" Cih, menuduhku ****** seharusnya kata-kata itu pantas buat kalian berempat!!" Ucap Claudia naik satu oktaf
" Mmmm... mengenai apa yang kulakukan tentu saja menotok titik syaraf agar salah satu kaki kalian lumpuh dan kalian berempat menjadi pria impoten.... hahahahahaha.." Ucap Claudia kemudian menertawakan ke empat pria tersebut.
" Apa??? Kau!!! dasar wanita ****** dan gila!!" bentak ke empat pria tersebut dengan serempak.
plak
plak
plak
plak
Claudia menampar ke empat pria tersebut sambil menatap tajam ke arah mereka.
" Jangan sekali-kali kalian mengeluarkan kata-kata itu lagi kalau tidak aku akan membuat kalian semua bisu." Ancam Claudia
" Kami mohon ampuni kami." Mohon ke empat pria tersebut
" Sudah terlambat buat kalian, ini adalah karma buat kalian yang selalu memperk**a para gadis, jadi terimalah hukumannya." Ucap Claudia
" Kalian keluarlah." Perintah Claudia pada para gadis
" Baik nona, terima kasih banyak telah menolong kami. Mereka semua pantas mendapatkan semua itu." Ucap salah satu gadis
" Ya betul." Jawab mereka serempak
bugh
bugh
bugh
bugh
Setiap gadis keluar dari pintu toilet utama menendang salah satu pria tersebut membuat pria itu meringis menahan rasa sakit. Setelah mereka keluar Claudia baru keluar dengan berjalan santai tanpa memperdulikan permohonan ke empat pria tersebut.
ceklek
Claudia sangat terkejut ketika membuka pintu utama toilet karena di depannya tuan Adrian menatapnya dengan tatapan tajam.
" Ada apa? Kenapa lama sekali?" Tanya tuan Adrian
" Lihat saja di dalam toilet ada apa?" Ucap Claudia sambil berjalan ke arah samping agar tuan Adrian bisa melihat ke dalam toilet.
" Tidak, toilet ini khusus wanita, aku tidak mau diteriaki." Tolak tuan Adrian.
" Mereka semua sudah keluar." Ucap Claudia
Tuan Adrian yang penasaran membuka pintu toilet utama dan matanya membulat sempurna melihat ke empat pria sedang duduk di lantai.
" Mereka kenapa?" Tanya tuan Adrian
" Mereka ingin menculik para gadis untuk di jual tapi sebelum di jual mereka bersenang - senang terlebih dahulu." Jawab Claudia sambil berjalan meninggalkan tuan Adrian.
" Kurang aj*r." Ucap tuan Adrian dengan nada kesal.
Tuan Adrian menghubungi seseorang untuk membawa ke empat pria tersebut untuk di tembak mati dan mayatnya di buang ke jurang. Setelah selesai menghubungi tuan Adrian menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku jasnya kemudian berjalan menyusul Claudia.
Tuan Adrian melihat Claudia sedang duduk sambil menghabiskan minumannya dan tuan Adrian ikut duduk di samping Claudia karena dirinya masih penasaran.
" Aku tahu apa yang akan kakak katakan tapi sebelumnya jangan di hukum lagi karena mereka sudah ku hukum yang membuat mereka sangat tersiksa." Ucap Claudia yang tahu apa yang dipikirkan oleh tuan Adrian.
" Darimana kamu tahu?" Tanya tuan Adrian dengan nada terkejut
" Hanya tebak saja." Jawab Claudia sambil mengangkat kedua bahunya.
ctak
" Aduh sakit." Ucap Claudia sambil mengusap keningnya yang di sentil oleh tuan Adrian
" Maaf, habis tebakanmu tepat." Jawab tuan Adrian sambil mengusap kening Claudia.
deg
deg
deg
deg
Ke dua jantung mereka berdetak kencang tapi berusaha untuk bersikap biasa saja.
( " Aduh kenapa jantungku selalu berdetak kencang jika berdekatan dengan kak Adrian?" Tanya Claudia dalam hati ).
( " Aduh kenapa jantungku selalu berdetak kencang jika berdekatan dengan Claudia?" Tanya tuan Adrian dalam hati ).
" Kita pulang yuk." Ajak Claudia dan tuan Adrian bersamaan
Claudia dan tuan Adrian saling menatap kemudian tersenyum.
" Ayo kita pulang." Jawab Claudia dan tuan Adrian bersamaan lagi.
" Pffftttt..." Tawa mereka berdua tertahan
" Kenapa bicaranya bersamaan ya." Ucap Claudia dan tuan Adrian bersamaan lagi dan lagi.
Claudia dan tuan Adrian tersenyum kemudian mereka sama-sama berdiri dan bergandengan tangan tepatnya tuan Adrian yang menggenggam tangan Claudia.
" Aku sudah membayar makanan kita, hari ini ada yang mau kamu kunjungi? Tenang saja aku yang bayar." Ucap tuan Adrian
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments