Vano tersadar ketika Mario mengagetkannya.
"saya tahu tuan muda menyukainya...benar kan?" goda Mario sembari melirik Vano, dengan reflek Vano menyikut perut Mario.
"aduuhh...sakit tuan muda" rintih Mario sembari memegang perutnya.
"sudah kubilang jangan macam-macam, hmm gadis itu biasa saja menurutku, nggak ada istimewanya" seru Vano mengelak, kemudian Shesa menuju ke arah Vano dengan anggunnya,
"nona ini sangat cantik sekali memakai gaun itu tuan muda, sangat elegan dan mempesona, ukurannya pas dibadan, sempurna" seru kepala pelayan lirih, seluruh pengunjung yg ada di butik itu tertuju pada penampilan Shesa yg anggun dan cantik.
"wah...cantik sekali gadis itu"
"iya ...gaunnya juga pas"
"tuan muda memang benar-benar tidak salah pilih calon isteri"
"iya benar, aku jadi iri melihatnya"
bisik para wanita membicarakan Shesa, sedangkan Vano terdiam dan menaikkan satu alisnya, tiba-tiba hatinya berkata
"gadis yang polos, kecantikan asli yg terpendam, seperti mutiara dalam cangkang" gumamnya dalam hati
"baiklah, aku ambil gaun itu" perintah Vano pada pelayan
"baik tuan muda" jawab pelayan
mendengar Vano berucap seperti itu, membuat Shesa bingung dan heran.
"hei, tapi aku belum mendengar pendapatmu, bagus apa tidak? kok main ambil aja, jangan-jangan ini sebenarnya tidak bagus, kamu sengaja kan supaya aku terlihat jelek" sahut Shesa kesal.
"lagipula, kalau gaun ini harganya kemahalan, gimana? ah tidak, aku tidak suka hal yg boros-boros" sambung Shesa.
"jangan banyak bicara, setelah ini kita makan" tukas Vano
"dasar aneh, selalu membuatku kesal" gumam Shesa dalam hati
Shesa hanya memanyunkan bibirnya, kemudian masuk ruang ganti untuk mengganti bajunya.
"Mario, cepat urus administrasinya" perintah Vano
"baik tuan muda" jawab Mario
Mario langsung ke kasir dan membayar gaun itu.
****
"terima kasih atas kunjungannya tuan muda, semoga anda puas" seru kepala pelayan sembari menunduk memberi hormat.
dengan satu tangan masuk ke kantong celana, Vano berjalan dan mengangguk pada kepala pelayan.
Vano dan Shesa kemudian keluar dari butik, diikuti Mario dari belakang sambil membawa sebuah tas berisi gaun yg sudah dibeli tadi, perlahan Shesa mendekati Mario dan bertanya berapa jumlah nominal harga gaun itu.
"hei, tunggu dulu...aku ingin tahu berapa harga gaun itu Mario?, cepat katakan" tanya Shesa sambil berbisik dan Mario menghentikan langkahnya.
"lima ratus juta nona" jawab Mario spontan.
"apa...lima ratus juta, nggak salah" seru Shesa sambil terperanga.
"nominal lima ratus juta,bagi tuan muda tidak ada apa-apanya nona" jawab Mario tersenyum
"boros sekali dia; mentang-mentang orang kaya" gerutu Shesa
"bukan boros nona, ini memang khusus untuk nona, calon isterinya" seru Mario
"aaahhh...au ah...pusing dengan jalan pikirannya" Shesa menggaruk-garuk kepalanya yg tak gatal.
Vano telah sampai di depan mobil, tapi ia tak mendapati Shesa dan asisten pribadinya berada di sana.
"Mario...kamu dimana, hei bocah ...kalian dimana?" seru Vano sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, Vano tak mendapati batang hidung keduanya.
"dimana mereka berdua?" seru Vano kesal
Vano menunggu keduanya sambil menyandarkan tubuhnya di badan mobil, terlihat sangat macho sekali, tak berselang lama, Shesa dan Mario datang, Vano lantas bertanya pada keduanya.
"darimana saja kalian!" sahut Vano
"maaf tuan muda tadi sa.....!" belum sempat melanjutkan kata-katanya Shesa menyela
"ehhh...tadi itu ponselku ketinggalan di dalam butik, aku minta tolong pada Mario, dan Mario mencarikannnya untukku, ini sudah ketemu" alibi Shesa agar Vano tak curiga, sambil menunjukkan ponselnya sekilas.
Vano sekilas melihat layar ponsel Shesa, dan mendapati foto Romi di latar belakang ponsel Shesa.
****
"ayo pergi" perintah Vano cepat
mereka bertiga masuk ke mobil,
"kita kemana sekarang tuan muda" tanya Mario sebelum mengemudikan mobil.
