Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!

Rabu, 16 Juni 1315 Kalender Arcadia.

“Kalian dengar? Hari ini katanya kita kedatangan guru baru lho.”

“Heeeh, benarkah Yuba?” jawab Chloe yang menggenggam telapaknya sendiri.

Guru baru ‘kah....

Saat ini kami berjalan menuju kelas, kemudian aku mendapati rumor ini di lorong.

“Aku mendengarnya dari senior kenalanku. Sayang dia nggak ngasih bocoran.” Yuba menghela kecewa, tapi ekspresinya cerah kembali.

“Begitu ya, aku tidak sabar menantikannya.” Wah~ Pagi-pagi begini disuguhi kesenangan surgawi seperti ini, seperti biasa senyumannya sangat menyejukkan hati.

Kira-kira orangnya seperti apa?

Aku terus memikirkannya ketika duduk di bangku, rasa penasaran ini cukup mengangguku. Bagaimana tidak? Guru baru berarti ada seseorang yang digantikan, seingatku di Eisenwald sudah cukup banyak.

Kenapa baru sekarang?

Seseorang masuk. Pak Fredrick, sekarang bukan jam pelajarannya. Jadi kurasa dia yang mau memperkenalkan orang baru itu.

“Selamat pagi anak-anak.” Dari barang bawaannya, sudah pasti dia cuma sebentar. “Kalian pasti sudah mendengar soal guru baru ‘kan?”

“Ya!” jawab kami semua.

“Untuk sementara Bu Fiona tidak bisa mengajar kelas sejarah, beliau mengambil cuti untuk kehamilannya. Mulai hari ini guru baru akan menggantikannya.” Pak Fredrick menoleh ke arah pintu. “Silakan masuk, Pak.”

Oh ya, kalau tidak salahdia pernah cerita di kelas minggu lalu. Ternyata beneran sudah nikah, kukira Bu Fiona masih sekitar 20 tahunan. Kelihatan muda banget—

Tunggu— Ha? HAAAA??

“Mustahil!?”

“Ehhh beneran!?”

“Dia ‘kan….”

A-a-apa?! Orang itu … dia ‘kan?! Sulit dipercaya, penyihir emas Dorado! Pahlawanku! Eh— Eh?? Kenapa, kenapa?

“Uwooh~! Lihat Zale! Leon Sieger yang asli!” Bahkan tanpa kau beritahu, aku sudah kaget duluan Yuba. “Hebat!! Kuuuh~! Untung banget!”

Leon Sieger, dijuluki penyihir emas atau disebut Dorado. Archamagus yang mewakili negara ini, Kerajaan Fyord. Seperti julukannya, segala jenis sihirnya selalu berwarna emas. Dia sebenarnya penyihir elemental.

Delapan tahun ... itu waktu yang lama dan cukup untuk mengubah rupa seseorang, dia memang kelihatan lebih tua— Namun, tidak salah lagi orang ini sungguhan.

Apa ini? Jantungku berdetak kencang! Kedatangan tiba-tibanya membuatku sangat senang, ooohhh! Nggak tahan!

“Baik, itu saja yang bapak sampaikan. Silakan ambil alih Pak. Aku undur diri dulu, gunakanlah kesempatan ini dengan baik!” Sebelum keluar Pak Fredrick sempat melirik padaku.

Kujawab dengan anggukan, lalu senyum penuh semangat.

Beliau terlihat menghela lega, tangannya pada hati. Seolah seluruh kekhawatirannya musnah setelah sadar akan sesuatu. Pak Fredrick meninggalkan kelas dengan puas, dia pasti sadar kalau aku sudah mendapatkan teman.

Kini seisi kelas hening. Tanpa gerakan gerakan maupun percobaan bicara, semua orang tegang sekarang. Itu karena ... dialah guru barunya! Siapa yang tidak gugup kedatangan idola satu negara ini?

