Lihat ‘kan? Sudah kuduga dia membawaku ke tempat bodoh ini. Sederhana sekali.
Vila bangsawan Reissel, letaknya di tebing belakang istana kerajaan. Bukit Anggrek. Tempat penuh bunga-bunga ungu dan bau kental bangsawan, kira-kira begini pendapatku soal rumahmu.
Irving.
“Oi, pergi ke mana kau—“ Sampai sini saja ajudan orang itu mengantarku, dia langsung pergi begitu saja.
Sekarang aku merasa sangat terganggu— Namun, ada yang lebih mempincut.
“Geh– Kau sampai ikut ke sini?!”
“Salah? Sebagai majikanmu, sudah semestinya terus mengawasi di mana pun dan kapan pun kamu berada.” Benar, Kurin. Dia sepertinya tidak peduli dengan situasi.
Oh ayolah! Aku lelah mendengar itu— Sudahlah, dibilangin paling bakal marah.
Barusan terdengar suara dorongan pintu dari arah depan. Ketika puncak kebisingan tercapai, di balik itu keluar sekumpulan orang yang dipimpin anak muda pirang. Bersama para pembantu dan kelompok berjubah menghampiri kami.
“Aku kagum rakyat jelata sepertimu benar-benar datang kemari.”
Irving! Akhirnya kau menunjukkan muka bodohmu.
“Hmm? Bukankah yang di sana, Nona Muda dari Ashbell? Suatu kehormatan dapat melihat langsung penyihir Rune jenius yang terkenal itu.” Hmph, sombong sekali. Percuma saja membungkuk menyapa seperti pelayan.
Seketika raut Kurin berubah tidak nyaman, seolah sejalan pikiran dengannya. “Aku terkejut. Kamu pasti Tuan Muda Reissel yang hobi menindas golongan biasa, itu ... konyol sekali— Hmph sepertinya rumor itu benar.”
Rumor? Mereka ini bersikap seolah asing satu sama lain, mungkin kenal dari suatu tempat elit ya ‘kan? Pesta dansa atau apalah itu—Tidak mengherankan.
“Wah, kamu pasti membicarakan soal pamanku.” Tangannya meraih Rapier di pinggang, menghentakkan ujung hampir menyentuh tanah hingga menciptakan embusan angin kencang. “Ketahuilah tempatmu, pelanggar peraturan!”
Sudah cukup.
“Aku sama sekali tidak peduli! Yang ingin kutahu adalah mengapa kau memanggilku?!” seruku sambil menunjuk, setelah membelakangi Kurin.
“Cih, sungguh perilaku tak terpuji. Karena itulah aku membenci rakyat jelata.”
Heh— Persetan dengan penilaianmu!
Salah satu pelayan si brengsek menghampirinya, membisikkan sesuatu di kuping.
“Oi!”
“Belum, pesertanya belum lengkap.”
Peserta? Apa yang kau bicarakan— Hmm? Gerbangnya dibuka, itu … Yuba?! Kenapa??
“Eh— Zale juga di sini?! Oh, gadis yang diceritakannya juga ada.” Sekarang dia memiringkan kepala dengan wajah datar penuh pertanyaan.
Jadi ini yang dimaksudnya peserta. Irving sialan itu, dia sampai memanggilnya?
Irving mengangkat kedua tangan bagai seorang penguasa yang mencoba menaikkan Mood. “Akhirnya tiba juga, wahai temanku.”
“Teman?”
Ada yang salah, tatapan itu jelas-jelas menunjukkan kerjasama. Kalian berdua jangan-jangan....
Yuba melambai kedua jemarinya lurus sejajar ketiak, dengan muka melawak. “Tunggu, tunggu. Kayaknya aku nggak bisa menerima ajakan kerjasamamu. Gimana mengatakannya....” Belakang kepala digaruk-garuk seperti orang bodoh, dia berulang kali memindah putaran mata. “Teman— Benar, aku tidak bisa mengkhianati Zale!”
K-Kau ... segitunya—
Si pirang brengsek menyarung kembali senjatanya sambil menghela menurunkan alis. “Kalau begitu, sayang sekali. Kukira kita bisa berteman dengan baik—Sepertinya kau lebih memilih sampah tak bermartabat sebelah sana. APA BAGUSNYA SI GAGAL ITU?!”
Egois, sikapmu menggambarkan kesemena-menaan seorang kekanakan. Hanya menerima orang segolonganmu dan seenaknya membuang siapa pun yang tidak mendukung idealisme tak realistis itu.
