Dua jam tidak terasa ngobrol bersama Cici.
"Duh Mas udah jam sepuluh, antarin pulang donk. Nanti aku bisa di marahin Papa kalau sempat Tante ngadu aku pulang larut malam" pinta Cici.
"Aku kira kamu gak ada takutnya sama siapapun" balas Romi.
"Papaku galak Mas, makanya aku takut" jawab Cici.
Waduh serem juga tuh kalau jadi calon mertua. Batin Romi.
Cici mengeluarkan dompetnya dari tas kecilnya.
"Kamu mau ngapain?" tanya Romi.
"Mau bayar makanan kita" jawab Cici.
"Kok kamu yang bayar?" tanya Romi tak suka.
Harga dirinya merasa tersinggung kalau makan dan minumnya di bayar oleh perempuan. Selama ini tidak ada wanita yang berhasil merendahkan dia seperti ini.
Biasanya malah para wanita mengharapkan uangnya untuk traktir makan belanja sana sini dan untuk lainnya. Tapi gadis ini berbeda.
"Mas kan tadi udah bantuin aku, trus mau antarin dan temani aku makan di sini dah gitu sekarang mau antarin aku pulang. Gak apa - apa donk tugas aku yang bayarin makan dan minum" jawab Cici.
"Tidak... tidak... kamu gak boleh lakukan itu. Biar aku yang bayar" cegah Romi.
"Ya sudah kalau begitu" Cici kembali memasukkan dompetnya ke dalam tasnya.
Romi mengeluarkan dompetnya dari saku celananya.
"Pelayanan" panggil Romi.
Tak lama seorang pelayan datang.
"Tolong billnya" pinta Romi.
"Langsung aja Pak ke meja kasir di depan" ucap pelayan.
Romi dan Cici berjalan ke arah luar dan membayar tagihan makanan mereka tadi setelah itu kembali ke mobil Romi.
"Dimana rumah Tante kamu?" tanya Romi.
"Di jalan XXX Mas" jawab Cici.
"Oke" balas Romi
Romi segera melajukan mobilnya menuju alamat yang diberikan Cici. Sekitar satu jam kemudian mereka sudah sampai di lokasi yang Cici sebutkan sebelumnya.
"Mas yang itu rumahnya" tunjuk Cici.
"Oooh, Oke kita sudah sampai" ujar Romi.
Cici segera turun dari mobil Romi dan berdiri di pinggir jalan.
"Makasih ya Mas sudah antarin dan temani aku malam ini. Daaaah" ucap Cici kemudian berlalu pergi dari mobil Romi.
Duh siaaaal... kenapa aku lupa tadi minta nomor ponselnya. Gimana kalau aku mau ajak dia jalan lagi besok - besok. Umpat Romi.
Romi melihat sekeliling rumah yang di tunjuk Cici tadi, sudah sepi. Tak enak rasanya kalau bertamu malam - malam di rumah orang.
Dengan perasaan kesal akhirnya Romi melanjutkan perjalanan kembali ke apartemennya. Romi segera berganti pakaian, bersih - bersih dan langsung berbaring di atas tempat tidurnya.
Romi menatap langit kamarnya mencoba mengingat - ingat semua tentang gadis unik yang dia temani tadi.
Sial.. sial.. sial.. aku cuma tau namanya Cici. Nama aslinya aku tidak tau, nomor ponselnya juga lupa ditanyakan. Ukh... umpat Romi kesal.
Akhirnya Romi memutuskan untuk tidur karena kesal memikirkan tentang Cici. Romi bertekad besok dia akan datang ke rumah tadi dan bertemu dengan Cici lagi untuk meminta nomor ponselnya.
"Tunggu aku besok Ci. Aku akan menemui kamu lagi" gumamnya sebelum tidur.
******
Keesokan harinya setelah sepulang kantor Romi melajukan mobilnya menuju rumah Tantenya Cici. Gadis yang dia temui tadi malam di diskotik
Romi menghentikan mobilnya tepat di depan rumah tempat dia mengantar Cici tadi malam. Romi keluar dari mobil dan menekan bel rumah tersebut.
Tak lama kemudian datang seorang wanita yang diduga Romi adalah asisten rumah tangga di rumah tersebut.
"Cari siapa Den?" tanya wanita itu.
"Anu Mbok, saya mau ketemu Cici" jawab Romi
"Cici? Cici siapa? Di sini gak ada yang namanya Cici" tolak wanita itu.
"Cici lho Mbok yang datang dari Surabaya. Katanya rumah Tantenya di sini. Tadi malam saya yang antar sendiri Cici ke rumah ini" ungkap Romi.
"Maaf Mas mungkin salah alamat kali. Di sini gak ada yang namnya Cici apalagi yang datang dari Surabaya" tolak wanita itu.
"Serius Mbok? Saya tidak sedang main - main lho Mbok" ancam Romi.
