DGGM 19. Timah panas

Di dalam toilet, Azura lantas mencuci wajahnya. Ia meringis saat air mengenai luka di sudut bibirnya. Ternyata luka itu lumayan perih. Azura menghembuskan nafas kasar. Ia mencoba menetralkan debaran jantungnya yang hampir saja copot akibat perbuatan lelaki lucknut tersebut. Setelah merasa lebih baik, Azura pun segera merapikan pakaiannya dan keluar dari bilik toilet.

Brukkk ...

Tubuh Azura terhuyung saat tanpa sengaja ia menabrak sesuatu yang keras dan kencang tetapi hangat di depannya. Azura menutup matanya sebab ia pikir, ia akan jatuh. Tapi hingga beberapa detik berlalu, tubuhnya tidak kunjung menyentuh dinginnya lantai. Azura pun membuka matanya perlahan. Seketika, ia membelalakkan matanya saat melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.

"Pak dokter galak." serunya dengan mata membelalak.

Arkandra mendengus karena lagi-lagi bertemu gadis menyebalkan itu, pikirnya. Tanpa perasaan, Arkandra pun melepaskan rangkulannya membuat Azura benar-benar terhuyung dan bokongnya membentur lantai.

Brukkk ...

"Aduh ... " Azura meringis dengan wajah cemberut menatap Arkandra.

"Kau ... Sepertinya kau sangat suka menguntitku." desis Arkandra dengan sorot mata tajam. Seandainya matanya bisa mengeluarkan sinar laser, Azura yakin tubuhnya sudah bolong akibat tatapan mengerikan itu. "Katakan, siapa yang menyuruh mata-mataiku?"

"Ck ... siapa juga yang mata-matain pak dokter galak. Kege'eran banget jadi orang. Mentang-mentang ganteng jadi kepedean minta ampun. Orang lagi kerja kok." desis Azura kesal dengan sikap Arkandra yang bukan hanya galak tapi juga menyebalkan.

"Kau kira aku percaya, hah!" desisnya seraya mencengkram dagu Azura.

"Aaargh ... " Azura meringis saat Arkandra mencengkram dagunya. Luka di sudut bibirnya jadi kembali perih akibat cengkraman itu.

Mata Arkandra menyipit saat melihat sudut bibir Azura robek. Pipinya pun terlihat memar. Tanpa sadar, tangan Arkandra justru mengusap memar itu membuat Azura kembali meringis.

"Aaaargh ... sakit, dok! Lepas ih, sakit tau. Kejam banget sih jadi orang. Orang sedang kesakitan gini malah ditambahin. Nggak berperikemanusiaan banget. " omel Azura sambil mengusap pelan pipinya.

"Apa yang terjadi?" tanya Arkandra penasaran.

"Nggak ada " ketus Azura. "Aku mau kerja dulu lah!" Azura mencoba menghindari Arkandra. Ia enggan melibatkan orang lain dalam urusannya. Ia juga sadar diri, siapa sih Arkandra? Mana mungkin ia peduli padanya.

Baru saja Azura melangkahkan kakinya untuk pergi dari hadapan Arkandra, Arkandra justru menarik pergelangan tangan Azura kencang hingga wajahnya kembali menabrak dada bidang Arkandra.

"Aaargh ... " desis Azura seraya mengusap dahi dan hidungnya. "Pak dokter udah gila ya? Sakit tau. Untung hidung aku yang minimalis ini nggak patah. Gimana kalau patah coba, emang pak dokter mau kasiin hidung pak dokter yang mancung itu untuk gantinya?" omel Azura dengan bibir mengerucut sebal.

Arkandra lantas tanpa sadar tersenyum tipis dan menjentik dahi Azura.

"Ini bukan hidung minimalis namanya, tapi pesek."

"Pesek? Mana? Ini mancung, tau, mancung yang tertunda." ujarnya seraya terkekeh. "Ssst ... sakit juga nih luka." desisnya menahan sakit di sudut bibirnya.

"Sebenarnya itu kenapa?" tanyanya lagi tapi Azura menggeleng enggan memberitahukannya.

"Udah dulu ya pak dokter, pacar pak dokter mau lanjut kerja dulu." ujarnya seraya terkekeh lalu segera melarikan diri.

"Pacar? Dalam mimpi." desis Arkandra saat melihat Azura melarikan diri.

