Chapter 1.5 : Gadis Aneh

Dua hari kemudian. Tidak banyak hal terjadi setelah reuni itu. Lagian ... aaaahh! Bodohnya aku, malah lupa nanyain alasan dia jadi guru di situ. Aku terlalu terbawa suasana.

Apa pun itu, kini aku baru tiba di rumah bersama Chloe dan Yuba. Kurasa sampai sini saja pulang barengnya.

“Yakin nggak mampir nih?” tanya Yuba sedikit mengangkat satu tangan dan alis.

“Lain kali saja. Ada yang perlu kulakukan hari ini, maaf.”

“Begitu ya? Kalau gitu kami pergi dulu, sampai jumpa besok!” Bersama Chloe, Yuba berbalik dan melambaikan tangan padaku.

“Sampai jumpa, Llyod.” Dengan suara halusnya, Chloe juga ikut melambai.

Seketika mataku seperti sedikit berhalusinasi, membayangkannya dalam wujud malaikat super agung yang sangat cantik.

Kuuuh~ Aku harap itu nyata! Yang manapun tetap terbaik~!

Sebagai murid Eisenwald, tentu mereka juga tinggal di sekitar. Chloe menempati sebuah asrama perempuan dan Yuba hidup bersama kakaknya pada selatan kota. Ngomong-ngomong, tempatku masuk bagian barat.

Daerah pertokoan dan beberapa tempat umum.

Baiklah, kurasa waktunya makan siang. Tetangga sebelah terlalu banyak memberi roti kemarin. Makan itu saja memang kurang baik, tapi jumlahnya cukup untuk mengisi perutku.

Tak apalah, demi menghemat pengeluaran.

Selagi menikmati hidangan, kuperiksa buku daftar permintaan pelanggan di meja. Ini cukup penting demi kelancaran bisnis dan ... selain itu juga untuk mengenal pelanggan tetap.

Ah, Page Hour itu tadi meletakkan pesanan di kotak suratku.

“Ehm ... ‘Kegembiraan Surgawi' karya Kio ya, kalau nggak salah ini buku filosofi.” Setelah menyedu air putih, aku berdiri dan jalan menuju rak rak paling ujung kiri. “Oh, belum ada.”

Baiklah, kurasa waktunya ke serikat.

“Ahh kenyang juga.” Cangkir kayunya kuhantam ringan pada pojokan meja, membawa roti yang masih tersisa. “Hadiah untuk nona resepsionis.”

Serikat kota ini, Chamberlein. Dasarnya tempat dimana kamu bisa mengajukan beragam permintaan. Hari ini cukup sepi. Sekarang aku memerlukan kertas formulir, perlu antri dulu.

Oke ... permintaannya adalah buku filosofi berjudul ‘Kegembiraan Surgawi’, lalu bayarannya 200 Feld dan kartu *beta *Crimson Force. Batas waktu bebas, syarat penyelesaian harap letakkan di kotak surat toko buku Llyod. Jika memungkinkan.

Dari sepele maupun hal besar, memang dikatakan ‘berbagai’. Namun, tidak semua diterima apalagi diijinkan pemerintah.

Bagus, antrian mbak resepsionis ini sepi. “Hai kakak!” seruku sembari meletakkan formulir di meja, lalu sedikit mendorongnya agar melewati pagar pembatas.

“Selamat siang~ Permintaan buku lagi hari ini, Zale?” jawab wanita berambut pendek oranye dengan ceria, dia memungut formulir dan angguk-angguk beberapa kali ketika membacanya. “Hmm hmm. Jenis permintaan umum dan boleh dipajang di buletin—“

Kuambil keranjang isi roti yang di sebelah kaki, mengangkatnya ke meja. “Kakak mau roti?”

“Waaah, kornet khas bibi itu! Makasih banyak.” Kakak resepsionis terkekeh dengan mata tertutup. Merendahkan posisi tubuhnya untuk mengambil benda di bawah mejanya. “Ini~ Kuberi kamu jajanan manis, dari salah satu pekerja. Namanya kalau nggak salah ... ah, permen!”

Ampun deh, dia benar-benar menganggapku sebagai anak kecil. Jarang-jarang mendapat kebaikan begini.

“Oh— Manisnya!” Kuacungkan jempolku, dikala sebentar memojokkan batang permen di mulut. “Ini benda baru lain yang kudapat selain lembar foto dari benda bernama ‘kamera’ itu,” gumamku.

Jadi nggak heran menyebut ini era perkembangan industri. Banyak penemu berbondong-bondong menciptakan berbagai revolusi, demi memudahkan kehidupan bermasyarakat.

Carambia mah masih lama, lima bulan lagi.

“Oke, permintaannya diterima ya. Apa ada perbaikan sebelum kutempel?” Setelah melihat gelengan kepalaku, dia mengangguk formal. “Terima kasih telah mengunjungi Chamberlein! Sekali lagi makasih rotinya ya Zale~!”

Sekarang aku harus kembali ke toko. Kebutuhan toko dan pribadiku sudah terpenuhi, mungkin sudah ada beberapa yang tidak sabaran. Perlu cepat—

"He?"

"Kyaah!"

Aku menabrak seseorang ketika membuka pintu keluar, dia jatuh duduk dengan posisi kaki ‘w’ bersama kalung mutiaranya yang berserakan di luar.

Aduduh ... sial, ini orang nggak lihat ada aku apa?!

"Oi, kalau jalan lihat-lihat dulu dong—"

Seorang gadis?

Kuulurkan tangan kepadanya. "Bisa bangun?"

Gadis itu awalnya hanya mempelototiku, bibirnya merengut dan entah kenapa dia mulai menekankan auranya padaku. Setidaknya mau menerima uluranku.

"Kau baik-baik ... saja??"

Sepertinya dia tidak mendengarkanku, matanya tertuju pada hal lain ... kurasa pecahan mutiara di sana. Gadis itu masih melihat bawah. Lama kelamaan tangan kanannya dikepal, tubuhnya gemetar seperti tak kuasa menahan sesuatu.

Muncul aura tak mengenakkan.

"Grrrrrr ... rusak. Hadiah mama rusak…!"

"Oi kutanya kau baik-baik saja—"

Seketika dia mengenyahkan tanganku dari pundaknya. Walaupun sudah berdiri, dia masih saja enggan menatapku.

"O-Oi ... ada apa?"

Sial, aku tidak mengerti lagi. Ini memalukan, gara-gara keributan kami orang-orang mulai bergerumun dan saling berbisik sekarang. Lebih baik pergi sebelum tambah repot—

"Tunggu...." Dia menahan Pundak, lalu memutar balik diriku dan meremas kedua pundakku. "Ganti rugi! Kamu harus ganti rugi sekarang jugaaaaa!!"

"HA? KENAPA? BUKANKAH KAU YANG LALAI KARENA SEMBARANGAN DI DEPAN PINTU?! Jalan sudah enggak lihat-lihat, malah protes tanpa rasa malu! Minta maaflah!"

Ayolah biarkan aku pergi, nggak enak tahu jadi tontonan memalukan begini!

Dia menghempas maju mundur punggungku berkali-kali. "Justru kamu yang harusnya minta maaf! Lihat ini…." Berhenti dengan mendorongku hingga jatuh dekat perhiasan rusaknya. "Padahal aku susah payah mendapatkannya, kamu malah ... malah menghancurkannya!!"

Hah ... aku terjebak perkara yang begitu merepotkan. Cih, dari penampilan dan perilakunya ... seorang nona muda ya! Lagi-lagi bangsawan. Sepertinya tipe kasar dan merendahkan seperti si bodoh Irving.

Apa semua bangsawan seperti ini? Pokoknya aku harus segera pergi!

"Apa peduliku! Maaf ya aku tidak punya waktu meladenimu nona. Ada bisnis yang perlu dilanjutkan—“

"Diam!" Dia berseru sembari mengangkat kedua tangan yang dikepalkan. Sumpah, orang ini berteriak seperti tupai. "Bodo amat, pokoknya kamu yang salah!!" Seenaknya menunjuki tepat di dada, posisi wajahnya makin meninggi. "Tidak peduli apa yang kamu katakan, ganti rugi ya ganti rugiiiii!!"

"HAAAAADUUUUUUH, BERISIK! BERISIIIIIK!!" Kupungut kepingan kalung berliannya, menyeretnya pergi. “Sini ikut denganku!”

