Jeder
Jeder
Bagai petir di siang bolong terdengar suara petir saling bersahutan membuat tubuh Vincent membeku tapi setelah lima menit kemudian Vincent tersadar dan tidak memperdulikannya karena mungkin saja sebentar lagi akan hujan.
" Kalian berempat puaskan wanita itu kalah sudah puas buang wanita itu di pinggir jalan." Ucap Vincent pada anak buahnya yang berjaga di depan pintu.
" Baik tuan." Jawab ke empat bodyguard dengan patuh.
" Vincent aku mohon jangan lakukan ini padaku." Mohon kekasihnya
Vincent tidak memperdulikan permohonan kekasihnya dan meninggalkan hotel tersebut. Wanita itu berteriak kesakitan karena mereka melakukan dengan kasar hingga wanita malang itu pun tidak sadarkan diri. Setelah mereka puas dan memakai kembali pakaiannya wanita malang itu dibawa dengan menggunakan selimut tebal untuk menutupi tubuh polos wanita itu dan membuangnya di pinggir jalan.
Besok paginya kampus dihebohkan seorang mahasiswi gantung diri di kamar kosnya sedangkan Vincent hanya diam saja karena dirinya tahu pasti kekasihnya terpukul dan bunuh diri karena ulah dirinya dan juga ke empat bodyguardnya.
Vincent memesan makanan dan minuman bersama teman-teman di kampusnya dan tidak sengaja melihat gadis culun dari jendela di lantai tiga.
" Siapa dia?" Tanya Vincent sambil menunjuk ke arah gadis culun yang berjalan masuk ke dalam kantin kampus.
" Oh dia Claudia, gadis paling culun dan juga sangat bodoh. Kamu suka dengan gadis culun itu?" Tanya temannya
" Tidak melihat saja rasanya ingin mual." Ucap Vincent
"Bagaimana kalau kita taruhan?" Usul temannya
" Maksudmu?" Tanya Vincent dengan nada bingung.
" Jika kamu berhasil mendekati si culun itu menjadi kekasihnya maka mobilku menjadi milikmu tapi jika kamu kalah salah satu apartemen milikmu menjadi milikku. Bagaimana mau tidak?" Tanya temannya
" Aish enak aja kamu yang enak aku yang rugi." Ucap Vincent
" Kamu takut ya? bukankah kamu si raja playboy pasti bisa donk menaklukkan si culun itu." Ucap temannya.
" Iya betul pasti kamu bisa." Sambung teman lainnya.
" Iya betul-betul." Jawab teman-temannya dengan nada kompak
Vincent menghembuskan nafasnya dengan kasar karena masalahnya melihat gadis culun saja membuat matanya menjadi sakit apalagi kalau merayu dan pura-pura menjadi kekasihnya. Tapi karena teman-temannya mempengaruhi dirinya membuat Vincent menyetujui usulan gila teman-temannya.
" Baiklah aku setuju dan kamu bersiap-siap menyerahkan kunci mobilnya padaku." Ucap Vincent dengan penuh percaya diri.
" Tenang saja, kalian semua menjadi saksinya ya." Ucap temannya
" Ok." Jawab mereka serempak
" Oh ya satu lagi sebagai bukti kamu jadian sama culun itu kamu dan culun itu saling berpelukan dan perlihatkan pada kami sebagai bukti kalau kalian berdua menjadi pasangan kekasih." Ucap temannya
" Ok, siapa takut." Jawab Vincent
" Kalian semua menjadi saksi ya." Ucap teman-temannya.
" Ok." Jawab teman-temannya.
Merekapun makan dan minum bersama di ruangan kantin khusus orang-orang kaya sehingga tidak semua tidak bisa masuk ke ruangan kantin tersebut.
xxxxxxx
Vincent berpikir kalau Claudia sama seperti gadis-gadis yang lainnya diberi coklat, bunga dan di traktir makan sambil di rayu langsung luluh dan bersedia menjadi kekasihnya tapi ternyata dirinya salah.
Claudia tidak mau berpacaran karena dirinya ingin belajar supaya pintar walau dirinya bodoh tapi semangat belajarnya sangat tinggi. Hingga di bulan ke dua usaha Vincent tidak sia-sia Claudia menerima dirinya sebagai kekasihnya.
Claudia mau menerima Vincent karena Vincent menyelamatkan nyawanya ketika dirinya ingin di bunuh oleh para preman padahal para preman itu orang suruhan dirinya. Vincent sangat bahagia dan meminta hadiahnya pada temannya.
