Mobil mulai berjalan menusuri jalan raya, Shesa dan Vano saling diam, Shesa hanya menoleh ke jendela mobil menikmati pemandangan kota.
Sementara Vano sibuk dengan ponselnya, banyak kolega bisnis yang menghubunginya, dikarenakan hari ini Vano ke sekolah Shesa, banyak pertemuan yang ia batalkan, Vano terpaksa menuruti untuk menikah muda, Vano tak bisa menolak permintaan Hendrawan, papanya.
********
flashback
"Vano, perjodohanmu segera mungkin papa percepat, kondisi nenekmu semakin memburuk, papa tidak mau terjadi apa-apa dengan nenekmu!" seru Hendra kepada putra semata wayangnya.
"Tapi pa...? Tidak bisakah perjodohan itu dibatalkan, aku sudah mempunyai calon istri sendiri Pa!" jawab Vano.
"Siapa? Naina maksudmu? Papa tidak setuju, kamu tahu sendiri, nenekmu tidak pernah menyukai Naina!" seru Hendra menolak.
Vano menatap Hendra serius.
"Papa sudah menyiapkan seorang gadis untukmu, putri sahabat papa, dia gadis yang baik, Deandra Rashesa namanya!" imbuh Hendra.
Vano terlihat gusar dan berusaha menolak perjodohan itu.
"Aku tidak mengenal gadis itu pa, apa bisa aku hidup bersama dengan gadis yang tidak aku cintai? Aku hanya mencintai Naina Pa!" tukas Vano meyakinkan.
"Kamu ini bodoh atau apa? Naina sudah meninggalkanmu, dia lebih memilih jadi model ketimbang jadi istrimu!" sahut Hendra sambil menunjuk Vano.
"Ditambah lagi nenekmu tak pernah menyukainya, sudahlah Vano kamu turuti saja perjodohan ini, cinta itu akan datang perlahan di pernikahan kalian nanti, percaya papa!" Hendra berkata sambil menepuk pundak Vano.
"Terserah papa saja!" jawab Vano pasrah.
"Besok papa ke Surabaya untuk melamar gadis itu, dan kamu harus ikut, pernikahan ini harus segera dilaksanakan, lagipula sekalian mengecek bagaimana perkembangan sekolah dibawah naungan yayasan kita!" seru Hendra.
"Besok ada rapat penting pa, bagaimana dengan rencana proyek kita yang baru, banyak kolega penting yang akan datang" jawab Vano
"Itu urusan gampang, kamu bisa menyuruh orang kepercayaanmu, sekretaris Jimmy untuk mengurusnya." perintah Hendra, Vano hanya terduduk lemas dan pasrah dengan perintah Hendra.
"Terserah papa saja!" jawab Vano.
"Besok kamu jemput gadis itu di Sekolahnya!" perintah Hendra sembari berlalu pergi, Vano hanya duduk terdiam sambil memijit keningnya.
*******
Perempatan lampu merah, Mobil mewah itu tiba-tiba terhenti menunggu lampu hijau. banyak pasang mata yang melihat mobil mewah yang ditumpangi Shesa dan Vano, Shesa menengok ke arah lampu merah dan membuka jendela mobil, dan tak sengaja ia melihat sosok cowok yang menaiki motor sport, tak lain cowok itu adalah Romi kakak kelas Shesa, motor itu berhenti tepat di sebelah mobil Vano.
"Romi? Oh my God!" seru Shesa dengan secepat mungkin menutupi wajahnya dengan tas, agar Romi tak melihatnya, Vano melihat dengan tatapan sinis tingkah Shesa yang aneh, Shesa sesekali melirik Vano yang sedari tadi memperhatikannya .
"Kenapa melihatku seperti itu?" seru Shesa dengan mengernyitkan keningnya.
"Bocah aneh!" seru Vano sambil memalingkan wajahnya, Shesa perlahan menurunkan tas yang menutupi separuh wajah cantiknya itu, tiba-tiba...
"Shesa....!" Seru Romi sambil membuka helmnya, mata Shesa terbuka lebar mendengar namanya disebut Romi.
"He...he...hai Rom!" Shesa menyapa Romi dengan senyum paksa.
"Shesa...kamu bersama pak Vano?" tanya Romi dengan heran, Shesa hanya tersenyum kecut, Vano menoleh sejenak ke arah Romi, kemudian membuang pandangannya, tak berselang lama lampu hijau menyala, dan mobil melaju dengan cepat ke arah rumah Shesa, Romi tertegun dan bertanya-tanya kenapa Shesa bisa semobil dengan Vano, bukankah Shesa bilang ia dijemput ayahnya.
Romi perlahan melajukan motornya ke arah berlawanan dengan mobil putih Vano, dirinya tak henti-hentinya bertanya ada hubungan apa Shesa dengan Vano?
"Ada hubungan apa mereka?" gumam Vano didalam hati.
*******
Di dalam mobil
"Itu tadi pacarmu?" tanya Vano yang tiba-tiba memecah keheningan, Shesa hanya diam dan cuek menanggapi pertanyaan Vano.
"Kamu tuli ya? Aku bertanya kepadamu nona?" Tanya Vano kesal, karena sedari tadi pertanyaannya tidak direspon oleh Shesa, hingga akhirnya Shesapun menoleh kepada Vano.
"Peduli apa Anda dengan hidup saya, emang kalau dia pacarku, kenapa? ada masalah...itu bukan urusan anda!" jawab Shesa ketus.
"Bodoh amat dia itu pacarmu atau bukan, tapi ingat kamu calon istri CEO, aku harap kamu bisa membatasi pergaulanmu!" Vano berkata tanpa melihat wajah Shesa.
"Calon istri? Dengar ya tuan sombong, aku tak pernah bermimpi menjadi istri CEO yang sombong seperti Anda!" sahut Shesa sinis.
"Di sekolah udah bikin kesal, sekarang ditambah lagi, udah ngata-ngatain bocah sekarang tuli, besok apalagi? belum jadi suami sudah merepotkan saja!" umpat Shesa kesal.
"Kamu pikir aku peduli, kalau bukan karena perjodohan sial ini, malas sekali aku menjemputmu!" tukas Vano.
"Ok...fine, kalau begitu turunkan aku dari mobil, biar aku pulang sendiri!" seru Shesa.
"Mario berhenti, aku bilang berhentiiiiiii...!" perintah Shesa dengan sedikit berteriak.
"Iya ...nona!" jawab Mario dengan gugup dan langsung mengerem mobil supaya berhenti, mobil berhenti menepi dan Shesa langsung membuka pintu mobil, belum sempat Shesa turun dari mobil, tiba-tiba Vano berkata.
"Kamu ingin papamu terserang jantungnya lagi?"
Shesa berhenti dan berfikir sejenak, ada benarnya perkataan Vano, kalau dia pulang sendiri dan menolak perjodohan ini, dia tidak tahu apa yang bakal terjadi pada Dewa, Shesa Khawatir penyakit jantung Dewa kambuh lagi, kemudian dengan terpaksa Shesa menutup lagi pintu mobil, Mario yang sedari tadi memperhatikan tingkah lucu mereka berdua hanya tersenyum kecil.
"Tuan muda memang pintar menaklukkan wanita!" gumam Vano dalam hati.
"Mario, kenapa senyum-senyum? Cepat jalan!" perintah Vano.
"Baik tuan muda!" jawab Mario, Mobil kembali melaju ke kediaman Shesa..
"Ya Tuhan, kenapa aku harus bertemu dengan orang semacam dia!" gerutu Shesa dan terus memalingkan wajah ke arah jendela, aroma harum dari parfum Vano perlahan menusuk penciuman Shesa, begitu menenangkan sehingga membuat Shesa terpejam.
"Kenapa harum ini begitu menenangkan!" seru Shesa dalam hati, lantas dia membuka mata dan teringat pemilik keharuman ini adalah Vano.
"Mereka berdua lucu sekali, tuan muda pasti kewalahan menghadapi wanita seperti nona Shesa!" gumam Mario dengan tersenyum.
*********
Sesampainya di rumah, pagar terbuka 7 saat mobil Lamborghini itu masuk ke halaman rumah Shesa.
"lihat mereka sudah datang pa!" seru Anggi pada suaminya.
Dewa dan Anggi menunggu kedatangan mereka sambil duduk di teras rumah, Dewa lantas berdiri dan menyambut kedatangan mereka dengan sukacita, mobil berhenti tepat didepan rumah Shesa, Mario keluar dari mobil, lantas membukakan pintu mobil untuk Vano.
Vano keluar dari mobil dengan elegan, sepatu merk desaigner terkenal yg ia kenakan, semakin menampakkan bahwa ia adalah bos tertinggi, dengan masih memakai kacamata hitam mewahnya, Vano berjalan menghampiri Dewa dan Anggi, Vano menyapa keduanya.
"Sellamat siang om dan tante, apa kabar?"
"Alhamdulillah baik nak Vano!" jawab Anggi senang.
"Kami menunggu kalian dari tadi!" jawab Dewa.
Kemudian Shesa keluar dari mobil dan menyusul kedua orangtuanya.
"Siang...pa...ma!" sapa Shesa seraya mencium tangan Dewa dan Anggi, lantas Shesa masuk ke rumah tanpa menghiraukan Vano.
"Aku ke kamar dulu pa, ma !" seru Shesa terburu-buru, Vano terdiam melihat tingkah gadis yang baru dikenalnya hari ini.
BERSAMBUNG
🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Resyanata
kok gw yg salting ya🙈
2024-02-26
2
Ita rahmawati
bagus
2023-08-05
0
Hari kurniawan
mario kan
2023-05-03
0