Shesa terus saja mengumpat sembari memukul meja dengan tangannya berkali-kali.
"Ihhh ... kesel-kesel!! Awas kamu ya, dasar cowok stress!" umpat Shesa dengan kesal.
"Shesa, apa apan sih! Kamu tuh kenapa lagi? Jangan-jangan kesambet setan kamar mandi kali, ya? Hii ngeri!" sahut Mita yang heran melihat tingkah aneh sahabatnya itu.
"Enak aja kesambet setan, dengerin kalian semua, disini ada cowok stres yang sedang berkeliaran, hati-hati kalau kalian melihatnya, sumpah ngeselin banget!" seru Shesa mengingatkan ketiga sahabatnya.
"Cowok stres? Maksudmu siapa Sha?" tanya Monic yang sedari tadi memperhatikan tingkah Shesa yang aneh.
"He em ... he emm" timpal Nabila.
"Udah ah, aku males ngomongin tuh cowok!" jawab Shesa dengan wajah cemberut, Ketiga sahabatnya saling menatap dan penasaran, sebenarnya siapa yang dimaksud cowok stres itu.
Tak lama kemudian bu Dewi datang dan memasuki ruang kelas 11A.
"Baiklah anak-anak sesuai janji ibu tadi, hari ini ibu akan mendatangkan seseorang untuk presentasi dihadapan kalian, ingat ya jaga kesopanan kalian, karena beliau ini anak dari pemilik yayasan sekolah kita, yang cewek- cewek ibu berharap kalian bisa menahan diri kalian, karena yang akan hadir kali ini bukan orang sembarangan, dia masih muda dan tentunya masih single." ucap bu Dewi dengan tersenyum renyah dihadapan siswanya.
"Waahhh ... masih jomblo rupanya,"
"CEO masih jomblo? Penasaran aku!"
"Pasti dia ganteng banget!"
Riuhnya suara siswa cewek menanti kedatangan Vano.
"Anak-anak ibu ada hal penting yg tidak bisa ditinggalkan, pak Vano sudah didepan kelas, maka dari itu ibu pamit dulu, kalian bisa berbincang-bincang dengan beliau sepuasnya, tapi ingat seperti kata ibu tadi, jaga sopan santun kalian, ok!" seru bu Dewi mengingatkan seluruh siswanya.
"Iya bu!" jawab mereka serentak, bu Dewi melangkahkan kakinya keluar kelas dan menyambut Vano dengan hormat.
"Silakan pak Vano, anak-anak sudah menunggu!" ucap bu Dewi mempersilakan Vano memasuki ruang kelas.
"Terima kasih bu Dewi!" jawab Vano singkat, kemudian perlahan Vano masuk ke ruang kelas.
******
Sementara itu disaat yang bersamaan Shesa mendapati ponselnya berdering, ternyata ada pesan dari Papa Dewa.
"Papa! Ada apa ya?" tanya Shesa dalam hati.
Shesa sibuk membalas pesan dari Papa Dewa, sehingga ia tidak menyadari bahwa Vano sudah memasuki ruang kelas.
"Wah ... tampannya!"
"Ya ampun ... pangeran datang darimana nih!"
"Omaigad ... dia cakep banget!"
Para siswi begitu antusias dengan kedatangan Vano, yang sangat memukau siapa saja yang melihatnya, cara berjalannya yang elegan, menampakkan betapa gagahnya sosok Rayvano Adiputra Perkasa.
"Ehem ehem ... Selamat pagi semua!" deheman suara Vano yang mantap dan seksi, tak lantas membuat mata cewek-cewek itu terpejam menatap Vano, tak terkecuali Mita, Nabila dan Monic.
Tak henti-hentinya mereka berdecak kagum dengan ketampanan Vano, wajah cool dengan bulu-bulu tipis di pipi dan dagunya, menampakkan aura bak seorang pangeran tampan.
"Ya ampun ... ternyata pak Vano setampan ini, aku padamu pak!" seru Nabila dengan senangnya.
"Pak Vano benar-benar pangeran tampan, andai aku jadi pacarnya, hmm so sweet!" seru Monic kegirangan.
"Shesa! Shesa, coba lihat deh, pak Vano begitu cool, hmmm idaman aku banget Sha!" pinta Mita sembari menarik-narik tangan Shesa berharap ia melihat Vano.
"Apaan sih Mita, bentar dong, lagi ngomong sama papa nih!" jawab Shesa dg cuek.
*******
"Shesa! Nanti Papa tidak bisa jemput kamu pulang, ada rapat mendadak yg harus segera papa hadiri!" pesan Dewa lewat WhatsApp.
"Nanti ada seseorang yang akan menggantikan Papa, kamu pergi saja bersamanya, setelah itu kita ketemu di rumah, oh iya nak, dia membawa mobil warna putih!" imbuh Dewa menjelaskan.
"Seseorang siapa pa? Teman papa atau siapa pa? Emangnya nggak apa-apa Shesa pergi sama dia? Ih biasanya papa protektif banget loh!" protes Shesa.