“Apa-apaan wajah tegang itu? Santailah~!” Gaya bicara kasual agak nggak biasanya, dihiasi gerik mengangkat bahu. “Tunggu apa lagi, aku tahu kalian punya segudang pertanyaan padaku— Ayo jangan ragu-ragu!” Oh, dia melihatku. Tersenyum lebar sembari melambai tangan.

Karena ucapannya itu, tanpa ragu orang-orang saling berdesakan untuk menghadap langsung Dorado. Mata mereka berbinar, penuh rasa penasaran, dan sebagainya.

Ini sulit dipercaya. Aku makin yakin, memasuki sekolah ini sama sekali tidak sia-sia! Tadinya aku ingin di Loenheir. Biaya di sana terlalu mahal dan terlihat bukan tempat untuk rakyat jelata pas-pasan sepertiku.

Di sini memang ramah biaya, tapi tesnya kelewat berat! Uhh ... waktu itu aku hampir saja kehilangan masa depanku.

“Oi, oi pelan-pelan!” seru Dorado yang mencoba menjauhkan.

“Hei, hei Pak! Bapak umurnya berapa?”

“Udah nikah atau belum Pak?”

“Rumahnya di mana??”

“Hebaaaat! Dorado sungguhan ada di depan mataku.”

“Beritahu kami Dorado~!” seru mereka berbarengan.

Haha, sepertinya hari ini dia akan sangat kerepotan. Mungkin lain kali saja pertanyaannya.  Kuamati saja dari sini dan melihat bagaimana caranya mengatasi kami, soalnya dia bisa di sini berarti dipercaya punya kemampuan mengajar dong.

Ini membuatku terganggu, jelas tidak mungkin dia jadi guru begitu saja karena ingin. Belum ada berita apa pun soal pengunduran dirinya sebagai Archmagus atau duta besar negara. Yang berarti....

****

Akhirnya waktu istirahat! Whoa, sebelum itu— toilet. Keadaan darurat!

“Maaf, kalian duluan aja ke kantinnya. Mau ke toilet!” Aku langsung keluar kelas.

Uhhh, untung toiletnya dekat! Minggir, minggir. Jangan halangi pintu masuknya!

Fiuh~ Aman. Tadi pagi aku kebanyakan minum air, sialnya nggak bisa keluar gara-gara guru menakutkan itu. Feben Tione tidak membiarkan bergerak selama jam pelajarannya, dia iblis!

“HEI YANG DI SANA! Dilarang berisik di dalam kelas!”

“Yuba Octavius Greissman! Dari kemarin kelakuanmu sama saja, JANGAN TIDUR SAAT PELAJARAN!”

Hiii! Sudahlah, dibayangkan saja sudah sangat mengerikan.

Sekarang tinggal cuci tangan. Di suatu saat toilet paling ujung terbuka, ternyata yang keluar adalah....

“Oh? Yo, bocah.” Dia adalah Leon, baru saja melambaikan tangan. “Di sini kau rupanya!”

Aaaaaa—

Saking mendadaknya aku terbeku di tempat.

“Hahahahaha, apa-apaan wajah bodoh itu!” Dia tertawa lepas sampai membungkuk menepuk lututnya sendiri. “Sama sekali tidak berubah ya, bocah.”

“Kau masih mengingatku?

“Tentu saja! Memangnya dari belahan dunia mana lagi aku menemukan orang paling cerewet dan ribet sepertimu, saking lucunya kau masuk ke daftar orang aneh di daftarku~!” Cengirannya bikin kesal, apalagi acungan jempol itu.

“Cerewet dan ribet— Tunggu ... jangan mempermainkanku ya Pak Guru, begini-begini orang gagal ini berkembang!”

“He ... menarik, sepertinya keberanian itu perlu dipastikan.” Leon mengarahkan jempolnya ke atas, ketika membelakangiku. “Ikut aku, kita lanjutkan di atap.”

Akhirnya tiba saat bicara empat mata dengannya! Sangat banyak yang ingin kukatakan pada orang aneh ini, dan....

“Jadilah lebih kuat, bocah. Dunia akan kedatangan rookie yang luar biasa!”

Soal hal nggak bertanggung jawab itu juga, kenapa kau tidak datang lagi? Apa yang terjadi dan siapa sebenarnya pemimpin perampok itu?

“Tapi ya bocah, aku tahu kau senang bertemu kembali denganku. Bicaramu nggak punya sopan santun sama sekali.” Aku tahu dia mencoba menggodaku.

Berisik, mau bagaimana lagi ‘kan!

****

Atap sekolah. Tidak ada untungnya berada di sini. Bukan lokasi yang dikatakan surgawi atau apa pun itu, dijamin orang akan merasa malas. Tempat ini biasanya digunakan senior eskul invensi untuk mengetes barangnya.

Saking banyaknya membuat tempat ini menjadi sangat dingin.

“Begitu ya. Jadi Takedown ‘kah ... bukan pemikiran yang buruk, kau setidaknya sama berotaknya seperti Leyse. Cuma masalahnya satu.”

Dari cara bicaranya, kemungkinan dia sudah memahami garis besar kemampuanku. Jangan salah dulu! Tentu saja sudah kupikirkan dengan baik. Berkali-kali aku merasakan ledakan dan pukulan, kurasa sejak awal fisikku memang bagus. Makanya aku memilih sihir itu.

Demi membuktikannya, kurentangkan lengan kanan ke samping bawah. “Aku tahu apa yang ingin kau katakan, Dorado. Lihat saja ini!” Perlahan kukepalkan lalu membiarkan energi sihir melapisinya seperti zirah.

Nampak tertarik, tanpa mengatakan apa pun dia merentangkan tangannya ke depan. Membuka telapak seolah memberi isyarat kalau akan menerima apa pun dengan itu.

Jangan salahkan aku jika sampai patah!

“Valkrya Shock!”

Terjadi fenomena penyebaran tekanan angin yang begitu besar, dentuman berisiknya cukup menggetarkan tanah dan sekitar. Dorado hanya menggunakan pusaran angin emas kecil, diterima seolah bukan apa-apa.

Aku memang tidak berharap banyak. “Haha bagaimana??”

Dia memasang muka datar. “Apanya yang ‘haha bagaimana’, saking menyedihkannya aku tidak tahu harus tertawa atau iba melihatnya. Payah banget kontrolmu.”

“Aku tahu itu! Ini memang bukan kekuatan penuh, nggak salah lagi banyak yang kusalurkan. Entah mengapa tiba-tiba menurun seperti balon kempes setelah mendarat ke seseorang— Hei tapi sudah bagus ‘kan, jadi kau tidak perlu—“

...!?

D-Dia menamparku ... kenapa??

Matanya menunjukkan kekecewaan dan rasa kesal yang sulit ditampung “Bocah payah, lagi-lagi mencoba menipu diri sendiri?”

Menipu diri sendiri— Apa maksudnya....

“Kau kehilangan keberanian! Aha sudah kudengar lho, empat hari lalu terjadi perseteruan dengan anak bangsawan itu ‘kan? Di situ kau berpikir ‘tak peduli meski ledakan menyakitimu’. Benar bukan?”

Sulit untuk mengelaknya, maka dari itu aku langsung mengangguk.

“Mungkin kau bisa berpikiran nekat, tapi tubuhmu terlalu takut merasakan sakit yang sama seperti trauma, makanya dia reflek menahan diri agar ototmu tidak keram! Ini gara-gara ketidakbecusanmu mengontrol Mana berlimpah!”

Ternyata benar. Mana-ku memang berlimpah. Paman, bibi, kakak, Kiza mengatakan hal yang sama, jadi ... gara-gara ini sihir kartuku selalu meledak dan ototku keram setelah menggunakan Takedown?!

