Awalnya Leonard tidak setuju tapi lagi-lagi karena ancaman daddynya membuat Leonard tidak berkutik. Di depan orang tuanya Leonard bersikap baik dan romantis dengan istrinya dan pura-pura dirinya sadar dan menyesali perbuatannya tapi ketika di kamar Leonard bersikap dingin dan acuh. Hingga di usia tujuh bulan Leonard mempunyai rencana licik terhadap istrinya.
" Kamu bilang sama orang tuaku kalau kita ingin tinggal di mansion milikku." Perintah Leonard ketika mereka berada di kamarnya.
" Kalau menolak bagaimana?" Tanya Clara
" Pokoknya aku tidak mau tahu aku dan kamu harus pindah ke mansion milikku, kalau kamu tidak mau melakukan apa yang aku perintahkan jangan salahkan aku memberikan obat agar anak yang kamu kandung mati bersama ibunya." Ancam Leonard
" Baik... baik... aku akan lakukan tapi dengan satu syarat jangan bunuh putri kita." Mohon Clara sambil menahan air matanya agar tidak keluar.
" Dengar ya walau itu putriku tapi aku tidak akan mengakuinya jadi anak yang kamu kandung itu adalah putrimu ingat putrimu bukan putri kita." Ucap Leonard sambil menatap tajam ke arah Clara.
" Iya aku akan mengingatnya anak yang kukandung adalah putriku." Jawab Clara sambil menggigit bibirnya untuk menahan agar air matanya tidak keluar.
" Bagus, ingat lakukan perintahku." Perintah Leonard sambil berjalan meninggalkan Clara tanpa memperdulikan perasaan Clara sedikitpun.
" Baik." Jawab Clara singkat.
Clara pun melakukan apa yang diperintahkan oleh suaminya awalnya ke dua mertuanya tidak setuju tapi Clara tidak putus asa untuk membujuk ke dua mertuanya karena bagi dirinya keselamatan putrinya lebih penting. Setelah dua puluh lima menit akhirnya ke dua mertuanya menyetujui permintaan menantunya.
Kini Clara dan Leonard tinggal di mansion milik Leonard dan sikap Leonard semakin menjadi-jadi hingga usia kandungan Clara menginjak sembilan bulan dan tinggal menunggu waktu melahirkan.
Clara sebenarnya ingin bercerai tapi tidak tega melihat kebahagiaan ke dua orang tuanya dan juga ke dua mertuanya membuat Clara menelan pil yang sangat pahit.
tok tok tok
" Masuk." Jawab Clara sambil membelai perutnya yang sudah membuncit.
ceklek
Kepala pelayan membuka pintu kamar Clara kemudian menunduk hormat.
" Maaf nyonya muda, ada tamu namanya nyonya Ririn." Ucap kepala pelayan
" Oh iya bi, dia sahabatku suruh naik ke atas saja bi." Ucap Clara sambil tersenyum.
" Baik nyonya." Jawab kepala pelayan
Kepala pelayan itupun pergi, lima menit kemudian pintu kamarnya dibuka tanpa mengetuk pintu.
ceklek
" Clara apa kabar?" Ucap Ririn sambil berjalan ke arah Clara.
" Kabarku baik, bagaimana denganmu?" Tanya Clara
" Baik seperti yang kamu lihat." Jawab Ririn sambil memeluk Clara dari arah samping dan matanya tidak henti-hentinya menatap barang-barang mewah milik Clara membuat dirinya semakin iri hati.
" Syukurlah, katanya waktu itu kamu tidak jadi menikah?" Tanya Clara
" Iya benar karena ternyata calon suamiku cacat aku menolaknya dengan tegas. Aku kerja membantu orangtuaku tapi bertahun-tahun bekerja membuatku bosan dan ingin bekerja di kota ini." Ucap Ririn
" Oh iya katamu suamimu pemilik perusahaan, bagaimana kalau aku bekerja di perusahaan suamimu?" Sambung Ririn.
" Iya benar, tapi aku akan tanya sama suamiku." Jawab Clara
" Ok, aku tunggu kabar baiknya. Oh ya boleh aku menginap di rumahmu?" Tanya Ririn
" Silahkan, di sini juga banyak kamar kosong."Ucap Clara
" Ok. Aku yang pilih kamarnya ya." Ucap Ririn tanpa punya rasa malu sedikitpun.
" Silahkan." Jawab Clara
Ririn pun keluar dari kamar Clara dan memilih kamar sedangkan Clara hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar.
" Semoga apa yang kulakukan tidak salah." Ucap Clara.
Sorenya Leonard pulang dari kantor sedangkan Ririn duduk di ruang keluarga dengan memakai pakaian seksi sambil menunggu kedatangan suami sahabatnya.