"restoran seafood" jawab Vano singkat
"ah...nggak nggak...aku nggak mau...aku alergi sama seafood" sahut Shesa
"kita makan di tempat favoritku saja" sambung Shesa dengan sedikit sumringah
"aku nggak mau, aku tidak suka makanan biasa" jawab Vano
"huh...dasar sombong, kalau begitu antar aku pulang saja, mending makan dirumah daripada makan sama kamu" seru Shesa kesal
"dimana lokasi tempat makan yg kamu maksud?" tanya Vano langsung
Shesa menoleh dengan girang
"tuan muda mau makan disana? katanya nggak suka makanan biasa, gimana sih, ngerepotin saja!" sahut Shesa
"jangan banyak bicara, cepat katakan dimana?" sahut Vano tanpa basa basi
"jl.cendrawasih no 4...nama restonya depot bu tejo" pungkas Shesa
"kita kesana sekarang...Mario" pinta Vano
"baik tuan muda" jawab Mario
Mobil mewah itu melaju dg kencang menuju tempat makan yg disebutkan Shesa.
****
mereka bertiga telah sampai.
Shesa dengan senangnya masuk ke restoran favoritnya.
Vano melihat-lihat lokasi tempat makan itu, sederhana jauh dari kata mewah.
"tempat apa ini Mario?" seru Vano sambil memicingkan sebelah matanya
"tempat makan tuan...ayo kita masuk" ajak Mario
Vano masuk dan duduk semeja dengan Shesa.
Mario yg duduk di meja sebelah , melihat tuan mudanya sangat berbeda hari ini, ia menurut saja apa yg dikatakan Shesa.
"tuan muda...anda sudah jatuh cinta dengan nona Shesa" gumam Mario dalam hati sambil tersenyum
kemudian pelayan datang membawa daftar menu.
"silakan , ini daftar menunya" seru pelayan itu
Shesa melihat-lihat daftar makanan yg diberikan pekalayan.
"aku pesen bakmi endes, minummnya jus sirsak" seru Shesa
"baik nona" jawab pelayan
Shesa lantas memperhatikan Vano yg sedari tadi cuma melihat-lihat daftar menunya.
Vano tidak terbiasa dg restoran biasa, dia selalu pergi ke resto bintang lima, resto yg dibilang hanya orang beruang yg membeli makanan mahal.
"Tuan muda pesan apa? dari tadi dilihatin mulu" seru Shesa tersenyum sinis
"makanan apa ini, aku tidak pernah mendengar makanan norak seperti ini" sahut Vano sambil menaruh kembali daftar menu di meja
"hai...tuan muda sombong, kalau nggak suka ngapain tadi maksa-maksa aku nunjukin ke tempat ini" sahut Shesa kesal
Vano hanya membuang muka
"baiklah ...sini aku pesenin makanan" sahut Shesa
"mbak...emm saya jadi pesen bakminya 2 piring ya...trus jus sirsaknya juga 2" ucap Shesa pada pelayan itu dengan tersenyum
"baik nona...ditunggu pesanan akan segera datang" jawab pelayan tersenyum ramah
Shesa mengangguk, sedangkan Vano sedang menerima telepon.
"halo...iya ada apa....hmm ok..ok...kamu sudah mengetahuinya? baiklah....hmm" Vano berbicara pada sekretaris Jimmy lantas menutup teleponnya
"Mario..kemari" Vano memanggil Mario
lantas Mario berdiri dan menghampiri Vano
"ada apa tuan muda" tanya Mario
"Mario...coba kamu cek file dokumen yg aku berikan tadi siang, besok pagi aku mau lihat siapa dalang dibalik semua ini" seru Vano pada Mario dengan wajah serius, terlihat betapa seriusnya ia dalam menyikapi masalah-masalah dalam perusahaan.
" aku melihat ada musuh dibalik selimut, kita harus hati-hati jangan sampai file ini bocor" seru Vano sambil mengepalkan tangan di atas meja.
"baik tuan muda" jawab Mario lantas ia kembali duduk di meja sebelah
Shesa hanya bisa melihat ketegangan di wajah Vano, terdapat aura kemarahan di wajah Vano, Shesa melihat Vano seperti singa yg siap menerkam mangsanya kapan saja.
"ihh...ngeri juga lihat dia marah...ya Tuhan selamatkanlah hamba dari singa buas ini" gumam Shesa sembari menggigit bibirnya yg tipis.
Vano memperhatikan Shesa
"kenapa kamu?" sahut Vano sambil mengernyitkan dahinya.
Shesa menoleh cepat..
"hah....hm..nggak papa..." sahut Shesa pura-pura
bersambung
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Dela Anisa
busyett harga gaun nya seharga mobil kalangan tengah. /Shy/
2023-12-21
0
Fajar Ayu Kurniawati
.
2023-06-19
0
Yuni Verro
ceo mah gitu lembut jika dengan org tersyng tp tegas dan kejam jika dikhianati
2023-04-12
1