Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota

“Seperti yang kita tahu, Perang Eucliff, perseteruan panjang antara Kerajaan Fyord dan Horoki berakhir pada 13 Maret 1303. Peperangan ini mengakibatkan sejumlah anomali terpecahnya dinding dimensi di berbagai belahan dunia. Peneliti negeri es menyebutnya ‘Keretakan Ley Line’—“

Ugh … mataku, sulit sekali terbuka. Tetaplah pada dirimu, Zale! Tapi … beratnya….

“Psst, psst.”

….

“Psst, Zale.”

Egh??

“Oi.…”

“Ngantuknya, hooaam….”

Sial, aku tidak bisa. Tubuhku melawan, rasanya seperti ditimpa beban berat. Oh ayolah, negakin badan aja sulitnya minta ampun. Jangan sampai tertidur! Mataku harus tetap terbuka!

Ugh….

Aku begini sejak tadi pagi. Padahal biasanya kondisiku selalu bugar dan segar, tidak terganggu oleh kesadaran dunia mimpi. Ini jelas gara-gara gadis egois itu! Berkatnya aku cuma bisa tidur sejam selama dua hari ini.

Terus apa gunanya yang kemarin itu?! Padahal sudah kuberikan kenagan berhargaku. Kupikir setidaknya dia takkan mengganggu terlalu sering, nyatanya tetap saja! Manusia memang tidak semudah itu berubah.

Aaaah harusnya aku tidak bilang dia boleh mengusik hidupku!

Hal ini berlangsung sepanjang jam pelajaran, aku sama sekali tidak bisa mengikutinya. Seakan kantuk membuatku seperti orang tuli dan rabun jauh. Dunia mimpi bersikeras menarikku ke dalam.

Aku tahu ada yang mencoba mengingatkanku, suaranya tidak dapat kukenali.

Benar-benar gawat … aku nggak boleh tidur, jam kedua sekarang waktunya guru fisika menakutkan itu. Ayolah Zale, Pak Tione pasti akan segera sadar!

“Woi ... Zale…!”

Rasanya ingin menoleh padanya. Itu tidak mungkin terjadi, badanku tetap saja enggan mendengar. Aku bertambah malas dan kehilangan niat bergerak.

“Oaaah!?”

Kupingku terasa seperti baru meledak mendengar dan merasakan pukulan keras pada meja ini, membuatku melunjak kaget hingga reflek duduk tegak. Berkat itu jelas sudah siapa sosok di hadapanku sekarang.

Benar. Pria berkacamata muda yang seperti pernah terlibat dunia militer, dengan sinis menatapku sembari bersuara seperti serigala geram. “Zale Llyod!”

“Waduh, tamat sudah dia….”

“Berani banget dia….”

“Si Tione marah tuh….”

Semua gumaman dibuat bungkam mematung sekali tengok Feben Tione.

Mau bagaimana lagi, kini aku terpaksa mendengar seluruh ocehannya mentah-mentah. Kupastikan dia percaya kalau kudengarkan, meski kantuk ini sulit sekali diatasi. Dia bakal tambah marah kalau sampai ketahuan!

“Kamu takkan sukses jika terus malas seperti ini! Harusnya kamu sadar betapa sulitnya orang tuamu menyekolahkanmu, mereka rela banting tulang seharian demi secuil nasi dan ilmumu! Renungkanlah pelanggaranmu hari ini dan berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi, mengerti?”

Anggukan berkali-kali saja yang bisa kulakukan, nada bicara menakutkannya tidak memungkinkanku untuk menjawab. Sama saja bunuh diri jika beneran kujawab.

Aaaaaaaa tolong selamatkan aku, siapa puuuuun!!

****

“Hahahahaha, kasihan banget diomeli Pak Tione sampai jam istirahat. Yah, sisi baiknya kita tidak jadi pelajaran.” Seperti biasa orang ini menjengkelkan, diperparah oleh ulahnya menepuk-nepuk punggungku. “Wa ha ha, eiiii!”

“Hah….”

“Jangan pikirkan itu, Zale. Teman-teman hanya terlalu tegang tadi.”

Ahh malaikatku, Chloeeeeee! Aku baikan!

“Kau benar.”

“Hari ini ada apa kawan?” tanya Yuba yang merangkul pundakku dengan tangan kanannya, dia ada di sebelahku.

Sial bagaimana ini ... nggak mungkin ‘kan kalau kujawab semua ini gara-gara jadi babu cewek menyebalkan. Apa jujur saja? Aduuuh tapi memalukan banget, harga diriku bisa terinjak-injak!

Apa sih yang kupikirkan waktu itu?!

“Kok diam? Jawab dong~! Masa ngantuk lagi, aneh rasanya jika terus merangkul pria yang setengah sadar begini. Aku nggak tertarik dengan sesama jenis.”

Bodoh ‘kah kau?

Hah ... kurasa tak ada pilihan, mau tak mau akan kuberitahu mereka. Akhirnya sampai di rumah! Tempat yang tepat untuk pengakuan memalukan ini.

“Serius? Bwahahahahaha!” Saking terkekehnya, Yuba sampai guling-guling di lantai, memegangi perutnya sambil menepuk-nepuk lantai. “Hahaha, habis … nggak kusangka. Jadi pesuruh? Kau? Bwahahahaha, lucunya!”

Melihatnya saja memperparah kekesalanku, urat otot keningku sampai sekeras ini.

“Hahaha … oke cukup ketawanya.” Kata-katamu berlawanan dengan perilakumu, lihat dirimu yang kesulitan menahan diri itu. “Aku sudah cukup mengerti situasinya. Yah kau tahu, ini nggak sepenuhnya memalukan. Eh tapi benar ‘kan, kau berhasil menarik perhatian si ratu egois. Pencapaian besar tahu!”

Ratu egois?

“Haha, apa pun itu....” Dengan wajah percaya diri ia tunjuk wajahku. “Tokomu kekurangan tenaga ‘kan? Aku akan membantumu! Benar ‘kan Chloe?”

Lengan dan kepalan ringannya saling ditempelkan, tepat di bawah dagu. Mata Chloe berbinar seakan terbakar antusiasme serius. “Mmm! Bekerja sendirian itu rasanya sepi, jika ada teman semuanya akan terasa menyenangkan! Terlalu membebani diri dalam pekerjaan tidaklah baik. Kami bisa membantumu, Zale!”

Kalian ... serius?

“Ya?” Aku ingin memastikannya agar tidak dikira berekspetasi tinggi.

“Kubilang kubantu kau kerja! Sendirian pasti sangat melelahkan bukan?”

“Zale malu dibantu orang lain?” tanya Chloe dengan polos, ia menggenggam ringan dadanya.

T-Tidak— Nggak gitu maksudku....

“Kita ini temanmu lho Zale, kamu tidak sendirian lagi!”

Chloe, sampai sejauh ini demiku— Dia benar ... kalian adalah temanku, sudah seharusnya mengandalkan mereka. Meskipun begitu aku tidak bisa menerimanya.

“Bagaimana dengan gaji? Aku tidak bisa membayar kalian lho! Selain itu, ini bukan urusan kalian. Masalahku ... harus diatasi diriku seorang—”

...!? Terasa sensasi panas pada pipi kiriku, mendorong pergi wajahku hingga meninggalkan rasa syok yang berstimulasi. Aku pun menganga dan terbelalak.

Kupegangi pipi sambil berkata dengan nada tak percaya, “C-Chloe...?”

Yuba panik melambai-lambai kedua telapaknya di sejajar pinggul, mencoba melerai tapi tak berani. Justru dengan muka bodohnya menengok sana dan sini.

Reaksi Chloe mengalami gelombang kejut, terasa seperti ledakan kesadaran. Seketika ia memegangi pipi dan nampak tak percaya. “Aaah aku minta maaf! Aku ... tidak bermaksud....”

Dengan pipi masih terpegang, kupikirkan baik-baik makna sebenarnya dari tindakan dan ucapan Chloe. Aku mengerti niatanmu. Ini terjadi gara-gara harga diriku ... berkat tamparan barusan mataku terbuka.

Aku ini benar-benar tukang mengeluh ya.

“Mulai hari ini panggil aku manajer!” ucapku dengan bersemangat sembari menepuk dada dengan kepalan tangan.

Raut Chloe dan Yuba kini kembali cerah, mereka menunjukkan rasa kejut senang. Saling menatap lalu mengangguk pada satu sama lain.

