Revenge Obsession : Cp.18

Biasakan Like bab-nya😉...

Masukin list Fav juga ya🥰

Komentar positifnya biar Author

makin semangat Up, apalagi dapet hadiah🥰

So... I Hope Enjoy The Story

...****************...

Ekor matanya melirik sekilas dimana para pria dan wanita itu bercumbu tanpa rasa malu sedikitpun.

"Ini benar-benar keterlaluan" gumamnya pelan tanpa ada niat untuk berhenti menggedor pintu agar di bukakan.

"Yak! bisakah kau diam dan duduk di sini dengan tenang" ucap salah satu pria yang sedang asik bermain kartu di ruangan itu walau lebih tepatnya mereka sedang berj*di.

Mansion itu sengaja Jae Hwan bangun sebagai salah satu bisnisnya, lebih tepatnya itu adalah sebuah bar mewah yang ia balut menjadi sebuah mansion pribadi agar tidak ada yang tahu tentang bisnis ilegalnya, dan salah satunya agar bisa mengelabui pihak pajak.

"YAK! JUNG JAE HWAN!!! APA KAU TULI, KELUARKAN AKU DARI SINI"

"YAK KELUARKAN AKU!!!"

"Kubilang berhenti" tukas seorang pria yang langsung menarik lengan Hana dan dengan di bantu satu pria lagi mereka menahan Hana agar duduk di salah satu sofa.

"Sepertinya dia menyenangkan" ujar pria yang duduk di sisi kanannya.

"Kalian mau apa? lepaskan aku" ucapnya berontak saat menyadari kondisi mulai tidak kondusif.

"Kau liar sekali baby" ucap pria di sisi kirinya sambil mengelus paha Hana.

"BRENGS*K!!! JAUHKAN TANGAN KOTORMU ITU DARIKU" Sahutnya menatap tajam dua pria yang sedang menahan lengannya dari tadi.

"Bawa dia ke kamar itu" perintahnya pada temannya dan tentu saja di angguki oleh pria di sisi kanan.

"Yak! kubilang lepaskan, kalian mau membawaku kemana?!"

Hana terus berontak walau sebenarnya tidak ada yang mendengarkannya.

"Ya Tuhan, aku mohon bantu aku. lebih baik aku di mati di tangan psikopat dari pada harus kehilangan harga diri karena pria-pria ini" ujarnya berdo'a dalam hati berharap ada yang bisa membantunya.

"Ku mohon lepaskan aku, aku akan membayar kebaikan kalian nanti. tapi aku mohon jangan lakukan ini" pintanya bersimpuh di depan dua pria tadi sambil menyatukan tangannya.

Bahkan air matanya perlahan turun, dengan seribu ketakutan di benaknya.

"Ku mohon lepaskan aku" pintanya lemah sambil terus berusaha melindungi dirinya sendiri dari dua pria yang sedari tadi sudah melepaskan pakaian atasnya.

Salah satu pria itu menyeringai lalu menarik kasar rambut Hana hingga membuat empunya meringis kesakitan.

"Kami pasti akan membayarmu, jadi tenang saja" ucapnya melepar Hana ke atas ranjang dengan begitu kasarnya.

Brakkk~

"Siapa kalian berani menggunakan kamarku" datarnya seraya memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dengan begitu santai.

Hana yang mendengar suara yang tidak asing lagi baginya langsung mendongakkan kepalanya, lalu berlari dan berdiam di belakangnya seolah meminta perlindungan dari pria tersebut.

Sedangkan dua pria tadi hanya menatap satu sama lain, dan keluar dari sana tanpa bicara setelah memungut pakaiannya.

"Anak ini benar-benar keterlaluan hyung" ucapnya, lalu menarik lembut lengan Hana untuk segera keluar dari sana.

"Minta pelayan untuk mengganti seluruhnya" titah Seok Hyun pada bawahan Jae Hwan. dan tentunya langsung di angguki oleh anak buah yang berjaga di bar tersebut.

"......"

Sedangkan di sisi lain, Hana terus saja berdiri di belakang Yoon Wo tanpa berani menatap Jae Hwan walau sebenarnya ia benar-benar marah pada pria itu, rasanya umpatan sudah tidak mempan lagi untuk pria bermarga Jung itu.

"Kau keterlaluan Jae Hwan, sudah kubilang jangan macam-macam."

"Aku hanya ingin bersenang-senang, lagian aku tidak menyentuhnya bukan" sahutnya enteng.

"Aku tidak habis pikir denganmu! .... bukankah waktu itu kita sudah bicara?!"

"Aku tidak melanggar ucapanku hyung, aku tidak melukai bahkan menyentuh sehelaipun rambutnya? jadi titik kesalahanku dimana?" jawabnya tanpa merasa bersalah sedikitpun pada Hana.