" Aku sudah berhasil menjadi kekasihnya." Ucap Vincent
" Mana buktinya?" Tanya temannya
" Ini lihat." Ucap Vincent sambil memperlihatkan fotonya ketika Claudia dan Vincent saling berpelukan.
Sebenarnya Claudia memeluk Vincent karena berhasil menyelamatkan nyawanya dari preman yang ingin membunuhnya dan Vincent tidak menyia-nyiakan membalas pelukan Claudia dan memerintahkan seseorang untuk memfotonya sebagai bukti ke teman-temannya.
" Wah benar-benar raja playboy kamu." Ucap temannya.
" Iya donk." Jawab Vincent dengan nada bangga
" Ini kuncinya." Ucap temannya sambil menatap dengan sendu ke arah kunci mobilnya.
" Hahahaha..." Tawa teman-temannya melihat kesedihan sahabatnya.
" Hei lihat itu siapa?" Tanya Vincent menunjuk ke arah bawah di mana mereka berada di lantai tiga.
Semua teman-temannya menatap ke arah bawah dan melihat seorang gadis cantik sedang berjalan ke arah kantin.
" Oh itu Valen adiknya Claudia." ucap temannya dengan nada kompak
" Kok aku baru melihatnya?" Tanya Vincent
" Dia itu bintang model dan beberapa bulan habis membintangi beberapa iklan makanya jarang terlihat." Ucap salah satu temannya.
" Apakah kamu ada rencana untuk mendekatinya?" Tanya teman satunya lagi.
" Saat ini belum karena aku belum mendapatkan mahkota berharganya. Kalau sudah dapat baru aku akan mendekati adiknya." Ucap Vincent dengan nada santai.
" Apa?? apa kamu sudah gila kamu mau melakukan itu diakan gadis culun memang kamu berminat?" Tanya teman pertama
" Aku aja jijik melihatnya apalagi kalau sampai melakukan itu." Ucap teman ke dua
" Iya benar." Jawab teman-teman lainnya.
" Pas lagi main wajahnya aku tutupi dan membayangkan wajah cantik." Ucap Vincent dengan penuh percaya diri.
" Terserah kamu saja aku tidak perduli." Ucap temannya
" Ok, aku ingin turun ke lantai bawah." Ucap Vincent sambil berdiri dan berjalan menuruni anak tangga.
" Hei Vincent seperti biasakan?" Tanya teman-temannya.
" Ya seperti biasa masukkan semua tagihan makan dan minuman ke dalam rekeningku aku yang traktir kalian semua." Ucap Vincent
Vincent menuruni anak tangga hingga ke lantai dasar dan melihat Valen tapi dirinya pura-pura tidak melihatnya bertepatan kedatangan Claudia.
" Hallo sayang." Panggil Vincent sambil memeluk Claudia dari arah samping tapi sekali-kali matanya melirik ke arah Valen.
" Hallo sayang, sudah makan?" Tanya Claudia
" Sudah donk, kamu sudah belum?" Tanya Vincent
" Belum, ini aku mau makan." Ucap Claudia.
Vincent melihat wajah merah Valen menahan marah membuat Vincent tersenyum menyeringai.
" Aku temani makanmu bagaimana?" Tanya Vincent
" Boleh." Jawab Claudia sambil tersenyum bahagia.
Vincent memesan makanan dan minuman untuk Claudia sedangkan dirinya hanya memesan minuman.
" Boleh aku duduk di sini?" Tanya Valen sambil menarik kursi dan duduk di samping Vincent dan kini Vincent berada di tengah-tengah mereka tanpa punya rasa malu sedikitpun.
" Boleh, silahkan duduk." Ucap Claudia
" Terima kasih kak." Jawab Valen sambil tersenyum ke arah Vincent
" Dia siapa dik?" Tanya Valen
" Oh kenalkan dia kekasihku namanya Vincent." Ucap Claudia memperkenalkan kekasihnya.
" Hallo kenalkan namaku Valen." Ucap Valen memperkenalkan dirinya sambil tangannya diarahkan ke Vincent.
" Kenalkan namaku Vincent." Jawab Vincent sambil membalas uluran tangan Valen.
Setelah dua menit bersalaman mereka melepaskan tangannya tapi mata mereka saling menatap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Wina Yuliani Nurfatonah
uler keket datang pas banget buat c playboy😈
2022-01-06
1