Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars

Tidak seperti biasanya jam pulang Eisenwald bisa sesore ini. Mungkin karena ulah cuaca yang mendadak mendung, merusak sirkuit sihir bel kebanggaan sekolah seperti tikus tersedak.

Di luar, staf yang bertanggung jawab menerima hadiah petir dari langit. Berkat itu pekerjaannya memperbaiki menjadi lebih repot.

“Aku tidak suka ini ya....” Pria di atas 25-an bersetel serba keputihan, seperti musim dingin di Horoki. Dia mengeluarkan tubuh atasnya dari jendela untuk menyaksikan langit. “Drama baru di kehidupanku pasti menghantui lewat cuaca.”

Ketika mengatakan itu, terbayang wajah salah satu muridnya.

Dia harus pergi ke suatu tempat. Lekas ia bergegas mengitari lorong lantai tahun kedua, menutup setiap pintu kelas yang bisa ditarik. Sampailah saat ketika dia bertemu sebuah vas bunga.

Ia putar alasnya, alhasil terbuka sebuah lubang persegi panjang seperti mekanisme Dungeon.

Aku perlu membicarakannya dengan Kepala Sekolah.

Pintu rahasia kembali tertutup dan kini Leon Sieger perlahan menuruni pijakan spiral. Awalnya semua terlihat sempit, tanpa pencahayaan, bahkan makin gelap ketika kian menyelam.

“Tidak peduli berapa kali aku kemari, aku tak bisa berhenti kagum. Dia bilang soal ‘perbatasan tengah’?” Leon cengir, hampir kesulitan menahan tawa. “Selera orang tua itu lucu sekali.”

Di hadapannya sekarang adalah ruangan luas. Dari sisi vertikal dan horizontal, masing-masing ada dua meja sepanjang enam meter saling berhadapan. Mengitari sebuah miniatur peta dunia.

Masing-masing ujung sisi terdapat sebuah pintu, Leon memilih lurus di depan mata. Seusai masuk, dia langsung disambut oleh seorang wanita berambut biru dengan pakaian formal.

“Wah? Sepertinya cuaca hari ini memengaruhimu, Penyihir Emas.” Wanita dalam pakaian formal ini baru saja meletakkan teko di atas sebuah meja. “Hangatkan dirimu dengan teh ini.”

“Ide bagus.” Leon menerima, lalu menuju tembok terdekat untuk bersandar.

Ruangan yang lebih sempit, seluas kamar biasa tanpa banyak barang. Itu karena mereka kalah mencolok dengan benda di tengah. Sangat aneh dan tak disangka hal semacam ini menjadi pusat sebuah sekolah.

Sebuah kepala dalam tabung penunjang kehidupan yang kaya akan cairan Mana.

Setelah menyedu teh, ini yang ditanyakan Leon, “Tubuhmu ... masih belum ditemukan, Kepala Sekolah?”

Terjadi pergerakan yang menimbulkan sejumlah gelembung mengambang. “Dorado ... kamu sepertinya ... mengalami kesulitan....” Memang sulit dipercaya. Kepala Sekolah, Hermit Slavz— Kepala dalam tabung benar-benar masih hidup.

Menghabiskan dan mengembalikan cangkir ke meja, Leon berniat mengangkat Hermit demi menekan sebuah tombol. Mengeluarkan kumpulan meja yang terkombinasi seperti kotak, di atasnya penuh akan kertas biografi sejumlah 25.

Barusan dua orang siswi, ‘pustakawan estetik’ dan ‘si rambut unik’ memasuki ruangan. Salah satunya melambai gembira.

“Sepertinya sudah lengkap.” Wanita pemberi teh mengibas rambut panjangnya, diikat kepang pendek hingga cukup anggun. “Bolak-balik istana kerajaan pasti melelahkanmu bukan? Dinginkan dirimu, Page.”

Page Hour mengangguk, rautnya baikan setelah menghargai kebaikan Wakil Kepala Sekolah. “Tidak, ini sudah termasuk tugasku sebagai kaki tangan Pangeran Jermaine.”

‘Si rambut unik’ kegirangan ketika menyadari sesuatu di kumpulan meja, bergerak antusias memungut salah satu biografi dan lompat sekali. “Ooohh!” Dia menunjukkan bagian depan kertas pada Hermit. “Akhirnya Anda menentukan yang terakhir!?”

