Chapter 1.14 : Gerakan

“Horyaah!”

Melompati ayunan kapak merah raksasa dari pundak musuh seperti kodok, Yuba mendorong keluar pisau energi dari lengan baju untuk dilempar menuju pukul tiga.

Saat itu sejajar seorang gadis kepang dua merah, sinar matahari mengungkap kumpulan benang terkait padanya. “Hei!” seru Yuba kasual.

Menggeser leher menghindar lalu mengerahkan tusukan memutar lurus, tanpa melihat Kurin Ashbell mengukir mantra pada mata pisau. “Berisik, urusin sendiri duh!”

“Gadis kecil ini ... sihir yang menyusahkan,” ujar Leto Spinzalt yang baru selesai lompat mundur. Berdiri tegak, sekilas mencoba memprediksi apa dan ke mana Yuba mau melakukan serangan.

Lalu kenapa malah beneran kamu kasih?

Sambil menyeringai si biru menarik itu kembali, di saat posisinya jongkok seperti usai mendarat. Dengan cepat melompat bagai meluncur dari pegas, mengganggu postur Yon Rocko lalu memutar tubuh agar dapat menyayat secara horizontal.

Sayangnya Yon hentikan secara reflek dengan kapaknya. Wajah orang ini seolah mengatakan ‘dapat kau’.

Yuba membuat dirinya tertarik benang di punggungnya ke belakang, kemudian melancarkan Chitochic Barrage, lontaran puluhan bola energi di udara. Tidak menyianyiakan kesempatan distraksi, Yuba melempar lagi pisau ke suatu arah.

Diam-diam menciptakan bumerang ketika mengerem jongkok.

Hmm?

Mata si biru menangkap berkumpulnya pusaran angin hitam di lokasi pertarungan Zale Llyod dan Irving von Reissel. Begitu pekat nan jahat, bersentuhan kulit saja cukup memberi perasaan tidak enak.

Bukan keselamatan Zale yang membuatnya khawatir, tapi....

“Apa sih diam-diam, emangnya kau lihat ke mana!?” Yon memperpanjang jangkauan kapak merahnya sejarak bisa membelah si biru kapan saja, mata kiri orang ini melihat arah lain dan saat bersamaan menciptakan senjata serupa pada pundak satunya.

“...?! Takkan kubiarkan!” Setelah dua ayunan, bumerang dari energi sihir pun Yuba lempar berlawanan arah pisau tadi. “Strangle Mine.”

“Cih.” Yon kesal karena kedua kakinya terjerat benang dari bawah tanah, sehingga tak bisa menghentikan laju bumerang.

“Hehe.”

Sementara ketika bumerang sibuk membelokkan arah lesatan pisau berkait benang, Kurin hingga saat ini masih mencoba mengukir Rune pada Leto. Tidak ada penyihir selain dia yang bisa menangani sihir merepotkan itu di sini.

“Keras kepala sekali!”

“Kau mungkin punya cara mengatasi Forsake-ku, tapi terlalu lambat!” Menghilang ditelan bumi, seperti penampakan hantu Leto mengetuk pundak lawannya, lalu memberi tonjokan pada wajah. “Bisa di mana pun, kapan pun....”

Keeeehhh!

“Hantu tak tersentuh!”

Kurin memang terpental, untungnya dampak tabrakan ia kurangi dengan mengukir syarat pada punggung dan dinding sebelah sana, sehingga hanya terasa seperti trampolin.

Pukulan tadi memang tidak keras, sekelas itu cukup membuatnya mimisan.

Sial ... aku nggak suka ini, tapi dia benar. Pengalaman dan ‘sentuhan’ sihirnya berada di level berbeda— Aaaaa bodoh sekali! Aku hanya perlu lebih mendesak!

Awalnya memang berniat melakukan gerakan, berulang kali bumerang yang membelokkan lesatan pisau terus menarik perhatian. Berkat itu dia jadi kepikiran apa tujuan Yuba.

