Disisi lain,
Shesa berlari kecil menuju ruang perpustakaan, ia duduk disudut ruang baca agar tidak nampak jelas dari luar ruangan, ia buka kembali pesan dari Dewa tadi.
"Calon suami? Apa suami? Jadi papa beneran mau jodohin aku? Ya Tuhan kenapa papa melakukan ini padaku, terus sekolahku gimana dong? Masa iya aku harus berhenti sekolah sih, nggak nggak aku nggak mau berhenti sekolah, aku harus ngomong sama papa." gumamnya dalam hati sembari meneteskan air matanya.
Sambil menutupi wajahnya dengan tangannya yang putih, Shesa seolah sangat sedih sekali, sesekali ia sesenggukan.
"Aku nggak mau nikah muda, mimpiku masih panjang, papa mama, kenapa ini harus terjadi, kenapa secepat ini!" Shesa masih bergumam dalam hatinya, yang masih tidak percaya kenapa perjodohan itu datang secepat ini, meskipun ini adalah janji Shesa pada Dewa untuk menikah dengan pilihan orang tuanya.
*****"
Flash back
Disaat Dewa dirawat di ruang ICU karena penyakit jantung yang dideritanya.
dia meminta Shesa untuk berjanji padanya.
"Shesa sayang, maukah kau berjanji pada papa?" ucap Dewa pada Shesa dengan selang yang masih menempel di wajahnya.
Shesa bergegas mendekati Dewa
"janji apa pa? katakanlah?" jawab Shesa lirih
"Papa ingin kamu berjanji untuk menikah dengan seseorang pilihan Papa, Papa ingin melihatmu menikah sebelum ajal menjemput Papa!" pinta Dewa dengan suara yang sedikit bergetar.
"Ssstttt Papa ngomong apa sih, Papa harus banyak istirahat, supaya lekas pulih ya!" sahut Shesa menenangkan Dewa.
"Tapi kamu mau berjanji sama papa kan? Janji?" pinta Dewa sekali lagi menyakinkan Shesa.
"I...iya, Pa...Shesa janji bakal menuruti permintaan Papa, sekarang Papa istirahat ya!" jawab Shesa dengan mengiyakan dan tak ingin sesuatu yg buruk terjadi pada Dewa.
"Terima kasih nak!" seru Dewa dengan tersenyum.
Shesa mengingat kembali pesan dokter, jangan sampai Dewa tertekan dan banyak fikiran, itu akan membuat sakitnya semakin memburuk.
Maka dari itu Shesa mengiyakan permintaan Dewa, agar kesehatan papanya lekas pulih.
Shesa mengecup kening Dewa dengan penuh kasih sayang.
*****
Sejenak bayangan janji perjodohan itu melintas difikiran Shesa,
Tiba-tiba seseorang menyentuh pundak Shesa
"Kamu baik-baik saja Sha?" tanya Romi dengan lembut.
Romi adalah kakak kelas Shesa, ketua OSIS, ganteng dan populer di Sekolah, banyak cewek-cewek yang ingin jadi pacar Romi, tapi Romi acuh.
Romi naksir Shesa sejak lama, tapi Shesa tak pernah menghiraukannya, Shesa tak peduli soal asmara ia hanya ingin fokus pada Sekolah dan cita-citanya menjadi desaigner terkenal.
Shesa kaget dan menoleh ke arah Romi sambil sesekali mengusap air matanya.
"Eh...kak Romi, udah lama?" tanya Shesa balik
"Nggak baru aja, nggak sengaja aku melihat seperti kamu disini, trus aku samperin eh ternyata benar kamu!" jawab Romi.
Shesa mengangguk pelan dan tersenyum.
"Kamu kenapa Sha? kamu nangis?" tanya Romi memperhatikan raut wajah Shesa yang sedih
"Ah ...masa sih, enggak kok, aku nggak nangis, tadi cuman kelilipan debu dari luar, nggak tahu kenapa kok perih banget!" alibi Shesa.
"Ooo...kirain nangis, ok kalau gitu!" jawab Romi yang masih tidak percaya.
"Hmmm...kamu tumben sendirian? Yang lain mana?" tanya Romi sambil menoleh ke kanan dan kiri.
"Siapa maksud kakak?" tanya Shesa balik.
"Ya...siapa lagi kalau bukan teman-temanmu itu, biasanya kalian selalu berempat, sekarang kok sendiri aja!" seru Romi menggoda.
"Ooww...iya..a..aku ...itu...anu ...mereka masih di kelas, ada Pak Vano di kelasku sekarang, tapi aku lagi males, ngebosenin jadi aku pergi kesini aja." sahut Shesa terbata-bata.