“Ini baru sahabatku.” Yuba mengacungkan jempolnya dengan bangga.

Senyum Chloe makin menguat, dia meraih tanganku dan mendekapnya bersama jemari hangatnya. “Terima kasih, Zale!”

Aaaaa terlalu dekat! Wajahmu Chloe— Hah ... hah ... tenangkan dirimu, kawan! Kuuuhh!

Memiliki teman itu ternyata tidak buruk juga ya.

****

Hari ini minggu, mereka sudah membantu menjalankan toko selama enam hari. Yuba mengurus stok dan permintaan buku pelanggan, Chloe melayani dan menjelaskan pada orang-orang, juga bersih-bersih interior.

Ingatan sempurna dan keuletan ... benar-benar sangat membantuku.

Tugas terakhir, aku perlu mendata ini. Mari lihat….

“Dua novel, ‘Perjalanan Berlanjut’ dan ‘Serangan Hebat’. Tiga biografi, ‘Sejarah Sihir Kuno’, ‘Sistem Perbudakan di Refft’, serta ‘Mengenal Leon Sieger, Sang Penyihir Emas’. Terakhir cerpen ‘Si Tembus Pandang dan Kota Sunyi’.”

Oke, lengkap. Sekarang hanya perlu menunggu saja.

“Aku mau beli stampel dulu, kalian jagalah tokonya!”

Yuba yang duduk di lantai sibuk menghitung buku di rak kecil, hanya mengangkat lengan setinggi mungkin untuk mengacungkan jempol. Chloe lagi nggak di sini ... mungkin toilet.

Delapan menit kemudian, kini aku dalam perjalanan pulang ke toko. Di saat inilah aku bertemu seseorang yang aneh dalam jubah. Seorang gadis pirang berambut panjang.

Dia menghadang jalanku dengan merentangkan kedua lengan. “Kamu pasti Zale Llyod bukan? Namaku Miki, ada yang ingin kuperingatkan padamu.”

Siapa lagi ini? Seenaknya menghalangi jalan pulang orang ... lagian apaan maksudnya peringatan, bodoh sekali. Dia mungkin orang aneh yang percaya ilmu peramalan. Sayang sekali kau tidak dapat menipuku Nona!

“Aku sedang sibuk, cari orang lain saja.”

Dia tidak menghentikanku, hanya memandang punggung dari kejauhan dengan raut yang entah apa. “Kamu sebaiknya lekas pulang, teman berhargamu dalam bahaya.” Setidaknya ini yang kudengar darinya.

Apa sebenarnya barusan? Yang pasti perkataan orang aneh sulit dicerna, sebaiknya lupakan saja.

“Oh, kita kedatangan pelanggan.” Aku melihat dua pria muda memasuki toko, suara lonceng yang kapan hari kupasang di pintu terdengar nyaring. “Untung tadi kepikiran beli stampel.”

*Clingg*

APA YANG—

Bukannya disambut adegan damai seperti pelanggan pergi ke kasir dan menerima kembalian, justru yang terjadi di luar bayanganku. Salah satu dari dua pria tadi sedang beradu tahan pedang dengan Yuba.

Untuk sekilas pandanganku tertuju hal lain.

Chloe ... Yuba juga?! Apa yang terjadi...?

Yuba yang gigih menahan dengan pedang kecil kebiruan, terlihat sangat marah.  “Jangan ... jangan berani kalian menyentuhnya! Chloe adalah teman berhargaku, enyahlah penjahat. Chitochic : Rubble.” Dia berhasil menjauhkan musuh menggunakan satu ledakan gelembung membeku.

“OI!!” seruku murka.

Menyadari keberadaanku Yuba berseru, “ZALE— AWAS!”

Ha?

Orang yang tadinya mencoba menarik paksa Chloe, melepaskannya hingga jatuh terduduk, dalam sekejap ia tenggelam dalam lantai dan muncul secara tiba-tiba di hadapanku.

“Keparat ... aku tidak tahu siapa kalian, kau membuatku marah!” Langsung saja kucoba menonjok perutnya. “APA?!” Seranganku menembus begitu saja seperti memukul angin. “Cih, trik murahan. Bagaimana dengan ini!”

