Biasakan Like bab-nya😉...
Masukin list Fav juga ya🥰
Komentar positifnya biar Author
makin semangat Up, apalagi dapet hadiah🥰
So... I Hope Enjoy The Story
...****************...
Sedangkan di Bar, 4 Pria tampan itu sedang duduk dan minum dengan di temani beberapa jal*ng yang duduk di samping mereka.
"Jae Hwan?" tukas Seok Hyun dan langsung di angguki oleh Ye Jun yang mulai berkutat pada laptop yang sebelumnya ia minta dari pemilik Bar.
Tidak perlu heran, pria yang memiliki gelar sebagai pria tampan dengan kecerdasan di atas rata-rata serta kemampuan hacking yang tidak perlu di ragukan lagi, membuat Ye Jun mudah mendapatkan informasi yang diminta oleh Jae Hwan padanya.
"Dia minta apa?" tanya Seok Hyun memajukan wajahnya di dekat Ye Jun untuk melihat apa yang sedang pria itu kerjakan.
"B Bank?!" gumamnya
"Hisshh~ hyung bisakah kau sedikit menjauh dariku" kesalnya karena Seok Hyun yang sama sekali tidak mengubah posisinya.
"Sudah lanjutkan saja apa yang kau kerjakan, aku tidak mungkin juga menciummu, begini-begini aku masih normal Ye Jun ah." katanya, tapi Ye Jun hanya memutar malas bola matanya dan memilih untuk melanjutkan apa yang tadi ia kerjakan.
"Kau kenapa?" tanya Si Hwan yang melihat Tae il diam saja dari tadi tidak seperti biasanya.
"Apa kau tidak akan bermain malam ini?" tanyanya lagi.
"Apa kau se penasaran itu" sahut Tae il seraya bangkit dari duduknya.
"Mau kemana?"
"Aku yakin kau tahu itu" jawab Tae il menepuk pelan pundak Si Hwan.
"Ah satu lagi, Si Hwan aku lebih tua darimu. jangan karena jaraknya hanya beberapa bulan kau melupakan kalau aku adalah hyung-mu" ucapnya lalu pergi dari ruangan tersebut.
"Iyaa-iyaa" sahutnya malas, lalu beralih pada dua wanita yang duduk di samping kanan dan kirinya.
"Untuk apa Jae Hwan Hyung mencari ini?" gumam Ye Jun saat ia berhasil mendapatkan apa yang ia cari.
"Apa-Apa??" sambar Seok Hyun yang langsung beralih dari ponselnya menatap ke layar laptop.
"Ini sebuah tempat pinjaman uang yang di kelola oleh salah satu gangster di distrik mapo-gu" jelasnya sambil terus menatap kelayar laptopnya.
"Mungkin ini berkaitan dengan musuhnya" sahut Seok Hyun yang sepertinya sudah tidak tertarik lagi dan memilih bermain dengan para wanita itu bersama Si Hwan.
Ye Jun langsung menghubungi Jae Hwan dan mengatakan apa yang berhasil ia dapatkan.
...****************...
Seminggu berlalu begitu saja, dimana kini Hana benar-benar berada di sebuah kediaman yang di jaga dengan keamanan ketat.
"Kau sudah bangun?" tanya Yoon Wo yang baru masuk dengan di iringi seorang pelayan yang akan membantu Hana selama ia berada di tempat itu.
"Aku dimana? dan kenapa kau bisa ada di sini?" tanyanya
Saat di bawa kerumah itu, Yoon Wo memang memerintahkan anak buahnya untuk membius Hana agar wanita itu tidak ingat jalan ke tempat tersebut.
Hana mundur perlahan sampai ia terpojok di punggung ranjang, "Jangan mendekat" ucapnya terlihat sekali jika wanita itu seakan trauma atas perlakuan yang ia dapat dari Jae Hwan.
"Tenanglah. aku tidak akan melukaimu, kau tenang di sini" ucap Yoon Wo seraya mendudukkan dirinya di tepi ranjang.
"Aku hanya ingin bersikap baik padamu" tambahnya dengan nada lembut.
"Kau pikir aku percaya! jika kau ingin bersikap baik padaku lepaskan aku sekarang, aku ingin kembali ke kehidupan normal ku" jawab Hana dengan tatapan tajam yang tidak ia turun kan sama sekali.
"percayalah padaku, jika aku jahat aku tidak mungkin membawamu kerumah sakit dan menyembunyikanmu disini"
"Dan tidak aman jika kau kembali, Jae Hwan pasti akan mengincar mu lagi" tambahnya, sukses membuat Hana teringat kembali bagaimana Jae Hwan bersikap brutal padanya waktu itu.
...----------------...
Byurrr~
Dengan air dingin ia menyiram wanita yang sedang duduk terikat di kursi itu.
"Ya. bangun!"
Hana sedikit menundukkan wajahnya saat flashlight menyorot wajahnya.
"Bagaimana? kau masih tidak yakin jika Ayahmu itu adalah pembunuh" tutur Jae Hwan beralih mencengkram kuat dagu Hana.
"Sampai matipun aku masih percaya Ayahku orang baik, dan tidak mungkin menjadi pembunuh seperti yang kau tuduhkan." sahut Hana menatap tajam pria yang berada di depannya itu.
"Dengar Jal*ng, aku adalah satu-satunya saksi mata hari itu. jadi jangan terlalu percaya pada Ayahmu itu"
"Kalau begitu kenapa kau masih menghakimiku, bukankah dendammu sudah terbalas setelah membuat Ayahku dijebloskan ke penjara!!!" balas Hana
Plakkkk~
Satu tamparan mendarat mulus di pipi Hana dengan begitu kerasnya, wanita itu ingin sekali meringis dan berteriak jika ia kesakitan. tapi itu hanya bisa ia ganti dengan air mata yang terus saja mengalir dari pelupuk matanya.
"Kau ingin tahu kenapa kau berada di sini?."
"Itu karena aku akan menghabisi siapa saja orang yang bersangkutan dengan Yeon-U, termasuk kau darah dagingnya." jelasnya dengan kedua tangan yang mengepal sempurna
Duaghhh~
Plakkk~
Plakkk~
Jae Hwan semakin kesetanan saat melihat Hana, ia merasa melihat kembali kejadian dimasa lalu saat ia terkurung di ruang hotel itu bersama jasad kedua orang tuanya.
Jung Wo yang kala itu juga berada di sana hanya bisa mengalihkan pandangannya saat bos-nya itu memukuli seorang wanita di hadapannya.
Pria itu menampar Hana berkali-kali hingga darah mengalir di sudut bibirnya, jangan berpikir pria itu akan merasa iba padanya, karena rasa dendamnya jauh lebih besar dari pada hati nurani nya.
...----------------...
Apa yang terjadi hari itu masih terekam jelas di ingatan Hana, bagaimana Jae Hwan memukulinya tanpa pandang bulu sedikitpun.
"Han~"
"Kau baik-baik saja??"
Hana lantas kembali menatap Yoon Wo yang masih duduk di tempatnya dan berucap.
...****************...
.
.
.
Jangan Lupa like, tinggalin jejak di komen, vote, dan share, biar author semangat up ep-nya.🥰
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments