.
.
Sam mengunci pintu kamarnya lalu mulai mengangkat telfon dari ayahnya. Dia tau jika ayahnya sudah menelfon pasti ada saja yang tidak beres. Sebenarnya Sam belum siap untuk mendapat omelan apapun, tapi jika dia tidak mengangkat telfon, maka ayahnya akan semakin marah.
Benar saja, baru Sam angkat telfon itu, ayahnya sudah memarahinya.
Pemicu kemarahan ayahnya hanyalah karena Sam mengunggah beberapa foto seakan dia sedang bersenang-senang. Kemudian ayahnya mulai mengomelinya tentang bagaimana dia seharusnya menggunakan hari libur untuk belajar dan bukannya main-main.
“Aku memintamu kesana bukan untuk bermain, tetapi belajar dari saudari kembarmu, pelajari kenapa bisa dia jauh lebih pintar darimu. Jika kau ingin meneruskan perusahaan suatu saat nanti kau harus bisa lebih unggul darinya. Apa kau ini sungguh anakku? Kenapa bisa kau sebodoh ini. Apa hanya membuat onar kelebihanmu?”
“Ayah.. aku baru sampai, tidak bisakah aku bersantai dulu?”
“Santai kau bilang? Tidak ada kata santai! Pokoknya kau harus bisa meningkatkan nilaimu disana, jangan hanya main-main saja bisanya. Jika terus seperti ini mungkin semua harta nantinya hanya jatuh pada saudarimu dan kau tidak akan kebagian apapun”
Setelah itu telfon terputus, Sam yang marah melempar ponselnya hingga menabrak tembok dan hancur berkeping-keping.
Sam benci ini, dia tau dia tidak sepandai Luna, tapi tidak bisakah ayahnya memandangnya sebagai dirinya apa adanya saja? Mau belajar seperti apapun, Sam tidak akan pernah bisa menjadi pintar seperti Luna.
Sam juga tidak suka belajar.
Kenapa ayahnya tidak bisa mengerti itu?
Dan apakah perusahaan lebih penting dari dirinya?
Sam benci ayahnya, dia juga benci ibunya yang tidak mempedulikannya.
Luna..
Kenapa Luna bisa pintar seperti ayah mereka dan bukannya Sam? Jika Sam sepintar Luna itu akan jauh lebih baik.
“Kenapa aku begitu bodoh?”
Sam melipat kakinya dan menyembunyikan wajahnya disana, dia juga membenci kenyataan dia masih kekanakan dan cengeng.
“Tidak ada yang bisa ku lakukan dengan baik..”
BRAK
“SAM!!”
Sam mendongak, menatap Luna yang baru datang, dia terlihat khawatir menatapnya. Luna segera berlari menghampiri Sam lalu memeluknya.
“Kau kenapa? Aku mendengar suara benda pecah”
“Ponselku rusak...”
Luna melepaskan pelukannya lalu berbalik menatap ponsel Sam yang sudah hancur berkeping-keping, kemudian dia kembali menatap Sam.
Luna menangkup wajah Sam lalu menghapus airmatanya “Tidak apa, kita bisa membeli yang baru. Kau baik-baik saja?”
Sam mengangguk “Aku baik, tapi.. kenapa kau bisa membuka pintuku?”
“Kim-jushi memiliki kunci cadangan kamarmu”
“Ah, begitu.. Luna, biar kan aku sendiri, okay?”
Luna menatap Sam khawatir “Tapi..”
“Ku mohon? Aku hanya ingin sendiri”
Luna mengangguk pelan lalu pergi dari kamar Sam.
Luna ingin tau apa yang terjadi, Sam terlihat sangat sedih. Apa ini ada hubungannya dengan telfon dari ayah mereka?
Tapi, Luna tidak berani menghubungi ayah mereka duluan.
Lagipula, ayahnya tidak peduli padanya... dia hanya peduli pada Sam saja.
Luna juga mengurung dirinya di kamar. Sendirian begini membuatnya emosional dan akhirnya menangis.
Tanpa Luna sadari, jendela kamarnya masih terbuka.
Lino melihat Luna yang menangis di kamarnya dan dia terlihat khawatir. Lino tidak tau harus berbuat apa, tapi pada akhirnya dia berinisiatif untuk menelfon Luna.
Lino melihat Luna mengangkat ponselnya, tapi kemudian meletakkannya kembali.
Luna menolak telfon darinya.
Lino sangat sedih, jadi dia memilih untuk diam saja dan menutup jendela kamarnya sendiri. Mungkin Luna butuh waktu sendiri saat ini, Lino tidak boleh mengganggunya.
***
Esok hari Sam masih belum mau bicara dengan Luna. Jadi mereka berdua hanya diam saat sarapan, juga saat berangkat sekolah.
Sam terlihat murung, Luna sedih melihatnya. Dia ingin berbicara pada Sam, tapi Sam terus menghindarinya.
Hal itu membuat Luna ikut murung, dia hanya diam saat Lia membuat lelucon, atau saat Randy menanyainya tentang pelajaran. Luna terlihat seperti seseorang yang bosan hidup, dia bahkan tidak peduli, atau mungkin tidak mendengar, saat Dion dan teman-temannya mengejek Luna.