Wajah itu ... sepertinya kita memang terikat oleh takdir, bocah.

“Oh ya, Page. Hari ini kau bertemu bocah berwajah masam?”

Page Hour geleng-geleng kepala. “Saya sepanjang hari hanya bersama Pangeran.” Helaan napasnya seolah menggambar perasaan ironi di hati, dia resah. “Selama delapan tahun ini, Kekaisaran Refft terus menekan negeri kita dengan diplomasi. Bahkan Duke Grines mulai berani menghidupkan kembali perbudakan....”

“Benar juga ... semenjak Perang Eucliff, raja absen dari masyarakat dan jadilah Fyord yang sekarang. Negeri bebas dimana para penguasa berlaku seenaknya, bahkan negara lain ikut mengusik. Jika saja Anda tidak merekrut saya, entah terjadi apa nantinya....”

“Kamu soalnya ... pilar yang dibutuhkan ... negeri ini...,” ucap Hermit. “Akan ... sangat disayangkan ... jika para generasi muda ... kehilangan fondasi mereka....”

Kerajaan Fyord dalam keadaan tidak beres. Meski sudah damai, nyatanya perang dengan Horoki justru memberi dampak buruk. Insiden tanpa tindak lanjut militer, aksi migrasi ilegal, tempat tinggal tanpa izin dan pelunasan pajak, intinya merubah negeri menjadi tak terkontrol.

Ke mana perginya pangeran dan putri kerajaan lainnya?

‘Si rambut unik’ mengangkat tangan. “Ya, ya~ Aku tadi ketemu anak ini!”

“Seriusan, sekarang ngapain bocah itu?” Leon berpikir kalau Zale Llyod masih sangat kesal dan ingin memaksa keingintahuannya pada seseorang.

“Ah, jangan khawatir Pak. Sepertinya sudah kalem....” Merlin Scdobach mengacungkan jempol dengan mata berbinar, lihat betapa lebar senyumnya. “Mataku banyak membantu~!” Pupil kanannya selalu berubah-ubah menjadi motif beberapa rasi bintang berbeda.

“Baguslah kalau begitu.”

Sekarang menuju masalah utama. Leon memberitahu isi pembicaraannya dengan Zale Llyod mengenai Spectre dan dugaan yang lucunya akurat tentang ‘konspirasi’.

Setidaknya dia berhenti, yang dikhawatirkan Leon menjadi terhindari.

“Begitu ... 'mereka' mulai bergerak....” Kepala Sekolah memunculkan sebuah proyeksi dari matanya, menunjukkan segala sudut sekolah secara mengambang pada hadapan semua orang. “Mau tak mau ... kita harus memulai ... Proyek Pengembangan Irregulars lebih cepat....”

Proyek PengembanganIrregulars... akhirnya. Alasan mengapa aku rela menjadi guru akademi sihir dan meninggalkan istana tidak lain karena— Aku ... akan menjadi pembimbing kalian yang berpotensi menyelesaikan kutukanMagius.

Pada salah satu proyeksi menunjukkan anak berambut abu kebiruan, sendirian dalam perjalanan pulang. Tampilan sebelah terdapat si kepala biru mencolok yang sibuk memperhatikan dadu, dikala menyandar tembok. Tayangan ketiga hanyalah anak bangsawan pirang dengan kegiatan melukisnya di ruang seni.

Hermit Slavz menonaktifkan tayangan, kini melayangkan 25 lembar biografi menuju sisi yang dapat dilihat semua orang. Masing-masing dikelompokkan dalam satu warna berbeda. Merah, biru, hijau, kuning, putih, coklat, ungu, dan hitam. Mereka berasal dari kalangan dan memiliki motif berbeda-beda di sekolah ini.

“Siklus Irregular ... berasal dari bintang yang jatuh seabad sekali ... kekuatan misteriusnya memberikan sejumlah penduduk ... proteksi dari medan netral. Kita sendiri ... belum mengetahui alasan ... apakah ini ulah dewa atau....”

Kebetulan beberapa bulan lagi hitungan akan genap satu abad, semenjak terakhir kali. Bintang yang mereformasi umat manusia ... bahkan sekarang bisa muncul dari faktor genetik— Akan pergi ke mana dunia ini selanjutnya? Hei ... Leyse.

Ketika Hermit sibuk berironis, Page menggeret Merlin agak menjauh dari para orang dewasa, sempat melirik sana-sini. Sebenarnya wanita berambut biru—Fusha Wellington—sadar mereka mencurigakan, ujungnya memilih abai.

“Kamu kepikiran sesuatu?” tanya Merlin yang meninggikan alisnya.

“Aku memerlukan bantuanmu untuk sesuatu.” Setelah meninggikan monocle dengan telunjuk, Page menulis sesuatu di bukunya dan merobek lembar yang sama untuk sahabatnya. “Mata bintang ... bisakah kamu melakukannya?”

Merlin tersentak, tak lama kemudian senyum lebar menggambarkan kepercayaan diri. “Kamu memilih orang jenius yang tepat~! Ahahahahaha.”

Page dan Merlin ke posisi semula, seolah tak terjadi apa-apa.

“Dorado ... juga Nona Fusha ... kita akan mempercepat kegiatan kemah pelatihan ... dalam dua minggu....” Hermit menatap penuh harap empat orang di sini. “Hanya kalian ... satu-satunya yang mengetahui ... kondisiku ... tolong jaga ... rahasia ... aku mengandalkan ... kalian....”

“Ya,” jawab mereka berempat, tidak keras dan tak pelan pula.

****

Di sini adalah rumah Leon Sieger. Tepatnya wilayah perumahan Kota Naval, Kerajaan Fyord. Nampaknya dia tinggal seorang diri. Tempat tinggalnya sendiri cukup terbelakang dari perumahan lain, dari sisi luar.

Di dalam ruang makan, mejanya hanya berisi kopi dan teh, sudah jelas bahwa dia kedatangan seorang tamu. Bersantai di samping perapian hangat.

“Kudengar kau sudah bertemu keponakan kecilku ... bagaimana dengan anak itu, dia bocah yang kurang ajar bukan? Hehehe.” Dia mengusap-usap kepala sambil meringis ala paman-paman yang hobi membanggakan keluarganya.

Dorado mengangkat pundak merasa kewalahan, beberapa kali dipusingkan oleh anak ambisius yang keras kepala . Dia mengerti bocah itu masih bagai telur mentah. Awam terhadap diri dan sekitar.

Hah ... benar-benar hal merepotkan. Baik itu Leon maupun sang tamu, setuju akan hal ini.

“Hahahahahaha.” Pria narsistik dengan rambut perak berantakan dan mata kristal, menutupi wajahnya dan tak tahan untuk ‘terbang’, saking terkekehnya.

Leon garuk-garuk kepala sungkan. “Dasar ... kedua keponakanmu sama-sama membuat kepalaku pusing, mereka pembuat masalah yang hebat!” Cukup satu deheman, situasi menjadi serius. “Pak Tua, baik Eisenwald maupun Pangeran Jermaine sudah memulai pergerakannya.”

Oswald menyedu teh, kemudian meniup dan membersihkan lensa arloji. Rautnya tak seperti narsistik sangar khas lagi. “Begitu....” Dia menjauh dari kursi untuk menuju jendela. Seketika sinar bulan menyinari wajahnya. “Kini giliran bocah itu.”

Tanpa bertanya pun, Oswald tahu keponakan kecilnya diikutsertakan. Dia tahu ini demi menjamin masa depan, sebagai seorang paman sekaligus ayah, sulit membiarkan keluarganya menyelesaikan ketidakbecusan para orang dewasa.

Sulit dipungkiri ... sudah sewajarnya orang tua mengkhawatirkan anaknya.

Menyadari kegelisahan Oswald, Leon meninggalkan kursinya untuk mengambil sesuatu di belakang dapur. Kembali dengan amplop, kertas, dan pena bulu.

Tadinya akan terjadi sesuatu, tapi beginilah reaksi tamunya. “Tidak perlu.” Tangannya direntangkan untuk memperjelas penolakan. Oswald membuka jendela, memandang bintang di langit malam ini. “Anak itu mungkin lebih lemot dari kakaknya, tapi dia punya satu kelebihan yang jarang dimiliki orang lain.”

“….” Leon tidak menyela bicaranya, dia hanya menyedu kopi dengan wajah penasaran.

