Di mana!? Irving!
Kuperiksa setiap isi rumah ini, memasuki ruangannya satu per satu. Termasuk yang ada di lantai atas. Di sini sangat berbeda dengan lantai bawah, aku hanya bisa melihat satu pintu di depan sana.
Tempat macam apa ini? Jalur cuma satu. Dia pasti di sana, di balik satu-satunya pintu yang terbuka lebar.
Begitu keluar, kudapati diriku dengan pemandangan taman besar yang tersinari sinar sang surya. Sekujurnya tertutup oleh pagar pembatas. Membuat taman besar di tengah ini terlihat lebih menonjol.
Taman lingkaran. Kesukaannya cukup unik juga– Lebih penting lagi, dia di mana?
“Anak sialan! Tunjukkan dirimu sekarang!”
“Ya ampun. Setidaknya perhatikan etikamu itu, rakyat jelata. Teriakanmu membuat kupingku panas.” Pemilik suara ini tiba-tiba menunjukkan diri di hadapanku, bagai baru dibentuk oleh angin. “Aku di sini, Zale.”
Kemunculan yang mengejutkan itu membuatku reflek melompat mundur. “Sihir angin ‘kah? Seingatku kau tidak punya sebelumnya.”
Anak sombong itu menyilangkan tangan, secara sengaja mengeluarkan aura energi sihir angin. “Padahal aku lebih berharap satunya bersamamu. Sudahlah, lagipula kaulah penyebab semua ini. Aku sangatlah membencimu.”
“Bukankah kita sudah saling benci sejak kecil?”
“Cukup.” Dia mulai melakukan kuda-kuda bertarung tangan kosong. Kau meremehkanku. “Kali ini aku takkan kalah. Kekalahan sebelumnya hanyalah kebetulan!”
Tidak ada peraturan yang mengikat, bisa dibilang pertarungan satu lawan satu dengan kekuatan penuh. Itu yang kau inginkan ‘kan?
“Beta G Note.” Dengan cepat dia menggambar not g di udara, merealisasikannya dengan Pict Magic. “Dimulai dari ini!”
Kau pikir serangan selambat itu mengenaiku! Aku sudah tahu itu akan meledak jika berada tiga meter di dekatku, cukup pergi sejauh-jauhnya sambil maju menujumu. Begitu tiba di hadapanmu, rasakan pukulan bertubi-tubi ini.
“Lelucon macam apa ini? Jangan terlalu percaya diri, di mataku seranganmu bukan apa-apa!” serunya sembari terus menghindari pukulan membabi butaku. “Pola seranganmu terlalu sederhana, di sinilah kelemahanmu!” Seketika dia memukul pinggangku dikala menghindari pukulan terakhirku.
Ogh– Guh!
Kini gilirannya membalas dengan serangan yang sama sepertiku. Tanpa ampun mendaratkan tonjokan tepat di wajahku. Sesekali dikombinasikan dengan serangan pada pinggang maupun perut.
Goh– Ogh– Ugm! Sial, aku tidak bisa menghindar–
Dia mengakhirinya dengan hantaman keras pada perut, kemudian ditutup dengan pukulan yang menjatuhkan tepat ke punggungku. Meretakkan tanah seketika, sampai menciptakan tekanan udara yang kuat.
AKH!
S-sakit … Aku hampir tidak bisa merasakan wajahku sendiri. Sudah berapa gigi yang copot gara-gara ini, mulutku terasa seperti berdarah. Beruntungnya bagian lain baik-baik saja.
*Zap*
“Spiral Wall!”
Aaaaaa!! Apa-apaan angin ini?! Saking kuatnya sampai menghempaskanku. Ugh … uhm? I-itu … penghalang angin. Terlebih lagi, dia ternyata menggunakan Rapier!
“Dengan ini takkan ada yang bisa mengganggu, sekarang … tidak ada penolong bagimu!” Jari telunjuk dan tengahnya saling didekatkan, semakin terangkat semakin aku dibuat melayang. “Aku masih belum selesai!”
Apa ini– Aku tidak bisa melepaskan diri!
Di saat bersamaan, anak brengsek itu mulai menggambar banyak hal menggunakan Rapier. Kebanyakan adalah gambar setengah tanda kurung yang masing-masing ujungnya terlihat lancip dan bersinar. “Tenang saja, ini takkan membunuhmu. Sebagai gantinya kugunakan ini untuk menyiksamu!”
*Zap* *Zap* *Zap*
Akh– Aaa– Aaa! Hah … hah….