"Shesa! Dia adalah calon suamimu!" ujar Dewa singkat, sontak saja pernyataan Dewa membuat Shesa kaget-sekagetnya.
"Whaaaattttt ...!" teriak Shesa memecah suasana dalam kelas, sembari menutup mulutnya, Shesa dengan segera menyimpan ponselnya ke dalam tas, dan berusaha tenang dihadapan teman-temannya.
*********
"Sstttt Shesa, jangan berisik! Kamu kenapa sih?" tanya Mita.
"Engaak ... nggak papa santai saja, bukan apa-apa kok, hehe!" jawab Shesa gugup, tiba-tiba terdengar suara bariton yang cukup familiar ditelinga Shesa.
"Hei kamu, tidak kah kamu bisa menghormati tamu yang berdiri di depan kelasmu ini Nona?" ucap Vano yang berdiri di depan kelas sambil membelakangi para siswa.
Seolah pernah mendengar suara itu, Shesa bergegas mencari sumber suara , benar saja suara itu datang dari depan kelas, seseorang yang dengan elegan, memasukkan salah satu tangannya ke dalam kantung celana, dan tak lain orang itu adalah cowok yg tak sengaja ditabrak Shesa tadi, dan sudah membuat Shesa kesal bukan main.
"Kamu...!" tiba-tiba Shesa berdiri dengan lantang dan bergerak melangkah maju ke arah Vano.
"Oh jadi ini tamu istimewanya, bicara tentang hormat, Anda pak Vano yang terhormat, tidak pantas anda mendapat hormat dari saya, karena anda sendiri tidak pernah menghormati orang lain!" ucap Shesa penuh kekesalan pada Vano, dan Vano hanya terdiam dan melihat dua bola mata itu menatapnya dg tajam, sejenak harum parfum Vano membius kemarahan Shesa, kemudian dengan cepat ia tersadar.
"Maaf pak CEO...saya pamit keluar kelas dan saya tidak tertarik dengan pembahasan yang akan anda kemukakan!" Seru Shesa sambil berlalu begitu saja meninggalkan kelas, Vano terdiam merasakan sentuhan lembut rambut Shesa yang panjang, rambut Shesa yang tertiup oleh angin, membuat rambutnya tersibak ke wajah Vano yang tampan, sejenak Vano terpejam dengan sentuhan lembut itu.
"Kenapa aku merasa sudah dekat sekali dengannya!" Vano tertunduk dan mulai melanjutkan kembali pembahasannya.
"Baik...kita lanjutkan, catatan untuk kalian semua, siapapun yang berani bersikap seperti teman kalian tadi, siap-siap kalian keluar dari sekolah ini!" ancam Vano.
Seluruh siswa mulai saling berbisik membicarakan Vano dan Shesa.
"Ih...Shesa kok berani banget ya sama pak Vano!"
"Jangan -jangan mereka sudah ketemu sebelumnya!"
"Shesa nggak takut apa dikeluarin dari sekolah, secara pak Vano kan punya andil besar di sekolah kita ini!"
Semua siswa saling berbisik membicarakan Vano dan Shesa.
*******
"Mita? Ada apa sih dengan Shesa?" tanya Monic yg sedari tadi bingung dan heran melihat tingkah Shesa yang aneh.
"Mana aku tahu Mon!" jawab Mita singkat.
"Eh kalian inget nggak sih pas Shesa marah-marah, kesel banget dia sehabis dari kamar mandi tadi?" timpal Nabila.
"Shesa bilang ada cowok stres di sekolah kita, menurut kalian siapa coba?" seru Monic yang menduga kalau cowok itu adalah Vano. Mereka bertiga saling menatap penuh curiga.
"Jangan-jangan cowok stres itu, paaak..." belum sempat Mita melanjutkan pembicaraannya tiba-tiba Vano sudah berdiri di dekat mereka.
"Cowok stres siapa maksud kalian?" tanya Vano yang tiba-tiba membuat Mita terkaget, Mita pun perlahan menoleh ke arah Vano.
"Eh...pak Vano, bukan pak, bukan siapa-siapa kok, kami cuma bercanda tadi!" seru Mita sambil cengar cengir karena hampir saja ketahuan kalau mereka sedang membicarakan Vano, dengan elegannya Vano melangkah ke depan kelas.
"Dengar kalian semuanya, saya paling tidak suka disaat saya sedang menerangkan sesuatu, ada yang tidak memperhatikan saya , apalagi bercanda, kalian faham!" seru Vano dengan suara sedikit keras, Mita, Monic dan Nabila menunduk pucat.
"Kalau tidak suka dengan saya silakan keluar dari kelas ini, seperti teman kalian tadi si...siapa namanya?" tanya Vano.
"Shesa pak, Deandra Rashesa!" jawab Mita lugas.
"Deg"
Sejenak Vano bergumam dalam hati.
"Deandra Rashesa.....!"
BERSAMBUNG
💐💐💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Moh Yasin
calonmu pak
2024-11-06
1
Ita rahmawati
sampe sini masih suka 🥰
2023-08-05
1
RistaRia
😂😂 lanjut Thor, q suka ceritanya gak tegang pastinya.
2023-07-16
0