Apanya yang ‘memusnahkan semua rakyat jelata’?
“Haaah aaaah ... lama-lama ini terdengar bodoh, ngoceh ini-itu— Berisik tahu! Cepetan bilang apa tujuanmu!
"Cih, sederhananya ... balas dendam—“ Raut mukanya makin ditonjolkan, memperlihatkan aura jahat tak biasa di balik senyuman licik. “Tidak, mungkin lebih tepat jika kusebut ‘penghukuman’.”
Apa….
“BERANI-BERANINYA KAU MENODAI DARAH BIRU ADIKKU! SEGALA PENCEMARAN DARIMU TELAH MEMBUAT CHLOE-KU KEHILANGAN MARTABAT SEBAGAI PUTRI BANGSAWAN BESAR REISSEL!! Tidakkah kalian malu?”
“Malu? Kau pikir siapa dirimu, HAH?? Setiap orang bebas memilih. Dan kau … sampai mengaturnya? Pikiranmu sungguh dangkal. Jangan berani mengatur pilihannya, ITU HAK CHLOE!!”
Kesabaranku sudah di ambang batas. Sekarang aku benar-benar muak, takkan lagi kudengar omong kosongmu yang tidak masuk akal itu.
“Teruslah menggonggong rakyat jelata, pada akhirnya kalian tidak lebih dari sekedar hama perusak pemandangan.” Dengan sombongnya dia menunjukkan jarinya ke depan. “Sekarang, kubuat kalian menyesal.”
Siapa takut, mari kita akhiri ini sekarang juga!
“Wahai pelayan dan relawanku. Atas kehormatan keluarga Reissel, beri mereka hukuman yang setimpal dengan kematian!” Irving membalikkan badannya, kembali ke dalam rumah. “Akan kutunggu di dalam, hahahaha!” Pintu pun tertutup keras dan menggema beberapa kali.
Sialan. Jadi sejak awal kau tidak berniat melakukan pertarungan yang adil?!
“Zale!” seru Yuba.
Aku tahu itu. Mau tidak mau kita harus mengalahkan mereka.
“Ya!” jawabku yang langsung mengambil kuda-kuda bertarung.
Melihat itu, Kurin mengangkat jari demi menempel telunjuk dan tengah pada tengahan senjatanya. “Akan kubantu dari belakang.” Setelah itu langsung melompat mundur, punggungnya hampir menyentuh gerbang. “Orang itu ... aku tidak menyukainya— Ingin memukul,” katanya bernada dingin.
Kurin— Kau…
“Libera : Abrenas Sign.” Setelah merentangkan tangan ke depan, keluarlah tulisan-tulisan Rune mengambang di hadapannya. “Apa yang kamu tunggu? Cepat hadapi musuh sana, jangan buat Nonamu kerepotan!”
Ya ampun, baiklah. Terima kasih … Rune peningkatnya!
Yuba membunyikan tangan, menggerak-gerakkan kepala merilekskan diri. “Kau siap?” Dia kini memintaku melakukan Fist Bump, ketika menyampingiku.
Tentu saja kuterima itu, sebagai bukti tambahannya kuberikan senyum semangat ini. “Sudah sejak tadi.”
Sebagai permulaan, para pelayan menyerang lebih dulu. Beberapa di antaranya menetap di belakang demi menyiapkan mantra pendukung.
Untuk sekarang kartuku tidak berguna, aku hanya bisa menang dengan tinju.
Kuserang dua musuh dengan pukulan bertubi-tubi yang sudah dilapisi energi sihir, terus kulakukan meski mereka menghindarinya berkali-kali. Aku juga perlu hati-hati dalam menyalurkan yang masuk.
“Bracer!” Cih, mereka menjauhi ledakan tanah buatan pompaan tanganku.
Reflek, kusegera menjauh dari lawan. Membiarkan mereka tertarik tangan raksasa yang terbentuk dari energi sihir, para pelayan dihantamkan satu sama lain. Seketika tanah meretak setelah ledakan tabrakan.
Yuba ‘kah? Sihirnya benar-benar praktis.
Pada seluruh cela-cela jari tangannya, muncul puluhan jarum energi biru cerah. Terangnya menyilaukan sekitar. “Aku belum selesai!” Yuba langsung melempar semuanya, menjebak beberapa pelayan di atas tanah.
Bagus! Selanjutnya....
