Pagi itu Naya berdandan cantik untuk mengunjungi pabrik marmer milik suaminya. Dari sedikit informasi yang dia dengar bahwa pabrik itu mengalami masalah keuangan. Kurangnya daya beli masyarakat dan ekspor yang saat ini di perkecil jumlah pesanannya menjadi pemicu pendapatan keuangan perusahaan yang makin lama makin menipis.
Pernikahan Naya yang hanya bertahan enam bulan sampai jatuhnya kontrak yang pernah ditandatangani olehnya di ruang kerja milik Noah satu setengah tahun yang lalu. Naya sudah pasrah jika pernikahannya harus berakhir ia pun tidak lagi mempermasalahkannya karena baginya mengabdi sepenuhnya pada Noah dan keluarga besar suaminya menjadi faktor terpenting yang menjadi tujuan utamanya kini.
"Aku tidak diinginkan di sini, aku hanya barang yang dipakai sesuai dengan waktu yang berlaku. Jika sudah kadaluarsa, bahkan dilempar dan dibuang, kau hanyalah barang Naya jadi tidak lebih dari itu, jangan terlalu berharap banyak dari cinta Noah." Naya menghibur hatinya agak tidak terlena dengan kemewahan yang ada di dalam rumah ini apa lagi cinta Noah.
Iapun turun ke lantai bawah dan mendapati baby kembarnya yang sudah bisa berjalan dan berlari kian kemari.
"Mami!" teriak dua bocah kembar itu serentak.
"Mami mau ke mana?" tanya Zein terlebih dulu dengan suara cadelnya.
"Mami mau ke pabrik ayah kalian sayang!" Jawab Naya lembut dengan beralaskan lututnya ia meladeni anak tirinya tersebut.
"Zhifa boleh ikut mami?"
"Pabrik tidak baik untuk kalian sayang, karena disana banyak debu, itu akan membuat kalian sakit." Ucap Naya menghentikan rengekan Zhifa.
"Cepat pulang ya mami!"ucap Zein.
Dua bocah kembar itu mengecup kedua pipi mami sambung mereka bersamaan.
"Ayo sayang kita berangkat!" Titah Noah sambil memberikan lengannya untuk digandeng oleh ratunya itu.
Cici meminta Zein dan Zhifa bermain dikamar mereka.
"Tolong tetap awasi mereka Cici sampai aku kembali dari pabrik," titah Kanaya sebelum masuk ke mobil.
"Baik nyonya muda."
Keduanya berjalan beriringan menuju pabrik yang terletak tidak jauh dari kantor Noah. Ketika sudah berada di dalam pabrik, karyawan buru pabrik berdesas desus tentang kemiripan wajah Kanaya dan mendiang Kayla.
Noah meminta bawahannya untuk mengantar Naya mengelilingi pabrik, iapun kembali ke ruang kerjanya.
"Apakah nyonya Kayla memiliki saudara kembar?" tanya seorang buruh pabrik itu pada temannya.
"Ku dengar gadis itu menjadi ibu susu dari baby kembar tuan Noah." Ucap karyawan lainnya.
"Bagaimana ceritanya tuan Noah bisa menemukan saudara kembar nyonya Kayla dan menjadikan gadis itu sebagai ibu pengganti untuk menyusui putra tuan Noah." Ujar yang lainnya.
"Semuanya harus pada kerja ya, jangan ada yang bergosip," pinta Sebastian pada anak buahnya yang sengaja berkumpul membahas Kanaya.
Sebastian merupakan supervisor di pabrik tersebut. Salah satu tugasnya yang mendisiplinkan karyawannya ini, membuat ia dikenal sebagai orang cukup disegani di kalangan para bawahannya.
Kedatangan Kanaya tepat disaat pabrik dalam keadaan lesu. Biaya produksi semakin rendah dengan hasil penjualan yang makin menurun. Karyawan sudah sepakat untuk mogok kerja karena mereka tidak lagi menerima gaji penuh, apa lagi tidak adanya lembur yang menjadi andalan mereka untuk mendapatkan penghasilan lebih.
Sebastian yang pagi itu sedang mendampingi istri bosnya tersebut, menceritakan semua tentang keadaan kondisi pabrik saat ini.
"Sebastian, apakah aku boleh memberimu solusi untuk mengatasi kemacetan produksi saat ini?" Tanya Kanaya di tengah kunjungannya di pabrik tersebut.
"Silahkan nyonya dengan senang hati, aku akan mendengarkan anda," ucap Sebastian santun pada Kanaya.
"Apakah anak buahmu bersedia jika dua bulan ke depan mereka tidak menerima gaji, tapi tetap bekerja seperti biasanya," tanya Kanaya yang ikut memberikan solusi untuk pabrik suaminya.
"Baiklah nyonya, saya akan mengusahakan agar para buruh siap dengan resiko yang ada untuk menekan pengeluaran perusahaan sampai perusahaan kembali stabil." Janji Sebastian pada Kanaya.