"Saya juga tidak main - main Den. Di rumah ini tidak ada yang namanya Cici datang dari Surabaya" tegas wanita itu.
"Tapi tadi malam saya antar dia kesini lho Mbok" ujar Romi meyakinkan.
Sial, aku memang tidak memperhatikan tadi malam Cici langsung masuk ke rumah ini atau ke rumah lain ya? Batin Romi.
Romi menggaruk rambutnya yang tak gatal. Sedangkan wanita yang di hadapan Romi hanya bisa menatap Romi dengan tatapan curiga membuat Romi enggan berlama - lama di depan rumah itu. Akhirnya Romi pergi dan meninggalkan rumah itu.
Romi kembali ke Diskotik tadi malam tempat dia dan Cici bertemu.
"Tumben kamu ke sini jam segini?" tanya bartender.
"Aku mencari seseorang" jawab Romi.
"Wanita?" tanya pria itu.
"Iya" jawab Romi kesal.
"Hahahaha.... ketagihan dengan servicenya tadi malam?" tanya sang bartender.
"Tadi malam kami tidak melakukan apa - apa. Kami hanya makan dan ngobrol setelah itu aku mengantarnya pulang" jawab Romi.
"Kamu sudah cari ke alamat rumah yang tadi malam kamu datangi?" tanya pria itu lagi.
"Sudah tapi pembokat di rumah itu mengaku tidak ada nama wanita itu di rumah tersebut. Sial" umpat Romi kesal.
"Sepertinya kamu sudah tertipu. Hahaha... bisa juga ya kamu di tipu oleh wanita" goda Bartender.
Romi terdiam dan masih terbayang - bayang wajah Cici. Senyum Cici, tawa Cici dan cueknya Cici. Pokoknya semua tentang Cici masih teringat jelas dalam ingatan Romi.
"Minta minum deh, yang biasa" ucap Romi.
Sang bartender langsung meracik minuman untuk Romi kemudian memberikannya kepada Romi.
"Jangan banyak - banyak Bung, hari masih sore masak kamu mau mabuk. Apalagi hanya karena satu wanita yang baru kamu temui satu kali" pesan sang bartender.
"Sial.... " umpat Romi.
"Hahahaha.. aku rasa kali ini kamu kena batunya. Bisa jadi kamu jatuh cinta padanya pada pandangan pertama" goda Bartender.
Romi terdiam dan langsung meminum minuman yang baru saja disuguhkan bartender dengan segala tegukan.
"Bro... nanti kalau kamu bertemu atau mendengar seorang wanita bernama Cici segera hubungi aku" pesan Romi.
"Oke Bro... aku akan hubungi kamu. Cici ya namanya?" pria itu balik bertanya.
"Ya, ciri - cirinya dia sedikit tomboy dan polos tidak feminim apalagi memakai make up" jawab Romi sambil menjelaskan ciri - ciri Cici kepada pria di hadapannya.
"Wokeeeh" sambut sang bartender.
"Kalau begitu aku pergi dulu ya, aku mau mencari di ke suatu tempat" pamit Romi.
Romi segera membayar minumannya dan pergi meninggalkan diskotik. Romi langsung menjalankan mobilnya menuju Cafe yang tadi malam dia temui.
Setelah sampai di Cafe Romi segera mencari pelayan yang tadi malam melayani mereka.
"Eh Si Mas datang lagi. Mbaknya mana?" tanya pelayan itu.
"Kamu ingat kan wajah wanita yang tadi malam saya bawa ke sini?" tanya Romi.
"Ingat" jawab pelayan tersebut.
Romi segera mengambil kartu namanya di dalam jas kerjanya dan memberikannya kepada pelayan tersebut.
"Ini kartu nama saya? Kalau kamu melihat wanita itu datang ke sini lagi, kamu pinta nomor handphonenya bagaimana caranya setelah itu hubungi saya. Nanti saya akan berikan kamu tips yang besar" perintah Romi.
"Emangnya wanita itu membawa sesuatu milik Bapak?" tanya pelayan itu.
Ya.. sepertinya dia sudah membawa sesuatu dalam diriku. Aku tidak tau apa itu tapi aku kehilangan dia. Batin Romi.
"Kamu gak usah banyak tanya, kerjakan saja apa yang saya perintahkan kalau mau dapat bonus yang banyak" tegas Romi.
"Baik Pak, akan saya laksanakan" jawab Pelayan.
Romi segera meninggalkan Cafe tersebut dan melangkah pulang menuju rumahnya. Dia sedang tidak bersemangat pergi kemana pun malam ini. Lebih baik pulang dan beristirahat.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Nurmala
babang romi baru di bilang papaku galak sudah langsung ketakutan 😑
cemen
2022-07-27
1
Fitri Sri Dewi
dah mulai gegana ni bang romi
2022-06-25
1
desvika ice
asikkkkk.... mas romi kena batu y..... mantul.....
2022-05-20
1