Malam kian larut, irama musik EDM justru kian menghentak membuat para pengunjung makin menggila, larut dalam kegembiraan sesaat. Sedangkan di sisi lain, tampak ada sepasang mata yang sedari tadi menatap tajam setiap pergerakan Azura dalam mengantarkan setiap cangkir dan botol minuman ke meja para pemesan. Saat Azura melintas di sebuah lorong menuju ke area belakang untuk meletakkan botol-botol yang sudah kosong, tiba-tiba ada sepasang tangan yang menarik dan membekap mulut Azura.

"Hmmmmpppp ... hmppp ... hhmmmppp ... "

Pencahayaan yang remang membuat Azura kesulitan mengenali siapa pelaku yang membekap mulutnya itu. Tangannya terkunci di belakang membuatnya kesulitan untuk melepaskan diri. Tenaga pria itu sungguh luar biasa, badannya pun hampir 2 kali lipat dirinya. Azura mencoba memberontak sambil mengayun-ayunkan kakinya, tapi cengkraman dan bekapan itu justru makin kuat. Lelaki itu menyeret Azura sekuat tenaga menuju pintu keluar. Semua orang tampak sibuk dengan kesenangannya sendiri sehingga tiada yang menyadari bahkan peduli pada Azura yang sedang berjuang mati-matian untuk melepaskan diri.

Drrrttt ...

"Ya, halo!"

" ... "

"Awasi terus b@jingan itu jangan sampai kalian kehilangan jejak!" tegas William lalu ia segera menutup panggilan itu dengan mata berkilat amarah.

"Ada apa?" tanya Steve pada William saat melihat raut wajah sahabatnya itu sungguh menakutkan.

William sontak berdiri dan memeriksa ulang ***** yang ada di dalam pistol miliknya.

"B@jingan itu membuat ulah. Dia menyeret salah seorang pelayan wanita dengan paksa. Ternyata sebelumnya ia mengalami penolakan saat di ruangan VIP. Sepertinya b@jingan itu marah dan ingin membalas perbuatan wanita itu karena telah berhasil kabur." tukas William sibuk menyelipkan pistolnya kembali ke belakang pinggangnya.

Arkandra yang mendengar itu lantas membelalakkan matanya. Ia ingat luka di bibir juga lebam di pipi Azura. Ia pun bergegas berdiri saat melihat William hendak pergi keluar menyusul rekan-rekannya.

"Loe mau kemana, Ar?" tanya Steve saat melihat Arkandra berdiri. "Loe mau pulang?" tanyanya lagi.

Arkandra menggeleng-gelengkan, "Gue mau ikut William." tukasnya dengan raut wajah datar tapi cukup mengejutkan Steve sebab setahunya, Arkandra paling enggan melibatkan diri pada urusan orang lain.

"Hah! Loe serius? Tumben?" cecar Steve yang ikut berdiri. Lalu ia meletakkan beberapa lembar uang merah di atas meja yang ia yakini lebih dari cukup untuk membayar ruangan dan minuman ringan yang mereka pesan.

"Ck ... loe kalo mau pulang, pulang aja!" ketusnya seraya melangkahkan kakinya secepat mungkin.

"Loe mau ikut, Ar? Ini bahaya, Ar. Apalagi dia membawa senjata api. Lebih baik loe pulang, gue nggak mau ada apa-apa sama sahabat gue. Lagian gue ngajak loe bukan buat ikut turun tangan." ujar William sambil melangkahkan kakinya menerobos orang-orang yang tampaknya sudah banyak yang mabuk.

Arkandra diam saja tanpa mengatakan sepatah katapun membuat William bingung. Lalu ia menoleh ke arah Steve meminta penjelasan, Steve hanya mengedikkan bahunya karena tidak paham.

"Hai ganteng, loe mau ons sama gue?" tiba-tiba ada seorang wanita mabuk yang mencengkram pergelangan tangan Arkandra dan hendak memeluknya. Tapi Arkandra pun segera menghempaskan tangan itu dengan mata melotot tajam.

"Cih, dia pikir kita sama kayak dia apa, doyan 1 lubang rame-rame. Najis!" umpat Steve saat melihat tingkah perempuan tadi.

"Bagaimana?" tanya William saat melihat rekannya.

"Itu dia!" tunjuk rekan William ke arah tempat parkir. Arkandra dapat melihat dengan jelas Azura yang berusaha memberontak untuk melepaskan diri tapi itu sangat sulit.

"Lepasin gue, breng-sek! Gue bukan j@lang yang bisa loe pake buat muasin h@srat lucknut diri loe itu." pekik Azura saat lelaki itu melepaskan bekapan mulutnya.

