Salah paham

.

.

Sebenarnya kantin cukup ramai saat mereka sampai disana, namun entah mengapa mereka malah memberi jalan begitu saja, jadi mereka bisa mendapat makanan dengan mudah juga mendapat tempat duduk paling strategis.

Mau bagaimana lagi, inilah kekuatan Karina Yu.

“Luna sambelnya jangan banyak-banyak” Lia bergidik melihat Luna menuangkan beberapa sendok sambal di mangkuk mie ayamnya.

“Luna suka banget pedes, ini belum seberapa.. ya kan Lun?” sahut Randy

Rin mendongak menatap Randy, dia duduk di sebelah Luna, sedangkan Rin dan Lia duduk di depan mereka.

Luna mengangguk “Iya, aku udah ngurangin porsi sambel sedikit-sedikit, lagian aku gak sering makan pedes kok, soalnya Sa –” Luna menghentikan ucapannya, baru saja dia keceplosan ingin mengatakan ‘Sam tidak suka pedas’ untung dia langsung tersadar.

“Sa? Sa apa?” tanya Randy

Luna menggeleng “Enggak, lupain aja..” Luna pun beralih mengaduk mie ayamnya sebelun ia santap.

Lia menyenggol rusuk Rin saat dirasa Rin melamun sambil menatap Luna dan Randy “Woy, kenapa?” bisik Lia, Rin menggeleng “enggak..”

Baru saja Rin ingin menyantap makanannya kembali, yaitu bakso, tapi keributan tidak jauh dari sana membuyarkan fokusnya.

Tidak jauh di depan mereka, berdiri seorang Sam sambil membawa mangkuk dan minuman. Rin sadar tatapan Sam tertuju pada Luna.

Dia kembali mengingat ucapan Abin tentang Luna yang tidak ingin semua orang tau mereka kembar, mengingat sifat Luna, Rin mengerti kenapa dia melakukan itu. Tapi, melihat raut sedih di wajah Sam ia tidak tega juga.

Pasti sekarang Sam ingin duduk bersama Luna, tapi dia tidak bisa karena Luna melarangnya untuk mengatakan jika mereka kembar.

OH!

Rin sedikit terperanjat saat matanya bertemu dengan mata Sam, lalu Rin memberanikan diri untuk tersenyum padanya kemudian mengangkat tangannya.

“Sam! Disini!”

Luna, Randy dan Lia yang mendengar suara Rin barusan sontak mendongak menatap Rin, setelah itu mereka menoleh pada siswa yang baru datang.

Dia duduk di sebelah Luna yang lain.

Lia kembali menyenggol Rin “Siapa?”

“Teman sekelasku, Sam” jawab Rin.

Luna hanya diam memegangi garpunya, dia tidak menoleh pada Sam sama sekali, dia hanya menunduk menatap mangkuknya.

“Aku.. akan pergi” Sam yang merasa Luna pasti marah padanya karena menghampirinya di depan banyak orang, berinisiatif untuk beranjak pergi, namun sebuah tangan menahan lengannya.

“Sam..”

Sam menoleh pada Luna, yang saat ini mendongak menatapnya. Lalu Luna menggeleng pelan “du.. duduklah..” mendengar itu Sam kembali duduk.

“Ku pikir kau –”

“Makanlah, keburu dingin”

Sam pun terdiam, dia sudah tidak nafsu makan, apalagi banyak bisik-bisik di belakang mereka, membicarakan mereka. Sebenarnya, Sam sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, tapi bagaimana dengan Luna?

Mungkin alasan dia tidak mau mengakui mereka kembar karena dia benci menjadi pusat perhatian kan? Kata Lino dan Abin juga begitu. Sam bisa mengerti, tapi bohong jika dia tidak sakit hati.. dadanya sesak jika melihat Luna mengabaikannya seperti ini.

“Cuma perasaanku aja, atau kalian emang mirip banget?” celetukan Lia membuat Sam tersadar, dia segera menatap Lia lalu pada Luna, Luna juga sedang menatap Lia.

Melihat di bibir Luna terdapat sedikit noda kecap, Sam tanpa pikir panjang langsung meraih tisu di meja lalu meraih sisi wajah Luna dan menghapus noda di bibirnya dengan tisu.

Dan hal itu menimbulkan kehebohan di seluruh isi kantin, bisik-bisik pun semakin terdengar jelas.

SRET

“Apa yang kau lakukan? Kenapa seenaknya sendiri menyentuh Luna?” gerakan Sam terhenti saat siswa yang dari tadi duduk di sebelah Luna menyingkirkan tangan Sam yang menyentuh Luna.

Luna pun berbalik pada Randy “Ran.. aku –”

Randy sontak berdiri “Apa benar rumor itu jika kau dan dia –” Randy menunjuk Sam “ – tunggu! Lia benar.. kenapa kalian mirip? Dan marga kalian sama-sama Hwang bukan?”

