Cinta

Pelajaran berlangsung selama 2 jam, dan sekarang waktu nya istirahat.

"Virly!!". Panggil Revan sambil melambaikan tangannya dari arah bangku Revan.

Virly membalas lambaian tangan kepada Revan.

Lalu Revan tersenyum dan dia keluar dari kelas diikuti oleh Virly.

Sebelum Virly keluar kelas, Virly berpamitan ke teman teman nya. "Gua keluar duluan ya, Tar". Pamit nya kepada Tari. Tari membalas dengan anggukan dan tersenyum. Benar!! Tari bahagia melihat Revan dan Virly bisa dekat lagi seperti dulu.

Setelah Virly selesai pamitan kepada sahabat nya tersebut, Virly keluar kelas untuk menemui Revan di kantin.

"Iya bener kata kamu Tar, mereka kembali lagi seperti dulu. Aku ngga pernah melihat Virly melamun ga jelas lagi, dia bahagia". Kata Amanda ke Tari setelah Virly keluar dari kelas.

"Iya Tar, bener kata kamu kalau bahagia itu tidak bisa di beli dengan apapun". Sambung Lisa.

"Eh bentar deh, Lis. Perasaan aku ga pernah ngomong kayak gitu". Kata Tari.

"Pernah tau,, kamu aja yang lupa an. Udahh tua emang". Jawab Lisa teriak sambil berlari keluar kelas membuat Tari dan Amanda tertawa dan ikut berlali mengejar Lisa.

Di kantin Virly dan Revan masih memesan makanan dan minuman, Revan belum mengatakan apa yang harus di katakan kepada Virly.

Setelah makanan dan minuman nya sampai, Revan mulai membuka suara.

"Kita makan dulu aja ya, cerita nya habis makan aja". Kata Revan.

"Kenapa?".

"Ya ga enak aja.. masak makan sambil ngobrol". Jawab Revan.

"Yaudah makan dulu aja".

Setelah mereka makan dan minum.

"Emang mau ngomong apa an sih Van?". Tanya Virly ingin tau.

"Bentar aku minum dulu".

Selesai Revan minum.

"Gini Vir, aku dulu kan pernah cerita sama kamu tentang surat wasiat papa sama mama.."

"Iya, emang nya kenapa ?".

"Itu surat udah ketemu"

"Oh iya.. alhamdulillah.." Jawab Virly dengan senyum yang berbinar.

"Tapi kamu jangan kaget dengan isi kedua nya".

"Emang isi pertama nya apa ?"

"Isi pertama nya tentang warisan papa".

"Terus kedua nya?" Tanya Virly memotong penjelasan Revan. Ber kali kali Virly memotong penjelasan Revan tapi Revan tidak marah, itulah salah satu yang membuat Virly jatuh cinta kepada nya.

"Isi kedua nya.. mama sama papa ingin kita menikah.." Jelas Revan gugup.

"APA!!?" Jawab Virly terkejut membuat seluruh isi kantin melihat nya.

"Kamu jangan teriak gitu dong. Diliatin banyak orang tuh, malu tau". Bisik Revan ke Virly.

"Kamu serius Van?"

"Aku juga kaget Vir, aku ngga tau harus gimana.." lalu hp Revan berbunyi, Revan melihat pesan. Ternyata pesan dari kakak nya yang mengirimkan sebuah foto surat wasiat tersebut.

"Nih kamu liat sendiri surat nya". Kata Revan sambil menunjuk kan hp nya ke arah Virly.

"Terus gimana Van?"

"Aku bingung Vir. Ini permintaan papa sama mama".

"Kamu ga cinta ya sama aku?". Tiba tiba Virly menanyakan soal itu kepada Revan membuat Revan tidak bisa menjawab.

"Aku tau kamu ngga cinta sama aku Van. Jangan lakukan ini, aku ngga mau kamu ngga bahagia". Lanjut Virly.

"Vir, aku memang belum cinta sama kamu, tapi aku tau kok kalau cinta itu tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Tunggu aku sampai aku mencintaimu dan aku akan menikahi mu". Kata Revan meyakinkan Virly.

"Aku ngga mau kamu nikah dengan aku sebelum kamu mencintai aku. Itu hanya membuat kita sakit Van". Jawab Virly dengan tetesan air mata nya.

Revan ingin menghapus nya. Tapi agama melarang nya.

"Aku tau itu, aku ngga akan menikahi kamu sebelum aku cinta sama kamu. Kamu mau kan nungguin aku?"

Virly hanya menjawab dengan anggukan kepala nya.

"Udah jangan nangis, hapus gih air mata". Kata Revan sambil menyodorkan tisu ke pada Virly.

"Aku janji sama kamu, aku ngga akan membuat mu menunggu ku lama lama. Pegang kata kata aku Vir".

Lagi lagi Virly tersenyum dan menetes kan air mata nya. Ada rasa bahagia dan takut, rasa nya campur aduk di hati Virly.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***