“Sekarang aku tidak bisa pulang. Aku harus terus berpetualang mencari ‘itu’— Pertikaian dengan Nigel saja sudah membuatku pusing, kenapa harus aku yang repot-repot mencari lubang?”

“Mau bagaimana lagi, Anda terpaksa harus mengemban misi dari Tuan Woven Road. Demi menghancurkan ‘mereka’ dan....” Semakin lama terdiam, makin Leon kesulitan berhenti memikirkan seseorang hingga khawatir. “Leyse ... Nona Claudia— Bagaimana mereka harus membayarnya!?”

Sebelum memburuk, Oswald langsung berinisiatif memberikan tepukan pada pundak. Tanpa kata— Hanya pertemuan mata antar mata yang seolah saling memberi informasi secara terus-menerus.

“Pak Tua....”

Zale, aku sadar anak ini memiliki kecenderungan. Kehilangan Claudia, setelah Leyse membuatmu hanya mempercayai sebuah pilihan adil. Karena pribadimu, mungkin masalah akan selalu mengganggu. Namun, jangan khawatir ... kau hanya perlu mengingat bintang itu.

Saat ini Zale kebetulan juga memandang langit malam. Bersama tiga temannya menikmati sinar bulan dan embusan angin dingin yang damai di atap toko, dia seolah sadar akan sesuatu setelah menyaksikan sebuah bintang.

‘Merasakan’ orang terpentingnya.

“Ooohh, bintang jatuh!” seru Yuba sambil menunjuk.

“Hei, pesuruh. Beritahu aku kenapa harus berharap pada—“

“Apa yang kamu harapkan, Zale?” tanya Chloe dengan senyum bagai malaikat.

Baik dia maupun sang paman, masih memilih hening bersama langit. Memikirkan satu sama lain dan mencoba membayangkan hari esok. Mereka tidak perlu saling bertemu.

Mereka sama-sama menyaksikan kartu bintang sirius, sebuah harapan.

Takkan kubiarkan darah ini kehilangan sinarnya, paman!

Jangan kehilangan sinarmu, Zale!

“Apa ... haha, bocah itu tipe yang tidak butuh orang tua untuk bisa maju. Dia takkan mati.” Oswald mengantungi arloji dan berhenti memandang luar, kembali melihat orang yang dipercayanya. “Bimbinglah dia dengan baik, Leon.”

“Aku janji,” ucap Leon menepuk dada dengan kepalan. “Ini demi wanita itu juga….”

Hari itu Leon tidak bisa melakukan apa pun demi mencegah teman berharganya. Dia membiarkan si cantik perak dalam pakaian musim dingin, tertelan cahaya yang berujung sebuah kekosongan. Hingga sekarang masih terbayang raut pasrah di bawah mata kristal indahnya.

Namanya diteriakkan sekencang-kencangnya bersama rasa penyesalan.

Aku akan menyelamatkanmu!

 

 

 

 

To be Continued....

Terpopuler

Comments

Kuroko-sensei

Kuroko-sensei

selama ini aku bayangin rambut chloe itu hitam, salah ya thor?

atau sama kakaknya, rambutnya pirang juga ?