Tapi tiba-tiba lelaki itu mengeluarkan sebuah sapu tangan dari dalam saku belakangan dan membekap hidung Azura hingga ia kehilangan kesadarannya.

"Bajing-an! Lepasin dia, breng-sek!" teriak Arkandra yang entah sejak kapan tinggal beberapa langkah lagi dari Azura. Steve dan William saling menoleh karena heran mengapa sahabat mereka yang selalu acuh tak acuh bisa murka seperti itu. Bahkan mereka pun tak sadar, Arkandra bisa bergerak secepat itu dan telah berada di sana.

Buuugh ...

Arkandra pun meninju rahang lelaki itu sekuat tenaga hingga tubuh Azura terlepas dari cengkramannya.

Cih ...

Lelaki itu meludah saat zat besi terasa di ujung lidahnya.

"Siapa loe bang-sat! Kenapa loe ikut campur urusan gue!" desis lelaki itu sambil bergerak maju untuk membalas pukulan Arkandra.

Arkandra pun membaringkan tubuh Azura pelan-pelan di lantai kemudian segera menghampiri lelaki itu untuk melawannya.

Belum sampai pukulan itu di wajah Arkandra, Arkandra justru dengan cepat menangkisnya dan melesatkan terjangan tepat di ulu hati lelaki itu hingga membuatnya terhuyung lalu terjengkang ke tanah.

"Loe jangan main-main sama gue, sialan!" desis Arkandra dengan wajah merah padam. "Atau loe bisa mati di tangan gue saat ini juga." imbuhnya lagi dengan tangan terkepal.

Lalu Arkandra segera membalik tubuhnya hendak menghampiri Azura yang tengah pingsan, namun seperti tak mau menyerah, lelaki itu berusaha bangkit kembali dan ...

Dorrr ...

Dorrr ...

Suara timah panas meletus di udara. Nyaring suaranya hingga sampai ke dalam club' malam membuat mereka yang masih dalam kesadaran penuh jadi panik dan berhambur keluar.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🙏...

Terpopuler

Comments

Iin Sainah

Iin Sainah

keren

2025-03-03

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

kyknya si pelaku yg ditembak tmnnya arkan deh

2024-09-13

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Kira kira Arkanda atau penjahat itu yg tertembak?🤔