Lagi ... seranganku hanya menembusnya!

Bahkan kombo dua pukulan berlapis Takedown. Suatu ketika posisi kami terbalik lagi, aku membelakangi pintu dan dia dalam proses melancarkan tonjokan memutar. Tentu saja aku berinisiatif memblokade dengan punggung lenganku.

Ia menembus lagi dan berhasil mendaratkan pukulan telak pada pipiku, melemparku keluar bersama pintu toko yang loncengnya jatuh ke atas perut. Aku sadar kalau telah mengejutkan orang sekitar, barusan terlihat histeris berlarian.

...?! Hah?? Aku masih berdiri, dan pintunya ... utuh?!

“Aduduh, tidak secepat itu Bung. Fiuh ... barusan gawat juga.”

Sihir si rambut jingkrak itu?! Dia memperbaiki pintunya dalam sekejap dan mengangkatku kemari tanpa kusadari?!

Ini buruk. Selain tak mengetahui sihir apa yang dimiliki si jingkrak, aku tidak bisa menolong Chloe selama Yuba masih dihalangi temannya. Haruskah memanggil bantuan prajurit kerajaan? Tidak bisa, kemungkinan aku takkan dibiarkan pergi!

Sial ... di saat seperti ini, aku hanya bisa menonton tanpa melakukan apa pun!

Yuba dan teman si jingkrak beradu hantaman pedang kembar, masing-masing terdorong mundur, lalu maju menghindari serangan satu sama lain.

“String ... jangan, bisa-bisa tokonya—“

“Lihat ke mana kau?!” Si musuh yang muncul di belakang Yuba, mencoba menggores pundaknya.

Si aneh cepat-cepat berbalik, menerima ayunan bilah kecil dengan pedang berukuran sedang. Karena saking telatnya reaksinya, alhasil dia terseret dorong mundur hingga tiba di dekatku.

“CHLOE!!” seruku bersamanya.

Si rambut jingkrak jongkok di hadapannya. “Mari ... sekarang kau mengerti ‘kan? Cukup biarkan dirimu tertangkap agar teman-temanmu bisa bebas. Ayo ... AYO...!”

“T-Tidak....” Chloe yang ketakutan hanya bisa mundur perlahan seperti laba-laba. Menggerakkan bokong, tangan, dan kaki yang agak selonjor ke depan untuk memudahkan prosesnya. “Jangan mendekat!”

Aaaaaaaaa!

“SIHIRMU ... GUNAKAN SIHIRMU CHLOEEEEE!!”

M-Mengapa...? Dia menggeleng kepala— Tidak mau menggunakannya?!

Tadinya Yuba mau maju, tapi dalam hitungan detik terhalangi rekan si rambut jingkrak bermata sipit itu.

Sial ... apa yang harus kulakukan....

Barusan terdengar suara lonceng, langkah kaki terdengar mendekat dan terasa sebuah tangan menjauhkanku dari jalannya dengan halus. “Itu tidak diperlukan.”

S-Siapa…? Pakaian itu— Dan ... Monocle, dia ‘kan?!

Seketika para penjahat dipaksa menghantam lantai, mereka seolah ditimpa beban raksasa tak terlihat, melepaskan diri ... apalagi bergerak saja tidak bisa. Ini seperti sebuah tarikan paksa dari gravitasi.

“S-Senior?! Apa yang ... apa yang Page Hour lakukan di siniiiiii?!”

“Makasih senior!” Mengambil kesempatan, Yuba segera lari ke arah Chloe dan membawanya kemari. “Kamu baik-baik saja, Chloe??” tanyanya bernada panik.

Chloe mengangguk-angguk cepat beberapa kali.

“Kita bertemu kembali, Leto Spinzalt dan Rocko dari Spectre.”

Spectre...? Hantu— Ohhh! Apakah itulah alasan mengapa aku tidak bisa menyerang si jingkrak?!

“Kamu sebaiknya lekas pulang, orang berhargamu dalam bahaya.”

Orang yang menghalangiku tadi ... jadi ini maksud dari ucapannya! Bagaimana dia— Lebih penting lagi, aku tidak bisa berasumsi tentang mereka tanpa bukti!

“Cih, kau lagi anjing kerajaan!” Orang bernama Leto ini perlahan mundur mendekati temannya, si botak.

“Kita pergi, Leto! Dia belum mengetahui tujuan kita kemari!”

Lirikan mataku secara cepat tertuju hal di sampingku, begitu mengejutkan hingga membuatku putus asa meneriakkan namanya.

“TENANG ZALE, CHLOE BAIK-BAIK SAJA!” seru Yuba yang barusan menangkap kedua pundak Madonna. “Dia hanya pingsan.”

Ah— Syukurlah....

Terdengar suara seperti kaca pecah, termasuk kejadian nyatanya pada Leto dan Yon. Mereka retak terpecah hingga berserakan dan detik kemudian hilang tanpa jejak.

“MEREKA ... KABUR!” Kedipan mata kemudian, tahu-tahu kini aku terbaring di atas pecahan pintu dan tertindih sebuah lonceng.

HA—HAAAAAAAAA?? SIHIR WAKTU...? ILUSI...? BONGKAR PASANG??

Aku pun duduk dengan satu kaki berdiri ditekuk dan sebelahnya selonjor lurus. “Aaaaaa aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi!” seruku menghantam pintu hingga retak.

****

Sudah dipastikan kalau Leto dan Yon benar-benar pergi. Kini aku bicara empat mata dengan senior Page di antara dua rak yang roboh, Yuba ada di kamarku untuk menjaga Chloe.

“Senior ini ... sebenarnya siapa?”

Dia mengangkat monocle-nya satu jari, meletakkan lengan di depan perut untuk menyangga buku terbukanya. Dia sibuk menuliskan sesuatu. “Kamu tidak perlu tahu. Lebih penting lagi ... sebaiknya lupakan kejadian hari ini, jika kamu tak ingin kehilangan kedamaian.”

Jangan bercanda ... JANGAN BERCANDA! APA HAKMU MELARANGKU UNTUK TAHU?!

“OI, JANGAN KABUR!!”

Ketika aku menyerukan itu, tangannya sudah menyentuh dan membuka setengah pintu toko. Dia sedikit membalikkan tubuh atasnya ke arahku sambil menunjukkan sesuatu. “Ngomong-ngomong, terima kasih buku ‘Kegembiraan Surgawi’-nya. Aku harap kamu tetap bahagia....”

“TUNGUUUUU!!” Aku cepat-cepat lari dan mencoba meraihnya dengan tangan, tapi sayang sekali pintu sudah tutup duluan. “Menghilang...?”

Insiden delapan tahun lalu ... lalu kedatangan Leto dan Yon untuk menculik Chloe, juga soal Page Hour....

“Apa tanpa kusadari, terjadi sebuah konspirasi di negeri ini...?”

To Be Continued….

Terpopuler

Comments

Ashidart

Ashidart

Wuaaah, aku masih terkagum-kagum sama diksi author yang nyatu sama POV-1. Pola penyampaiannya sudah jadi ciri khas author nih.

