Revenge Obsession : Cp.16

Biasakan Like bab-nya😉...

Masukin list Fav juga ya🥰

Komentar positifnya biar Author

makin semangat Up, apalagi dapet hadiah🥰

So... I Hope Enjoy The Story

...****************...

"Mau kemana?"

Wanita itu terperanjat kaget saat seseorang tiba-tiba bicara padanya.

Ia menoleh ke sekitar dan mendapati Tae il berdiri sambil tersenyum dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya.

"Apa kau penguntit?" tanya Hana tidak habis pikir. lalu menarik kopernya setelah memastikan pintu apartemen-nya terkunci dengan benar.

"Kau akan pergi?"

"Pergi kemana?"

"Hey jawab pertanyaan ku"

Sedari tadi pria itu terus bertanya sambil mengikuti langkah Hana masuk kedalam lift.

"Hey Nona! apa kau tuli??!"

"Kau yang tuli, bukankah aku sudah bilang jangan datang lagi. urusan kita sudah selesai" jawabnya.

"Ya, berhenti bersikap dingin padaku. kau melukai persaanku" sahut Tae il dengan wajah manyunnya tanpa mengurangi kadar keimutannya.

"Dih! Anda sehat Tuan?" balas Hana melirik julid pria yang berdiri di sampingnya itu.

"Sampai kau bersikap hangat padaku, aku akan tetap membuntutimu" jawabnya seraya merebut koper Hana dan membawanya keluar dari lift.

"Yak! mau di bawa kemana koperku.. hish~ dasar pria aneh!!!"

Hana langsung mengejar Tae il yang membawa kopernya entah kemana.

"Yak!!! Kembalikan koperku, aku tidak punya banyak waktu" teriak Hana sambil berlari mengejar Tae il yang dari tadi terus berputar-putar di parkiran menghindari kejaran Hana.

📳Drrttt...

📞In Call-

"Hallo?"

"Apa benar ini kerabat dari pasien bernama Lee Bong Cha?!"

"Iyaa saya sendiri. ada apa ya? dan ini siapa?!"

"Kami dari YJ Hospital ingin memberitahukan jika pasien memerlukan tindakan medis lebih lanjut karena adanya komplikasi, jadi mohon untuk menyetujui persyaratan lebih lanjut"

"Saya akan segera datang"

📞End Call-

"Ada apa?" tanya Tae il yang sedari tadi berdiri di belakang Hana tanpa sepengetahuan-nya.

"Aishhh~ jantungku" gumamnya sambil mengusap pelan dadanya.

"Cepat berikan koperku" ucap Hana merampas kembali kopernya dari tangan Tae il.

"Aku akan mengantarmu" balasnya kembali merebut koper Hana dan memasukkan-nya kedalam mobilnya.

"Apa kau tidak akan naik?"

Tanpa berpikir lagi, Hana langsung masuk dan menerima tawaran Tae il untuk di antar kerumah sakit.

Selama di perjalanan, Tae il sesekali melirik wanita yang duduk di sampingnya itu.

Jelas sekali jika wanita itu sedang cemas sekarang, tapi ia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih banyak pada Hana dan memilih fokus pada setirnya.

Tidak butuh waktu lama untuk Tae il sampai kerumah sakit setelah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Keduanya berlari masuk kerumah sakit tersebut dengan Hana yang sangat mengkhawatirkan bibinya, karena hanya wanita itu satu-satunya keluarga yang Hana miliki.

Niatnya yang ingin pergi menemui bibinya batal setelah mendapatkan kabar dari rumah sakit.

Malam sebelumnya, Hana telah memutuskan untuk kembali ke kampung halaman bibinya. dengan keputusan bulat menolak tawaran Yoon Wo dan memilih untuk tidak akan pernah lagi mau terlibat dengan Jae Hwan dan yang lain.

Tapi kenyataan-nya, semua sekali lagi tidak berjalan sesuai keinginannya.

Tae il berdiri sambil menatap Hana dan sang bibi dari jendela kaca.

"Hyung. sedang apa disini?" tukas seorang pria yang suaranya terdengar begitu akrab di telinga Tae il.

"Oh. Istri Jae Hwan hyung sedang apa disini. apa dia sakit??" tambahnya saat melihat Hana berada di ruang ICU tersebut.

"Istri Jae Hwan!! Heh kura-kura tutup mulutmu itu, sampai kapanpun dia tidak akan menjadi istri Jae Hwan." sahut Tae il.

"Wah menarik" ucapnya tiba-tiba menatap Tae il lalu beralih pada Hana.

"Sedang apa kau disini?" tanya Tae il menatap Jin Sung dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Ayolah Hyung! inikan rumah sakit ibuku. apa aneh aku sebagai pewaris YJ Hospital berada di sini." jawab Jin Sung dengan ekspresi songongnya itu.

