( " Aduh itu bibirnya ingin rasanya mencium kembali." Ucap tuan Adrian dalam hati ).
" Kamu mandilah setelah itu kita sarapan bersama." Ucap tuan Adrian
" Tapi aku tidak membawa pakaian dan ini aku tidak tahu siapa yang memakaikan bajuku. Apakah kak Adrian yang melakukannya?" Tanya Claudia sambil menatap tajam ke arah tuan Adrian.
" Tidak, kepala pelayan yang melakukannya." Ucap tuan Adrian dengan jujur.
( " Baru kali ini ada seorang gadis menatapku dengan tajam, membuatku penasaran dengan gadis ini. Menarik." Ucap tuan Adrian dalam hati ).
Claudia menatap mata tuan Adrian dan tidak ada kebohongan di matanya.
" Mana pakaianku?" Tanya Claudia
" Di sofa." Ucap tuan Adrian sambil menunjuk sofa dengan menggunakan dagunya.
Claudia hanya menganggukkan kepalanya kemudian mengambil paper bag tersebut dan di bawa ke dalam kamar mandi. Setelah setengah jam Claudia sudah selesai mandi dan memakai pakaian yang dibelikan oleh tuan Adrian.
" Sangat cantik." Ucap tuan Adrian
" Terima kasih atas pujiannya." Ucap Claudia
" Ayo kita makan." Ajak tuan Adrian
" Ok." Jawab Claudia
Mereka berdua keluar dari kamar tuan Adrian dan berjalan menuruni anak tangga menuju ke arah meja makan. Entah kenapa Claudia mengambil makanan terlebih dahulu membuat tuan Adrian terkejut tapi berusaha bersikap biasa saja mungkin gadis itu lapar makanya mengambil duluan begitu pula dengan para pelayan tapi mereka tidak berani ikut campur karena semua penghuni mansion tahu sifat tuannya.
Hanya saja yang membuat mereka bingung tuan Adrian sama sekali tidak protes ataupun memarahi gadis itu tapi mereka hanya bisa bertanya dalam hatinya tanpa berani berkomentar.
" Kak Adrian silahkan makan." Ucap Claudia setelah selesai mengisi makanan ke dalam piring.
" Buatku?" Tanya tuan Adrian tidak percaya karena baru kali ini dirinya diperlakukan seperti ini.
" Maaf kalau aku lancang melakukan ini." Ucap Claudia sambil menundukkan kepalanya
" Tidak... tidak aku sangat senang kamu melakukan itu padaku." Ucap tuan Adrian sambil membelai rambut Claudia
" Terima kasih kak." Jawab Claudia sambil mengangkat kepalanya kemudian tersenyum manis.
deg deg deg deg
Jantung tuan Adrian berdetak kencang melihat senyuman manis Claudia.
" Oh iya besok pagi aku akan pulang ke Indonesia apakah kamu mau ikut?" Tanya tuan Adrian menawarkan diri.
" Benarkah mengajakku ke Indonesia?" Tanya Claudia dengan mata berbinar-binar
" Iya benar, aku tidak mungkin berbohong, apakah ada keluargamu di sana?" Tanya tuan Adrian
" Ada, aku mempunyai kakek, nenek dan oma." Jawab Claudia
" Apakah kekasih atau suamimu mencarimu?" Tanya tuan Adrian
( " Aduh aku mohon jangan mempunyai kekasih apalagi kalau menikah." Mohon tuan Adrian dalam hati ).
" Aku belum mempunyai kekasih apa lagi aku belum pernah menikah." Ucap Claudia
" Oh syukurlah kalau begitu." Ucap tuan Adrian sambil bernafas lega.
" Kenapa?" Tanya Claudia sambil mengerutkan keningnya.
" Tidak lupakan saja, ayo kita makan." Ajak tuan Adrian mengalihkan pembicaraan.
" Ok." Jawab Claudia singkat
Claudia berdoa terlebih dahulu kemudian baru makan membuat tuan Adrian tidak enak hati karena dirinya tidak pernah berdoa. Mereka makan dalam diam tidak ada satupun yang berbicara setelah lima belas menit mereka sudah selesai makan dan minum. Kini mereka berada di ruang keluarga sambil mengobrol dengan di temani minuman hangat.