Tak satupun memberiku luka fisik, tapi kenapa– Rasanya sakit! Jangan-jangan ini melukai jaringan Mana-ku?! P-pantas saja s-sihirku terasa berkurang– AKH! Aku harus segera mencari cara untuk lolos!
“Ayo, ayo! Masih banyak yang menunggumu!” Sekali lagi dia mulai melajukan serangan gambarannya satu per satu ke arahku.
Aaa! Akh! Ugh– Ngh– Mataku mulai berat….
“Ini, ini, ini! Jangan berpikir untuk tidur sekarang!”
Aaaaaaaa!!!
Itulah serangan terdahsyatnya, efeknya sampai menggemuruhkan sekitar setelah dilalui tekanan energi sihir.
Sudah … tidak kuat….
*Ngiinngg*
….
“Kau ini benar-benar nggak bisa make sihirmu ya, payah banget.”
“Ya tuh, ya tuh!”
“Disentuh dikit aja sudah jatuh begitu. Betapa lemahnya kau ini, penyihir gagal Zale!” Irving kecil menarik rambutku ke atas, memaksaku memperlihatkan wajah yang kotor ini. “Ini sudah berapa kali kau menantangku? Belasan? Puluhan? Sekalipun tidak pernah kau menangkan.”
“L-lain kali aku pasti–“
Jarinya langsung mengunci mulutku. “Lain kali, lain kali. Nggak ada gunanya. Kau ini lemah. Selama kau tidak bisa menggunakan sihirmu dengan baik, kemanangan sudah bagai mimpi bagimu. Menyerahlah!”
“Hei! Kalian mengganggunya lagi!”
“Gawat– Tuan Muda! Kakaknya datang!”
“Kabur!!” seru Irving yang langsung kabur bersama anak buahnya.
K-kak Leyse….
“Kamu tidak apa-apa, Zale?!” tanya kakak, duduk bersimpah demi bantal kepalaku. “Dasar kamu ini. Bukankah kakak sudah pernah bilang jangan bertengkar terus?”
“Tapi! Itu lho, aku cuma ingin membuktikan kalau aku tidak lemah!”
Kakak hanya tersenyum dan mengelus-elus kepalaku, diam sejenak. “Kamu benar-benar anak laki-laki ya.”
Eh?
“Menjadi kuat saja itu tidak cukup. Kamu juga harus memperhatikan kelemahanmu sendiri, sadari dan kenalilah dirimu. Di dunia ini, pengetahuan adalah segalanya. Jadi Zale, lampauilah batasanmu.”
Lampaui batasan … sadari kelemahan dan kenali diri sendiri….
“Cih, kalau begitu terimalah serangan terakhir ini!”
Uhmm…? Apa aku barusan tertidur? Mimpi itu– Eh? Rasanya kok seperti jatuh…? Begitu, benar juga ya … aku bertarung dengan Irving saat ini. Apa aku … akan kalah?
….
“Apa?!”
Hmm…? Apa??
Aw. Aku jatuh? Tapi kok rasanya tidak sakit? Itu … garis melengkung? Membelah kurung setengahnya Irving?! Apa yang terjadi?
Sebisa mungkin kuusahakan untuk berdiri. Luka pada tubuh atasku cukup membebani kakiku, bukan berarti aku harus berhenti. Bagus, entah bagaimana prosesnya lancar. Memang masih sedikit sulit untuk berdiri, tapi setidaknya aku sudah berdiri.
“Kau, bagaimana bisa?! Garis lengkungan apa itu!?”
Garis lengkungan? Oh, dia membicarakan yang tadi kulihat. Ini milik siapa– Jangan-jangan, aku??
“Apa pun itu, pasti cuma kebetulan.” Irving menelantangkan tangannya yang memegang Rapier itu, memastikan sejajar dengan pinggang. “Bagus karena masih bangun, dengan begitu aku bisa mengetes sihir ini!” Dia menyejajarkan Rapier dengan kepala menghadap horizontal ke depan.
Apa yang ingin dilakukannya?
Perlahan mulai muncul pusaran angin dari ujung Rapier, makin lama membesar seperti menarik apa pun di dekatnya. Aku pun hanya bisa menutupi mata dengan tangan sembari berusaha mempertahankan diri dari tekanan angin kencang ini.
Angin yang hebat … aku harus segera melakukan sesuatu. Yang tadi itu, kucoba sekali lagi. Keluarnya dari mana? Kaki? Mungkin itu!