“Gadis berambut merah di sana!”
“Jangan sok akrab denganku!” Dari kejauhan, jari Kurin kelihatan sedang menulis sesuatu di udara. “Laki-laki manapun sama saja kelakuannya.” Dia berhasil memunculkan aksara Rune di sekitar jarum sihir tadi. “Hmph, berterima kasihlah padaku!”
“Sudah, sudah~ Jangan begitu,” responnya sedikit merayu sambil menciptakan tongkat yang menampung bola energi.
“Libera : Tricas.”
Oooh! Hebat, Rune-nya membuat seluruh ujungnya tersambung benang— Benang? Begitu, jadi itu yang kau incar Yuba! Nggak kusangka orang aneh sepertimu secerdik ini.
Aku tidak boleh kalah.
Segera kuserang para pelayan yang masih berdiri, sebisa mungkin kujauhkan dari medan Rune. Tidak lupa orang-orang berjubah, kupukul terus pijakan kalian dengan Bracer sampai hancur!
Sial, mereka menghindarinya. Setidaknya mengenai kaki tangan Irving yang kuhalau tadi.
“Nice, Zale! Kau sudah memberiku cukup waktu untuk mengaktifkan ini. Mungkin akan ada yang terbang ke arah kalian, berhati-hatilah~!” Yuba mulai mengarahkan tongkat pada wilayah Rune, bola energi pada ujungnya makin membesar dan bersinar. “Fragor Impact : Pinball!”
Tidak bisa dipercaya, mereka bisa bekerja sama sebaik ini?! Padahal pertama kali lho! Sejak awal, Kurinlah yang memulai kombinasinya. Nggak disangka gadis tanpa teman sepertimu mampu tanpa aba-aba.
Kalian bisa mengaplikasikan ajaran keluarga— Tidak sepertiku, aku bukan orang berbakat. Sulit menguasai sesuatu tanpa kerja keras tak henti.
“Kurin, kau.…”
Kurin memalingkan wajah dengan sikap sombong seperti biasa, tidak lupa dengan cibiran. “Sudah sewajarnya, apa yang bisa kulakukan tanpa tahu fungsi makhluk mesum itu?”
Fungsi— dia manusia lho! Begitu, jadi mencobanya ... dalam lubuk hatimu kau pasti ingin segera memahaminya. Gadis ini memang suka tidak jujur.
Ledakan Pinball mengenai langsung incarannya hingga menciptakan embusan angin kencang.
Walaupun begitu dia terlalu berlebihan, bagaimana jika mereka mati? Selain itu, ledakan semencolok ini … mana mungkin tidak menarik perhatian tentara kerajaan?! Bisa-bisa kita ditangkap nanti.
Aku tidak mau terlibat lebih banyak masalah!
“Ya ampun, ingatlah kalau kita ada di tempat yang tidak jauh dari istana!” seruku meneriakinya tepat di wajah.
“Aku terbawa suasana, Maaf~!” Dia hanya menggaruk kepala sembari berwajah bodoh.
Kutunjuk Yuba sembari tersenyum kesal dipaksakan, saking tidak tahannya urat otot dahiku sampai mengeras dan gigiku menggeram. “Kita bahas lagi nanti— Isi kepalamu patut dipertanyakan!”
“Ya, ya~!”
Perlahan debu akibat ledakan memudar, perlahan aku mulai bisa melihat sosok-sosok di baliknya. Tapi aneh, jumlahnya banyak sekali. Aku yakin kalau tidak salah hitung— Apa yang terjadi...?
“Hmph, sayang sekali.” Suara ini, sepertinya pernah kudengar dari suatu tempat. “Begini saja kemampuan bocah ingusan seperti kalian, rasanya seperti berhadapan dengan kutu.”
Seperti ketindihan pemberat yang mengurangi daya tahan punggung, mataku menangkap kefamiliaran tak biasa ketika salah satu tudung menunjukkan wajah. Melihatnya— Mereka membuatku teringat kembali rasa frustasi beberapa waktu lalu.
Sekali lagi aku menaruh curiga pada negeri ini.
“O-Oi, Zale ... d-dia?!”
Ya, itu dia. Orang yang pernah datang mengacau di tokoku bersama temannya, penjahat kenalan senior Page—Leto Spinzalt. Sepertinya kali ini kau membawa lebih banyak anak buah.
Tidak diragukan lagi mereka ini semacam organisasi.