Liza juga sempat ingin mencari gara-gara dengan Luna, tapi karena Luna terus mencuekinya, dia jadi langsung pergi begitu saja.
Sebenarnya di dalam pikiran Luna hanya ada Sam, dia bahkan tidak sadar jika yang menelfon semalam adalah Lino.
Luna terus begitu hingga sepulang sekolah ada berita mengejutkan.
Sam dikeroyok oleh preman sekolah.
Tentu saja Luna langsung berlari menuju tempat kejadian perkara.
Saat melihat Sam tidak melawan saat dipukuli, Luna yang panik meraih sapu yang entah kenapa dibawa oleh salah satu siswi yang menonton disana. Dengan brutal Luna memukuli preman-preman yang memukuli Sam tersebut agar mereka menjauh dari Sam.
Tapi karena mereka lebih kuat dan dalam keadaan marah, merebut sapu dari tangan Luna lalu melemparnya begitu saja. Preman itu ingin memukul Sam lagi tapi Luna lebih cepat memeluk Sam dan melindunginya.
Belum juga preman-preman berhasil menyentuh Sam dan Luna, beberapa guru datang untuk meringkus mereka. Guru yang datang adalah guru olah raga dan guru lain yang lebih kuat dari mereka.
Preman-preman itu dibawa ke kantor kepala sekolah, termasuk Sam dan Luna juga. Mereka diminta untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Ternyata mantan pacar ketua preman itu memutuskan preman itu karena mantannya mulai menyukai Sam. Alasannya seklise itu, karenanya mereka beramai-ramai memukuli Sam.
Kepala sekolah memutuskan untuk menghukum preman-preman untuk membersihkan wc selama satu minggu dan juga memberi surat peringatan. Sementara Sam dan Luna disuruh pulang setelah June datang untuk menjemput mereka. Kepala sekolah menelfon June selaku wali mereka.
Setelah sampai rumah Luna mengobati luka-luka yang ada di wajah dan bagian tubuh Sam seperti lengan, perut dan kaki.
Mereka berdua hanya diam dan tak ada yang mau berbicara sampai kemudian Sam merebut kapas yang Luna pegang.
“Aku bisa mengobati diriku sendiri” setelah itu dia membawa kotak p3k dan pergi ke kamarnya mengurung diri.
Luna tidak tau harus bagaimana, hatinya sakit melihat Sam yang sepertinya sedang marah padanya tapi apa salah Luna? Mungkin Luna memang tidak peka, dia tidak tau apa yang Sam rasakan. Padahal biasanya anak kembar punya semacam telepati, sepertinya hal itu tidak berlaku bagi mereka.
“Luna, ayahmu menelfon” kata-kata sederhana dari June barusan berhasil membuat Luna terkejut, dia sekarang gugup dan takut.
Luna menerima telfon itu “Ayah?”
“Apa yang kau lakukan disana? Kau seorang kakak, kenapa tidak bisa menjaga adikmu? Kalau kau menjaganya dengan baik dia tidak akan membuat onar seperti itu. Aku ingin kau menjaganya dan mengajarinya banyak hal, tapi kau malah sibuk dengan dirimu sendiri, saudara macam apa kau ini?”kata ayahnya Luna dari sebrang telfon.
“Maafkan aku ayah”
“Kau sangat egois seperti ibumu, jadilah kakak yang baik dan jaga adikmu dengan baik. Aku tidak ingin dengar dia membuat onar lagi”
“Baik ayah, maafkan aku”
Telfon itu pun ditutup, setelahnya Luna memberi ponsel June pada pemiliknya dan kembali ke kamarnya sendiri.
Luna menangis di kamarnya.
Dia tau ayahnya hanya peduli pada Sam saja, ibunya juga sepertinya lebih menyayangi Sam, dia membawa Luna hanya karena terpaksa, ibunya hanya tidak ingin semua anak diasuh oleh mantan suaminya.
Orangtuanya tidak peduli padanya, lalu sekarang satu-satunya seseorang yang dia sayangi, Sam.. juga ikut tidak peduli padanya.
Semuanya tentang Sam, sedangkan Luna hanya menjadi bayangannya saja.
Jika seperti ini, kenapa Luna dulu dilahirkan? Bukankah lebih baik jika hanya Sam yang lahir?
Angin perlahan berhembus masuk dari jendela yang terbuka.
Lagi-lagi, Lino melihat Luna yang menangis dari kamarnya.
Ini tidak bisa dibiarkan. Lino kembali keluar dari kamarnya, meminta Abin dan Daniel untuk mengikutinya.
“Kita mau kemana bang?” tanya Abin.
“Kita beri pelajaran pada mereka yang berani mengganggu Sam dan Luna” kata Lino.
Daniel menyeringai “Aku suka keributan”
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Aleandra
salam kenal dan tetap semangat thor💪💪💪
2022-01-21
1
Diana novika
bapak macam apa itu? tau ny nuntut tp gk mau kasih perhatian. Anak itu butuh diayomi, disayang, dilindungi, bukan cuma dimarahi ..
2022-01-21
3
Creeper-Chan
wkwkwk langsung pergi
2022-01-21
1