Revenge Obsession : Cp.12

Biasakan Like bab-nya😉...

Masukin list Fav juga ya🥰

Komentar positifnya biar Author

makin semangat Up, apalagi dapet hadiah🥰

So... I Hope Enjoy The Story

...****************...

Tok…Tok…Tok…

Sontak atensinya teralih saat mendengar suara ketukan pintu, yang sudah bisa ia pastikan jika itu adalah sekertaris-nya.

Setelah mengetuk pintu, Jeon So masuk keruangan Jae Hwan dengan beberapa berkas yang ia pegang, terlihat sekali jika pria itu sedang membawakan pekerjaan untuk bos-nya itu.

“Apa jadwalku padat hari ini?” tanyanya seraya meraih berkas yang diberikan padanya.

“Sepertinya hari ini kau senggang, tapi ada satu pertemuan dengan mantan mertuamu, untuk membahas aplikasi yang sudah dirancang sebelumnya.” Jelasnya.

“Setelah pertemuan, tolong kosongkan jadwalku besok.”

“Kau tidak akan ke kantor besok?”

“Aku ada urusan. Lakukan saja seperti yang kuperintahkan”

“Tapi besok ada pembukaan anak perusahaan di Jepang?!”

“Minta Ye Jun yang pergi. Aku akan memberitahunya nanti” sahutnya, karena Ye Jun memang bekerja di perusahaan sebagai Software Developer, walau sebenarnya pria itu jarang masuk kantor, dan hanya masuk saat Jae Hwan menyuruhnya dan terkadang karena keinginannya sendiri.

Dan Ye Jun masuk ke perusahaan Jae Hwan hanya karena dia iseng dan ingin mengembangkan kemampuanya dalam dunia IT, dimana sebenarnya kekayaan orang tuanya juga tidak akan habis 7 turunan.

“OKe Oke” sahut Jeon So lalu keluar dari ruangan Jae Hwan untuk mengatur ulang jadwa pria itu.

...****************...

"Hana!!!"

Tok...Tok...Tok...

"Han!!!"

Suara cempreng Hye Soo terdengar begitu menggelegar memanggil Hana dan terus mengetuk pintu.

"KIM HANA!!!"

Cklek.

"Hishh~ Bisakah kau tidak teriak" sambar Hana yang baru saja membukakan pintu untuk sahabatnya itu.

Tanpa menghiraukan pemilik Apartemen, wanita itu masuk begitu saja seolah dia sudah hafal betul dengan tempat itu.

"Kemana saja kau, sudah satu minggu tidak masuk kerja??"

Sambil bicara ia duduk di kursi yang ada di sana.

"Yaampun aku benar-benar melupakan itu" gumamnya pelan.

"Dan ini." ucap Hye Soo seraya memberikan sebuah amplop putih padanya.

"Apa ini??" tanyanya seraya membuka amplop tersebut.

"Menurutmu?" balas Hye Soo.

"Gara-gara pria gila itu aku kehilangan banyak hal, sebelum-nya Ayahku sekarang pekerjaanku" rutuknya, rasanya ia benar-benar ingin sekali mengumpat di hadapan Jae Hwan waktu itu juga.

Hana mengepal kertasnya, lalu membuangnya ke tempat sampah dengan sekali bidikan.

"Kau masih belum menjawab pertanyaan-ku. apa sebenarnya yang terjadi? kenapa selama satu minggu ini kau tidak terlihat, dan hubungan spesial apa yang kau punya sampai pewaris Park Group datang ke si- "Apa!!! Jadi maksudmu Tae il datang kesini selama aku tidak ada??" potong Hana respect saat mendengar penuturan Hye Soo yang mengatakan jika Tae il datang beberapa kali saat ia sedang tidak ada.

Hye Soo lantas mengangguk mengiyakan pertanyaan sahabatnya itu.

"Akhir-akhir ini kau sering sekali menyembunyikan sesuatu dariku. apa kau dalam masalah besar sekarang. cerita Han apa gunanya aku ada sebagai sahabatmu hah!"

"bukan masalah besar lagi, tapi tornado" gumamnya dalam hati.

"Sebenarnya apa yang terjadi?!" tanya Hye Soo sekali lagi, maksudnya baik. ia hanya ingin meringankan beban pikiran Hana dengan wanita itu bercerita mungkin ia bisa memberikan solusinya.

Hana menghembuskan napas panjang, dan mulai menceritakan semuanya pada Hye Soo, tapi ada beberapa hal yang tidak ia ceritakan seperti saat Tae il bersikap lancang padanya, serta fakta jika Jae Hwan melakukan kekerasan padanya.

Hana beralasan jika ia pergi kerumah bibinya, agar Hye Soo tidak terkait apapun dalam masalahnya.

"......"

Setelah bercerita banyak pada Hye Soo, ia mengantarkan wanita itu kedepan dan menunggunya sampai mendapatkan taksi.

Hana kembali ke apartemen-nya, saat ia selesai menutup pintu atensinya menangkap sebuah sepatu kecil yang sudah lama ia simpan.

"aku merindukanmu Ayah" gumamnya sambil mengusap lembut sepatu tersebut dan mengingat kembali bagaimana sepatu itu masih ia simpan sampai sekarang.

...----------------...

"Hana mau,kan menunggu sebentar lagi. Ayah pasti akan membelikannya untuk Hana."

"Hmmm. Baiklah Ayah" sahut Hana kecil yang kala itu masih berusia di bawah 10 tahun.

...----------------...

Sekelebat ingatan muncul dipikiran-nya, bersamaan dengan itu Hana hanya bisa tersenyum miris, kala ia ingat jika Ayahnya rela menyisihkan gajihnya yang tidak seberapa hanya untuk membelikan sepatu itu untuknya.

"Aku percaya kau tidak akan melakukan itu Ayah" gumamnya lalu meletakkan kembali sepatu itu kerak dan kembali ke kasur untuk segera beristirahat.

...****************...

Hari berganti dengan begitu cepat, hari ini pagi-pagi sekali Hana sudah siap untuk pergi.

Karena Jae Hwan ia harus mencari pekerjaan baru yang belum tentu bisa ia dapatkan hari itu juga.

"Kau lagi?"

Hana menghembuskan napas jengahnya dan memilih untuk tidak menghiraukan pria yang sedang bersandar di mobilnya itu.

Merasa jika Tae il tidak mengikutinya, membuat Hana bisa bernapas lega pasalnya ia sudah muak jika harus terlibat lagi dengan circlenya Jae Hwan.

Hana sudah bisa menembak jika Tae il akhir-akhir ini suka datang ke apartemennya mungkin karena ada maksud lain dibalik itu.

Tebakan pertamanya adalah Tae il seperti itu mungkin saja karena sedang melakukan taruhan dengan teman-temannya. mengingat pesta waktu itu.

Walau sebenarnya Hana berpikir tidak yakin untuk apa mereka melakukan itu.

Tin~ Tin~

"kau yakin tidak ingin ikut, aku bisa saja mengantarmu?" tawar Tae il dari dalam mobilnya dimana ternyata pria itu mengikuti Hana dengan mobilnya.

"Hei Nona! Kau tidak akan menerima tawaran dari pewaris Park Group?"

"Diluar sana banyak sekali wanita yang ingin duduk di sampingku"

"Tenanglah, aku tidak akan macam-macam denganmu. Aku hanya ingin mengantarmu"

Tae il terus saja bicara dari tadi, tapi Hana sama sekali tidak menghiraukannya dan tetap berjalan dengan pandangan lurus kedepan.

"Yak! Apa kau mendengarkanku??"

Hana memutar malas bola matanya, dan tetap pada langkahnya tanpa sekalipun menengok ke kiri dimana

Tae il mengikuti dirinya dengan mobil.

"Wah~ kau benar-benar ya Kim Hana."

Dengan sengaja ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang seharusnya ia tidak boleh berhenti di sana.

Suara klakson mobil seketika terdengar begitu berisik di sisi jalan satu arah tersebut, karena Tae il sama sekali tidak melajukan mobilnya dan malah duduk santai di kursi kemudi dengan tangan yang ia jadikan bantal serta kacamata hitam yang bertengger di wajahnya.

Karena kesal seorang pengemudi mobil turun dan mengetuk jendela kaca Tae il, dan dengan santainya pria itu menurunkan kaca mobilnya.

"Tolong jangan berhenti disini, atau aku akan melaporkan ini pada polisi"

"aku akan jalan, jika kekasihku masuk kedalam mobil"

"yang mana kekasihmu" tanya pengemudi itu.

"Wanita yang pakai baju formal itu." sahutnya enteng sambil menunjuk kearah Hana.

"HEYY~ NONA! TOLONG JANGAN BERKELAHI DI SINI. MASUK MOBIL DAN BERESKAN MASALAH KALIAN JANGAN MENGGANGGU JALANAN!!!" Teriaknya pada Hana yang memang belum jauh dari sana.

"Aku tidak punya urusan dengannya, kalian bisa melaporkannya kepolisi" teriak Hana, lalu mempercepat langkahnya agar bisa segera pergi dari Tae il.

Respect Tae il yang mendengar jawaban Hana, langsung duduk tegak dan melajukan mobilnya agar bisa mengejar wanita itu, setelah sempat membuat keributan untuk pengemudi lain.

...****************...

.

.

.

Jangan Lupa like, tinggalin jejak di koment, vote, dan share, biar author semangat up ep-nya.🥰

.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***