2024-06-02

1

lihat semua
Episodes
1 DGGM 1. Gadis Menyebalkan
2 DGGM 2. Awal pertemuan
3 DGGM 3. Gadis gila
4 DGGM 4. Bukan Pemuas Napsu
5 DGGM 5. Gadis gila yang hebat
6 DGGM 6. Kencan buta failed
7 DGGM 7. Kencana vs Arkandra
8 DGGM 8.
9 DGGM 9. 2 Milyar
10 DGGM 10. He's a doctor.
11 DGGM 11. Surat Perjanjian
12 DGGM 12. Misi Perdana
13 DGGM 13. Benar-benar menyebalkan
14 DGGM 14. Makan siang
15 DGGM 15. Makan siang 2
16 DGGM 16. Dinner
17 DGGM 17. Canda tawa yang membuat jengah
18 DGGM 18. Miracle
19 DGGM 19. Timah panas
20 DGGM 20. So sexy
21 DGGM 21. Membentengi Hati
22 DGGM 22. Kepentok cinta kulkas 10 pintu
23 DGGM 23. Viral
24 DGGM 24. Skandal
25 DGGM 25. Hujatan
26 DGGM 26. Kamu dimana ...
27 DGGM 27. Ketemu
28 DGGM 28. Berlari
29 DGGM 29. Keyakinan diri
30 DGGM 30. Bicara berdua
31 DGGM 31. Ke rumah Azura
32 DGGM.32 Bertemu kakek
33 DGGM.33 Taruhan
34 DGGM 34.
35 DGGM 35. Pernyataan cinta ...
36 DGGM 36. Bukan pernikahan impian
37 DGGM 37. Mari kita bermain
38 DGGM 38. Mungkinkah
39 DGGM 39. Ke rumah Gerald
40 DGGM 40.
41 DGGM 41. Deal
42 DGGM 42. Di dalam mobil
43 DGGM.43 Gelisah
44 DGGM 44. Seperti sepasang kekasih
45 DGGM 45. Mario
46 DGGM 46. Calon suami cadangan
47 DGGM 47. Calon suami cadangan terbaek
48 DGGM 48. Perlakuan sebagaimana mestinya
49 DGGM 49. Tremor
50 DGGM.50 Pertengkaran pertama
51 DGGM.51 Di kamar
52 DGGM.52 Cafe
53 DGGM. 53 Kedatangan Trio icikiwir
54 DGGM 54. Saling mengerjai
55 DGGM 55. Resepsi
56 DGGM 56.
57 DGGM. 57 Pelakor ???
58 DGGM. 58 Terapi pertama
59 DGGM 59. Apartemen Arkandra
60 DGGM. 60
61 DGGM. 61 Terapi kedua ???
62 DGGM 62. Ciuman selamat malam
63 DGGM 63.
64 DGGM 64.
65 DGGM. 65
66 DGGM. 66
67 DGGM 67.
68 DGGM 68.
69 DGGM 69.
70 DGGM 70.
71 DGGM. 71 Warisan?
72 DGGM 72. Kekesalan Stevan
73 DGGM 73.
74 DGGM 74. Emosi Arkandra
75 DGGM 75. Duren Gatir
76 DGGM 76. Mungkinkah
77 DGGM. 77
78 DGGM. 78
79 DGGM. 79 Bagaimana ini?
80 DGGM 80. Ulah Alice
81 DGGM 81. Azura
82 DGGM 82. Kegetiran seorang Azura
83 DGGM 83. Kegetiran seorang Azura II
84 DGGM 84. Ra, kamu dimana ?
85 DGGM 85. Diculik
86 DGGM 86. Ya Tuhan, tolong selamatkan aku!
87 DGGM 87. Maafkan aku ...
88 DGGM 88. Maafin aku, Ra ...
89 DGGM 89. Perubahan sikap Azura
90 DGGM 90. Aku ... menyerah.
91 DGGM 91. Kedatangan Vinandia
92 DGGM 92. Go back
93 DGGM 93. Arkandra dan Leon
94 DGGM 94. Talk
95 DGGM 95.
96 DGGM 96. Ra, aku mau kamu sekarang!
97 DGGM 97. Aku kalah
98 DGGM 98. I love you, too
99 DGGM 99. Because you're mine, one and only.
100 DGGM 100. Lunas
101 DGGM 101. Galau
102 DGGM 102.
103 DGGM 103. Hasil Penyelidikan
104 DGGM 104. Kejutan tak terduga
105 DGGM 105. Naik motor
106 DGGM 106. Rencana
107 DGGM 107. Resign
108 DGGM 108. Kekacauan Gerald
109 DGGM 109. Ungkapan hati
110 DGGM 110. Aku tidak mau bertunangan denganmu
111 DGGM 111. Pernikahan dadakan
112 DGGM 112
113 DGGM 113. Berusaha kabur
114 DGGM 114. Kehancuran Vinandia
115 DGGM 115. Si galak yang bucin dan posesif
116 DGGM 116. Making Love or Making Baby ?
117 DGGM 117.
118 DGGM 118. Hukuman
119 DGGM 119. First Kiss
120 DGGM 120. No judul hehehe ...
121 DGGM 121. Bucin effect
122 DGGM 122. Permohonan maaf Bimantara
123 DGGM 123. Ra, kamu kenapa?
124 DGGM 124.
125 DGGM 125. Happy Family
126 DGGM 126. Gara-gara Bakso
127 DGGM 127. Odi, Yuya, dan Zia.
128 DGGM 128.
129 DGGM 129. Ngidamnya Azura
130 DGGM 130. HAH!
131 DGGM 131. Happiness of Azura and Arkandra
132 DGGM 132. Bonchap 1
Episodes