Luna ikut berdiri lalu menyeret Randy keluar dari kantin, meninggalkan Sam yang masih menatap mereka dengan raut sedihnya.

Lia kembali menyenggol Rin “Ada apa sih Rin?” bisiknya pada Rin, Rin hanya menatapnya datar “Dasar gak peka..”

Sam ikut berdiri, lalu pergi dari sana, tentu saja Rin refleks ikut berdiri dan menyusulnya.

“Hoy kalian! Ya ampun.. ini makanan ditinggal gini, udah dibayar belom nih?” Lia menatap semua makanan dan minuman mereka miris, lalu tatapannya terhenti pada mangkuk milik Sam.

“Wah, dia beli mie ayam kok dapet tiga ceker sih? Biasanya cuman dikasih satu! Wah gak bener nih.. pilih kasih” omelnya, sambil mencomot satu ceker dari mangkuk Sam “dua dua biar adil”

***

Luna menyeret Randy sampai agak jauh dari kantin, Randy menunggu sampai Luna mengatakan sesuatu, namun sampai beberapa detik Luna tak kunjung mengatakan apapun, hanya dia menundukkan kepalanya.

“Luna..”

Luna mendongak menatap Randy “Aku.. dan Sam adalah saudara kembar”

Randy membelalakkan matanya, meski sudah menyangka hal itu, namun dia masih saja terkejut apalagi mendengarnya langsung dari Luna.

“Kenapa baru bilang? Apa kau masih tidak percaya padaku?” Randy meraih tangan Luna “Bukankah kita teman?”

“Maafkan aku, aku hanya belum siap –”

“Atau dia yang tidak ingin semua orang tau kau kembarannya? Karena dia malu denganmu? Kau dijauhi di kelas kan bukan salahmu –”

“Bukan!” Luna menggelengkan kepalanya “Aku – aku yang memintanya”

“Tapi kenapa Luna?” Randy menatap Luna, tidak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi.

“Aku tidak ingin dia ikut dijauhi karenaku, dia tidak boleh mengalami hal yang sama denganku” jawab Luna, dia kembali menundukkan kepalanya.

Randy melepas genggaman tangannya pada Luna, lalu beralih mengangkat dagu Luna agar menatapnya “Luna dengarkan aku, jika kau tidak mengatakan pada semuanya bahwa kalian kembar – mungkin mereka malah akan semakin mengganggumu, kembaranmu itu sangat populer bukan? Banyak sekali siswi-siswi yang mengejarnya, kau lihat sendiri tadi di kantin kayak gimana kan?”

“Tapi Randy.. aku beda dengan Sam! Dia sangat tampan dan bersinar.. sedangkan aku – aku sama sekali tidak bersinar, aku takut Sam akan diejek karena memiliki kembaran sepertiku”

“Cukup Luna! Kau berlebihan.. overthinking, hal itu tidak akan terjadi. Menurutku kau sangat cantik dengan caramu sendiri, bukankah safaluna memiliki arti rembulan yang tenang? Kau tau sinar rembulan itu tidak terang seperti matahari kan? Akan tetapi, dengan sinar yang redup itu, dia bisa terlihat cantik. Kau juga begitu.. dan juga, memangnya bagaimana pendapat kembaranmu tentang hal ini? Dia tidak marah? Dia tidak sedih?”

Randy benar.. Luna baru sadar, bagaimana dengan perasaan Sam? Kenapa dia langsung memutuskan tanpa meminta pendapatnya? Padahal disini posisi Luna adalah kakak, tapi kenapa dia tidak memikirkan perasaan adik kembarnya?

“Kau benar Ran..”

“Ayo kembali, kita temui saudaramu”

Luna mengangguk, lalu membiarkan Randy menyeret lengannya pergi dari sana.

“Randy..” Randy berhenti saat mendengar Luna memanggil namanya, lalu dia berbalik menatap Luna “Kenapa?”

Luna menggeleng, lalu tersenyum kecil “Terima kasih”

Randy ikut tersenyum “Itu lah gunanya teman bukan?”

“Ayo kembali ke kantin” Kini ganti Luna yang menyeret lengan Randy menuju kantin.

Randy masih tersenyum menatap Luna, lalu dengan tangannya yang bebas, ia pegangi dadanya yang terus ribut, berdebar-debar hanya karena melihat senyuman Luna.

‘Bagiku, sinarmu tidaklah redup... dan bulanmu tidaklah tenang, karena kau terus memancarkan sinar seterang bulan purnama, dan aku ingin sinarmu yang indah itu terus menyinari hari-hariku.. Luna’

.

.

Terpopuler

Comments

snowAngel_Ra2

snowAngel_Ra2

ceritanya bagus deh, masa cerita kek gini yg like cuma dikit

2022-01-28

0

IG : pena.dyoka

IG : pena.dyoka

uwu kata2nya ngena banget, tapi napa ga sering nibrung gombal menggombal di group uwu

2022-01-26

1

Aleandra

Aleandra

lanjuttt

2022-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!