Pedang bermata dua!

“JADI APA YANG HARUS KULAKUKAN?!” seruku lantang dengan mengarahkan kedua telapak terbuka ke atas, seperti mau menutup, tapi tertahan kekuatan otot.

Napas tidak tenang, keringat mulai bercucuran, dan pikiranku ke mana-mana. Kesal merasakan dilema bodoh yang pada akhirnya berujung pada kesalahan diri sendiri. Aku sangat bingung!

Diawali embusan angin hening dan dihiasi penyinaran matahari, Dorado kini nampak sangat keren di hadapanku. Dia mengarahkan telunjuk padaku. “Bocah, ini adalah titik awalmu! Perlahan perubahan menyelimutimu dan dunia bahkan mau mengakuimu, aku ... yang akan membuatmu bersinar!”

Mendadak udara mengguyur dan menggetarkanku. Mataku terbelalak, ludah tertelan berat menandakan ketegangan, keringat turun dari kening, dan paling terpenting adalah ... jatung yang berdebar-debar.

A-Aku...? Dilatih oleh ... Dorado...? Aku, aku, aku!

Saking senangnya aku tidak dapat menahan senyum penuh semangat, apalagi tangan gemetar dan bulu kuduk berdiri ini.

Rasanya menjadi bersih kembali.

“Sebagai syaratnya, hmm gimana ya ... ah.” Dorado menunjukkan angka ‘satu’ dari jarinya. “Kuasailah sebuah kartu.”

Kuasai ... sebuah kartu.

Dorado kini berada di sampingku, kami saling berlawanan arah hadapan. “Ada apa, tidak bisa?” tanyanya dengan nada sedikit ejek sembari menyentuh pundak kananku.

Heh ... haha. Hahaha hahahahahaha!

Kujauhkan tangannya, mendahuluinya menuju arah tangga lantai bawah. Aku pun berbalik dan menghadiahinya sebuah tunjukan. “SIAPA TAKUT, KUTERIMA TANTANGANMU! Dalam tiga tahun akan kubuktikan....” Hawa dingin meraba, lalu mengguyurku dan dia. “Puncak pasti bisa kuraih!”

Leon menyeringai dan garuk-garuk kepala, seolah menyambut energiku dengan rasa ketidaksabaran.

Ini adalah garis start-ku!

To Be Continued….

Terpopuler

Comments

*Ephixna Neesama* >>>[Cieciel]

*Ephixna Neesama* >>>[Cieciel]

Vento Aureo.

Pernah dengar di Jojo. Itu cuman referensi??

2021-03-29

2

Dimas Pettigrew

Dimas Pettigrew

Aaaaah... Guru barunya famous!!