“Kenapa kalian bisa di sini?! Dan …penjahat sepertimu melindungi?”
“Maksudmu pelayan-pelayan anak kaya itu? Kami tidak lebih dari eksekutor yang terikat hubungan kerja. Penjahat atau bukan, aku ini … takkan menyepelekan rekanku sendiri.”
Pekerjaan? Aku sama sekali tidak mengerti.
“Apa maksudmu?”
“Singkatnya begini, kami rela melakukan apa pun demi uang. Mau itu melindungi ataupun membunuh, semuanya Spectre lakukan! Itulah organisasi kami.”
Prajurit sewaan, dasarnya sama seperti serikat—Tapi lebih ekstrim. Semuanya masuk akal sekarang.
Tanpa kusadari Kurin dan Yuba sudah ada di sampingku, sama-sama waspada sepertiku.
Si biru menyentuh pundakku, menggenggamnya cukup erat. “Pergilah ke tempatnya, kami akan menahan mereka untukmu.”
Yuba….
“Tapi … kau ingat ‘kan? Orang bernama Leto itu sepertinya punya sihir yang mampu menembus segalanya— Kalian takkan bisa menyentuhnya!”
“Benar! Kesempatan menang … nol.”
Pandangan mata serius Yuba makin menekanku, membuatku sejenak terbungkam terkejut. “Urusan itu ... kau ingin segera menyelesaikannya bukan? Pergilah.”
“Cepat enyahlah dari pandanganku, sebelum aku berubah pikiran!”
Bahkan Kurin juga. Mereka sama-sama ingin mendapat kepercayaan dariku. Benar juga ya. Mungkin hubungan kami terlihat aneh dan canggung di mata orang lain, tapi faktanya kalian adalah temanku.
Teman ada untuk dipercaya.
“Lambat laun semua orang menerimamu. Tidak ada yang salah dari payah!”
“Bahkan tanpa diminta sekalipun, sejak awal kita sudah jadi teman ‘kan?”
"Pokoknya aku tidak mau tau, mau bagaimanapun kamu harus ganti rugi!!"
Tidak ada waktu untuk ragu. “Ya, aku mempercayai kalian!”
Yuba merespon dengan senyuman— Bahkan Kurin ikutan, meski langsung diganti palingan wajah dan cibiran begitu aku menyadarinya.
“Omong kosong. Serbu mereka, kalian!”
Demi membuka jalan, Yuba menggunakan sihir benangnya untuk menahan mereka. Awalnya pria botak—Yon Rocko—berhasil menghalangi berkali-kali. Tapi berkat Kurin yang membuatnya ikut tertahan, aku pun mampu lewat hingga tiba di hadapan pintu vila.
“Ayoo, Zale!!”
Tiba-tiba Leto muncul dari bawah, menendangku sampai kembali lagi ke tempat Yon dan Kurin bertarung.
Ugh— Sial.
“Menyingkir, wanita!” Di posisiku yang masih duduk menongkat lutut, kulihat Yon baru saja mengerahkan pukulan telak pada lawannya.
Dia pasti sangat kaget, satu tusukan Estoc tadi menembus begitu saja seperti milik Leto. “Aaakh—”
Kurin!
“Keparat, kau memukul perutnya!” Aku langsung berdiri, menggantikan melawan. “Hoaaaahh!” Kukerahkan pukulan bertubi-tubi yang dialiri setengah dari energi sihir, kurang lebih bekerja seperti aliran sungai. Arusnya perlu dipertahankan demi melindungi otot.
P-pukulanku … dia hanya menghindar!
“Haha, aku ini memiliki sihir yang sama seperti Abangku!”
Baik, itu bohong. Ketahuan banget kalau milikmu cuma peniru! Pasti ada batasnya.
Kuberikan setengah persen energi pada alas kakiku, demi memperkuat tenaga dorong menuju arahnya. Lalu aku hanya perlu pura-pura mundur dan— Terbaca! Setelah menghindari tembakan crossbow angin bertekanan tinggi, kuhadiahi dia dengan pukulan pada liver.
Sayangnya segera terhalau oleh bongkah es— Gawat, tanganku tidak bisa lepas!
“Storage Output : Flesh Arnament.” Yon menumbuhkan lengan menakutkan penuh darah dari kedua pundaknya, sepertinya mencoba mencabikku dalam pelukan. “Kali ini yang ini ‘kah...,” gumamnya.