2020-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2 Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3 Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4 Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5 Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6 Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7 Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8 Chapter 1.8 : Page Hour
9 Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10 Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11 Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12 Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13 Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14 Chapter 1.14 : Gerakan
15 Chapter 2.1 : Skors
16 Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17 Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18 Chapter 2.4 : Isca Adler
19 Chapter 2.5 : Cipher
20 Chapter 2.6 : Impian
21 Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22 Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23 Chapter 22 : Artemis
24 Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25 Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26 Chapter 25 : Kemah Tes
27 Chapter 26 : Hurricane
28 Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29 Chapter 28 : Salah Langkah
30 Chapter 29 : Keputusan
31 Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32 Chapter 31 : Irregulars
33 Chapter 32 : Hutan Hyena
34 Chapter 33 : Fenrir
35 Chapter 34 : Perpecahan
36 Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37 Chapter 36 : Golem's Cave
38 Chapter 37 : Golem Elemental
39 Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40 Chapter 39 : Surat
41 Chapter 40 : Mengerti
42 Chapter 41 : Gennorder
43 Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44 Chapter 43 : Geist
45 Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46 Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47 Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48 Chapter 47 : Gilbert Erwood
49 Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50 Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51 Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52 Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53 Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54 Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55 Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56 Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57 Chapter 56 : Masalah Sepele
58 Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59 Chapter 58 : Masalah Kurin
60 Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61 Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62 Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63 Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64 Chapter 63 : Cortana+Spectre
65 Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66 Chapter 65 : Pseudo
67 Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68 Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69 Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70 Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71 Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72 Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73 Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74 Chapter 73 : Origin Magic
75 Chapter 74 : Vlad Singularity
76 Chapter 75 : Egon Krantz
77 Chapter 76 : Sangkar Burung
78 Chapter 77 : Dikejar Waktu
79 Chapter 78 : Alasan Bertarung
80 Chapter 79 : Nana Irville
81 Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82 Chapter 81 : Raso Springfield
83 Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84 Chapter 83 : Temperance
85 Chapter 84 : Larangan Bertarung
86 Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87 Chapter 86 : Miki Ingram
88 Chapter 87 : Fanfare
89 Chapter 88 : Foto Memalukan
90 Chapter 89 : Rumah Yuba
91 Chapter 89,5 : Antimatter Card
92 Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93 Chapter 90,5 : Anti Ares
94 Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95 Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96 Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97 Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98 Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99 Chapter 95 : Ares Mode
100 Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101 Chapter 97 : Target Buruan Baru
102 Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103 Chapter 99 : Multi Talenta
104 Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105 Chapter 101 : Amukan Guardian
106 Chapter 102 : Dregul Cursebound
107 Chapter 103 : Mephias
108 Chapter 104 : Bestowal
109 Chapter 105 : Menuju Klimaks
110 Chapter 106 : Sera Jacques
111 Chapter 107 : Makna
112 Perihal Remaster WN Reinheit
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2
Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3
Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4
Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5
Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6
Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7
Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8
Chapter 1.8 : Page Hour
9
Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10
Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11
Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12
Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13
Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14
Chapter 1.14 : Gerakan
15
Chapter 2.1 : Skors
16
Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17
Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18
Chapter 2.4 : Isca Adler
19
Chapter 2.5 : Cipher
20
Chapter 2.6 : Impian
21
Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22
Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23
Chapter 22 : Artemis
24
Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25
Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26
Chapter 25 : Kemah Tes
27
Chapter 26 : Hurricane
28
Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29
Chapter 28 : Salah Langkah
30
Chapter 29 : Keputusan
31
Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32
Chapter 31 : Irregulars
33
Chapter 32 : Hutan Hyena
34
Chapter 33 : Fenrir
35
Chapter 34 : Perpecahan
36
Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37
Chapter 36 : Golem's Cave
38
Chapter 37 : Golem Elemental
39
Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40
Chapter 39 : Surat
41
Chapter 40 : Mengerti
42
Chapter 41 : Gennorder
43
Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44
Chapter 43 : Geist
45
Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46
Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47
Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48
Chapter 47 : Gilbert Erwood
49
Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50
Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51
Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52
Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53
Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54
Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55
Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56
Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57
Chapter 56 : Masalah Sepele
58
Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59
Chapter 58 : Masalah Kurin
60
Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61
Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62
Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63
Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64
Chapter 63 : Cortana+Spectre
65
Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66
Chapter 65 : Pseudo
67
Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68
Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69
Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70
Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71
Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72
Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73
Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74
Chapter 73 : Origin Magic
75
Chapter 74 : Vlad Singularity
76
Chapter 75 : Egon Krantz
77
Chapter 76 : Sangkar Burung
78
Chapter 77 : Dikejar Waktu
79
Chapter 78 : Alasan Bertarung
80
Chapter 79 : Nana Irville
81
Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82
Chapter 81 : Raso Springfield
83
Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84
Chapter 83 : Temperance
85
Chapter 84 : Larangan Bertarung
86
Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87
Chapter 86 : Miki Ingram
88
Chapter 87 : Fanfare
89
Chapter 88 : Foto Memalukan
90
Chapter 89 : Rumah Yuba
91
Chapter 89,5 : Antimatter Card
92
Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93
Chapter 90,5 : Anti Ares
94
Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95
Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96
Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97
Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98
Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99
Chapter 95 : Ares Mode
100
Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101
Chapter 97 : Target Buruan Baru
102
Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103
Chapter 99 : Multi Talenta
104
Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105
Chapter 101 : Amukan Guardian
106
Chapter 102 : Dregul Cursebound
107
Chapter 103 : Mephias
108
Chapter 104 : Bestowal
109
Chapter 105 : Menuju Klimaks
110
Chapter 106 : Sera Jacques
111
Chapter 107 : Makna
112
Perihal Remaster WN Reinheit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!