Updated 132 Episodes

1
DGGM 1. Gadis Menyebalkan
2
DGGM 2. Awal pertemuan
3
DGGM 3. Gadis gila
4
DGGM 4. Bukan Pemuas Napsu
5
DGGM 5. Gadis gila yang hebat
6
DGGM 6. Kencan buta failed
7
DGGM 7. Kencana vs Arkandra
8
DGGM 8.
9
DGGM 9. 2 Milyar
10
DGGM 10. He's a doctor.
11
DGGM 11. Surat Perjanjian
12
DGGM 12. Misi Perdana
13
DGGM 13. Benar-benar menyebalkan
14
DGGM 14. Makan siang
15
DGGM 15. Makan siang 2
16
DGGM 16. Dinner
17
DGGM 17. Canda tawa yang membuat jengah
18
DGGM 18. Miracle
19
DGGM 19. Timah panas
20
DGGM 20. So sexy
21
DGGM 21. Membentengi Hati
22
DGGM 22. Kepentok cinta kulkas 10 pintu
23
DGGM 23. Viral
24
DGGM 24. Skandal
25
DGGM 25. Hujatan
26
DGGM 26. Kamu dimana ...
27
DGGM 27. Ketemu
28
DGGM 28. Berlari
29
DGGM 29. Keyakinan diri
30
DGGM 30. Bicara berdua
31
DGGM 31. Ke rumah Azura
32
DGGM.32 Bertemu kakek
33
DGGM.33 Taruhan
34
DGGM 34.
35
DGGM 35. Pernyataan cinta ...
36
DGGM 36. Bukan pernikahan impian
37
DGGM 37. Mari kita bermain
38
DGGM 38. Mungkinkah
39
DGGM 39. Ke rumah Gerald
40
DGGM 40.
41
DGGM 41. Deal
42
DGGM 42. Di dalam mobil
43
DGGM.43 Gelisah
44
DGGM 44. Seperti sepasang kekasih
45
DGGM 45. Mario
46
DGGM 46. Calon suami cadangan
47
DGGM 47. Calon suami cadangan terbaek
48
DGGM 48. Perlakuan sebagaimana mestinya
49
DGGM 49. Tremor
50
DGGM.50 Pertengkaran pertama
51
DGGM.51 Di kamar
52
DGGM.52 Cafe
53
DGGM. 53 Kedatangan Trio icikiwir
54
DGGM 54. Saling mengerjai
55
DGGM 55. Resepsi
56
DGGM 56.
57
DGGM. 57 Pelakor ???
58
DGGM. 58 Terapi pertama
59
DGGM 59. Apartemen Arkandra
60
DGGM. 60
61
DGGM. 61 Terapi kedua ???
62
DGGM 62. Ciuman selamat malam
63
DGGM 63.
64
DGGM 64.
65
DGGM. 65
66
DGGM. 66
67
DGGM 67.
68
DGGM 68.
69
DGGM 69.
70
DGGM 70.
71
DGGM. 71 Warisan?
72
DGGM 72. Kekesalan Stevan
73
DGGM 73.
74
DGGM 74. Emosi Arkandra
75
DGGM 75. Duren Gatir
76
DGGM 76. Mungkinkah
77
DGGM. 77
78
DGGM. 78
79
DGGM. 79 Bagaimana ini?
80
DGGM 80. Ulah Alice
81
DGGM 81. Azura
82
DGGM 82. Kegetiran seorang Azura
83
DGGM 83. Kegetiran seorang Azura II
84
DGGM 84. Ra, kamu dimana ?
85
DGGM 85. Diculik
86
DGGM 86. Ya Tuhan, tolong selamatkan aku!
87
DGGM 87. Maafkan aku ...
88
DGGM 88. Maafin aku, Ra ...
89
DGGM 89. Perubahan sikap Azura
90
DGGM 90. Aku ... menyerah.
91
DGGM 91. Kedatangan Vinandia
92
DGGM 92. Go back
93
DGGM 93. Arkandra dan Leon
94
DGGM 94. Talk
95
DGGM 95.
96
DGGM 96. Ra, aku mau kamu sekarang!
97
DGGM 97. Aku kalah
98
DGGM 98. I love you, too
99
DGGM 99. Because you're mine, one and only.
100
DGGM 100. Lunas
101
DGGM 101. Galau
102
DGGM 102.
103
DGGM 103. Hasil Penyelidikan
104
DGGM 104. Kejutan tak terduga
105
DGGM 105. Naik motor
106
DGGM 106. Rencana
107
DGGM 107. Resign
108
DGGM 108. Kekacauan Gerald
109
DGGM 109. Ungkapan hati
110
DGGM 110. Aku tidak mau bertunangan denganmu
111
DGGM 111. Pernikahan dadakan
112
DGGM 112
113
DGGM 113. Berusaha kabur
114
DGGM 114. Kehancuran Vinandia
115
DGGM 115. Si galak yang bucin dan posesif
116
DGGM 116. Making Love or Making Baby ?
117
DGGM 117.
118
DGGM 118. Hukuman
119
DGGM 119. First Kiss
120
DGGM 120. No judul hehehe ...
121
DGGM 121. Bucin effect
122
DGGM 122. Permohonan maaf Bimantara
123
DGGM 123. Ra, kamu kenapa?
124
DGGM 124.
125
DGGM 125. Happy Family
126
DGGM 126. Gara-gara Bakso
127
DGGM 127. Odi, Yuya, dan Zia.
128
DGGM 128.
129
DGGM 129. Ngidamnya Azura
130
DGGM 130. HAH!
131
DGGM 131. Happiness of Azura and Arkandra
132
DGGM 132. Bonchap 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!