Di perjalanan
"tuan muda...nona Shesa benar-benar imut ya!" setu Mario menggoda Vano.
"imut katamu? amit-amit iya, gadis jutek seperti itu kamu bilang imut!" jawab Vano meledek.
"jangan gitu tuan muda, nanti jatuh cinta beneran loh sama dia!" goda Mario sambil tersenyum.
"apa jatuh cinta padanya, it's crazy, seorang CEO jatuh cinta pada gadis sekolahan? yang benar saja kamu, aku nggak ngerti kenapa papa bisa-bisanya menjodohkan aku sama bocah itu!" gerutu Vano.
"tuan besar Hendrawan sangat menyayangimu, sebelum beliau ke London, beliau berharap tuan muda sudah punya istri, biar ada yang jagain!" ucap Mario.
"aku bisa jaga diriku sediri!" sahut Vano.
"apalagi grandma tuan muda, beliau sangat ingin tuan muda menikah dan memberinya cicit, supaya grandma tidak kesepian lagi!" seru Mario
"tapi aku tidak mencintainya, aku hanya mencintai Naina!" pungkas Vano
"haduuuuhhh....tuan muda, nona Naina tak pernah berfikir untuk menikah dengan anda, dia terobsesi untuk menjadi model terkenal, buktinya dia sekarang ninggalin tuan muda!" sahut Mario
"dia akan kembali untukku!" jawab Vano lirih
"saya nggak jamin dia bakal kembali untuk anda, dia itu wanita cerdik, saya yakin ada maksud lain dia mendekati anda, mending sama nona Shesa saja tuan, dia lebih cocok buat anda!" papar Mario menjelaskan bahwa Naina hanya memanfaatkan Vano saja.
"tutup mulutmu, awas saja nanti kupotong gajimu!" tukas Vano sembari mengancam Mario.
"Iya...iya ampun tuan muda, ah tuan muda gitu aja kok marah, entar cepat tua loh...haha!" sambung Mario dengan tawa .
"dasar kamu!" umpat Vano
Mario dan Vano sudah terbiasa dengan candaan mereka, Mario adalah asisten pribadi Vano yang setiap katanya selalu diikuti Vano.
"kita ke butik sekarang" perintah Vano
"butik...cieee yang mau ngelamar hari ini" canda Mario.
"dasar, awas kalau ngomong lagi!" umpat Vano sambil melemparkan pulpen ke kepala Mario.
"awww...iya...iya...tuan muda maaf!" seru Mario sambil cengar cengir.
*******
Malam mulai tiba, Shesa sudah bersiap-siap dengan gaun warna merah jambunya, polesan natural terkesan anggun di wajah Shesa yang memang sudah cantik dari lahir, rambut hitam panjangnya dibiarkan terurai menutupi punggungnya yang mulus, gaun dengan siluet duyung, menampakkan betapa indah tubuh Shesa, bak gitar spanyol.
"Bagus juga gaunnya, pas dibadan!" seru Shesa sambil berputar-putar didepan cermin, ia menatap wajahnya dan berkata dalam hati.
"hari ini aku dilamar, terus menikah, dan punya suami? oh ya Tuhan apa aku siap dengan semua ini" Shesa meletakkan kedua tangannya dimeja rias, tiba-tiba Ia mendengar suara mobil Vano datang.
"dia sudah datang!" Shesa berkata dalam hati.
*******
Di lantai bawah
"apa semua sudah siap ma?" tanya Dewa pada istrinya.
"sudah pa, tinggal Shesa yang masih di kamar, biar mama yang panggil!" jawab Anggi dan Dewa pun mengangguk, Anggi pergi menuju kamar Shesa.
********
"mmmbbbrrreeeemmmmm!"
tiba-tiba terdengar suara mobil sport yang datang.
"ah...mungkin itu mereka!" seru Dewa senang.
Dewa lekas keluar dan menyambut calon besannya datang, Ia melihat Hendrawan dan Vano sudah di depan rumah.
"hai...Dewa, bagaimana kabarmu teman? sudah berapa lama kita tidak berjumpa?" sapa Hendra disambut pelukan Dewa.
"baik...baik, hampir 2 tahun kita tak pernah ketemu ya....kamu ini, datang ke Surabaya nggak bilang-bilang!" tukas Dewa.
"hahaha...sorry sorry, iya ini memang sengaja dan surprise buat kamu"! timpal Hendra sembari menepuk bahu teman lamanya itu, Vano melihat keakraban Hendra dan Dewa dengan senang.
"mereka berdua sangat bahagia sekali!" gumam Vano dalam hati.
*******
"selamat malam om Dewa!" sapa Vano
"malam Vano, hei kamu kelihatan gagah sekali malam ini!" seru Dewa
Vano nampak berbeda malam itu, biasanya ia hanya mengenakan setelan kemeja dan rompi, tapi kali ini ia sangat tampan dengan jas hitam yang membuatnya semakin mempesona.
"terima kasih om" jawab Vano
"tentu saja, diakan putraku satu-satunya yang mewarisi kegantengan papanya...hahaha!" sahut Hendra sembari tertawa, dan Dewapun ikut tertawa.
"kamu dari dulu nggak pernah berubah Hen..." sahut Dewa
"oh iya sampai lupa, ayo masuk masuk, anggap saja rumah sendiri!" ajak Dewa mempersilakan masuk, Hendra dan Vano masuk ke dalam mengikuti Dewa.
"silakan duduk!" pinta Dewa, Vano dan Hendra kemudian ikut duduk.
"dimana calon menantuku Wa?..." tanya Hendra sambil menoleh ke kanan dan kekiri.
"sebentar lagi dia turun, bersabarlah!" pinta Dewa
*******
dikamar....
"Shesa sayang, kamu sudah selesai belum? Vano sudah datang bersama papanya!" seru Anggi sambil mengetuk pintu.
sejenak kemudian "ceklek" suara pintu dibuka.
Shesa keluar dengan anggunnya.
Anggi sangat pangling melihat penampilan Shesa malam ini.
"Shesa...kamu cantik sekali memakai gaun itu sayang, anak mama benar-benar sudah besar" Ungkap Anggi senang.
"Vano tak salah pilih kasih gaun indah ini padamu!" Anggi menambahkan dan Shesapun tersenyum.
"ayo kita turun, mereka sudah menunggu!" ajak Anggi sambil menggandeng Shesa.
"iya ma" jawab Shesa singkat.
******
Dewa, Hendra dan Vano sedang asik berbincang-bincang mengenai bisnis, sambil menunggu Shesa turun, tak berapa lama Shesa turun melewati tangga, dengan anggunnya ia berjalan bak seorang putri, Shesa terus melihat kebawah, ia takut gaunnya menyulitkan langkah kakinya, karena gaun itu sangat lembut dan sangat menjuntai, Anggi berjalan mendampingi Shesa.
"lihat mereka sudah datang!" seru Dewa dengan senangnya, Hendra juga ikut senang dengan kedatangan mereka, Vano begitu terkejut melihat penampilan Shesa yang berbeda malam ini, tidak seperti siang tadi, hari ini Shesa terlihat sangat mempesona, sejenak Vano menatap Shesa dengan kagum.
"cantik juga nih bocah!" gumamnya dalam hati
"ih...ketemu cowok sombong ini lagi, tapi, macho juga nih cowok, ihhh ngapain juga muji-muji dia, nggak level" ungkap Shesa dalam hati yang tak sengaja telah memuji Vano, perlahan Vano tersadar dengan lamunannya, ia membuang muka seolah tak ingin melihat Shesa.
"Shesa sayang, ini om Hendrawan, sahabat papa sekaligus calon mertuamu!" seru Dewa memperkenalkan Hendra.
"hai om, apa kabar?" sapa Shesa sambil mencium tangan Hendra.
"Shesa...om memang tidak salah pilih, kamu benar-benar cantik, iya kan Vano?" seru Hendra sembari menoleh Vano, dan Vano terkejut dan menjawabnya dengan gugup.
"i...iya pa...cantik" jawabnya
"baiklah sekarang kita bicarakan tentang perjodohan ini!" seru Dewa, mereka semua duduk di kursi masing-masing.
"Shesa ...kamu duduk disebelah Vano gih!" seru Anggi pada Shesa.
"tapi ma...aku duduk disini saja" seru Shesa menolak.
"jangan, biar kamu lebih akrab, ayuk!" ucap Anggi sambil mengantar Shesa di sebelah Vano
Vano terdiam dan terlihat cuek, Dewa dan Hendra tersenyum melihat tingkah mereka berdua, Shesa duduk disebelah Vano, perlahan aroma parfum Vano membuatnya terbius kembali.
"ya...Tuhan! aroma ini benar-benar aku suka!" gumam Shesa sembari memejamkan mata sesaat, tiba-tiba suara Vano menyadarkan Shesa.
"jangan GR kamu bisa duduk bersebelah denganku, bocah!" bisik Vano lirih.
"kamu pikir kamu siapa, awas aja!" sahut Shesa kesal, Sesaat Vano melirik ke arah Shesa, ia melihat ada sesuatu dirambut Shesa, tiba-tiba Vano menyentuh rambut Shesa, ia merasakan rambut Shesa yang lembut dan wangi.
Shesa kaget dan menoleh "ngapain pegang-pegang!"
"ada sesuatu dirambutmu, bukannya terima kasih, malah ngomel!" gerutu Vano.
"sssttt...kalian berdua kenapa sih!" seru Anggi.
"nggak papa kok ma, kita lagi bercanda doang, iya kan Tuan muda...!" seru Shesa pura-pura sambil menepuk bahu Vano, dan Vano terpaksa membalasnya dengan anggukan.
BERSAMBUNG
🌺🌺🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
I M Riska
y
2024-12-08
0
◌⑅⃝●♡⋆♡なおみ♡⋆♡●⑅◌
😅😂😂
2023-12-05
2
#ayu.kurniaa_
.
2023-05-05
0