dengan cepat Shesa dan Romi sampai di tempat tujuan.
"ayo Sha kita masuk, mereka sudah menunggu di dalam" ajak Romi
"iya..." jawab Shesa singkat
Shesa dan Romi masuk ke tempat latihan, sudah ada beberapa anak yg menunggu.
"hai....ini dia pasangan yg ditunggu-tunggu...hai Shesa apa kabar?" sapa Leo, teman grup band Romi.
"hai juga...aku baik" jawab Shesa senyum
"ayo segera kita mulai latihannya" seru Romi
"ok....."
Shesa dan grup band Romi memulai latihan.
tiba-tiba ponsel Shesa berdering,
"tunggu...aku permisi sebentar" pinta Shesa agar latihannya ditunda
" nomor siapa nih?" gumam Shesa heran dengan nomor yang tidak dikenalnya.
"cepat pulang, hari ini aku ke rumahmu, kita fitting baju....Vano" tukas Vano
Shesa membulatkan matanya ternyata nomor itu dari Vano
"kamu tahu darimana nomorku?" balas Shesa bertanya
"nggak penting...yang penting kamu pulang sekarang, atau aku bakal membatalkan pernikahan ini, dan ayahmu akan terserang jantung lagi" tukas Vano dengan sedikit memaksa.
Shesa menarik napas panjang
"belum jadi suami udah bikin jengkel" gerutunya dalam hati
Shesa berjalan menuju Romi dan teman-temannya...
"maaf aku harus pulang sekarang" seru Shesa lemas
"kenapa Sha?...ini baru dimulai loh" sahut Romi terkejut
"ada hal yg lebih penting...papaku menyuruhku pulang sekarang" lugas Shesa
"ya...sayang sekali" sesal Leo
"maaf ya semua...maaf banget, aku harus pergi sekarang, terima kasih semuanya" pamit Shesa sambil berlalu meninggalkan ruangan.
"Shesa tunggu, aku antar pulang ya!" seru Romi menghadang
"oh...nggak usah, aku bisa pulang sendiri, makasih....bye" sahut Shesa sembari berlari menuju taksi yg sudah menunggunya
Romi memandangnya dari kejauhan.
"kamu ada apa Sha?? ada yg kamu sembunyikan dariku" gumam Romi menyelidik
******
disisi lain
"setidaknya, gadis kecil ini perlu dipaksa sedikit supaya menurut" seru Vano sembari menaikkan ujung bibirnya yang seksi.
setelah beberapa saat mobil Lamborghini itu telah sampai di halaman rumah Shesa.
Mario turun dan membukakan pintu untuk Vano
"silakan tuan muda" seru Mario
Vano keluar dari mobil dengan sangat elegan, kali ini ia memakai setelan sweater biru yg dipadu dg kemeja polos, membuat Vano semakin keren sebagai seorang CEO muda yg berbakat.
Dewa dan Anggi menyambut kedatangan Vano.
"selamat siang om dan tante" sapa Vano
"siang juga Vano...emm mau ketemu Shesa? tapi dia belum pulang" seru Dewa
"mungkin sebentar lagi dia pulang" sahut Anggi
"saya akan menunggunya" jawab Vano
"baiklah kalau begitu, kita berbincang-bincang dulu di dalam, ayo silakan masuk" ajak Dewa
Vano mengikuti langkah kaki Dewa.
"silakan duduk..." Dewa mempersilakan Vano
"bagaimana bisnismu nak Vano? om dengar kamu sudah buka cabang di beberapa kota?" tanya Dewa
"benar om..." jawab Vano
"kamu hebat Vano, masih muda tapi sudah sukses seperti ini, Hendra benar-benar beruntung memiliki anak sepertimu" tukas Dewa
"bagaimana dengan bisnis om sekarang?" tanya Vano balik
Dewa tertunduk dan menghela napasnya lirih.
"perusahaan om sedang mengalami sedikit guncangan, ada investor asing yang menipu milyaran rupiah dari perusahaan om, sekarang om bingung harus percaya pada siapa" seru Dewa dengan nada rendah
Vano mendengarkan Dewa dengan seksama, ia mencoba mencerna permasalahan yg sedang dihadapi calon mertuanya ini.
"begitulah Vano, om bingung harus bagaimana? jikalaupun Hendra tahu sudah pasti dia akan menolong, tapi...om tidak mau merepotkannya, dia sudah sangat berjasa dalam perkembangan perusahan om" jelas Dewa
"om jangan khawatir, saya akan membantu om" sambung Vano
"tidak usah Vano, nanti Hendra bisa tahu masalahnya, om tidak mau merepotkan kalian berdua" jelas Dewa.
"papa akan berangkat ke London sehari setelah pernikahan kami, setelah itu papa akan tinggal di London selama 5 tahun untuk mengawasi anak cabang perusahasn kami yg disana" seru Vano menjelaskan.
"selama papa di London dia tidak akan tahu tentang resesi perusahaan om, biar saya yang alih tangan, sepertinya banyak penghianat di perusahaan om" ucap Vano serius
****
setelah beberapa saat Shesa datang dan melihat mobil mewah sport Vano sudah terparkir.
"isshh...cepat sekali dia datang, jangan jangan dia sudah lama nungguin aku" seru Shesa dalam hati.
"selamat siang nona Shesa" sapa Mario yang sedang duduk di teras .
"iya...siang juga Mario" jawab Shesa
"tuan muda sudah menunggu anda didalam" seru Mario mengingatkan
Shesa bergegas masuk kedalam rumah.
"eh ...sayang baru pulang, tuh sudah ditungguin Vano" sambut Anggi, Shesa tersenyum paksa.
"siang pa...ma...muach muach" Shesa menyapa keduanya dan mencium pipinya.
"cepat mandi dan ganti bajumu, Vano mengajakmu fitting baju pengantin" suruh Dewa
Shesa mengangguk, sekilas dia melirik Vano dengan tatapan jengkel.
"ya ampun...nyebelin banget mukanya" gumam Shesa lirih
Vano menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya.
Shesa bergegas mandi dan ganti baju.
"baiklah om...tante saya permisi dulu" pamit Vano
"iya Vano...hati-hati" jawab Dewa
Vano segera menuju mobilnya, Mario sudah menunggu di mobil.
"Shesa pergi dulu pa...ma..." pamit Shesa
"Shesa...beruntung sekali kamu punya suami seperti Vano, dia sangat bertanggung jawab, papa ingin melihat kalian berdua bahagia" seru Dewa sambil mengusap kepala Shesa.
Shesa tersenyum dan pergi menyusul ke mobil, Vano yg sudah menunggu di dalam mobil, seolah acuh tak ingin melihat Shesa.
"silakan nona" seru Mario membukakan pintu mobil.
Shesa melirik Vano yang sama sekali tak melihatnya.
"dasar sombong...kalau bukan terpaksa, ogah jalan sama pria arogan kayak kamu" gumam Shesa dalam hati sambil mengejek Vano.
Shesa menjulurkan lidahnya dan melambaikan kedua tangannya di kuping"wekkk"
tiba-tiba Vano menoleh sontak Shesa terkejut bukan kepalang.
"kamu sedang apa?" tanya Vano
Shesa langsung memalingkan wajahnya.
dalam hati Vano tertawa "gadis ini benar-benar lucu"
Vano senyum senyum sendiri, Mario yg melihat kelakuan majikannya juga ikut tertawa.
"apa yg kamu tertawakan, apanya yg lucu?" tanya Vano cepat.
"nggak ada tuan muda" jawab Mario gugup.
"awas aja kalau ketawa lagi, aku jitak dari belakang" tukas Vano kesal.
Shesa yg melihat Vano memarahi Mario, tak terima jika Vano memperlakukan Mario seperti itu.
"hei...tuan muda, anda punya perasaan apa tidak sih? kerjaannya ngomeeel mulu, biarin dia konsentrasi nyetir, kalau mobilnya nabrak, mampus loh" gerutu Shesa kesal
"he...he...he...ini mobil punyaku, Mario juga kugaji pakai uangku, terserah aku dong mau ngapain" sahut Vano
"emang dasar orang kaya selalu gitu, mentang-mentang punya uang banyak, memperlakukan orang seenaknya" umpat Shesa kesal.
"he...maksudmu apa bocah" sahut Vano
"kamu...."
"kamu...."
keduanya saling menunjuk satu sama lain.
"stop...stop...jangan berisik, anda berdua mau mobil ini nabrak beneran" sahut Mario melerai
*****
bersambung....
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Moh Yasin
😂😂😂😂
2024-11-07
0
Sarimah
seru juga nih cerita nya jd ikutan baper🤭
2023-09-19
1
Nurianto
piye to Iki kok malah gelut..hihihiii..
2023-08-26
0