“Eh— “

****

Pada akhirnya malah kubawa ke rumah. Ah sudahlah, tidak masalah bicara di sini.

“Baiklah Nooooona ... aku tahu ini sangat berharga bagimu, reaksimu cukup menjelaskannya. Jadi, berapa harganya? Mungkin bisa kutebus dengan penghasilan tokoku.”

"Hmph, mana mungkin bisa!" Dia memalingkan wajah sembari menyilangkan tangan. "Bicara apa kamu ini?" Pandangan wajahnya ditinggikan dan mulutnya merengut.

Hah … masih saja begini.

"Dengar, aku mungkin terlihat tidak memiliki banyak uang. Kuakui kalau akulah yang salah. Perasaanmu ... setidaknya bisa kupahami, aku juga memiliki benda berharga dari orang penting. Jadi bisakah—"

"Fufu, ngaku gembel tuh.” Bola matanya menuju pojok kiri atas, dia seperti menambah beberapa ejekan di balik mulut yang ditutup tangan itu. “Dasar miskin.” Dia meringis meremehkan.

Geh, dikatain lagi! Memangnya salah tidak memiliki uang— Sedikit sih ... Aaaaah! Sialan. Dia ini maunya apa sih, susah bener berurusan dengannya!

Terpaksa langsung kutunjukkan padanya, kalau isi brangkasku itu berlimpah! Meskipun semua uang untuk urusan mendesak— Bisa dipikir nanti, setidaknya gadis merepotkan ini bisa berubah pikiran!

“Bagaimana? 5000 Feld! Cukup banyak ‘kan?”

“Kamu bercanda? Tentu saja nggak cukup! Sudah kuduga uangnya kurang, jelas tidak mungkin kamu bisa bayar 50.000 Feld!”

HAH? 50.000 Feld katamu?! Mahal banget! Bahkan pelajar yang juga kerja sepertiku nggak bakal bisa beli barang semewah itu!

Aku tidak ingin memperparah ini lagi, harus selesai bagaimana pun caranya.

Sebelum itu kututup kembali brangkasnya, tanpa memperlihatkan kodenya. “Kalau begitu beritahu aku, apa yang bisa kulakukan untuk menebusnya? Aku rela melakukan apa pun, kalau perlu aku bisa memberi semua penghasilanku selama satu tahun!”

“Lupakan saja, lupakan saja.” Ucapannya terdengar begitu kasar, diperparah gerakan tangan menggusah itu. “Kamu ga mungkin bisa ngumpulin 50.000 Feld dalam setahun. Buku-buku nggak guna ini hasilnya pasti tidak seberapa, mending buang dan biarin jadi tumpukan sampah!”

Apa katamu? Aku tidak peduli meski kau itu perempuan, tapi ucapanmu barusan benar-benar kelewatan!

Kutarik kerahnya, menatap wajahnya dengan murka. “BAJINGAN, KALIMAT BARUSAN ... SAMA SEPERTI MENGHINA PAMANKU! TARIK KEMBALI!”

“Sungguh tidak sopan, kamu sebut dirimu laki-laki? Aku menolak!”

Masih sok kuat? Padahal bernapas saja sudah tidak kuat. Lihatlah dirimu yang susah payah melepaskan diri dengan tangan lemah itu!

“Lepas ... lepas … kan! L-Lepas– Lepas!”

Melihatnya sangat tidak berdaya, membuatku reflek melepaskannya.

Sialan, ekspresinya seperti mau menangis. Apa yang kulakukan? Aku baru saja mencoba melukai gadis yang baru kutemui beberapa menit lalu! Tetap berada di akal sehatmu, Zale. Dia belumlah mengenalmu, pahamlah diriku!

“Uhuk…! Uhuk– Uhuk!”

Kubiarkan dia mengambil napas dan mempersiapkan diri.

“M-Maaf. Aku terlalu kelewatan.” Kutundukkan kepalaku serendah-rendahnya dengan tulus menyesal. “Lehermu ... baik-baik saja?”

“….!”

Barusan, dia seperti kaget? Kurang jelas.

“Aku ... anu ... rasanya yang harus minta maaf. Padahal kamu hanyalah orang asing, karena perilakuku ... aku berlaku tidak sopan.” Dia berjalan ke arah sebuah rak buku, meraba sisi kayu. “Tidak seharusnya aku merendahkan harta orang lain ketika milikku sendiri rusak, aku turut menyesal.”

Dia barusan … meminta maaf?! Bahkan sampai dua kali?! Sialan, kalau begini jadinya semuanya benar-benar akan jadi kesalahanku— Mungkin aku sudah salah sejak awal.

“Hei, bagaimana dengan membuat kesepakatan?” Kutunjuk diri dengan sentuhan telapak pada dada. “Aku akan menjadi pesuruhmu! Selama satu— Tidak! Tiga tahun, kuturuti segala permintaan egoismu selama aku mengumpulkan uang. Kau bahkan boleh mengawasi dan mengangguku, jadi kumohon....”

“… kamu janji?”

Kenapa dia mendadak pendiam begini? Aku sama sekali tidak mengerti. Yah, tapi….

Kuanggukkan kepala. “Janji.”

“Yakin meski kuawasi tanpa henti dan sampai menganggu kehidupan pribadimu, kamu tetap mau janji?” Ekspresinya sangat berbeda dari sebelumnya, cemas— Tidak, rasanya lebih dari itu.

“Janji! Sudah kubilang, kau bebas melakukan apa pun.”

….

Seketika gadis itu berbalik, merendahkan pandangan wajahnya. Seakan-akan dirinya tidak mau aku melihatnya lagi. Kedua tangannya gemetar tak tenang, membuatku sangat penasaran.

“Kamu, Zale Llyod ... anak kelas orang biasa yang terkenal suka meledak itu?”

“Itu benar.”

Kali ini apa yang ingin dikatakannya?

“Aku Kurin Ashbell, tahun pertama kelas bangsawan.” Akhirnya mau berbalik menghadapku, merentangkan tangan menunjuk mukaku. “Persiapkan dirimu mulai sekarang.”

Dia barusan … tersenyum? Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi.

“Oi, tunggu….”

Dia pergi. Ada apa dengannya? Perilakunya sangat membingungkan, bisa dibilang labil ‘lah.

Aku pun tersenyum menyeringai. “Ada-ada aja deh.”

Untuk seukuran bangsawan, Kurin Ashbell termasuk orang baik. Yah ... selamat datang kehidupan merepotkan.

To Be Continued….

Terpopuler

Comments

lo ga bahaya to

lo ga bahaya to

woah, gak kena sensor yah😂

2021-06-03

0

lo ga bahaya to

lo ga bahaya to

cewek emang serba bener yah

2021-06-03

0

*Ephixna Neesama* >>>[Cieciel]

*Ephixna Neesama* >>>[Cieciel]

Definisi Cewek yang ..... kamu tahu lah.

2021-04-13

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2 Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3 Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4 Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5 Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6 Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7 Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8 Chapter 1.8 : Page Hour
9 Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10 Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11 Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12 Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13 Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14 Chapter 1.14 : Gerakan
15 Chapter 2.1 : Skors
16 Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17 Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18 Chapter 2.4 : Isca Adler
19 Chapter 2.5 : Cipher
20 Chapter 2.6 : Impian
21 Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22 Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23 Chapter 22 : Artemis
24 Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25 Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26 Chapter 25 : Kemah Tes
27 Chapter 26 : Hurricane
28 Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29 Chapter 28 : Salah Langkah
30 Chapter 29 : Keputusan
31 Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32 Chapter 31 : Irregulars
33 Chapter 32 : Hutan Hyena
34 Chapter 33 : Fenrir
35 Chapter 34 : Perpecahan
36 Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37 Chapter 36 : Golem's Cave
38 Chapter 37 : Golem Elemental
39 Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40 Chapter 39 : Surat
41 Chapter 40 : Mengerti
42 Chapter 41 : Gennorder
43 Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44 Chapter 43 : Geist
45 Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46 Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47 Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48 Chapter 47 : Gilbert Erwood
49 Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50 Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51 Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52 Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53 Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54 Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55 Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56 Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57 Chapter 56 : Masalah Sepele
58 Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59 Chapter 58 : Masalah Kurin
60 Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61 Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62 Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63 Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64 Chapter 63 : Cortana+Spectre
65 Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66 Chapter 65 : Pseudo
67 Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68 Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69 Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70 Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71 Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72 Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73 Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74 Chapter 73 : Origin Magic
75 Chapter 74 : Vlad Singularity
76 Chapter 75 : Egon Krantz
77 Chapter 76 : Sangkar Burung
78 Chapter 77 : Dikejar Waktu
79 Chapter 78 : Alasan Bertarung
80 Chapter 79 : Nana Irville
81 Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82 Chapter 81 : Raso Springfield
83 Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84 Chapter 83 : Temperance
85 Chapter 84 : Larangan Bertarung
86 Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87 Chapter 86 : Miki Ingram
88 Chapter 87 : Fanfare
89 Chapter 88 : Foto Memalukan
90 Chapter 89 : Rumah Yuba
91 Chapter 89,5 : Antimatter Card
92 Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93 Chapter 90,5 : Anti Ares
94 Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95 Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96 Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97 Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98 Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99 Chapter 95 : Ares Mode
100 Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101 Chapter 97 : Target Buruan Baru
102 Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103 Chapter 99 : Multi Talenta
104 Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105 Chapter 101 : Amukan Guardian
106 Chapter 102 : Dregul Cursebound
107 Chapter 103 : Mephias
108 Chapter 104 : Bestowal
109 Chapter 105 : Menuju Klimaks
110 Chapter 106 : Sera Jacques
111 Chapter 107 : Makna
112 Perihal Remaster WN Reinheit
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2
Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3
Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4
Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5
Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6
Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7
Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8
Chapter 1.8 : Page Hour
9
Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10
Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11
Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12
Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13
Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14
Chapter 1.14 : Gerakan
15
Chapter 2.1 : Skors
16
Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17
Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18
Chapter 2.4 : Isca Adler
19
Chapter 2.5 : Cipher
20
Chapter 2.6 : Impian
21
Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22
Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23
Chapter 22 : Artemis
24
Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25
Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26
Chapter 25 : Kemah Tes
27
Chapter 26 : Hurricane
28
Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29
Chapter 28 : Salah Langkah
30
Chapter 29 : Keputusan
31
Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32
Chapter 31 : Irregulars
33
Chapter 32 : Hutan Hyena
34
Chapter 33 : Fenrir
35
Chapter 34 : Perpecahan
36
Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37
Chapter 36 : Golem's Cave
38
Chapter 37 : Golem Elemental
39
Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40
Chapter 39 : Surat
41
Chapter 40 : Mengerti
42
Chapter 41 : Gennorder
43
Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44
Chapter 43 : Geist
45
Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46
Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47
Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48
Chapter 47 : Gilbert Erwood
49
Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50
Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51
Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52
Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53
Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54
Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55
Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56
Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57
Chapter 56 : Masalah Sepele
58
Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59
Chapter 58 : Masalah Kurin
60
Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61
Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62
Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63
Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64
Chapter 63 : Cortana+Spectre
65
Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66
Chapter 65 : Pseudo
67
Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68
Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69
Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70
Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71
Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72
Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73
Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74
Chapter 73 : Origin Magic
75
Chapter 74 : Vlad Singularity
76
Chapter 75 : Egon Krantz
77
Chapter 76 : Sangkar Burung
78
Chapter 77 : Dikejar Waktu
79
Chapter 78 : Alasan Bertarung
80
Chapter 79 : Nana Irville
81
Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82
Chapter 81 : Raso Springfield
83
Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84
Chapter 83 : Temperance
85
Chapter 84 : Larangan Bertarung
86
Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87
Chapter 86 : Miki Ingram
88
Chapter 87 : Fanfare
89
Chapter 88 : Foto Memalukan
90
Chapter 89 : Rumah Yuba
91
Chapter 89,5 : Antimatter Card
92
Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93
Chapter 90,5 : Anti Ares
94
Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95
Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96
Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97
Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98
Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99
Chapter 95 : Ares Mode
100
Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101
Chapter 97 : Target Buruan Baru
102
Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103
Chapter 99 : Multi Talenta
104
Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105
Chapter 101 : Amukan Guardian
106
Chapter 102 : Dregul Cursebound
107
Chapter 103 : Mephias
108
Chapter 104 : Bestowal
109
Chapter 105 : Menuju Klimaks
110
Chapter 106 : Sera Jacques
111
Chapter 107 : Makna
112
Perihal Remaster WN Reinheit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!