"What!? Shesa, kita kan udah janji hari ini, hari ini pasti bakal seru Sha, mumpung nih kita udah kelar PAS, waktu yang tepat buat kita jalan- jalan bareng, ya nggak sih guys!" sahut Mita dengan nada kecewa.
"Iya nih, ada apa sih Sha?" tanya Monic menyahut.
"Nggak biasanya loh kamu batalin tiba-tiba saat pas kita mau jalan, biasanya tuh kamu yang paling aktif loh, hmm!" seru Nabila kompak dengan kedua kawannya Mita dan Monic.
"Iya ... iya maafin aku! Tapi aku bener-bener nggak bisa guys!" seru Shesa dengan menyesal.
"Jadi kita batal dong?" sahut Monic.
"Gini aja, kalian bertiga aja yang pergi, aku nggak papa kok, lain hari aku janji pasti bisa ikut kalian semua, janji!" ucap Shesa sembari merapatkan kedua tangannya seolah minta pengampunan.
"Sayang banget kamu nggak ikut Sha, nggak ada kamu nggak seru tahu!" sahut Mita sambil memanyunkan bibirnya.
Shesa menatap ketiga sahabatnya dengan manja.
"Ohh sini-sini peluk peluk!" seru Shesa sambil memeluk ketiga sahabatnya, mereka berempat saling berpelukan dengan kasih sayang persahabatan.
Tak berselang lama bel masuk kelas berbunyi.
"kriinnngg ... krriiinnggg ... krriinngggg!!"
"Kita masuk kelas dulu yuk, Guys!" ajak Shesa sambil melepas pelukannya dari ketiga sahabatnya.
Mita, Nabila dan Monic menganggukkan kepala dan mengikuti Shesa dari belakang, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang menuju ruang 11A, kelas Shesa.
"Tak tak tak," suara langkah kaki bu Dewi memasuki kelas Shesa.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa bu Dewi kepada seluruh siswa.
"Selamat pagi bu Dewi!" jawab semua siswa serentak.
"Baiklah anak-anak, karena kemarin kita sudah rampung melaksanakan kegiatan PAS, maka untuk hari ini ibu tidak akan memberi kalian pelajaran, ya!" seru bu Dewi kepada siswanya.
"Asikk ... jamkos,"
"Wah ... mantap bu!"
"Yeay ... jamkos, kita bisa ke kantin sepuasnya,"
Riuh suara siswa dengan senang karena tidak mendapati pelajaran hari ini.
"Tapi, hari ini ibu akan mendatangkan seseorang buat kalian, ya anggap aja tamu istimewa, karena hari ini beliau akan datang ke sekolah kita untuk membicarakan ulang tahun sekolah yang ke 10 minggu depan bersama dewan guru, beliau adalah anak dari pemilik yayasan dari Sekolah kita, beliau akan menyampaikan kepada kalian tentang hal yang menginspirasi dan memotivasi, supaya kalian lebih giat lagi belajarnya, dan fokus pada cita-cita kalian!" ucap bu Dewi dengan bangga.
"Anak pemilik yayasan? Kayak pernah denger!"
"Siapa sih? Siapa ya kira-kira?"
"Nggak tahu tuh siapa ya?"
Para siswa saling berbisik penasaran siapa sosok yg akan menjadi tamu istimewa di kelas 11A.
"Kalian pasti sudah penasaran siapakah beliau? Salah satu clue nya adalah beliau itu masih muda, cerdas, pekerja keras, ganteng, tentunya beliau masih single, beliau merupakan CEO dari perusahaan ternama di kota ini, PT. Elang Perkasa Company, ada yang tahu siapa namanya?" lugas Bu Dewi sambil mengacungkan tangannya .
Para siswa terdiam dan saling menggelengkan kepala menandakan bahwa mereka tidak tahu siapa yang dimaksud bu Dewi, sejenak kelas hening dan tiba-tiba.
"Rayvano Adiputra Perkasa!" ucap Shesa memecah keheningan sambil berdiri dengan lantang.
Shesa menoleh ke kanan dan ke kiri memperhatikan semua mata tertuju padanya.
sambil senyum-senyum kemudian Shesa duduk lagi di bangkunya.
"He he...salah ya!" Shesa menggaruk-nggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Kamu benar Shesa, iya memang betul, beliau adalah Rayvano Adiputra Perkasa pemilik tertinggi PT. Elang Perkasa Company, ibu salut padamu Shesa, terimakasih sudah menjawab!" ucap Bu Dewi, Shesa pun tersenyum pada bu Dewi.
"Kok Shesa tahu ya? Jangan-jangan mereka sudah kenal?"
"Shesa pasti taulah, kan ayahnya juga pebisnis handal!"