2020-08-11

2

Galih Gates

Galih Gates

ah, aku baru sadar, Dorado ini seperti All Might dan Zale itu Midoriya :v

2020-07-02

16

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2 Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3 Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4 Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5 Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6 Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7 Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8 Chapter 1.8 : Page Hour
9 Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10 Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11 Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12 Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13 Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14 Chapter 1.14 : Gerakan
15 Chapter 2.1 : Skors
16 Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17 Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18 Chapter 2.4 : Isca Adler
19 Chapter 2.5 : Cipher
20 Chapter 2.6 : Impian
21 Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22 Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23 Chapter 22 : Artemis
24 Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25 Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26 Chapter 25 : Kemah Tes
27 Chapter 26 : Hurricane
28 Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29 Chapter 28 : Salah Langkah
30 Chapter 29 : Keputusan
31 Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32 Chapter 31 : Irregulars
33 Chapter 32 : Hutan Hyena
34 Chapter 33 : Fenrir
35 Chapter 34 : Perpecahan
36 Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37 Chapter 36 : Golem's Cave
38 Chapter 37 : Golem Elemental
39 Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40 Chapter 39 : Surat
41 Chapter 40 : Mengerti
42 Chapter 41 : Gennorder
43 Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44 Chapter 43 : Geist
45 Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46 Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47 Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48 Chapter 47 : Gilbert Erwood
49 Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50 Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51 Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52 Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53 Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54 Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55 Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56 Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57 Chapter 56 : Masalah Sepele
58 Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59 Chapter 58 : Masalah Kurin
60 Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61 Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62 Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63 Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64 Chapter 63 : Cortana+Spectre
65 Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66 Chapter 65 : Pseudo
67 Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68 Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69 Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70 Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71 Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72 Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73 Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74 Chapter 73 : Origin Magic
75 Chapter 74 : Vlad Singularity
76 Chapter 75 : Egon Krantz
77 Chapter 76 : Sangkar Burung
78 Chapter 77 : Dikejar Waktu
79 Chapter 78 : Alasan Bertarung
80 Chapter 79 : Nana Irville
81 Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82 Chapter 81 : Raso Springfield
83 Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84 Chapter 83 : Temperance
85 Chapter 84 : Larangan Bertarung
86 Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87 Chapter 86 : Miki Ingram
88 Chapter 87 : Fanfare
89 Chapter 88 : Foto Memalukan
90 Chapter 89 : Rumah Yuba
91 Chapter 89,5 : Antimatter Card
92 Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93 Chapter 90,5 : Anti Ares
94 Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95 Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96 Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97 Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98 Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99 Chapter 95 : Ares Mode