G-Gawat, aku mati— Bercanda. Pesulap itu menyembunyikan banyak rahasia. Untungnya sudah kuselipkan beberapa kartu di balik lengan baju ini, tinggal didorong keluar dengan trik, lalu digunakan!
“Apa—“
Dengan Bestowal : Interval, selama dua detik tekniknya kuhentikan. Waktu ini cukup untuk mendorong lalu menendang dia pergi. Belum selesai, tanah sekitar dihancurkan Bracer, agar kau terhalang kerak tanah sementara.
“Apa yang kamu lakukan, lepaskan—” Maaf ya, Kurin, Aku perlu membicarakan ini padamu— Jangan melawan seperti itu, kau akan jatuh nanti gadis sialan.
Aw—
“B-beratnya….” Gara-gara perlawananmu, kita jadi saling jatuh menindihi lho.
Seketika Kurin langsung menjauh dari atasku, terduduk panik tiga meter jauh dariku. Memeluk tubuhnya sendiri. “Bodoh! Apasih yang kamu pikirkan— Jangan menggendongku tiba-tiba!”
“Itu tidak penting.” Kudekati dia, kemudian memegang kedua pundaknya. “Kurin.”
Gadis berambut merah ini seperti baru tersengat listrik, sedikit menganga dengan rona merah di pipinya. “Eh? A-apa ini??”
“Sihirku dan Yuba mungkin bisa mengatasi Yon, tapi tidak untuk Leto! Kaulah satu-satunya yang mampu membuat sihirnya tidak efektif. Dengan Rune-mu, sangatlah memungkinkan!”
Forsake, aku baru mengingatnya. Dilihat dari luar sihir penembusan memang tak terkalahkan. Sebenarnya ini bukanlah kekuatan yang membuatmu kebal terhadap segalanya— Cara melawannya adalah dengan bukan benda fisik!
Rune adalah salah satu sihir yang tidak berinteraksi secara fisik.
“Tunggu– Jangan asal memutuskan— “
“Aku mohon.” Kutundukkan kepalaku dikala mengatakannya lirih.
“….” Sudah kuduga dia tidak bisa berkata-kata. Cepatlah, tidak ada waktu lagi. “S-sebagai gantinya … c-ceritakanlah l-l-lebih banyak tentang Leyse Llyod! Berjanjilah!”
Ha? Yah, bukan masalah. Sejak awal aku memang berniat terus menceritakannya.
“Aku janji.”
Dikala pembicaran ini terjadi, rupanya sejak tadi Yuba terus menghalangi Leto dan Yon. Pantas saja lancar sekali.
“Hebat, tubuhku benar-benar ringan.” Yuba yang baru saja melunjak mundur, kegirangan dengan tangan gemetar.
“Apa yang kau ocehkan sejak tadi, coba hindari!”
Kita tidak boleh membiarkannya.
Kurin menghunuskan Estoc lurus ke depan, secara horizontal. “Libera : Bind.”
Seketika muncul tulisan Rune pada masing-masing kaki mereka, membuat pergerakan seakan menjadi lebih berat bagai tertahan rantai bola besi.
Menyadari itu, Yuba sekali lagi menggunakan sihir benangnya. Mengejutkannya itu akhirnya berhasil mengikat seluruh tubuh mereka. Meyakinkan teman anehku menggerakkan tangan demi menarik. “String Comeback.”
“Maaf merepotkan!” Tanpa basa-basi langsung kukerahkan seluruh tenagaku untuk lari sekencang-kencangnya. Menghindari para musuh lemah satu per satu. “Minggir, minggir!”
“Takkan kubiarkan!”
Leto?! Dia … tiba-tiba keluar dari bawah lagi!
“Libera : Ankh. Siapa pun yang terkena Rune ini akan muncul di hadapanku.”
Si sipit seakan tertelan lubang hitam tak kasat mata, secara instan dimunculkan kembali di hadapannya. Di situ terdapat perangkap ledakan energi yang disiapkan Yuba.
Tentu Kurin segera pergi.
“Baiklah,” ucap Yuba melakukan pose kemenangan sederhana di balik tebalnya debu bekas ledakan. “Sekarang kesempatanmu!”
Kalian … aku takkan pernah melupakannya! Akan kuakhiri pertarungan sia-sia ini, Irving! Tunggulah!
To Be Continued….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Septiano Personnes Estimata
Hmmmm... Irving. Mudah-mudahan dia nggak incest, lol.
2020-06-17
1