"Aku sebagai penjamin masa depan kalian, jika ada karyawan yang saat ini dirumahkan, minta kepada mereka untuk kembali bekerja, dalam waktu dua bulan pabrik ini akan kembali berfungsi dengan semestinya, untuk itu aku akan mencari jalan keluar lain dalam mengatasi masalah pabrik ini Sebastian." Ucap Kanaya percaya diri.
"Jika anda berjanji untuk menyelesaikan permasalahan pabrik, saya jamin saya yang akan meyakinkan anak buah saya mau menerima tawaran yang anda ajukan untuk mereka." Ucap Sebastian semangat.
"Terimakasih Sebastian, aku mengandalkanmu, aku yakin pabrik ini, akan kembali berjaya seperti masa-masa kejayaannya dulu. Aku pamit pulang dulu, ku mohon kabarkan kepadaku perkembangan pabrik ini dan juga tanggapan buruh yang bersedia membantu pabrik ini agar tetap hidup." Ucap Kanaya yang memberikan angin segar pada karyawan perusahaan milik suaminya.
Kanaya meninggalkan pabrik itu untuk kembali ke rumahnya. Sebelumnya itu ia menghampiri suaminya di perusahaan untuk pamit pulang.
"Sayang, aku ingin pulang melihat si kembar, jika terlalu lama mereka akan mencariku." Ujar Kanaya dengan memberikan kecupannya pada bibir seksi milik suaminya Noah.
Noah tidak mau hanya sekedar menerima kecupan itu sesaat, ketika Naya hendak menyudahinya, ia malah memagut lagi bibir Kanaya dan ingin berlama-lama, mengecap bibir itu. Naya menerimanya dengan senang hati, tapi Noah ingin melakukan lebih, Naya mendorong tubuh suaminya untuk menjauhinya.
"Kita bisa melakukannya di rumah, jangan terlalu berlebihan seperti ini Noah, ini perusahaanmu, jadi ku mohon tempatkan perasaanmu pada tempatnya, jangan terlalu terhanyut dengan keadaan yang ada walaupun aku ini istrimu." Ucap Naya yang tidak ingin bercinta di ruang kerja milik suaminya.
"Aku ingin kamu lebih mempedulikan perasaanku Naya sama halnya kamu peduli dengan si kembar." Noah tetap merayu istrinya.
"Si kembar adalah prioritasku, karena mereka, aku bisa bersamamu. Ingatlah bahwa pernikahan ini hanya sebuah kontrak, bukan permanen. Jaga sikapmu jika kamu tidak ingin menyakiti hatiku." Ucap Naya spontan.
"Apakah maksudmu kamu tidak ingin lagi melayaniku karena kamu takut terikat denganku Naya?" Tanya Noah sedikit mencengkeram kuat lengan Naya.
"Hanya kamu yang tahu jawabannya, karena aku tidak berhak menjawab semua pertanyaanmu itu. Aku mau pulang sekarang, aku sudah kelamaan meninggalkan anak-anak." Jawab Naya yang hendak meninggalkan ruang kerja suaminya.
"Aku akan mengantarmu Naya." tawar Noah.
"Tidak perlu Noah, karena sudah ada sopir pribadi kita, yang akan mengantarku pulang. Urus saja perusahaanmu, karena perusahaan ini lebih membutuhkan perhatianmu jika kamu tidak ingin bangkrut." Jawab Naya.
Di rumah, Brenda sedang menceritakan keadaan perusahaan kepada nenek Ani. Ia tidak memikirkan bagaimana perasaan nenek Ani jika tahu bahwa perusahaan warisan suaminya akan bangkrut, ia dengan gamblang menceritakan jika perusahaan saat ini dalam keadaan yang memprihatikan.
"Nenek Ani, mungkin cucumu Noah tidak memberitahukanmu bahwa perusahaan milik kita akan bangkrut. Rencananya pabrik peninggalan suamimu dan juga putramu itu sebentar lagi akan di jual, tidak ada jalan lain karena saat ini para karyawan sudah mogok kerja dan mereka tidak mau mendengar solusi yang ditawarkan oleh Noah untuk membujuk mereka agar tetap berusaha melakukan tugas mereka agar produksi tetap berjalan baik." Ucap Brenda yang ingin tahu reaksi nenek pemilik perusahaan ini.
"Apa katamu Brenda, apa kamu ingin mengatakan bahwa pabrik keluarga Alkatiri akan ditutup maupun di jual?" tanya nenek Ani dengan suara gemetar.
"Begitulah nenek kira-kira seperti itu yang saya dengar dari Naufal." Ujar Brenda makin membuat nenek Ani sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Nofal Nova
umur anaknya brp bulan sdh bisa jalan sama bicara 🤔
2025-03-20
0
🌹🪴eiv🪴🌹
solusi opo kui, bertahan tidak di bayar alesan e opo ..🤔
🤣🤣🤗🤗
2023-09-24
1
Alya Yuni
Masa si Kanaya trllu bodoh
2022-12-22
0