100 Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101 Chapter 97 : Target Buruan Baru
102 Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103 Chapter 99 : Multi Talenta
104 Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105 Chapter 101 : Amukan Guardian
106 Chapter 102 : Dregul Cursebound
107 Chapter 103 : Mephias
108 Chapter 104 : Bestowal
109 Chapter 105 : Menuju Klimaks
110 Chapter 106 : Sera Jacques
111 Chapter 107 : Makna
112 Perihal Remaster WN Reinheit
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Chapter 1.1 : Makna Kekuatan
2
Chapter 1.2 : Memandang Rendah
3
Chapter 1.3 : Pecundang Sebenarnya
4
Chapter 1.4 : Dorado Guru Barunya?!
5
Chapter 1.5 : Gadis Aneh
6
Chapter 1.6 : Sisi Mengejutkan
7
Chapter 1.7 : Kejanggalan Ibukota
8
Chapter 1.8 : Page Hour
9
Chapter 1.9 : Proyek Pengembangan Irregulars
10
Chapter 1.10 : Chloe dan Irving
11
Chapter 1.11 : Kepala dan Ekor
12
Chapter 1.12 : Pertarungan di Villa Reissel
13
Chapter 1.13 : Zale Vs Irving
14
Chapter 1.14 : Gerakan
15
Chapter 2.1 : Skors
16
Chapter 2.2 : Festival Dewa Laut
17
Chapter 2.3 : Investigasi Kecil
18
Chapter 2.4 : Isca Adler
19
Chapter 2.5 : Cipher
20
Chapter 2.6 : Impian
21
Chapter 2.7 : Mendinginkan Kepala
22
Chapter 2.8 : Penguasa Kota
23
Chapter 22 : Artemis
24
Chapter 23 : Festival Dewa Laut
25
Chapter 24 : Kesempatan Kedua
26
Chapter 25 : Kemah Tes
27
Chapter 26 : Hurricane
28
Chapter 27 : Calon Terkuat Tahun Pertama
29
Chapter 28 : Salah Langkah
30
Chapter 29 : Keputusan
31
Chapter 30 : Myeirs of Hyena
32
Chapter 31 : Irregulars
33
Chapter 32 : Hutan Hyena
34
Chapter 33 : Fenrir
35
Chapter 34 : Perpecahan
36
Chapter 35 : Zale Vs Yuba
37
Chapter 36 : Golem's Cave
38
Chapter 37 : Golem Elemental
39
Chapter 38 : Bersatu! 24 Penyihir Vs Golem Elemental
40
Chapter 39 : Surat
41
Chapter 40 : Mengerti
42
Chapter 41 : Gennorder
43
Chapter 42 : Demonstrasi Sihir
44
Chapter 43 : Geist
45
Chapter 44 : Sihir Kaca melawan Sihir Ruang
46
Chapter 45 : Kaca, Es, Ruang, dan Pencuri
47
Chapter 46 : Kepribadian Ganda Sera
48
Chapter 47 : Gilbert Erwood
49
Chapter 48 : Siapa yang jadi Ketua Kelasnya?
50
Chapter 49 : Peringkat Gadis Irregular
51
Chapter 50 : Peringkat Pria Irregular
52
Chapter 51 : Open Visit Tahunan Prominence
53
Chapter 52 : Aran Zone & Prominence
54
Chapter 53 : Archmagus Alumni Akademi Sihir Eisenwald
55
Chapter 54 : Panti Asuhan Aria
56
Chapter 55 : Pelajar Terkuat Di Dunia Ke-4 & Ke-5
57
Chapter 56 : Masalah Sepele
58
Chapter 57 : Irving dan Nana adalah Penjahat?
59
Chapter 58 : Masalah Kurin
60
Chapter 59 : Terlibat Secara Paksa
61
Chapter 60 : Masa Lalu Kurin
62
Chapter 61 : Pilihan Sendiri
63
Chapter 62 : Gerombolan Tak Biasa
64
Chapter 63 : Cortana+Spectre
65
Chapter 64 : Kekacauan Kota Aven
66
Chapter 65 : Pseudo
67
Chapter 66 : Rumble Dimulai!
68
Chapter 67 : Kurin Vs Rubel
69
Chapter 68 : 1000 Year of Blizzard
70
Chapter 69 : Gilbert & Luke & Egon & Zima Vs Ikusa & Nev
71
Chapter 70 : Mirror World & Dremyar
72
Chapter 71 : Orang Nomor 2 di Prominence
73
Chapter 72 : Prajurit dan Peneliti
74
Chapter 73 : Origin Magic
75
Chapter 74 : Vlad Singularity
76
Chapter 75 : Egon Krantz
77
Chapter 76 : Sangkar Burung
78
Chapter 77 : Dikejar Waktu
79
Chapter 78 : Alasan Bertarung
80
Chapter 79 : Nana Irville
81
Chapter 80 : Ilusi Bernama Naif
82
Chapter 81 : Raso Springfield
83
Chapter 82 : Kekaisaran Refft
84
Chapter 83 : Temperance
85
Chapter 84 : Larangan Bertarung
86
Chapter 85 : Pertemanan Para Gadis
87
Chapter 86 : Miki Ingram
88
Chapter 87 : Fanfare
89
Chapter 88 : Foto Memalukan
90
Chapter 89 : Rumah Yuba
91
Chapter 89,5 : Antimatter Card
92
Chapter 90 : Realis dan Imajiner
93
Chapter 90,5 : Anti Ares
94
Chapter 91 : Rasa Bersalah Yang Terlambat
95
Chapter 91,5 : Feld Hayden & Rumi Katzeta
96
Chapter 92 : Barang Favorit Bu Fusha
97
Chapter 93 : Penggila Permainan Papan
98
Chapter 94 : Alasan Yang Tepat Untuk Mengajak
99
Chapter 95 : Ares Mode
100
Chapter 96 : Isi Kepala Gadis Ber-IQ 200
101
Chapter 97 : Target Buruan Baru
102
Chapter 98 : Dungeon Whisker’s Meadow
103
Chapter 99 : Multi Talenta
104
Chapter 100 : Istirahat yang Tidak Buruk
105
Chapter 101 : Amukan Guardian
106
Chapter 102 : Dregul Cursebound
107
Chapter 103 : Mephias
108
Chapter 104 : Bestowal
109
Chapter 105 : Menuju Klimaks
110
Chapter 106 : Sera Jacques
111
Chapter 107 : Makna
112
Perihal Remaster WN Reinheit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!