Bughhh...

"Akhhh~ kenapa hyung memukulku-" kesalnya setelah Seok Hyun memukul belakang kepalanya

"Jika bibi Cha tahu, dia akan sangat kecewa padamu" sahut Seok Hyun yang juga mulai habis kesabaran atas sikap adiknya yang satu ini.

"Mulai saat ini dan detik ini juga, kau tidak bisa membawa asistenku sembarangan tanpa se izinku" tukas Yoon Wo lalu menarik lembut lengan Hana keluar dari ruangan Jae Hwan

"Kau lihat Hyung! pria itu sudah tergila-gila dengan jal*ng imurahan itu, sebentar lagi dia akan memberikan apapun sama seperti Sarah dulu! dasar bodoh!!" ucapnya pada Seok Hyun

"Apa kau tidak sadar diri! kau juga melakukan itu pada Arin, jadi jangan bisanya hanya mengungkit masalalu Yoon Wo" balas Seok Hyun sukses membuat Jae Hwan mati kutu.

"Kalau tadi Hana sampai di apa-apakan oleh pelangganmu itu, maka pedang yang ada di rumah akan segera lepas dari cangkangnya untuk menyapa lehermu" lanjut Seok Hyun. Karena Yoon Wo memang memiliki kemampuan dalam berpedang lewat kegiatan yang sering dia ikuti setiap bulan hanya untuk sekedar memenuhi hobinya.

Seketika Jae Hwan langsung memegang lehernya, tapi di satu sisi ia benar-benar begitu membenci Hana karena dendam-nya pada pembun*h orang tuanya dimana ia sendiri yang menyaksikan Yeon-U yang merupakan Ayah Hana menjatuhkan botol air untuk menghilangkan bukti pembunuhan.

...****************...

"Kau baik-baik saja?" tanya Yoon Wo sesekali melirik ke arah Hana yang duduk di samping kursi kemudi.

"Bisa berhenti di sini saja Pak, aku bisa naik bus kerumah sakit" jawab Hana tanpa menatap yang di ajak bicara.

"Tidak apa, aku akan mengantar mu kerumah sakit" sahut Yoon Wo

setelah pembicaraan itu, tidak ada lagi yang bicara dan mobil hanya di liputi kesunyian dan rasa canggung dari keduanya.

Sampai di parkiran rumah sakit, Hana segera turun dari mobil lalu tersenyum sopan pada sang atasan walau sebenarnya hati dan perasaan-nya sedang berkecamuk setelah kejadian tadi.

"Sekali lagi terimakasih banyak Pak sudah membantuku untuk kesekian kalinya" ucap Hana seraya membungkukkan badannya lalu perlahan pergi dari hadapan Yoon Wo.

"Hana!"

"Iyaa" sahutnya berbalik.

"Mari kita obati dulu lukamu" ucapnya seraya menarik lengan Hana untuk duduk di salah satu bangku taman sambil membawa kotak obat yang ia ambil dari mobilnya.

Entah kenapa kali ini tidak ada penolakan, kaki Hana melangkah begitu ringan mengikuti kemana pria dengan kulit putih susu itu membawanya.

"Duduklah" ucapnya mendudukkan Hana di salah satu bangku taman, lalu di susul dirinya yang jongkok di hadapan Hana untuk mengobati lututnya.

"Tahanlah, mungkin ini akan sedikit perih" ucapnya dengan tutur kata yang begitu lembut berhasil membuat Hana speechless, karena baru kali ini ada pria yang bersikap lembut padanya setelah mendiang Ayahnya.

"Sadar Hana! dia atasanmu" gumamnya dalam hati berusaha mengalihkan pandangannya dari Yoon Wo yang masih mengobati lukanya dengan begitu pelan dan telaten.

Tapi tidak bisa di pungkiri, jika saat ini ia benar-benar larut dalam pesona seorang Min Yoon Wo.

"Selesai"

Seketika Hana sekali lagi mengalihkan pandangannya agar tidak bertatapan langsung dengan pria ini.

"Aku akan menjamin jika Jae Hwan tidak melakukan hal buruk ini lagi padamu. tapi tolong jujur dan jawab setiap pertanyaan yang akan ku tanyakan padamu" ujarnya beralih duduk di samping Hana

"Bapak Ingin menanyakan apa?" sahut Hana bingung.

"Ini masalah kematian orang tua Jae Hwan dan sejauh mana keterlibatan Ayah dan bibimu, jadi tolong bekerjasamalah denganku"

Mata Hana membulat sempurna saat Yoon Wo tiba-tiba menyebut bibinya.

...****************...

.

.

.

Jangan Lupa like, tinggalin jejak di koment, vote, dan share, biar author semangat up ep-nya.🥰

.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***