Hening tanpa gerakan seolah melupakan musuh, mata terus mengikuti ke mana pun benang membentuk dan menyatu. “Hei kepala biru!”

Penuh harapan, Yuba menoleh. Tidak ada kata-kata— Hanya kompilasi anggukan.

“Kamu ini lagi ngapain sih??”

Eh?

Nyengir tak karuan, posisi berdirinya sampai jatuh sedikit miring. “Haha— BELAKANGMU!”

Hmm...??

“G-Gawat...! Ngh—“ Entah bagaimana si kuncir dua merah mampu menahan serangan dadakan Yon Rocko. “Libera : Boudica.” Yang dipakainya sebagai pelapis Estoc adalah mineral korondum, dimana cukup setara pukulan balok baja.

“He ... tidak buruk.” Yon monoleh arah lain tanpa lengah. “Abang! Biar aku yang hadapi penyihir Rune ini, bukankah terdengar seperti solusi win win?”

Yuba tersentak baru sadar bahwa orang yang kakinya tadi terjebak, ternyata hanya sebuah kebohongan. Baru saja berserakan bagai serpih kaca.

“Ah— Aduuh ... barusan rental terakhir.”

Rental terakhir?

“Ya....”

“...?!”

Sangat mencekam hingga membuat mual, tekanan intimidasi besar begitu membebani dan terasa menakutkan ketika dua Mana saling berdekatan, seiring dia timbul dari tanah bagai hantu.

Dampak utama terjadi pada sentuhan pertama. “Cukup main-mainnya, kau akan kusingkirkan.”

Daripada sepenuhnya memperhatikan, meskipun berkeringat deras dan sulit bergerak, salah satu mata Yuba selalu mencari ke mana perginya pisau lempar.

Pertaruhan beresiko— Harus kulakukan, jika tidak ... alur akan sulit dimengerti!

Secara nekat, dia menarik diri ke atas dengan bantuan benang. Ketika di udara mata cepat-cepat mengidentifikasi tiap titik untai, lalu menarik semuanya sambil meneriakkan, “Ashbell! Gunakan Spinctum— Apa pun itu!”

“HA?”

Bagaimana dia tahu nama teknikku?

“LAKUKAN SAJA!”

Tampak tak ikhlas memang sudah biasa, meskipun begitu Kurin memutuskan begitu saja. “Jangan salahin aku kalau salah!” Telunjuk ia lilitkan pada jari tengah, hingga tanda segel Abrenas Sign bercahaya pada pegangan pisau. “Libera Spinctum : Novario.”

Seketika terbentuk pusaran kumpulan benang yang menyatu, dimana lubang hitam sebagai pusat, menarik para pelayan dan anak buah Spectre—termasuk Yon—tersisa secara instan. Mereka terjerat bagai pita kado ulang tahun.

Tidak masalah Leto tidak ikut tersapu, Yuba tahu memang tak ada gunanya.

Setelah mendengar suara jentikkan, Yuba menuntun bumerang yang sedari tadi berkeliaran agar berputar-putar tepat di atas mereka, secara vertikal.

“Strangle....” Sambil mempererat tarikan benang, si biru memperbesar ukuran senjatanya. “Apa, aku hanya akan memotong aliran sihir kalian— Dismiss!”

Seperti baru ada aura biru yang terbelah jadi dua, terjadi ledakan energi sihir hebat hingga cukup membingungkan kemampuan sensorik dan identifikasi penyihir di sini sementara waktu.

Saat yang sama pagar outdoor lantai dua vila Reissel, dihancur tembuskan oleh bor pusaran angin hitam. Si pelaku mendorong korbannya hingga menghantam dekat lokasi pengaktifan Strangle Dismiss.

“Zale?!”

Tebak apa yang lebih buruk lagi? Benar, kedatangan penggerebekan pasukan kerajaan dimulai dari pintu gerbang.

“JANGAN BERGERAK, AMANKAN MEREKA KALIAN SEMUA!!”

“BERHENTIII!!”

Apa— Pasukan kerajaan katamu?!

Ini benar-benar di luar dugaan Yuba.

“Haah ... begini lagi,” keluh Yon yang masih terjerat di antara kumpulan orang pingsan.

Di tengah situasi segenting ini, di dekat Yon secara kasual Leto mengatakan, “Kontrak berakhir.” Dia melihat Irving yang bingung baru menyingkir dari atas Zale. “Tidak ada keluhan ‘kan?”

Leto Spinzalt beserta para kaki tangannya menghilang tanpa jejak, ditandai perpecahan kaca besar. Segala kekacauan tak bersisa seolah tidak pernah terjadi sejak awal.

Meninggalkan kumpulan pelayan yang bengong dekat pintu masuk vila. Anehnya hasil pertarungan dua orang di sana justru tidak hilang, membekas apa adanya.

Kita ternyata termakan jebakan mereka— Ini gawat sekali....

Kejadian tadi berlangsung cepat sehingga para ksatria tidak sadar keberadaan Spectre, mereka pun hanya mengamankan para pelayannya Irving, termasuk dia sendiri dan tiga anak lain.

Kerusakan jelas bukan sekelas pertengkaran normal antar remaja. Di sisi lain mereka juga mendapat keuntungan, dengan absennya musuh berbahaya yang perlu dilakukan hanyalah menemukan alasan tepat.

Masalahnya, bagaimana?

“O— Ooh ... i-inimah gara-gara eksperimen— Benar, benar! Y-ya ‘kan Ashbell??”

H-hei! Kenapa kamu bertingkah seolah ini bukan urusanmu— Jangan berbalik! Beneran gawat nih.

Pemimpin pasukan mengernyitkan dahi sambil menyilangkan tangan dan menghentakkan kaki, dalam hitungan detik tangannya akan sampai ke lokasi sarung pedang. Di hadapannya lewat beberapa prajurit, salah satunya membawa Zale yang tak sadarkan diri.

Namun, sebelum hal makin runyam seseorang datang menyanggah.

“Itu benar, Tuan Kapten.” Si penyanggah memberi hormat kebangsawanan. “Tolong maafkan ketidaksopananku, saya adalah tuan tanah ini sekaligus ahli waris Baron Reissel dari keluarga besar Boreas.” Sulit mempercayai melihatnya begitu bersikeras. “Izinkan saya mengambil tanggung jawab.”

I-Irving, kau....

Melihat keberaniannya, Yuba Octavius Greissman mendadak teringat suatu kejadian masa lalu. Meskipun enggan, kenangan itu memaksa tampil di benak. Dia melindungi teman pirangnya dari ayunan kapak di tengah kebakaran hebat.

Dia masih ingat betul betapa marahnya si pirang tersebut, bahkan bekas luka di punggungnya terasa sakit lagi.

Kenapa aku mengingatnya?

Merasa janggal, tapi masih menjaga etika, Kurin menyela, “Yakin sekali dirimu.” Barusan ia menyarungkan Estoc secara elegan, mengibas kepangnya. “Asal kamu tahu, aku tidak butuh belas kasihan.”

“Hmph, sejak awal ini masalah yang kuciptakan sendiri.” Menoleh arah Zale, pandangan ia tinggikan dan menatap penuh hina. “Tentu saja aku tidak boleh mempermalukan nama keluargaku lebih lanjut lagi.”

“Apa ... sadar ternyata,” respon Kurin dengan nada menyinggung.

Tentu bilang begitu saja tidak cukup untuk menjelaskan semua ini, makanya sang Kapten menepuk wajah dan geleng-geleng. “Apa pun itu, perusakan properti adalah perusakan. Setelah cukup mengamati, kupikir ini hanya pertengkaran di tengah diskusi kelompok, jadi ... keputusan sanksi kuserahkan pihak sekolah.”

Memang di luar harapan, dengan begini setidaknya Yuba bisa bernapas lega. Kurin mengangkat pundak bertingkah seolah dia yang merasa direpotkan, sambil menghela napas.

