"Aa.. a. apa... yang kamu katakan Ko?" tanya Renita tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Aku sudah lama mencintai kamu Ren tapi perasaan itu aku pendam karena kamu adalah istri sahabatku sahabat tapi ternyata kamu mengkhianati Refan. Kini aku merasa jadi pria yang beruntung. Kalau saja dulu aku yang merebut kamu dari Refan pasti persahabatan aku dan Refan akan hancur dan kamu melakukan hal yang sama kepadaku dengan apa yang kamu lakukan saat ini. Kamu akan benar - benar menghancurkan hidupku. Aku hanya merasa sedih dan tak menyangka ternyata cintaku salah selama ini. Kamu bukan wanita yang pantas menerima cintaku juga bukan wanita yang pantas untuk menjadi istri Refan. Tapi aku akan menutup mataku Ren. Aku tidak akan mengatakan apapun kepada Refan asalkan kamu berjanji untuk memutuskan hubungan kamu dengan Arga" ujar Riko.
"Aku tidak mau. Arga adalah cinta sejatiku" tolak Renita.
"Lantas Refan siapa kamu Ren? Semudah itu kamu melupakan cinta kamu kepada Refan?" tanya Riko marah.
"Aku sudah tidak memiliki perasaan apapun pada Refan, dia sudah aku anggap teman sama seperti kalian semua. Bedanya aku hidup dan tinggal bersama dengannya tapi hanya tinggal sebentar lagi. Setelah aku melahirkan aku akan mengakhiri hubunganku dengan Refan dan aku akan bahagia hidup bersama Arga" jawab Renita.
"Arga itu sudah menikah Ren, ingat itu. Kamu bukan hanya menghancurkan satu rumah tangga tapi dia Ren. Pernikahan kamu dengan Refan dan juga pernikahan Arga dengan istrinya. Kamu gak malu kepada orang - orang Ren terlebih kepada Tuhan?" tanya Riko.
"Aku tak perduli pada apapun juga Ko. Aku hanya ingin bahagia" tegas Renita.
"Bohong.. kamu tidak mengejar kebahagiaan tapi kamu mengejar nafs* Ren. Kamu sudah terbujuk rayuan setan" ujar Riko.
"Tau apa kamu tentang kebahagiaan? Bukankah kamu adalah pengejar nafsu* dunia?" sindir Renita.
Sial... Renita sengaja mengejekku. Batin Riko.
"Itu berbeda Ren, aku belum menikah? Sejahat - jahatnya aku, aku lakukan itu karena aku masih bebas. Tidak seperti kamu? Kamu sudah menikah Ren. Kamu dan Refan terikat dalam ikatan suci. Jadi kamu tidak boleh melakukan semua ini" pesan Riko.
"Aku sudah jelaskan pada kamu Ko. Aku sudah tidak punya perasaan apapun kepada Refan. Cintaku kepadanya telah habis. Aku sudah tidak mencintainya lagi. Aku harap kamu mengerti dan jangan urusin kehidupan orang lain. Urus saja hidup kamu yang jauh berantakan dari pada kehidupan aku dan Refan" protes Renita.
"Aku semakin tidak habis fikir melihat kamu Ren. Aku saja yang hidup seperti ini ingin hidup tenang seperti kamu dan Refan. Memiliki pasangan yang saling mencintai. Kamu sudah mendapatkannya tapi malah ingin merusaknya. Bahkan merusak pernikahan orang lain juga" sindir Riko.
"Sepertinya percuma kalau terus bicara dengan kamu, tidak akan ada habisnya. Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa mengerti apa yang aku rasakan" balas Renita.
Renita berdiri dan berjalan keluar Cafe meninggalkan Riko yang duduk sendirian. Riko menatap tak percaya ke arah Renita yang pergi meninggalkannya.
Bersahabat dengan Refan sejak kuliah dan sejak saat itu juga dia mengenal dan berteman dengan Renita. Saat ini Riko merasa benar - benar tidak mengenal Renita. Dia seperti orang asing saat ini. Riko tidak bisa mengerti apa yang sedang Renita pikirkan dan lakukan.
Seorang pelayanan datang dengan membawa menu makanan.
"Sore Pak, mau pesan makanan apa?" tanya pelayan sambil menyerahkan menu makanan kepada Riko.
Riko menerima menu makanan tersebut dan melihat juga memilih makanan yang dia inginkan.
"Saya mau kopi dan pancake" pinta Riko.
Pelayan segera mencatat pesanan Riko dalam buku pesanan pelanggan.
"Baik, ada lagi pesanan yang lain?" tanya pelayan.
"Tidak, itu saja cukup" jawab Riko.
"Oke Pak, silahkan tunggu sebentar ya" ujar pelayan.
Pelayan pergi meninggalkan Riko duduk sendiri. Tiba - tiba datang seorang wanita dan langsung duduk di meja tepat di sebelah meja Riko. Riko memperhatikan gerak - gerik wanita itu dengan sangat detail.
Cantik juga nih cewek.. mending aku ajak dia senang - senang dari pada kepalaku pecah karena memikirkan rumah tangga Refan dan Renita.
"Ehm.. ehm... permisi. Apa kamu punya korek api?" tanya Riko memulai pembicaraan.
Dia sudah menebak wanita di dekatnya ini tipe wanita perokok. Wanita itu melirik ke arah Riko dan memperhatikan tubuh dan wajah Riko dengan seksama.
"Ada" jawab wanita itu.
Kemudian dia meraih tasnya dan mengeluarkan rokok dan korek apinya. Setelah itu dia memberikan korek apinya kepada Riko dan Riko menyambutnya.
"Sendiri?" tanya Riko.
"Yup" jawab Wanita itu.
"Sama donk, kalau begitu aku bisa bergabung dengan kamu di sini?" tanya Riko.
"Silahkan tidak masalah" balas wanita itu sedikit menggoda.
Riko segera berpindah meja dan duduk tepat di depan sang wanita.
"Kenalkan aku Riko" ucap Riko sambil menyodorkan tangannya ke arah wanita itu.
"Riri" jawab wanita itu sambil menyambut ukuran tangan Riko.
Mereka saling berjabat tangan untuk berkenalan.
"Tumben wanita secantik kamu main sendirian di Cafe seperti ini?" tanya Riko.
"Aku lagi bosan aja tadi dan ingin pergi sendiri kemana saja. Kamu? Masih sore udah di sini?" wanita itu balas bertanya.
"Aku tadi ada janji dengan seorang wanita tapi dia sudah pergi" jawab Riko.
"Pacar?" tanya Riri.
"Bukan. Dia istrinya sahabat aku" jawab Riko.
"Kamu selingkuh?" tanya Riri penasaran.
"Tidak, mana mungkin aku selingkuh dengan wanita beristri dan saat ini sedang hamil" balas Riko.
"Oooo... so ngapain janjian ketemu? Di cafe lagi?" tanya Riri ingin tau.
"Dia ingin meminta bantuanku?" jawab Riko.
"Mau buat kejutan untuk suaminya?" tanya Riri.
"Justru dia ingin bertemu denganku untuk mencegah aku membuat kejutan pada suaminya" balas Riko.
"Lho kok aneh malah di larang" ujar Riri
"Yah karena aku ingin berniat mengatakan pada suaminya yang tak lain adalah sahabatku kalau aku memergoki istrinya berselingkuh dan ternyata anak yang dikandung oleh istrinya adalah anak dari pria lain" balas Riko.
"Gila ya tuh cewek, sampai segitunya selingkuhin suaminya? Kalau emang gak cinta kenapa gak minta cerai aja" komentar Riri.
"Karena dia sedang hamil. Wanita hamil tidak bisa bercerai jadi dia menunggu sampai dia melahirkan dan setelah itu dia akan menceraikan suaminya. Sementara aku sangat tau, sahabat aku itu sangat mencintai istrinya. Aku tidak tau apa yang akan terjadi dengan sahabatku itu ketika dia mengetahui kalau istrinya selingkuh sampai hamil" ujar Riko.
"Kalau masih ingin main - main. Mending gak usah nikah, nikmati aja dulu kesendirian dan kebebasan. Dari pada mengotori komitmen untuk berumah tangga" sambut Riri.
Riko menaikkan bahunya memberi isyarat kalau dia tidak mengerti apa yang sedang di pikirkan wanita hamil yang mereka bicarakan saat ini.
"Btw kamu masih single?" tanya Rico.
"Yup" jawab Riri singkat.
"Kalau begitu apa kita bisa setelah dari sini melanjutkan perkenalan kita?" tanya Riko sambil mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda.
"Gak masalah, aku bisa" balas wanita itu.
Tak lama pelayan datang membawa makanan yang dipesan Riko. Kemudian Riri juga memesan makanan yang dia inginkan dan setelah makan di cafe tersebut mereka melanjutkan malam panjang mereka di tempat yang lain.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Mur Wati
betul kata riri kalo masih mau bebas jg nikah hidup sendiri aja
2023-08-21
1
Nurmala
sebrengsek brengseknya manusia, ternyata punya sisi baik juga ya seperti riko 😂
2022-07-26
1
Ndhe Nii
Rico
mulut nya ember
padahal baru
kenal🤣
2022-07-20
1