" Nona siapa?" Tanya Leonard sambil memandangi Ririn
" Kenalkan saya Ririn, sahabatnya Clara." Ucap Ririn memperkenalkan dirinya.
" Kalau saya Leonard, silahkan duduk." Ucap Leonard sambil memandangi kemolekan Ririn dan beberapa kali menelan salivanya dengan kasar.
" Terima kasih." Jawab Ririn sambil tersenyum.
" Oh ya saya sudah ijin menginap di sini sama istri kakak, apakah boleh?" Tanya Ririn sambil merendahkan tubuhnya agar terlihat dua gunung kembarnya.
" Silahkan." Jawab Leonard sambil mengedipkan matanya.
" Terima kasih, oh ya apakah di perusahaan kak Leonard ada lowongan? maaf kalau saya memanggilnya dengan sebutan kakak." Ucap Ririn
" Tidak apa-apa santai saja, di perusahaan kakak ada tapi..." Ucap Leonard menggantungkan kalimatnya dan berjalan ke arah Ririn.
" Tapi apa?" Tanya Ririn sambil mengedipkan matanya.
" Tapi dengan syarat bersedia melayaniku." Bisik Leonard sambil berjalan ke arah kamar pribadinya.
Ririn hanya tersenyum mendengar ucapan vulgar suami sahabatnya.
" Kapanpun aku tunggu undangannya." Ucap Ririn sambil tersenyum menyeringai.
Sejak Leonard dan Clara pindah ke mansion mereka tidak tidur satu kamar. Clara pun tidak mau berdekatan dengan suaminya karena perasaan untuk suaminya sudah mati sejak suaminya tidak mengakui putrinya. Besoknya Ririn mulai bekerja sebagai sekretaris di perusahaan Leonard.
" Kenapa kita berangkat pagi?" Tanya Ririn
" Ada sesuatu yang ingin aku kerjakan." Ucap Leonard
Ririn hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di ruang kerja milik orang tua Leonard.
" Ikut aku masuk ke dalam ruanganku." Perintah Leonard
" Ok." Jawab Ririn
Ririn tanpa curiga mengikuti Leonard sampai ke kamar pribadinya yang terhubung dengan ruangan kerja.
" Wow.... enak ya kalau lelah bekerja langsung istirahat dan ruangan kamar ini bentuknya mirip hotel." Ucap Ririn
grep
" Iya benar, aku ingin merasakan tubuhmu sekarang." Bisik Leonard
" Tapi aku tidak mau kalau hanya penghangat ranjangmu." Ucap Ririn sambil tubuhnya bersandar di dada bidang Leonard
" Tenang saja setelah istriku melahirkan aku akan menikah denganmu dan istriku akan aku ceraikan" Ucap Leonard berbohong.
( " Cih asal kamu tahu aku hanya memakai satu kali setelah itu aku buang." Ucap Leonard dalam hati ).
" Ok." Jawab Ririn dengan nada singkat.
Merekapun melakukan kegiatan suami istri, Ririn merelakan harta berharganya yang selama ini di jaganya dan diberikan oleh Leonard asalkan dirinya bisa menjadi nyonya Leonard dan hidup dengan kemewahan.
Setelah selesai melakukan merekapun mandi bersama dan entah kenapa biasanya Leonard hanya bermain sekali setelah itu bosan tapi ketika bermain sekali dengan Ririn dirinya menjadi ketagihan dan tidak pernah merasakan bosan malah menginginkan lagi dan lagi.
" Punyaku masih perih." Ucap Ririn ketika tubuhnya disatukan kembali oleh Leonard
" Maaf aku sangat ketagihan dengan tubuhmu." Ucap Leonard.
( " Itu karena aku memakai susuk agar orang yang melakukan itu padaku akan menjadi ketagihan dan membuatnya candu dengan tubuhku." Ucap Ririn dalam hati ).
Seminggu Kemudian
Tidak terasa hubungan Ririn dengan Leonard tidak ada yang mengetahui baik istrinya maupun ke dua orang tuanya. Namun sepandai pandainya tupai melompat akhirnya ketahuan juga itulah yang terjadi pada Ririn dan Leonard.
Clara yang merasa perutnya mulai kram keluar dari kamarnya untuk meminta bantuan kepala pelayan dan tanpa sengaja dirinya mendengar suara ******* dua orang di kamar suaminya.
ceklek
Clara membulatkan matanya melihat suaminya sedang berada di atas tubuh sahabatnya sedangkan sahabatnya berada di bawah melakukan kegiatan suami istri.
" Kalian..." Ucap Clara tidak sanggup melanjutkan perkataannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments