.
.
Setelah itu suasana kembali hening, hanya ada suara angin lewat yang terdengar, sampai suara berisik ketukan sendok plastik terdengar.
“Sam.. hentikan” pinta Lino, suaranya yang terdengar dingin membuat Sam menghentikan ketukan sendoknya seketika.
“Maaf”
“Kau tau apa yang terjadi pada Luna di sekolah?” tanya Lino
Sam menatap Lino sejenak, lalu menggeleng pelan. Benar juga.. tentu saja Sam tidak tau.
“Memangnya Luna kenapa?” tanya Sam kemudian
Abin sudah ingin menjawab tapi Lino menghentikannya “Tidak ada lupakan, sebagai kembarannya kau pasti tau jika Luna itu tertutup dan pendiam bukan? Dan lihat dirimu.. baru masuk sekolah saja sudah jadi sorotan, makanya Luna tidak ingin ada yang tau kau itu saudaranya, agar – hei, aduh.. jangan nangis... Bin bantuin dong!”
Lino panik melihat bocah tampan di depannya tiba-tiba menangis sambil memakan salad.
“Bantuin gimana bang? Kalo aku deketin dia tambah kenceng nanti nangisnya!” sahut Abin.
“Muka mu serem sih Bin! Dia takut kan..” Lino mendekati Sam lalu duduk di sampingnya, kemudian menepuk-nepuk punggungnya, berharap dengan begitu dia bisa sedikit tenang.
“Aku.. hiks aku tau aku cuma ngrepotin Luna.. hiks aku..”
“Cup cup.. jangan nangis, rileks.. hirup nafas dalam-dalam.. keluarkan perlahan.. iya begitu..”
Setelah melakukan perintah Lino, untungnya Sam bisa sedikit tenang “Makasih, hyung”
Lino mengerutkan dahinya “Eh? Kau memanggilku hyung?”
“Panggil aja Bang Lino” sahut Abin
“Nama marganya Bang?” tanya Sam
“Hah? Gimana sih? Gak ngerti.. bang jelasin!” Abin jadi bingung.
“Eum.. itu.. Bang itu kayak panggilan buat laki-laki yang lebih tua, ya semacam hyung gitu” jelas Lino, Sam mengangguk-angguk mengerti.
“Kalo di bahasa Korea ‘Bang’ itu juga berarti kamar atau ruangan, aku jadi bingung... maaf ya” kata Sam.
“Panggil aku hyung juga dong Sam” Abin
“Abin-hyung?”
“Huwaa serasa main drakor nih” Abin
“Alay ah Bin” Lino
“Drakor itu apa hyung?” tanya Sam
“Drama Korea.. disingkat gitu, orang Indonesia suka nyingkat-nyingkat kata gitu” jelas Lino
“Oh gitu.. di Korea juga, terutama anak muda.. misalnya Ice americano jadi AA kalo yang hangat jadi tteuA”
“Oh sama ya berarti, kalo pesen ice americano bilangnya AA gitu doang?” Abin
“Iya! Aku suka AA” Sam
“Emang gak pahit Sam?” Lino
“Pahit.. seperti pahitnya hidupku” Sam
“Bisa aja orang Korea!” Abin
“Hehe, aku liat di bukunya Luna” Sam
“Apa lagi yang ada dibukunya Luna?” Lino
“Ada deh” Sam
“Dih, bang Lino kepo..” Abin tersenyum jahil
“Kepo itu apa?” tanya Sam lagi.
“Aku sudah menduga Sam akan bertanya lagi.. kepo itu banyak nanya, terlalu penasaran.. eum, bener gak bang?” Abin menatap Lino meminta pertolongan, tapi Lino membuang muka ke arah lain “Tauk, tanya ada sama rumput yang bergoyang” Lino ngambek rupanya.
“Gak ada angin bang, rumputnya gak ada yang goyang” Abin
“Goyang? Goyangi?” Sam
Abin menatap Sam dengan tatapan super bingung “Ngomong apa sih Sam?”
“Di bahasa Korea, Goyangi itu kucing” Sam
Abin menepuk jidatnya “Capek ngomong sama Sam.. bang urusin adik iparnya, aku mau beli somay dulu aja” Abin yang sudah menyerah pun lantas berdiri, hendak meninggalkan mereka berdua.
“Duduk gak!” perintah Lino itu mutlak, kalau Abin menolak, bisa bahaya bagi nyawanya.
Jadi dia kembali duduk tegak “Siap komandan!” Abin menghormat pada Lino.
“Bagus.. nah, Sam.. ngomong-ngomong, aku suka kucing lho” kata Lino, kini wajahnya kembali cerah seakan baru menemukan emas batangan “Aku punya beberapa kucing juga”
“Oh ya? Sam juga punya Chihuahua tapi di Korea sana, gak bisa dibawa kesini.. dia masih kecil..” sahut Sam
“Sayang banget, padahal kalo dibawa bisa main bareng kan?” Lino
Abin bingung mendengar percakapan mereka, Chihuahua anjing kan? Emang gak bakal berantem kalo disuruh main sama kucing orennya Lino? Apalagi kucingnya Lino galak banget, mirip sama yang punya.
***
Luna merasa teman-teman sekelasnya, terutama Liza sudah tidak mengganggunya lagi, tumben... bukannya Luna suka diganggu, hanya saja, ini terlalu tiba-tiba. Bahkan anak-anak lelaki komplotannya Dion yang suka menjahilinya juga diam saja.
Kelas terasa damai, sangat damai malah.
Padahal baru kemarin mereka mempermalukan Luna dan merundungnya.
Apa ini karena ada Lia selaku anak baru yang mengajaknya berteman? Ataukah karena mereka tau ia dekat dengan Randy? Entah mana yang benar, tapi Luna sangat bersyukur, dia tidak dinganggu lagi.
Tapi, dia masih belum bisa mengatakan pada siapa pun selain Lino dan Abin, jika Sam adalah saudara kembarnya. Luna ingin kehidupan sekolah Sam tidak ada gangguan dan aman.
Bagaimanapun, sekarang ini ayahnya menyerahkan Sam padanya, yang artinya dia harus melindungi Sam apapun yang terjadi. Sam adalah adik kembarnya.
Dulu.. dulu sekali, saat mereka masih berumur sekitar lima tahunan. Mereka berdua bermain di taman bersama. Sam sering mengenalkan Luna pada anak-anak baru dan berteman dengan mereka.
Luna adalah anak yang sangat penyendiri, tidak akan mendekati siapapun jika tidak didekati duluan. Memang ada beberapa anak yang mendekatinya duluan, mungkin karena ada Sam, semuanya berjalan dengan baik, mereka punya banyak teman.
Sam adalah anak yang cengeng, dia akan menangis jika terjatuh, jika melihat serangga yang bagi Sam menyeramkan, jika takut hantu.. pokoknya banyak yang lain. Dan Luna akan selalu melindungi Sam dan menenangkannya agar tidak menangis.
Masa kanak-kanak mereka sangat bahagia, Sam dan Luna saling melengkapi satu sama lain.
Sampai kedua orangtua mereka bercerai.
Luna yang pada dasarnya payah dalam berteman, jadi sering menjauhi siapapun yang mendekat, jarang membuka hatinya untuk seseorang.. apalagi jika dia sudah menyakiti Luna. Tidak banyak yang bisa Luna percayai.
Namun, setelah Sam kembali lagi dalam kehidupannya.. jujur saja, Luna sangat bahagia. Luna ingin kembali seperti dulu, bersandar pada satu-sama lain, saling mengandalkan.. pasti semua akan baik-baik saja jika mereka bersama.
Mungkin karena Luna malu?
Dia hanya tidak ingin Sam tau jika dirinya kesulitan disini.. Luna malu jika Sam tau, jika dirinya masih tidak pandai berteman, dan lebih parahnya lagi, dia juga dibully di sekolah.
Luna memang sangat payah.. berbeda dengan Sam, yang pandai berteman, dan siapa pun ingin mendekatinya, mencuri perhatiannya.
Mereka kembar..
Namun, sangat berbeda.
“Tenang semuanya! Sebentar lagi pak guru datang!” teriakan ketua kelas membuyarkan lamunan Luna. Dia segera menyiapkan buku untuk materi selanjutnya.
Setelah semuanya siap, dia mulai mencari kuncir rambut yang ia masukkan di dalam ransel. Luna sudah tidak betah mengurai rambutnya terlalu lama, karena sangat panas apalagi ini sudah tengah hari.
SRET
Luna terkejut saat tiba-tiba kuncir rambutnya direbut oleh seseorang di belakangnya.
“Ran..”
“Ssshh diamlah, biar aku yang menguncir rambutmu, kunciranmu selalu berantakan dan kau tidak peduli” kata Randy.
Luna hanya diam membiarkan Randy mengurus
rambutnya, jujur saja.. Luna tidak mengerti mengapa dia sangat gugup hanya karena Randy sedang menguncir rambutnya seperti ini.
Luna jarang sekali bersentuhan dengan laki-laki selain Sam, tapi karena Sam saudaranya ia jadi biasa saja... meski hanya rambut, entah mengapa rasanya aneh saat Randy menyentuhnya.
“Nah, selesai.. rambutmu panjang sekali, dan indah..” ucap Randy setelahnya.
Luna tidak menjawab apapun, karena pak guru keburu datang.
Tapi Lia menyenggol lengannya, Luna menoleh padanya dan dia bisa melihat Lia menyeringai sambil melirik Randy.
“Ciyee..” bisik Lia
“Lia, apa sih..”
“Kalian cocok kok, hehe” bisiknya lagi, tapi Luna yang sudah sangat malu hanya diam dan pura-pura fokus membuka bukunya.
Luna hanya menganggap Randy teman, dan begitu pun sebaliknya.. setidaknya, itu yang Luna pikirkan.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
anah juuddees
mungkinkah Randi suka sama Luna Yo?
2022-01-20
2
Creeper-Chan
abis tuh klo ketemu lino wkwkwkwk
2022-01-08
2