"Shesa pasti kenal tuh sama CEO itu"
Desas desus para siswa membicarakan Shesa.
"Shesa, kamu kenal sama dia?" tanya Mita keheranan yang duduk di sebelah dengan Shesa.
"Iya Sha, kamu kenal?" sahut Monic yg duduk dibelakang Shesa.
"He em, jadi penasaran aku!" lanjut Nabila menambahkan.
"Nggak ... aku nggak kenal kok sama dia, gini ya guys, papaku pernah ngomong sih tentang PT. Elang Perkasa Company, dan Rayvano Adiputra Perkasa itu CEO nya, gitu doang sih, dan aku belom ketemu kok sama dia, sumpah!" tukas Shesa dengan serius kepada ketiga sahabatnya.
"Oww ... gitu" jawab ketiganya berbarengan.
"Baiklah anak-anak, karena beliau masih dalam perjalanan menuju Sekolah, kalian bisa santai-santai dulu sambil menunggu pak Vano datang, sebentar ya ibu keluar dulu nanti ibu kesini lagi bersama pak Vano." pamit Bu Dewi sambil melangkahkan kakinya keluar kelas.
"Iya bu Dewi!" jawab siswa serentak.
*******
Tiba-tiba saja Shesa merasa ingin ke kamar kecil.
"Eh bentar ya Mit, aku ke kamar kecil dulu" pamit Shesa pada Mita, dan Mita mengangguk dan tersenyum.
Setelah Shesa selesai dari kamar kecil, ia lantas keluar dengan sedikit terburu-buru karena takut jika pak Vano sudah datang di kelasnya.
Shesa berjalan menunduk tanpa melihat arah depan sambil merapikan jam tangannya yang dia lepas tadi saat mencuci tangan.
Tiba-tiba ...
"Bruuukkk..."
Tanpa sadar Shesa menabrak seseorang.
"Awwww ... sorry sorry Anda tidak apa-apa, Tuan? Maaf saya tidak lihat depan tadi!" seru Shesa pada seseorang yang ia tabrak, sembari merapatkan kedua tangannya untuk minta maaf.
Pria itu terlihat dingin, dia membelakangi Shesa, dengan sikap santai pria itu merapikan jasnya yang sudah disentuh Shesa tadi, Shesa hanya melihat pria itu dari belakang, terlihat siluet seksi yang menggoda, badan tinggi tegap, rambut hitam legam dengan model yang modis untuk pria modern, tubuh yang terlihat kekar meskipun terbalut dengan jas, wangi yang menggoda membuat Shesa terbius seperti aroma yang menenangkan jiwanya itu.
sejenak Shesa terpejam merasakan sensasi harum semerbak yang memikat dari pria tersebut, dan tiba-tiba saja dia berkata.
"Hai bocah? Lain kali kalau jalan dipakai mata, kau tahu siapa yang kau tabrak hari ini?" seru Vano sambil pergi berlalu meninggalkan Shesa.
"Maaf Tuan kalau berbicara tolong dijaga bahasanya! saya kan sudah minta maaf tidak usah pake mata segala dong, bocah bocah, emangnya situ siapa? Sok banget jadi cowok!" seru Shesa kesal, namun Vano segera berlalu meninggalkan Shesa yang sedang mengumpat kesal.
"Hei ... hei berhenti Anda! Saya belum selesai bicara, hei Tuan sombong!" sahut Shesa dengan kesalnya, Vano tersenyum sinis dan tetap berlalu tanpa menghiraukan teriakan Shesa.
"Dasar cowok stres! Awas kau ya, kalau ketemu aku tabok mulut besar mu, masa aku dibilang bocah sih! Dasar stress!" umpat Shesa sambil berlalu pergi.
Shesa tak henti hentinya mengumpat Vano, mulutnya komat kamit seolah-olah sedang membaca mantra, hari ini ia benar-benar dibuat kesal oleh pria yang belum Ia sadari jika pria itu adalah Vano.
Shesa datang dan masuk ke kelas, terlihat jelas amarah di wajahnya yang cantik, meskipun sedang marah tapi Shesa masih terlihat cantik, bibirnya yang sedikit manyun membuat ketiga temannya penasaran.
"Shesa kenapa lagi tuh?" bisik Monic pada Nabila yang sedari tadi memperhatikan Shesa, Nabila hanya mengangkat pundaknya menandakan ketidaktahuannya.
...BERSAMBUNG...
...🍁🍁🍁🍁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Moh Yasin
calonmu udah datang sha
2024-11-06
0
Ita rahmawati
jodohmu tuh sha
2023-08-05
0
Imelda Tanusi
alur ceritanya bagus
2023-08-03
0