“Sekarang, ikut dengan kami Irving von Reissel.” Lalu Kapten melihat Yuba dan Kurin. “Kalian berdua cepat pulang sana!”

Beberapa menit setelah kepergian beberapa prajurit bersama Irving, barulah Yuba melakukan gerakan setelah selesai mengamati bagian forensik.

“Mau ke mana kamu?” tanya si gadis labil dengan penuh curiga, seolah sedang mempertimbangkan apakah dia lawan atau bukan.

Kenapa tidak menjawab? Karena ada yang disembunyikan. Percaya atau tidak, ketika Yuba berjalan pergi dan menunjukkan punggung saja, rautnya menjadi tegang.

Namun, ketenangan lebih mendominasi.

Hingga akhir, Kurin terus memperhatikan Yuba Octavius Greissman. Lalu tak lama setelahnya memutuskan pergi ke dekat Zale Llyod, jongkok di depan orang yang sibuk memeriksanya.

Setelah sekian lama, kelihatannya ini saat yang tepat untuk kembali menghubungi mereka. Walaupun lebih cepat dari perkiraanku.

Yuba sepenuhnya lenyap dari lokasi.

****

Kota Pelajar— Lebih tepat jika disebut versi kecil Kekaisaran Iberia. Loenheir merupakan kota besar khusus pendidikan, penelitian, apa pun yang berbau pengetahuan.

Seharusnya begitu.

Semenjak Eisenwald berdiri, fungsinya sedikit berubah. Kini sering digunakan sebagai tempat perundingan orang penting, setiap tahunnya juga diadakan beberapa seminar.

Kini, di dekat pintu masuk akademi sihir seseorang dalam jubah lalu-lalang, kamuflase di antara lautan manusia. Sejenak berhenti untuk melihat kehebohan tiga orang.

Pria muda berambut abu-abu dan gadis pirang pendek berdebat di hadapan wanita jangkung ber-singlet hitam.

“Aku menentangnya!” seru si pirang yang menyilang tangan, memalingkan wajah bersama kecemberutan. “Jangan dengarkan si bodoh itu, Sara! Halah palingan cuma pamer seperti biasa. Ehem!” Dia sombong dan percaya diri sekali. “Mending ikut sertakan Claris yang hebat ini! Lumayan ‘kan biar nggak malu-maluin lagi.”

Kejadian jelas dijadikan tontonan siswa yang lewat. Meskipun sadar akan itu, si wanita jangkung cuek saja dan memilih menyulut pipa dengan api. Ini memang sama sekali tidak menyenangkan.

“Apanya yang malu-maluin, bukankah itu kau!? Pilih aku saja Sara!” Si abu-abu meninggikan lengan rompinya, mengumpulkan angin di sekitar pergelangan untuk menciptakan Hand Crossbow beramunisi tekanan udara. “Masa lupa diriku sangat kuat?” Dia menunjuk diri dengan jempol.

Mereka sudah terlalu jauh. Kepala dua anak bermasalah itu perlu diremas, lalu dengan paksa dibawa pergi. Meski mau bagaimana pun dampak memalukan takkan hilang.

“Itu saja yang ingin dikatakan?” Si wanita jangkung melepaskan mereka, berbalik lalu pergi begitu saja sambil melambai. “Kalau begitu sampai jumpa—“

“Tunggu, tunggu, tunggu!” seru dua anak itu bersamaan memegangi jemari kurus Sara, mereka sama sekali enggan membiarkannya pergi.

Menyudahi tontonan, orang berjubah masuk ke dalam kegelapan gang terdekat. Mengabaikan sinar mentari yang sembarangan dan belok beberapa sudut belakang kumpulan barisan bangunan ini.

Sampai buntu ditemukan. Di situ dia ada dua orang yang juga berjubah, seolah sejak awal di sana karena memang menunggu. Salah satu mendesak siku temannya seperti mengingatkan.

“Tadi aku sedikit tersesat, senang melihatmu masih di sini Tuan Justice.” Dia membuka tudungnya, ternyata selama ini dia adalah Leto Spinzalt, bos kelompok tentara bayaran bernama Spectre. “Hmm lihat ini ... kau juga di situ, The Hanged Man.” Sekarang nadanya meremehkan.

Mengangkat bahu, The Hanged Man merespon, “Omong kosong. Hari ini aku tidak ada urusan denganmu, Tuan Justice ingin memberitahumu sesuatu.” Meskipun ikut melepas tudung, dia masih memiliki topeng pada wajah.

“Isca Adler telah kembali,” ucap Justice terdengar lembut yang memiliki kesan seperti playboy. “Fufu, aku ada tugas untuk kalian. Ini datang langsung dari organisasi.”

Gadis kecil itu?? Heimlich pernah disulitkan oleh ‘malaikat kerdil’ dengan kemampuan setara dewa sihir, dia adalah parasit yang selalu menggerogoti kinerja organisasi. Makanya kita sempat vakum delapan tahun tepat setelah hilangnya Leyse Llyod?

“Jika ‘dia’ neraka, maka gadis kecil itu utusan surga?” The Hanged Man merogoh sesuatu dari kantongnya, sebuah arloji antik dengan logo dadu yang tengahnya ada panah. “Sekarang waktuku untuk kembali.”

Sekilas walau terlalu gelap karena tudung, kedua sisi bibirnya meninggi. Memberi kesan ngeri untuk alasan tertentu. “Itu benar.” Justice memberi mereka sesuatu. “Akan kuberitahu rencanaku....”

Sementara itu di kota tertentu, berseberangan dengan Fyodor. Sosok siluet pendek melangkah mengitari gang kecil agak gelap dan berantakan, berapit barisan perumahan tiap tiga meter.

Dia menunjukkan senyum dingin agak kejam, yang bisa membuat merinding siapa pun. Menyaksikan secarik foto hitam putih pria pirang, wajahnya tersamar sinar matahari dari celah tertentu.

Si gadis mencurigakan menyaksikan langit dan bergumam, “Sebentar lagi aku akan menemukanmu, Tuan ‘titik keanehan’.”

 

 

 

To be Continued….

Terpopuler

Comments

Ashidart

Ashidart

Jejak jejak jejak

2020-12-02

1

Septiano Personnes Estimata

Septiano Personnes Estimata

Yuba Will be like:

Ughh... This damn couple again.

2020-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2 Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3 Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4 Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5 Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6 Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7 Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8 Chapter 1.8 : Page Hour
9 Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10 Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11 Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12 Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13 Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14 Chapter 1.14 : Gerakan
15 Chapter 2.1 : Skors
16 Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17 Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18 Chapter 2.4 : Isca Adler
19 Chapter 2.5 : Cipher
20 Chapter 2.6 : Impian
21 Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22 Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23 Chapter 22 : Artemis
24 Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25 Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26 Chapter 25 : Kemah Tes
27 Chapter 26 : Hurricane
28 Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29 Chapter 28 : Salah Langkah
30 Chapter 29 : Keputusan
31 Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32 Chapter 31 : Irregulars
33 Chapter 32 : Hutan Hyena
34 Chapter 33 : Fenrir
35 Chapter 34 : Perpecahan
36 Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37 Chapter 36 : Golem's Cave
38 Chapter 37 : Golem Elemental
39 Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40 Chapter 39 : Surat
41 Chapter 40 : Mengerti
42 Chapter 41 : Gennorder
43 Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44 Chapter 43 : Geist
45 Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46 Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47 Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48 Chapter 47 : Gilbert Erwood
49 Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50 Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51 Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52 Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53 Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54 Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55 Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56 Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57 Chapter 56 : Masalah Sepele
58 Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59 Chapter 58 : Masalah Kurin
60 Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61 Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62 Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63 Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64 Chapter 63 : Cortana+Spectre
65 Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66 Chapter 65 : Pseudo
67 Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68 Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69 Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70 Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71 Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72 Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73 Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74 Chapter 73 : Origin Magic
75 Chapter 74 : Vlad Singularity
76 Chapter 75 : Egon Krantz
77 Chapter 76 : Sangkar Burung
78 Chapter 77 : Dikejar Waktu
79 Chapter 78 : Alasan Bertarung
80 Chapter 79 : Nana Irville
81 Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82 Chapter 81 : Raso Springfield
83 Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84 Chapter 83 : Temperance
85 Chapter 84 : Larangan Bertarung
86 Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87 Chapter 86 : Miki Ingram
88 Chapter 87 : Fanfare
89 Chapter 88 : Foto Memalukan
90 Chapter 89 : Rumah Yuba
91 Chapter 89,5 : Antimatter Card
92 Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93 Chapter 90,5 : Anti Ares
94 Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95 Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96 Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97 Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98 Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99 Chapter 95 : Ares Mode
100 Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101 Chapter 97 : Target Buruan Baru
102 Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103 Chapter 99 : Multi Talenta
104 Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105 Chapter 101 : Amukan Guardian
106 Chapter 102 : Dregul Cursebound
107 Chapter 103 : Mephias
108 Chapter 104 : Bestowal
109 Chapter 105 : Menuju Klimaks
110 Chapter 106 : Sera Jacques
111 Chapter 107 : Makna
112 Perihal Remaster WN Reinheit
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2
Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3
Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4
Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5
Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6
Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7
Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8
Chapter 1.8 : Page Hour
9
Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10
Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11
Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12
Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13
Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14
Chapter 1.14 : Gerakan
15
Chapter 2.1 : Skors
16
Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17
Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18
Chapter 2.4 : Isca Adler
19
Chapter 2.5 : Cipher
20
Chapter 2.6 : Impian
21
Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22
Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23
Chapter 22 : Artemis
24
Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25
Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26
Chapter 25 : Kemah Tes
27
Chapter 26 : Hurricane
28
Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29
Chapter 28 : Salah Langkah
30
Chapter 29 : Keputusan
31
Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32
Chapter 31 : Irregulars
33
Chapter 32 : Hutan Hyena
34
Chapter 33 : Fenrir
35
Chapter 34 : Perpecahan
36
Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37
Chapter 36 : Golem's Cave
38
Chapter 37 : Golem Elemental
39
Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40
Chapter 39 : Surat
41
Chapter 40 : Mengerti
42
Chapter 41 : Gennorder
43
Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44
Chapter 43 : Geist
45
Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46
Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47
Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48
Chapter 47 : Gilbert Erwood
49
Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50
Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51
Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52
Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53
Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54
Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55
Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56
Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57
Chapter 56 : Masalah Sepele
58
Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59
Chapter 58 : Masalah Kurin
60
Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61
Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62
Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63
Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64
Chapter 63 : Cortana+Spectre
65
Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66
Chapter 65 : Pseudo
67
Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68
Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69
Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70
Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71
Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72
Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73
Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74
Chapter 73 : Origin Magic
75
Chapter 74 : Vlad Singularity
76
Chapter 75 : Egon Krantz
77
Chapter 76 : Sangkar Burung
78
Chapter 77 : Dikejar Waktu
79
Chapter 78 : Alasan Bertarung
80
Chapter 79 : Nana Irville
81
Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82
Chapter 81 : Raso Springfield
83
Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84
Chapter 83 : Temperance
85
Chapter 84 : Larangan Bertarung
86
Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87
Chapter 86 : Miki Ingram
88
Chapter 87 : Fanfare
89
Chapter 88 : Foto Memalukan
90
Chapter 89 : Rumah Yuba
91
Chapter 89,5 : Antimatter Card
92
Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93
Chapter 90,5 : Anti Ares
94
Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95
Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96
Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97
Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98
Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99
Chapter 95 : Ares Mode
100
Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101
Chapter 97 : Target Buruan Baru
102
Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103
Chapter 99 : Multi Talenta
104
Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105
Chapter 101 : Amukan Guardian
106
Chapter 102 : Dregul Cursebound
107
Chapter 103 : Mephias
108
Chapter 104 : Bestowal
109
Chapter 105 : Menuju Klimaks
110
Chapter 106 : Sera Jacques
111
Chapter 107 : Makna
112
Perihal Remaster WN Reinheit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!