2020-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2 Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3 Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4 Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5 Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6 Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7 Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8 Chapter 1.8 : Page Hour
9 Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10 Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11 Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12 Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13 Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14 Chapter 1.14 : Gerakan
15 Chapter 2.1 : Skors
16 Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17 Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18 Chapter 2.4 : Isca Adler
19 Chapter 2.5 : Cipher
20 Chapter 2.6 : Impian
21 Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22 Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23 Chapter 22 : Artemis
24 Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25 Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26 Chapter 25 : Kemah Tes
27 Chapter 26 : Hurricane
28 Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29 Chapter 28 : Salah Langkah
30 Chapter 29 : Keputusan
31 Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32 Chapter 31 : Irregulars
33 Chapter 32 : Hutan Hyena
34 Chapter 33 : Fenrir
35 Chapter 34 : Perpecahan
36 Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37 Chapter 36 : Golem's Cave
38 Chapter 37 : Golem Elemental
39 Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40 Chapter 39 : Surat
41 Chapter 40 : Mengerti
42 Chapter 41 : Gennorder
43 Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44 Chapter 43 : Geist
45 Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46 Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47 Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48 Chapter 47 : Gilbert Erwood
49 Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50 Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51 Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52 Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53 Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54 Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55 Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56 Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57 Chapter 56 : Masalah Sepele
58 Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59 Chapter 58 : Masalah Kurin
60 Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61 Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62 Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63 Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64 Chapter 63 : Cortana+Spectre
65 Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66 Chapter 65 : Pseudo
67 Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68 Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69 Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70 Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71 Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72 Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73 Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74 Chapter 73 : Origin Magic
75 Chapter 74 : Vlad Singularity
76 Chapter 75 : Egon Krantz
77 Chapter 76 : Sangkar Burung
78 Chapter 77 : Dikejar Waktu
79 Chapter 78 : Alasan Bertarung
80 Chapter 79 : Nana Irville
81 Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82 Chapter 81 : Raso Springfield
83 Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84 Chapter 83 : Temperance
85 Chapter 84 : Larangan Bertarung
86 Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87 Chapter 86 : Miki Ingram
88 Chapter 87 : Fanfare
89 Chapter 88 : Foto Memalukan
90 Chapter 89 : Rumah Yuba
91 Chapter 89,5 : Antimatter Card
92 Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93 Chapter 90,5 : Anti Ares
94 Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95 Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96 Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97 Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98 Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99 Chapter 95 : Ares Mode
100 Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101 Chapter 97 : Target Buruan Baru
102 Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103 Chapter 99 : Multi Talenta
104 Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105 Chapter 101 : Amukan Guardian
106 Chapter 102 : Dregul Cursebound
107 Chapter 103 : Mephias
108 Chapter 104 : Bestowal
109 Chapter 105 : Menuju Klimaks
110 Chapter 106 : Sera Jacques
111 Chapter 107 : Makna
112 Perihal Remaster WN Reinheit
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2
Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3
Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4
Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5
Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6
Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7
Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8
Chapter 1.8 : Page Hour
9
Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10
Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11
Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12
Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13
Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14
Chapter 1.14 : Gerakan
15
Chapter 2.1 : Skors
16
Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17
Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18
Chapter 2.4 : Isca Adler
19
Chapter 2.5 : Cipher
20
Chapter 2.6 : Impian
21
Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22
Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23
Chapter 22 : Artemis
24
Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25
Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26
Chapter 25 : Kemah Tes
27
Chapter 26 : Hurricane
28
Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29
Chapter 28 : Salah Langkah
30
Chapter 29 : Keputusan
31
Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32
Chapter 31 : Irregulars
33
Chapter 32 : Hutan Hyena
34
Chapter 33 : Fenrir
35
Chapter 34 : Perpecahan
36
Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37
Chapter 36 : Golem's Cave
38
Chapter 37 : Golem Elemental
39
Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40
Chapter 39 : Surat
41
Chapter 40 : Mengerti
42
Chapter 41 : Gennorder
43
Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44
Chapter 43 : Geist
45
Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46
Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47
Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48
Chapter 47 : Gilbert Erwood
49
Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50
Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51
Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52
Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53
Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54
Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55
Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56
Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57
Chapter 56 : Masalah Sepele
58
Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59
Chapter 58 : Masalah Kurin
60
Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61
Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62
Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63
Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64
Chapter 63 : Cortana+Spectre
65
Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66
Chapter 65 : Pseudo
67
Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68
Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69
Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70
Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71
Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72
Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73
Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74
Chapter 73 : Origin Magic
75
Chapter 74 : Vlad Singularity
76
Chapter 75 : Egon Krantz
77
Chapter 76 : Sangkar Burung
78
Chapter 77 : Dikejar Waktu
79
Chapter 78 : Alasan Bertarung
80
Chapter 79 : Nana Irville
81
Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82
Chapter 81 : Raso Springfield
83
Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84
Chapter 83 : Temperance
85
Chapter 84 : Larangan Bertarung
86
Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87
Chapter 86 : Miki Ingram
88
Chapter 87 : Fanfare
89
Chapter 88 : Foto Memalukan
90
Chapter 89 : Rumah Yuba
91
Chapter 89,5 : Antimatter Card
92
Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93
Chapter 90,5 : Anti Ares
94
Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95
Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96
Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97
Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98
Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99
Chapter 95 : Ares Mode
100
Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101
Chapter 97 : Target Buruan Baru
102
Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103
Chapter 99 : Multi Talenta
104
Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105
Chapter 101 : Amukan Guardian
106
Chapter 102 : Dregul Cursebound
107
Chapter 103 : Mephias
108
Chapter 104 : Bestowal
109
Chapter 105 : Menuju Klimaks
110
Chapter 106 : Sera Jacques
111
Chapter 107 : Makna
112
Perihal Remaster WN Reinheit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!