Kenapa?

.

.

Luna menghapus air matanya dengan tisu, dia sudah lelah terus-terusan menangis. Luna belum mengganti seragamnya, dia masih berdiam diri di atas ranjang sambil melihat-lihat ponselnya.

Ponsel...

Oh iya, ponsel Sam rusak.

Ah, masa bodoh lah. Lagipula June sedang mencarikan ponsel yang mirip dengan ponsel Sam sebelumnya, kalau tidak ada yah.. June akan membeli ponsel yang lebih baik.

Saat melihat-lihat media sosial, Luna dikejutkan dengan berita viral tentang dirinya. Karena Sam telah mengupload foto mereka berdua, jadi banyak yang penasaran dengan siapa gadis yang bersama dengan Sam.

Kemudian, ada sebuah akun anonim memposting foto Luna saat keadaan Luna jauh lebih buruk dari sebelum ini. Karena sekarang keadaan wajah Luna sudah membaik.

Postingan itu membandingkan wajah tampan Sam yang sempurna dengan wajah Luna yang kusam dan penuh jerawat.

Banyak orang berdatangan menghina Luna, mengatakan Luna tidak pantas menjadi saudara kembar Sam, karena perbedaan mereka yang sangat mencolok.

Melihat berita itu airmata Luna kembali mengalir.

Siapa yang tega berbuat seperti itu padanya?

Kemudian ponsel Luna berdering, seseorang menelfon, Karina.

“Rin?”

“Luna, kau belum melihat berita terbaru kan?”

“Aku.. Aku sudah melihatnya”

Karina berdecak kesal di sebrang telfon “Aku ingin melacak akun anonim yang menyebarkan berita murahan itu, bagaimana?”

“Apa itu bisa dilakukan? Tapi – jika sudah ketemu kita harus bagaimana?”

“Kita penjarakan”

“Jangan Rin!”

“Dia sudah berbuat jahat padamu! Siapapun itu berhak dihukum, aku mencurigai Liza, bagaimana denganmu?”

“Aku.. tidak tau”

“Ugh, aku akan ke rumahmu bersama Lia sekarang”

“Tapi Rin..”

Terlambat, Karina sudah menutup telfonnya.

Luna menatap ponselnya dengan tatapan malas, sampai kemudian dia menyadari sesuatu.

“Ada yang menelfonku sebelum ini tapi ku tolak? Siapa?” Luna memeriksa riwayat panggilannya dan dia pun terkejut menemukan kemarin Lino menelfonnya tapi Luna menolaknya.

Luna menatap ponselnya tidak percaya “jadi... yang kemarin telfon itu kak Lino?”

Karena panik, Luna pun balik menelfon Lino, tapi ponsel Lino tidak aktif.

Luna menoleh pada jendelanya yang terbuka, tidak terlihat tanda-tanda Lino sudah ada di rumahnya.

Kembali Luna menghela nafas berat “Orang itu tidak salah kok, aku memang tidak pantas menjadi saudara kembar Sam, aku sangat jelek jika dibandingkan dengannya, kenapa Rin harus marah?” gumam Luna.

Sambil menunggu Rin dan Lia datang, Luna pun mandi dan mengganti seragamnya dengan pakaian santai.

Baru saja Luna selesai mandi dan mengganti pakaian, pintu kamar Luna sudah terbuka, Rin dan Lia masuk membawa beberapa papper bag.

“Kalian sudah datang?” tanya Luna.

“Kakak tampan membukakan pintu untuk kita dan menyuruh kita langsung ke kamarmu! Wah.. kamarmu bagus juga Luna, penuh dengan warna pink namun tidak membosankan” komentar Lia.

“Itu pasti kim-jushi, kalian bisa memanggilnya kak June” jawab Luna.

“June? Nama yang bagus, oh iya.. yang ku katakan tadi, aku memiliki teman seorang hacker, dia bisa membantu kita menemukan identitas pelaku. Dia akan mengatakannya besok” kata Rin.

“Besok ya?” Luna

“Iya, dia minta bayaran, yaitu aku harus mengikuti akun media sosialnya, itu sangat mudah.. tapi dia tidak mau segera memberitahu siapa pelakunya, dia memang menyebalkan, padahal bagi dia berapa detik saja pasti bisa ketemu” kata Rin, dia memang agak cerewet.

“Apa yang kalian bawa itu?” tanya Luna, menunjuk papper bag yang Rin dan Lia bawa.

“Kita akan menginap disini, pesta piyama” kata Lia.

“Apa itu?” tanya Luna, baru kali ini dia mendengar tentang pesta piyama.

“Itu adalah pesta di malam hari, yah... hanya seperti kita menginap disini saja. Oh iya, Sam dimana? Apa dia baik-baik saja?” tanya Rin.

Luna kembali sedih mendengar nama Sam

disebut, kemudian dia menceritakan apa yang terjadi padanya dan Sam.

“Kemarin saat ayah kami menelfon Sam, setelahnya Sam sudah seperti itu, dia terus diam dan tidak ingin menatapku atau bicara padaku, aku tidak tau apa yang terjadi... sampai sekarang dia juga diam saja. Dia juga menolak saat aku ingin mengobati lukanya, sepertinya dia marah padaku, tapi.. aku tidak tau salahku dimana” cerita Luna.

Rin dan Lia terlihat ikut sedih dengan cerita Luna.

“Sepertinya dia hanya butuh waktu sendiri” kata Rin.

“Mungkin kau benar Rin” Luna.

Kemudian Luna menoleh ke arah jendela, belum ada tanda-tanda Lino sudah pulang.

“Itu bukannya rumah kak Lino?” tanya Rin.

“Oh? Iya, kau benar” jawab Luna, sedikit salah tingkah.

“Apa disebrang sana kamarnya? Beruntung sekali jika kamar kalian berhadapan” sahut Lia.

Melihat wajah Luna yang tiba-tiba memerah, Lia dan Rin yakin jika yang di sebrang itu memang kamar Lino.

“Ngomong-ngomong kak Lino berante –mmpp” Rin buru-buru membekap mulut Lia yang hampir saja membocrkan jika Lino dan teman-temannya sedang memberi pelajaran pada preman-preman yang tadi mengganggu Sam dan Luna.

“Ada apa sih? Lia mau ngomong apa?” tanya Luna bingung.

“Tidak Luna, dia hanya melantur.. haha”

Luna jadi semakin curiga, ada apa dengan Lino memangnya?

***

Lino kembali ke rumahnya setelah selesai memberi pelajaran pada preman preman sekolah, mereka sih berjanji tidak ada berbuat seperti itu lagi, mereka takut sekali pada Lino, Abin dan Daniel. Padahal jumlah mereka jauh lebih banyak, ada sekitar enam anak.

Saat Lino membuka kamarnya, dia terkejut karena sudah ada seseorang yang menunggunya, duduk santai di atas ranjang sambil memainkan ponsel barunya.

“Sam?”

Sam mendongak menatap Lino yang penampilannya sudah berantakan, kemudian Sam menyeringai “sudah selesai menjadi pahlawannya? Bukankah itu sia-sia? Kau melakukan ini tidak akan membuat Luna menyukaimu”

“Apa maksudmu? Ku pikir kau berada di pihakku”

Sam tertawa mendengar ucapan Lino barusan “Haha itu benar, tapi... aku tau Luna ternyata tidak menyukaimu, aku hanya ingin menyadarkanmu”

Lino mendekati Sam lalu menarik kerahnya, tatapan Lino terlihat tajam dan menyeramkan, tapi Sam tidak terlihat takut sama sekali.

“Sebenarnya apa yang kau inginkan? Kau pikir aku tidak tau? Keributan dengan preman-preman itu kau memang memancing mereka bukan? Kau bilang pada mantannya jika dia memutuskan preman itu maka kau membiarkan dia mendekatimu, tapi yang terjadi kau malah –”

Sam mendorong Lino hingga peganganLino lepas dari kerahnya.

“Bukan urusanmu, sekali lagi bukan urusanmu! Jangan ikut campur”

"Kau sengaja membuat keributan agar Luna sedih kan? apa kau senang melihatnya menangis seperti itu? Dia sangat menyayangimu”

“Dia tidak menyayangiku! Tidak ada yang menyayangiku!”

“Sam –”

Belum juga Lino membalas ucapan bocah itu, Sam sudah pergi dari kamar Lino. Lino tidak ingin mengejar Sam, dia hanya kembali duduk di tepi ranjangnya, lalu menoleh keluar jendela yang sudah tertutup. Lino berdiri lalu membuka jendelanya sedikit.

Langit sudah mulai gelap, jendela kamar Luna juga sudah tertutup rapat.

Lino tidak tau apa lagi yang terjadi di antara Luna dan Sam. Lino hanya ingin melindungi Luna, tapi juga tau jika dia bukan siapa-siapa, dia juga tidak tau apa-apa.

“Apa yang ku lakukan ini sudah benar?”

Sementara itu disisi lain Sam sudah kembali ke rumahnya, dia tadi pergi dari rumah karena ada teman-teman Luna datang. Tapi kemudian dia kembali kesal karena teman-teman Luna belum juga pulang. Jadi dia memutuskan untuk masuk lagi ke kamarnya.

Sam mengunci pintu kamarnya rapat-rapat, kali ini dia memastikan semua kunci kamarnya dia pegang, agar tidak bisa dibuka oleh siapapun.

Jendela-jendela juga sudah tertutup.

Sam berjalan menuju meja gaming, itu adalah meja belajar tapi didepannya ada komputer canggih yang biasa Sam gunakan untuk main game. Jadi Sam punya meja belajar yang panjang, satu sisi untuk buku-buku pelajaran yang malas dia sentuh, satu lagi komputer canggih dan laptop canggihh. Semuanya dia gunakan untuk main game.

Ah, tidak juga.. laptop itu kini ia gunakan untuk membuka media sosial.

Bukan akun miliknya yang ada disana, melainkan akun anonim.

Sam menatap layar laptop dengan seksama, kemudian dia tersenyum puas melihat apa yang tertera disana.

Itu adalah postingan buruk tentang Luna yang kini viral di internet.

“Jika tidak ada yang mencintaiku, Luna juga tidak boleh”

.

.

Terpopuler

Comments

Junifa

Junifa

kok sam jadi benci luna😢

2022-01-22

1

Firda Ayu Fadhillasari

Firda Ayu Fadhillasari

sam kah?

2022-01-22

1

Art (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

Art (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

Makin penasaran gimana kelanjutannya

2022-01-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!