"Pak Vano? Anak pemilik yayasan sekolah kita ini? Dia di kelasmu sekarang? Wah asik dong!" Jawab Romi.
"Asik apanya, bosen tahu...makanya aku pergi aja!" sahut Shesa ketus.
"Hmmm...aneh saja, Pak Vano tuh ibarat magnet yang mudah sekali menarik perhatian para gadis, aneh saja kalau kamu nggak suka sama dia" tanya Romi sambil melirik ke arah Shesa.
Shesa menatap Romi serius.
"Ah...udah kak, aku lagi males ngomongin tuh cowok, nyebelin tau!" jawab Shesa kesal.
"Ok...ok...kita bicara soal lain aja!" ucap Romi mengalihkan perhatian
"Oh...iya Sha, masih inget nggak ucapanku tempo hari? Saat dicafe waktu itu?" kata Romi sendu sambil menggenggam tangan Shesa.
Shesa mengingat kembali saat Romi menembaknya di cafe dua minggu yg lalu.
"Iya ingat, tapi maaf kak aku benar-benar nggak bisa!" ucap Shesa.
"Aku tahu itu Sha, tapi ingat aku tidak akan per nah menyerah untuk mendapatkan cintamu, aku akan bersabar menanti waktu itu tiba, kamu lulus sekolah dan aku akan datang ke orang tuamu untuk melamarmu!" seru Romi dengan bangganya.
"Kamu adalah gadis yang sangat aku sayang, kamu pelabuhan cintaku, aku tak rela jika orang lain memilikimu!" imbuh Romi sambil mencium tangan Shesa yang mulus.
"Ee...eh jangan kak, malu nanti dilihat anak-anak." Ujar Shesa sembari melepaskan tangannya dari genggaman Romi.
"Maaf...aku terlalu berharap sama kamu, tapi aku tahu, kamu pasti juga memendam perasaan yg sama seperti ku...iya kan?"tanya Romi dengan yakin.
"he he...itu mungkin perasaan kakak saja, aku masih belum terpikir untuk pacaran." ucap Shesa dengan senyum paksa.
"Maaf kak, aku nggak bisa ngejawab cinta kakak, aku masih punya mimpi yang masih aku perjuangkan, aku sudah berjanji pada diriku sendiri, aku akan terus menggapai mimpiku tak peduli apapun yang terjadi!" sambung Shesa.
Shesa berjanji pada dirinya sendiri, ia tak akan berpacaran dulu sebelum lulus sekolah, ia takut akan mengganggu pelajarannya nanti.
"Iya...aku minta maaf Sha, aku bersumpah akan terus setia menunggu jawaban darimu!" seru Romi
Shesa tersenyum dan mengambil sebuah buku berjudul "Meraih Mimpi" untuk dibacanya.
Romi juga mengikuti Shesa dan ikut mengambil sebuah buku.
Romi melirik buku yang dibaca Shesa.
"wow bukumu cukup keren Sha?" ucap Romi dengan senyum mengembang
"Buku favoritku kak, buku ini sangat menginspirasi sekali !" seru Shesa dengan senang.
Romi menatap Shesa yang begitu cantik ketika tersenyum, lesung pipi disenyumnya seolah membius dan membuat Romi klepek-klepek, tak dipungkiri gadis disampingya saat ini memang sangat mempesona, hampir dua jam Shesa di perpustakaan, ia merasa lapar dan ingin ke kantin untuk makan.
"Krukk...kruuukk!" bunyi perut Shesa .
Shesa memegang perutnya dan Romi tak sengaja melihatnya.
"Kamu lapar? kita ke kantin yuk!" ajak Romi
dan Shesa membalas Romi dengan anggukan, Kemudian mereka berdua pergi ke kantin bersama.
********
Sesampainya di kantin
"Kamu pesen apa Sha?" tanya Romi
"Gado gado aja!" jawab Shesa
Kemudian Romi pergi ke bu kantin untuk memesan gado-gado 2 piring, tiba-tiba tak sengaja Shesa mendengar beberapa siswa membicarakannya dari belakang.
"Eh tau nggak sih, Shesa itu nggak takut apa dikeluarin dari sekolah, dia udah berani loh sama pak Vano!" ucap seorang siswa.
"Pak Vano itu orangnya tegas, dia tuh paling nggak suka sama orang yang berani menantangnya" sahut sebelahnya.
Sejenak salah satu dari mereka melihat keberadaan Shesa dan mereka terdiam, Shesa melihat ke arah mereka dengan tajam, lantas kedua siswi tersebut segera pergi meninggalkan Shesa.
BERSAMBUNG
💝💝💝💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Moh Yasin
💪💪💪
2024-11-07
0
@Kepo
💐
2023-10-15
1
Winda Alvaro
agak berlebihan y..
2023-06-12
0