Part 15

Lea yang kembali di bawa ke apartemen Bara hanya bisa pasrah mengikuti laki-laki itu. Karena sejujurnya ia ingin tahu apa yang membuat Bara begitu memaksa untuk menjadikannya istri kedua, dan apa alasan Arneta yang menyetujui ide gila pria itu. Bukankah Bara dan Arneta saling mencintai? Dan saat ini wanita itu sendang mengandung, seharusnya hubungan pernikahan seperti itu sedang bahagia-bahagianya, lalu kenapa Bara justru mengajaknya menikah.

"Duduklah jangan berdiri seperti patung! Atau kau mau duduk di pangkuanku?" Bara menepuk pahanya.

"Ck, dasar otak mesum." Lea memilih duduk di tempat yang jauh dari jangkauan pria itu.

"Bacalah!" Bara menyerahkan berkas pada wanitanya.

"Apa ini?" Lea membuka berkas tersebut dan di menit berikutnya wajahnya berubah menjadi terkejut. "Ini tidak mungkin?" Lea menaruh berkas tersebut ke atas meja.

"Sudah aku duga kau tidak akan percaya." Bara menarik satu sudut bibirnya. "Tapi itulah kenyataannya."

"Tidak Bara kau pasti berbohong." Lea ingin mengambil ponselnya untuk menghubungi Lou dan Lio, namun ia baru sadar benda itu ada di tangan Bara. "Kembalikan tas ku! Aku ingin mengambil ponselku." Pinta Lea.

"Untuk apa? Apa kau ingin menghubungi Lio dan Lou?" Bara tersenyum sinis. "Percuma kau melakukannya, karena Lio dan Lou tidak akan pernah memberitahumu."

"Tapi tidak ada salahnya aku mencari tahu, sekarang kembalikan tas ku!"

Bara berdiri mengambil tas milik Lea lalu memberikannya pada wanita itu.

"Kau pasti tahu sifat Lou dan Lio, mereka tidak akan mungkin memberitahu kabar yang akan membuat adik mereka bersedih. Apalagi Mom dan Daddy mu, pasti mereka tidak ingin putri satu-satunya ikut setres memikirkan perusahaan Richard."

Lea yang ingin menghubungi saudara kembarnya kini hanya diam mencerna semua perkataan Bara.

"Kau pikir saja, dimana mereka saat kau melakukan kencan buta?"

"A-apa? Kau tahu tentang kencan buta yang ku lakukan?" pekik Lea dengan terkejut dan sedikit malu, karena sudah ketahuan mencari kekasih dengan cara melakukan kencan buta.

"Aku tahu apa pun yang kau lakukan Lea Richard, meski ragaku jauh berada di Paris tapi hatiku selalu didekatmu."

Deg.

...Bolehkah Lea merasa bahagia mendengar perkataan Bara, mengetahui pria itu sepertinya begitu mencintai dirinya....

"Kembali ke topik awal! Apa hubungannya Lio dan Lou yang tidak mengawasi diriku?" tanya Lea dengan mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin terbawa perasaan terlalu dalam mengingat status pria itu yang sudah beristri.

"Tentu saja ada hubungannya, seorang Lio dan Lou bahkan tidak tahu adik kesayangannya melakukan kencan buta? Itu artinya ada hal yang lebih penting yang harus mereka kerjakan, yaitu menyelamatkan perusahaan Richard yang sudah hampir bangkrut."

"Tidak! Itu tidak mungkin Bara, perusahaan keluargaku tidak mungkin bangkrut." Teriak Lea tidak terima, ia masih belum percaya kalau perusahaan keluarganya terancam bangkrut. Terlebih Lio, Lou, Dad Leo dan Mom Lily tidak pernah mengatakan apa pun padanya.

"Kau boleh liat langsung saat nanti kita kembali ke Paris."

"Cih, aku tidak akan pernah kembali ke Paris bersama mu." Lea yang marah berdiri dari tempat duduknya, ia ingin secepatnya pergi dari tempat tersebut karena tidak ingin mendengar berita yang belum tentu jelas tentang keluarganya. Namun baru saja ia hendak melewati Bara, tangannya justru ditarik dengan kencang hingga membuat dirinya duduk dipangkuan pria brengsek itu. "Bara lepaskan aku!"