Cemburu

.

.

Lino yang sedang memasak di dapurnya, harus dikejutkan oleh Sam yang tiba-tiba datang.

“HYUNG!” teriaknya, seakan ini rumahnya sendiri. Karena kebetulan masakannya telah selesai, dia pun mematikan kompornya lalu berbalik.

Sam sudah duduk di kursi yang tersedia disana, sambil cemberut sampai bibirnya maju seperti bebek, mungkin karena wajahnya yang rupawan itu bibirnya maju begitu bukannya jadi jelek, malah jadi menggemaskan. Jiwa kakak ipar yang telah tertanam dalam diri Lino malah menganggap Sam yang seperti itu menggemaskan, dia sampai tidak tahan untuk tidak mencubit pipi putih itu.

“Swakwit ih!” Sam berusaha melepas cubitan Lino dari pipinya “Tangan hyung kotor tauk!” protesnya setelah Lino melepas cubitannya.

“Kenapa dateng-dateng malah teriak-teriak gitu? Mana ini bibir udah kayak bebek” cibir Lino, dia kembali pada masakannya, berupa nasi goreng, dia memindahkan nasi gorengnya ke dalam piring besar.

“Itu.. Luna ngeselin” kata Sam

“Ngeselin gimana?”

“Masa dia nunda janjinya jalan-jalan buat pergi sama si kacamata.. ngeselin pokoknya!”

Lino berhenti sejenak “Maksudmu Randy?”

“Iyalah, siapa lagi.. pasti mereka mau kencan deh” Sam melirik pada Lino, ingin tau bagaimana reaksinya.

Lino hanya terdiam, tapi kemudian lanjut pada nasi gorengnya, setelah selesai dia letakkan piring nasi goreng itu ke atas meja di depan Sam.

“Mau ikut makan?” tawar Lino

Sam menyilangkan tangannya di dada “Hyung gak marah? Gak cemburu?” tanya Sam.

Bukannya menjawab, Lino malah mengabaikannya, meraih dua piring biasa dan dua sendok “Ayo temenin hyung sarapan” dia memberi satu piring dan satu sendok ke depan Sam.

Sam tau Lino cemburu, karena saat ini senyumnya benar-benar hilang, dia terlihat marah namun masih mampu menahannya. Bahkan Sam bisa merasakan aura gelap di sekeliling tubuh Lino.

“Sam pikir hyung suka sama Luna”

Lino menatap Sam dengan tatapan dinginnya, membuat Sam bergidik takut, tapi kemudian Lino memaksakan senyumnya “Ayo pergi mancing Sam, kita mancing ikan tenggiri.. sama Abin juga”

Mendengar itu Sam kembali bersemangat “IKUUUTTT!! Mancingnya dimana? Kita minta Kim-jushi nganterin pake mobil aja”

Lino mengangguk “Oke”

***

Hari ini Luna memilih memakai celana panjang krem dengan atasan chiffon warna baby pink dan untuk rambutnya ia hanya memakai bando pita warna merah muda.

Entah mengapa dia berdebar-debar padahal hanya pergi bersama teman saja, tapi yah.. dia memang jarang pergi bersama seorang teman, apalagi teman laki-laki.

Luna meraih tas selempang kecil yang muat untuk dompetnya dan handphone, setelah itu ia pun keluar dari kamarnya.

Ia menatap pintu kamar Sam, apa Sam masih ngambek padanya?

Pintunya tertutup, tapi sepertinya Sam tidak ada di kamarnya, mungkin sudah di bawah untuk sarapan. Jadi Luna ikut turun ke bawah, namun di ruang makan hanya ada sarapan untuk Luna.

Dimana Sam dan June?

“Oh Luna juga mau pergi?” mendengar itu Luna pun berbalik, dan menemukan June sudah bersiap-siap.

“Iya, mau pergi dengan teman, Kim-jushi mau kemana? Terus Sam mana?”

“Dia sedang mandi, kami akan pergi memancing, dengan Lino dan Abin.. mungkin pulang agak sorean, Luna hati-hati ya.. pastikan temanmu mengantarmu sampai rumah dengan selamat” kata June sebelum ke atas.

Luna pun sarapan dalam diam.

Baguslah, Sam pergi juga... dia pasti sudah tidak marah karena Luna memilih pergi dengan Randy.

Tapi...

Kenapa ada rasa kesal di hati Luna ya?

Dia juga ingin ikut memancing dengan Lino..

Luna menggelengkan kepalanya ‘tidak Luna.. buku jauh lebih baik! Iya.. tidak apa’

Setelah Luna sarapan, pas sekali Randy datang. Sam dan June juga sudah siap dan turun.

Randy menyapa Sam dan June, namun hanya June yang menjawab, sedangkan Sam diam saja. Padahal Luna pikir dia sudah tidak marah karena mau pergi memancing, kenapa sekarang masih tidak mau menyapa Randy?

Untungnya Randy tidak tidak terlihat kesal.

Setelah pamit dengan mereka, Luna dan Randy pun pergi menaiki sepeda. Sebenarnya Randy ingin menjemput dengan sepeda motor, namun Luna melarang karena Randy belum punya SIM, jadilah dia membawa sepeda.

Dan lagipula, bersepeda lebih menyenangkan.

Luna duduk di boncengan dengan berpegangan pada jaket yang Randy kenakan. Luna tersenyum saat udara segar menerpa wajahnya dan mengibarkan rambutnya, rasanya sejuk sekali.

“Mereka sepertinya mau pergi tadi” kata Randy

“Iya, katanya mau mancing, gak tau dimana” jawab Luna

“Kamu gak ikut mereka?”

“Enggak.. kan udah janji sama kamu”

Mendengar itu Randy tersenyum, ia senang Luna lebih memilih pergi dengannya, karena ia sempat melihat sepertinya Lino dan Abin juga akan ikut. Jadi Randy sempat takut Luna akan membatalkan pergi dengannya.

“Ran, apa aku berat?” tanya Luna

“Enggak kok, kenapa? Mau jalan kaki aja?” tawar Randy

“Kalo kamu capek kita jalan aja”

“Aku gak capek Luna.. pegangan yang erat ya, nanti jatuh”

Mendengar itu, Luna semakin mengeratkan pegangannya pada Randy.

Setengah jam kemudian mereka sudah sampai di tempat, ternyata sudah banyak orang yang datang melihat-lihat buku.

“Aku mau lihat-lihat novel” kata Luna sebelum meninggalkan Randy ke bagian novel, karena Randy mau melihat buku-buku yang lain, jadi ia biarkan Luna. Luna juga tidak mungkin tersesat kan?

Luna sangat menyukai novel fantasy, terutama novel terjemahan, dan beruntungnya dia karena banyak novel-novel fantasy terbaru disana.. ia jadi ingin membeli semuanya.

BRUK

Seseorang tidak sengaja menyenggol Luna hingga novel yang Luna pegang terjatuh, lalu si penabrak memungut novel Luna dan memberikannya pada Luna.

“Maaf ya, gak sengaja, ini novelmu..”

Luna mengambil novel itu lalu tersenyum padanya “Tidak apa, makasih ya..”

Ternyata yang menabrak Luna seorang remaja laki-laki, sepertinya mereka seumuran. Laki-laki itu menatap Luna tanpa berkedip, membuat Luna kebingungan.

“Eh, maaf maaf.. aku hanya, itu – aku sekelas dengan Sam, dan.. bukankah kau kembarannya?”

Luna terkejut mendengarnya, refleks dia mengangguk untuk pertanyaan laki-laki itu.

“Iya.. bagaimana kau tau?” tanya Luna

Laki-laki itu terlihat malu-malu dan salah tingkah “sebenarnya aku tidak sengaja mendengarnya kemarin di kantin.. aku duduk tidak jauh dari kalian. Tapi, sepertinya Sam tidak mengenalku, haha. Aku bukan anak populer seperti dia, aku selalu berada dalam bayangan – ah, maaf aku bicara terlalu banyak, aku pergi dulu”

Teman sekelas Sam itupun pergi, Luna terus menatapi punggungnya sampai dia benar-benar tak terlihat.

PUK

Luna berjengit lalu berbalik, ternyata Randy.

“Kenapa sih? Ngliatin apa?” Randy melihat ke arah belakang Luna.

“Enggak, tadi ada temen sekelasnya Sam.. dia ada disana waktu kejadian di kantin kemarin” jawab Luna.

“Jadi, dia tau kamu kembarannya Sam?” Luna mengangguk

“Siapa namanya?”

Luna menggeleng “Aku belum sempat nanya, dia udah pergi”

Randy menatap ke dalam mata Luna agak lama sebelum kembali bertanya “Apa dia ganteng?”

Luna mengernyit bingung “Hmm? Kenapa nanya gitu?”

“Habisnya, kamu ngeliatin dia terus kan tadi”

Mendengar itu Luna tertawa, tanpa sadar Randy ikut tertawa.

“Kamu ada-ada aja Ran, tapi menurutku dia manis sih..”

Suara tawa Randy pun benar-benar lenyap “Oh”

Setelah puas melihat-lihat buku mereka pun keluar dari sana. Luna benar-benar membeli beberapa novel dan buku lain, sedangkan Randy hanya membeli tiga buku.

“Apa gak berat? Mau ku bawain?” tawar Randy, mengingat Luna membawa beberapa buku, tapi Luna menggeleng “Gak berat kok, haus nih Ran.. beli ice cream yuk”

“Yau udah, itu ada yang jual disana, ayo”

Mereka istirahat di taman dekat sana sambil menikmati ice cream, duduk di bangku taman di bawah pohon, melihat orang-orang dan kendaraan di depan sana berlalu-lalang.

“Mereka pulangnya kapan?” tanya Randy

Luna mengedikkan bahunya “Gak tau, kata Kim-jushi sekitar sorean..”

“Mau langsung pulang atau main dulu?”

Luna menoleh pada Randy, Randy pun ikut menoleh padanya “Pengen langsung pulang, tapi di rumah gak ada siapa-siapa” kata Luna kemudian.

“Gimana kalo kita ke cafe dulu?” tawar Randy

Luna menghela nafas lelah “Gak suka tempat ramai”

“Kalo ke rumahku?”

Luna kembali menoleh pada Randy “Rumahmu dimana? Ada siapa disana?”

“Ada pembantuku.. dan pak kebun juga kayaknya, soalnya mama pengen buat taman mawar di halaman depan”

“Boleh deh, kamu bilang punya novel lanjutan yang ku cari itu”

“Oh, iya.. kelupaan, padahal tadi pengen aku bawa”

“Ayo ke rumah kamu Ran! Baru kali ini aku main ke rumah temen”

Randy pun berdiri “Ayo”

.

.

Terpopuler

Comments

Art (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

Art (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

heran gw novel sebagus ini kok sepi

2022-01-21

2

Akun Baru

Akun Baru

semangat thor

2022-01-20

1

Akun Baru

Akun Baru

sakit tak berdarah 🤣🤣

2022-01-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!