" Sebelum kita pulang, adakah tempat yang akan kamu kunjungi?" Tanya tuan Adrian
" Hmmm... aku ingin melihat pernak pernik di negara ini." Ucap Claudia
" Bagaimana kalau kita pergi ke pasar Yiwu." Ucap tuan Adrian
" Apakah kak Adrian pernah ke sana?" Tanya Claudia
" Belum, hanya saja kata anak buah eh temanku di sana katanya menjual pernak pernik." Ucap tuan Adrian hampir keceplosan
( " Maaf aku berbohong karena untuk sementara ini aku menyembunyikan identitasku terlebih aku ingin tahu apakah kamu sama seperti gadis yang di luaran sana atau gadis berbeda. Karena aku tahu jika gadis di luaran sana tidak mungkin mau diajak ke pasar." Ucap tuan Adrian dalam hati ).
" Ok. Berangkat sekarang?" Tanya Claudia
" Ayo." Jawab tuan Adrian dengan nada terkejut karena ternyata Claudia bersedia tapi berusaha di tutupi rasa terkejutnya dengan bersikap biasa saja.
Mereka pun berangkat ke pasar Yiwu hanya membutuhkan waktu lima belas menit mereka sudah sampai. Claudia menatap kagum pasar Yiwu sambil berharap menemukan apa yang dicarinya.
Tuan Adrian memarkirkan mobilnya kemudian turun dari mobil begitu pula dengan Claudia.
" Ayo kak, kita lihat-lihat ke dalam." Ucap Claudia dengan semangat dan tanpa sadar menggenggam tangan tuan Adrian.
Tuan Adrian menatap tangan Claudia membuat Claudia melepaskan tangannya.
" Maaf." Ucap Claudia sambil melepaskan genggamannya.
" Tidak apa-apa santai saja." Ucap tuan Adrian sambil menggenggam tangan Claudia.
Claudia tersenyum dan membalas genggaman tangan tuan Adrian. Mereka berdua melihat-lihat souvernir tersebut hingga Claudia tidak sengaja melihat toko yang menjual berbagai bentuk kipas.
" Kita ke toko itu." Ucap Claudia sambil menunjuk ke arah toko kipas.
Tuan Adrian menengok ke arah depan toko yang ditunjuk oleh Claudia.
" Ok." Jawab tuan Adrian
Merekapun berjalan ke arah yang di tunjuk oleh Claudia. Claudia melihat - lihat sambil mencoba kipas-kipas tersebut dari ukuran besar hingga ukuran sedang.
Claudia mendekatkan wajahnya ke wajah tuan Adrian membuat tuan Adrian terkejut dan langsung memejamkan matanya dengan pipi merona merah.
" Kak Adrian, aku tidak punya uang bolehkah aku meminjam uang kak Adrian untuk membeli kipas? Aku berjanji kalau aku sudah kembali ke Indonesia akan aku kembalikan." Bisik Claudia kemudian menarik wajahnya agar tidak dekat dengan wajah tuan Adrian
Tuan Adrian membuka matanya sambil tersenyum malu karena dirinya mengira akan dicium oleh Claudia.
" Tidak boleh pinjam." Ucap tuan Adrian sambil memberi kode ke arah anak buahnya yang tidak jauh darinya.
" Terus kita ke sini mau ngapain?" Tanya Claudia dengan wajah di tekuk.
" Bukannya kamu bilang hanya jalan-jalan, ya sudah kita jalan-jalan saja." Ucap tuan Adrian dengan wajah polos
" Aish nyebelin, ya sudahlah kita pulang saja." Ucap Claudia dengan nada kesal sambil melepaskan genggaman tangannya kemudian membalikkan badannya dan berjalan sambil ke dua kakinya di hentak- hentakan ke lantai.
" Ok." Jawab tuan Adrian singkat sambil menahan senyum karena Claudia sangat menggemaskan.
Tuan Adrian menerima paper bag dari anak buahnya. Tuan Adrian berjalan dengan santai sambil melihat Claudia sedang berjalan dari jarak yang tidak begitu jauh. Claudia berjalan tanpa memperdulikan tuan Adrian hingga tanpa sengaja melihat seorang nenek tua di jambret dan meminta pertolongan tapi tidak ada satupun yang menolongnya karena mereka tahu kalau penjambret itu mempunyai gang.
Claudia langsung mengejar penjambret itu sambil berteriak.
" Berhenti!!!" Teriak Claudia
Penjambret itupun langsung berhenti kemudian menepuk tangannya sekali dan tidak berapa lama muncul enam orang membuat Claudia membulatkan matanya karena Claudia mengingat kalau merekalah yang menyiksa pemilik tubuhnya hingga mati mengenaskan.
Claudia melihat sekelilingnya dan melihat kayu ukuran enam puluh lima centi meter kemudian mengambilnya.
哇……那个漂亮姑娘想用那块木头打我们。”其中一个戏谑道。
" Waw... gadis cantik mau memukul kami pakai kayu itu." Ledek salah satu dari mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments