"baiklah...Shesa, maksud kedatangan om dan Vano kesini adalah untuk melamarmu menjadi istri Vano!" seru Hendra membuka pembicaraan.
"Dewa, aku berharap dengan perjodohan ini, hubungan keluarga kita semakin erat!" sambung Hendra.
"tentu saja, Shesa? bagaimana nak, kamu setuju kan!" seru Dewa dengan bangga dan yakin bahwa Shesa akan menerima, Shesa terdiam dan berfikir sejenak, bagaimana caranya agar pernikahan ini tidak diketahui orang, dia masih ingin melanjutkan sekolahnya.
"Shesa...? apa yang kamu fikirkan?" tanya Anggi
"baiklah pa, Shesa mau menikah dengan tuan muda Vano, tapi ada syaratnya!" seru Shesa serius.
"syarat? syarat apa??katakan" tanya Hendra cemas
"saya mau pernikahan ini dirahasiakan!" jawab Shesa singkat, Dewa dan Anggi saling menatap.
"Shesa apa maksudmu?" tanya Dewa serius
"baiklah, om tidak mempermasalahkan itu semua, om mengerti maksudmu!" sahut Hendra menyela, Vano melihat Hendra serius.
"Shesa akan tetap menikah dengan Vano, dan Shesa akan tetap sekolah, om pastikan tidak akan ada seorangpun yang tahu, termasuk dewan guru!" lugas Hendra yang juga pemilik yayasan sekolah Shesa.
"benarkah itu om! Shesa akan tetap sekolah? " jawab Shesa dengan senangnya, Hendra mengangguk dan tersenyum, tak ketinggalan Dewa dan Anggi juga ikut senang.
tiba-tiba suara ponsel Vano berbunyi.
"maaf om..tante! Vano terima telepon dulu!" pamit Vano
"silakan!" jawab Dewa
"terima kasih banyak om, Shesa janji bakal sungguh-sungguh belajarnya!" seru Shesa semangat.
"iya om tahu, kamu salah satu murid teladan di sekolah, sangat disayangkan kalau sekolah kita kehilangan murid secerdas sepertimu!" tukas Hendra bangga.
****
"iya halo...Naina, kamu sudah kembali?" Vano menjawab telepon Naina.
" iya sayang...kamu dimana sekarang?, sekarang aku sudah berada di depan rumahmu, kok sepi sih, aku kangen banget nih!" jawab Naina manja.
"kita nggak bisa ketemuan sekarang!" jawab Vano kecewa.
"kenapa? kamu udah nggak cinta aku lagi!" gerutu Naina.
"bukan begitu, tapi aku lagi sama papa sekarang!" ucap Vano menjelaskan, mendadak Naina menutup teleponnya.
"tuuuttt....tuuuttt...tuuuttt" Naina langsung menutup teleponnya.
"halo...halo...Naina...Naina...halo...siaalll!" umpat Vano kesal karena Naina menutup teleponnya begitu saja.
tiba-tiba Hendra datang menghampiri Vano, Hendra tanpa sengaja sudah mendengarkan Vano berbicara pada Naina lewat telepon.
"lupakan Naina, kamu akan segera menikah minggu ini, papa tidak mau lagi mendengar nama Naina kamu sebut, Shesa akan menggantikan posisi Naina dihatimu!" seru Hendra sembari menepuk pundak Vano
"minggu ini ?" seru Vano terkejut.
"iya...minggu ini, besok ajak Shesa fitting gaun pengantin, papa akan memberi tahu nenekmu, dia pasti sangat senang!" pinta Hendra.
"sekarang kita masuk dulu, mereka sudah menunggumu!" ajak Hendra supaya masuk ke dalam rumah.
"iya...papa duluan saja, nanti Vano menyusul!" seru Vano.
Dewa, Anggi dan Hendra sedang sibuk membicarakan rencana pernikahan Shesa dan Vano.
sementara itu Shesa pergi ke taman untuk menenangkan diri, ia bermain disisi kolam ikan,terlihat pantulan wajahnya di air kolam itu, Shesa duduk disebuah batu besar, sembari melihat cahaya bulan purnama yang nampak membulat sempurna di malam itu, Vano melihat Shesa duduk di taman dan ia mulai menghampirinya.
sejenak Shesa memejamkan matanya
"ya Tuhan ....ujian apa ini? menikah dengan orang yang tidak aku cinta, dan dia tidak mencintaiku, akankah nanti ada seseorang yang benar -benar tulus mencintaiku?" gumam Shesa sambil menundukkan wajahnya.
Shesa perlahan membuka matanya, dan tak sengaja dia melihat sosok wajah seseorang dalam air.
"siapa itu...!" seru Shesa sembari menoleh ke belakang.
betapa terkejutnya ia melihat Vano berdiri di samping kolam, lantas Shesa berdiri.
"ngapain tuan muda yang arogan, berada ditempat seperti ini?" tanya Shesa sinis.
"kamu pikir aku peduli dengan apa yang kamu lakukan? aku hanya mencari angin, panas sekali didalam, AC nya nggak bagus !" jawab Vano cuek.
"huuuhh...dasar sombong, kalau kurang dingin, tuh nyebur aja ke kolam, sekalian tuh diminum airnya biar otak anda fresh, hmm!" seru Shesa kesal, Vano tersenyum geli melihat tingkah aneh Shesa.
"dari pagi sampai sekarang, tingkahmu benar-benar aneh nona!" seru Vano sambil memasukkan tangannya disaku celana.
"kamu yang aneh, marah-marah nggak jelas, aku kan udah minta maaf waktu itu!" lugas Shesa mengingatkan, lantas Shesa membelakangi Vano sambil menggerutu, sejenak Vano memperhatikan Shesa dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"gadis ini seksi juga, padahal masih bocah, sayang galaknya minta ampun!" gumam Vano dalam hati.
"ngomong-ngomong kamu terlihat berbeda hari ini, tidak sia-sia aku membelikan baju mahal ini untukmu!" seru Vano menggoda Shesa.
"ooooo...jadi anda tidak ikhlas, ok...biar aku lepas dan kukembalikan baju ini kepadamu tuan muda...!" hardik Shesa kesal.
"baiklah...kalau begitu lepas saja!" seru Vano sambil menyalakan sebatang rokok.
"mmmmppptttt...dasar otak mesum, kamu pikir aku apa?...ha...!" umpat Shesa sambil mengepalkan kedua tangannya, Vano tersenyum bangga melihat tingkah Shesa yang lucu.
"katanya tadi mau dilepas bajunya, dan dikembalikan, mana...ayo lepaskan..!" seru Vano sesekali meniup asap rokok.
"kamuuu.....!" Shesa geram sekali
"lagipula sebentar lagi kamu akan menjadi istri tuan muda Vano, jadi nggak masalah kan jika aku melihat seluruh isi tubuhmu!" Seru Vano dengan nada menggoda.
tiba-tiba.....
"plaaakkk....!"
tamparan itu mendarat di pipi Vano.
"dasar pria mesum!" hardik Shesa penuh kesal
Vano memegang pipinya dan membuang puntung rokoknya, secara tiba-tiba Vano mencium bibir Shesa dengan cepat.
"mmmmppttt...mmpptttt....lepaskan...lepaskan aku".
seru Shesa terengah-engah sambil memukul-mukul dada Vano yang bidang, lantas Vano melepaskan ciumannya, dan Shesa mengelap elap bibirnya yang sudah dicium Vano tadi.
"itu akibatnya jika main-main dengan tuan muda Vano, jika kamu macam-macam lagi , aku bisa melakukan hal yang lebih dari ini!" ancam Vano sembari berlalu meninggalkan Shesa.
Shesa sangat kesal dan tak henti-hentinya ia mengumpat, Vano tersenyum dengan puas.
"gadis kecil, kau tidak akan bisa main-main denganku" gumam Vano dalam hati.
*******
disisi lain
"baiklah Dewa, aku pamit dulu, semua akan aku persiapkan dari gaun, dan segala macam keperluan pernikahan mereka nanti!" pamit Hendra.
"terima kasih sobat...sampai jumpa !" seru Dewa sembari memeluk Hendra dan Vano.
"Vano permisi om, tante...!" seru Vano pada keduanya.
Shesa yang berdiri dibelakang Anggi sekilas melihat Vano yang begitu sopan, murah senyum ketika dengan orang lain, tapi kenapa dengan dirinya dia begitu acuh dan arogan, apalagi tadi Vano berani sekali menciummnya tanpa seijin Shesa.
"dasar cowok nyebelin, berani-beraninya dia mengambil ciuman pertamaku...huuuhh sebel banget !" gumam Shesa sambil menatap Vano sinis.
Vano menatap Shesa dengan tersenyum kecut, sesaat kemudian mobil mewah Vano melaju dengan cepatnya menyusuri jalan raya.
********
"ahhhh...capek banget" seru Shesa sambil merebahkan tubuhnya ke kasur, tiba-tiba ponselnya berdering.
"Romi ..!" Shesa segera menerima telepon Romi.
"halo...Shesa, sudah tidur??" sapa Romi
"ini...mau tidur, ada apa!" tanya Shesa.
"besok kita latihan vokal ya di sekolah, anak-anak udah sepakat kamu yang jadi vokalisnya" seru Romi.
"hmmm....baiklah" jawab Shesa singkat.
"ok...besok aku tunggu? selamat tidur Shesa...bye" ucap mesra Romi.
"bye..." sahut Shesa
Shesa segera membersihkan make upnya, sepintas dia ingat kejadian di taman tadi, ia memegang bibirnya yg telah dicium Vano, entah kenapa dia merasa senang dengan ciuman itu.
"aaahhhhh....ayo Shesa sadar!" Shesa menepuk-nepuk pipinya seolah ia sedang bermimpi....
******
❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Moh Yasin
ah tuan muda gercep
2024-11-07
0
Ita rahmawati
vano main nyosor aj kyk soang,,in la si sesha udh baper aj🤦♀️🤦♀️😅
2023-08-05
2
Iffa Naila
ᗰᑌᑎᗩ ᗷGT SESᕼᗩ 🤣
2023-05-10
0