Meski di tengah situasi sulit seperti ini, kucoba memfokuskan energi sihirku ke kaki, perlahan juga mulai kuangkat demi ancang-ancang serangan. Sekarang, 50 persen persen dulu.
“Rasakan ini!” Energi sihir yang terkumpul pada kakiku makin mendekati 50 persen, bahkan kakiku ini mulai bersinar terang. “Baiklah. Hoaaaaaaahhh!!! Aaaaaa– Ngh??”
Aaaa! Kakiku?! Sakit! Rasanya begitu nyeri dan bagai dilindas. A-apa sihirnya terlalu banyak– Gawat, dia datang!
“Omong kosong!” Irving mulai melaju ke arahku, bersiap-siap menusukku. “Spiral Screw!”
Whoa– Hampir saja … sial, anginnya– Menghempaskanku!
*Brak* *Sreett*
Sekali lagi! Kali ini 40 persen! AAaaakkh! 30 persen! AAaaakkh! 20 persen! 10 Persen! Aaaaakkkhh– Ogh– Ngh! Sakit!
“Dari tadi apasih yang kau lakukan? Rasakan ini sekali lagi!”
B-berdiri aku! Abaikan rasa nyeri ini! Sial … aku tidak bisa. Terlalu banyak menekankan energi sihir berbeda-beda pada kakiku sangatlah tidak bagus, ini seperti energiku meledak di dalamnya– BUKANKAH MALAH JADI SAMA SEPERTI CARD MAGIC-KU!? Tidak! Aku tidak boleh menyerah!
“Rakyat jelata,” ucapnya sembari melakukan pose seperti tadi, kali ini dia melapisi pusaran angin dengan Pict Magic. Merubah warnanya jadi hitam pekat. “Jika kau menyerah sekarang, kujamin ini takkan mengirimmu ke rumah sakit.”
“J-jangan bercanda!!”
Irving berdecak kesal dan makin memperbesar pusaran angin hitam. “Zero Spiral Screw!!” serunya sekali lagi mencoba menusukku.
Berdiriiiii!!!
Pusaran angin hitam super kencang kini tengah melaju hebat ke arahku, dedaunan dan debu sekitar sampai terhisap olehnya, bahkan perlahan juga mulai menarikku.
Apa tidak ada yang bisa kulakukan?! Lakukan? Mendorong diri sendiri dengan ledakan, jika saja aku mampu melakukannya– Bukankah bisa?! B-beneran … ini beneran bekerja!
Aku memang berdiri sekarang, lalu apa? Pusarannya sudah sedekat ini.
Kepalan tangan ini, tidak ada pilihan lain selain mengerahkan semua yang kupunya. Jadi segera kukumpulkan energi sihir pada tanganku, hingga mencapai 75 persen. “Kupertaruhkan ini apa pun yang terjadi. 75 Percent Valkrya Shock!”
“ZALE!!!”
“HOOOAAAAAHH!!!”
Memang gila, tapi sekarang tanganku sedang mengadu kekuatan dengan pusaran angin hitam ini. Awalnya mampu kutahan di tempat, tanpa kusadari perlahan kakiku terseret mundur oleh tekanan hebatnya. Begitu kuat dan seakan menghisap oksigenku.
“Kakak yakin suatu hari nanti kamu akan menjadi penyihir hebat yang patut dibanggakan. Jangan pernah menyerah, sekaliipun jangan. Zale.”
Aku takkan berhenti!
“HAAAAAAAA!!! 100 Percent Valkrya Shock!!”
“ZAAAAALEEE!!”
APA– OGH!!!
*Fyuussh* *Brak* *Brak* *Brak!*
Aku kalah dalam adu serangan ini, membuatku terdorong jauh menembus tembok berkali-kali. Hingga terbawa sampai sisi lain rumah ini, tempat mereka bertarung. Tanpa kusadari Irving sudah ada di atasku, memegang kerah bajuku, siap-siap untuk memukul.
“Dengan ini, BERAKHIR SUDAH!!” serunya langsung menonjokku tepat di wajah, membuatku menghantam tanah dengan keras seketika.
*Brak!*
“Zale?!” Kudengar suara kagetnya Yuba di dekat sini.
AKKH– Ogh!? S-sial … pada akhirnya, aku tidak mampu berbuat apa-apa….
*Ngiiing*
To Be Continued….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Dimas Pettigrew
Kena karma kuga si Irving 🤣
Sayang Zale sama Yuba kena getahnya juga
2020-08-14
2
Septiano Personnes Estimata
...
Like sister, Like brother.
2020-06-17
1
Laziman
Crazy Up:)
2020-05-31
2