Tae il hanya memutar malas bola matanya " Yang pasti Ye Jun yang akan mewarisi rumah sakit, bukan bocah tengil sepertimu" sahut Tae il meledek pria muda yang berdiri di sampingnya itu.

"Aku sudah dewasa, bukan bocah tengil lagi" kata Jin Sung tidak terima.

"Sampai kapanpun kau tetap bocah di mataku" ucap Tae il seraya mengacak rambut Jin Sung hingga membuat pria yang masih berumur 20 tahun itu kesal padanya.

"Hish~ gara-gara kau aku kehilangan dia."

"Kemana dia pergi" gumamnya meninggalkan Jin Sung saat menyadari Hana sudah tidak ada lagi diruangan itu.

“Kenapa kesini lagi?” tanya Jin Sung yang melihat Tae il malah masuk keruangan ibunya. Dimana ia sedang ada di sana sendirian.

“Gara-gara kau aku kehilangan dia.” Sahutnya seraya mendudukkan dirinya di sofa.

...****************...

Sedangkan di sisi lain, sambil menghela napasnya Hana masuk kedalam lift menuju sebuah ruangan yang telah di beritahukan padanya.

“Maaf saya terlambat” ucapnya sambil menormalkan deru napasnya.

Sontak 4 orang yang ada di ruangan itu langsung menoleh kearah Hana yang berdiri di dekat pintu.

Yoon Wo lantas melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10.34 KST. Lalu beralih menatap Hana.

“Sedang apa kau disini?” tanya Jae Hwan tidak terima saat melihat Hana datang ke perusahaannya.

Bukannya menjawab, Hana malah tidak menghiraukannya dan pergi mengikuti Yoon Wo menuju sebuah tempat.

Kesal karena tidak di hiraukan, Jae Hwan langsung beralih menatap Seok Hyun yang juga ada di sana bersamanya.

Tapi Seok Hyun hanya menggendikkan bahunya tanda ia juga tidak tahu kenapa Hana bisa datang ke kantor.

“Apa dia Hana?” Tanya Seo Yeon dan di jawab anggukan oleh Seok Hyun.

“Cantik” gumamnya tersenyum manis menatap sekilas kearah pintu dimana sebelumnya Hana sempat berdiri.

“Yang seperti itu kau bilang cantik? Apa kau sadar.” Sahut Jae Hwan lalu bangkit dari duduknya untuk mencari keberadaan Yoon Wo dan Hana.

Mendengar ucapan Jae Hwa, sontak keduanya langsung saling menatap satu sama lain lalu tersenyum seolah meledek Jae Hwan.

"Aku jadi teringat Sarah." kata Seo Yeon tersenyum tipis, lalu beralih untuk bicara hal lain pada pria yang masih duduk bersamanya diruangan itu.

...****************...

Hana memutar malas bola matanya saat melihat Jae Hwan masuk keruangan dimana ia dan Yoon Wo sedang bicara.

Sama halnya dengan Hana, pria itu juga memuat malad bola matanya dan dengan santai nya ia duduk di samping Yoon Wo.

"Tapi kalau dipikir-pikir kenapa pria ini tiba-tiba tidak agresif seperti sebelumnya?!" gumamnya dalam hati.

"Ah. sudahlah Hana jangan terlalu di pikirkan, yang terpenting sekarang Yoon Wo mau menerimamu bekerja dan bibi terjamin." batinnya.

"Kau bisa bekerja mulai hari ini, nanti sekertarisku akan membantumu" jelasnya dan di angguki paham oleh Hana.

Tidak beberapa lama, datang seorang wanita yang merupakan sekertaris Yoon Wo yang sebelumnya telah di hubungi oleh pria itu.

Hana bangkit dari duduknya untuk mengikuti Se Jin, "Terimakasih" ucapnya seraya membungkuk hormat pada Yoon Wo yang kini telah menjadi atasan-nya.

Yoon Wo tersenyum lembut sambil mengangguk pelan atas ucapan terimakasih dari Hana.

"Ternyata dia tidak sejahat yang ada dalam pikiranku" pikirnya, lalu melangkah keluar dari ruangan itu mengikuti kemana Se Jin akan membawanya.

Setelah Hana pergi dari ruangan itu, Yoon Wo beralih pada sang adik untuk membicarakan sesuatu padanya.

"Kurasa anak buahku berhasil mendapatkan sesuatu." ucap Yoon Wo membuka pembicaraan.

Tanpa menunggu Jae Hwan bicara, ia langsung menjelaskan apa yang di dapat anak buahnya pada pria itu.

"Apa!!!"

"Kau yakin hyung?!" perjelasnya.

...****************...

.

.

.

Jangan Lupa like, tinggalin jejak di koment, vote, dan share, biar author semangat up ep-nya.🥰

.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***