bergelombang dengan catokan miliknya yang dia bawa dari rumah. Agar tidak berantakan rambut Luna juga diikat tinggi, satu ikatan, yaitu high ponytail.
Lia bersorak karena Luna terlihat sangat cantik.
Kemudian Luna mengenakan kaca matanya
–
“Tunggu Luna, kenapa pakai kacamata? Kau sudah terlihat cantik begini, nanti rusak dandanannya” protes Rin, dia merebut kacamata dari tangan Luna.
“Baiklah, aku akan menggunakan kontak lens” kemudian Luna membuka laci, ada kontak lens miliknya disana. Baru beli seminggu lalu tapi Luna tidak berani memakainya.
Lia membantu Luna memakai kontak lens itu, dia juga memberi tips memakai kontak lens dengan cepat dan aman.
Selesai dengan penampilan mereka pun berangkat untuk sekolah. Sam tidak sekolah, karena meski dia korban, dia kan tetap saja ikut berantem. Karena dari itu biar adil kepala sekolah meminta Sam untuk tidak masuk sekolah tiga hari. Lagipula Sam juga masih memiliki banyak lebam dan memar, jadi lebih baik dia istirahat dulu.
Akan tetapi tiba-tiba Lino datang mencari Sam.
“Kak Lino?” tanya Luna.
“Dimana Sam?” tanya Lino, dia terlihat marah saat ini, Abin dan Daniel di belakang Lino menggeleng karena mereka juga tidak mengerti kenapa Lino bisa semarah itu dan mencari Sam.
“Karena Sam masih sakit, dia ada di kamarnya” kata Luna.
Lino terkekeh sebentar “Sakit? Haha lucu sekali, dia baik-baik saja kemarin saat menemuiku” kata Lino.
“Sam menemui kak Lino? Kapan?” tanya Luna.
GREP
Luna terkejut saat tiba-tiba Lino meraih bahunya lalu menatapnya dengan tatapan tajam, sejenak Luna terpesona dengan tatapan Lino.
“Sam itu sengaja membuat preman-preman kemarin memukulinya dengan menghasut mantan pacar preman itu, lalu kemarin dia meretas akunku kemudian mengirim pesan pernyataan cinta pada salah satu gadis yang aku tidak kenal siapa, parahnya lagi gadis itu benar-benar berpikir aku yang melakukannya” kata Lino panjang lebar.
Tentu saja semua yang mendengar itu terkejut.
Luna mendorong Lino untuk menjauhinya “Jangan mengatakan hal-hal jahat pada Sam! Dia tidak seperti itu”
“Luna percayalah padaku!” Lino.
Tapi Luna tidak mau mendengarkan Lino dan mengajak Rin dan Lia pergi dari sana setelah menutup pintu rumahnya.
“Luna!”
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Rozh
cemungut teyuz zeyennkkkk😘
2022-02-01
1
snowAngel_Ra2
makin seru, semangat thor
2022-01-29
1
Junifa
kenapa Sam jadi mirip JOKER ih kok jadi serem ya misteri sifat Sam ini🙄
2022-01-24
1