Satya bersama Ogi dan Tio masih setia memantau boss dan pacarnya. Mereka menyamar dengan menggunakan baju santai dan menutupi sebagian wajah mereka menggunakan masker. Kalau tidak diperhatikan secara detail, sudah pasti sang boss alias Sakti Dirgantara tak akan mengenali mereka.
Sementara Sakti yang jadi sasaran pengintaian, tengah asyik menggoda Fanya yang tengah menikmati es krim. Sesekali Fanya menyuapi Sakti dengan es krimnya. Mereka bak pasangan muda yang dimabuk cinta. Melupakan dunia luar seakan hanya ada mereka berdua.
"Es krimnya enak." kata Sakti.
"Yaiyalah. Ini kan es krim favorit aku dari jaman SD kali sudah ada. Trus juga Mas Sakti disuapin sama Ayang. Sudah pasti enak toh, mantep toh! Ayo dibuka lagi mulutnya. Aaa....!" Fanya kembali menyuapi Sakti dengan gemas.
Di tempat yang sama, ada Marina yang sedang berjalan sembari mengetik pesan untuk kekasihnya. Siapa lagi kalau bukan Satya, asisten Sakti. Tapi setelah berkirim pesan, wajah Marina tampak kesal dan frustasi. Pesan yang dikirim bertubi-tubi tak ada respon sama sekali. Padahal harusnya Satya sedang senggang karena hari ini adalah malam Minggu.
Marina terus berjalan melewati koridor dimana tiga pria berbaju santai dengan gelagat aneh berada. Awalnya ia bersikap biasa saja saat melewati ketiga pria itu. Namun katena ia mencium aroma parfum yang tak biasa, ia menghentikan langkahnya. Matanya langsung memintai satu persatu pria yang memunggunginya. Mereka bertiga masih dalam metode mingintai sasaran.
Tatapan mata Marina terhenti pada salah satu pria bertopi. Dari belakang ia merasa sangat mengenal postur tubuh itu. Sangat tidak asing baginya. Perlahan ia mendekati pria itu. Aroma parfum kesukaannya makin tercium pekat. Ia hafal bahwa parfum itulah yang biasa Satya pakai.
"Satya!" tegur Marina pelan.
Merasa dirinya dipanggil, Satya pun menoleh. Betapa kagetnya saat ia mengetahui bahwa yang memanggilny adalah sang kekasih, Marina.
"Marina Sayang, kok kamu di sini? Katanya tadi mau istirahat aja di rumah. Lagi sakit kan?"
"Kamu jahat Mas! Kenapa sih nggak ngajakin aku jalan aja. Aku bete beberapa hari ini nggak ditemuin kamu. Kamu tau kan rasanya kangen kayak gimana? Atau kamu sudah ada yang lain?"
"Nggak ada Marina. Hanya kamu satu-satunya yang aku dekati dan aku jadikan kekasih. Percayalah!" bujuk Satya.
"Ecieeeee......" sorak Ogi dan Tio yang seakan lupa sedang mengintai siapa, malah fokus melihat percakapan Satya dan Marina.
Mendengar suara dari Ogi dan Tio yang lumayan keras, mata Sakti langsung tau bahwa anak buahnya sedang ada di tempat yang sama dengannya.
'Sedang apa mereka di sini? Sepertinya aku tak menugaskan apapun pada mereka. Itu ada Ogi, Tio, Satya dan satu lagi Marina. Kira-kira sedang apa mereka ya? Perlu disamperin ini!' batin Sakti.
"Sayang, kamu tunggu sebenyar yah."
"Iya, tapi jangan lama-lama ya!" pinta Fanya manja.
"Iya." kata Sakti yang langsung mengecup kening Fanya.
Sakti segera menghampiri keempat manusia yang tengah sibuk dengan urusan mereka.
"Kalian sedang apa?" tanya Sakti sembari mengelap kaca mata yang sedari tadi bertengger di saku kemejanya.
"Anu Boss, kami sedang melihat pertunjukan romantis dari pasangan muda ini." jawab Ogi gugup.
"I... iya Boss. Kami melihat betapa kesalnya si wanita saat si pria mengabaikannya. Melupakan kencan di malam Minggu yang indah ini. Kalo untuk saya dan Ogi, sudah pasti melewatkan jadwal kencan kami karena status kami masih single alias jomblo." ujar Tio polos.
"Lah jangan terang-terangan begitu ah! Aku juga nggak mau disebut jomblo meskipun kenyataannya emang seratus persen jomblo. Jomblo lapuk malah." tegas Ogi menerangkan.
"Kalian ini..." Satya tak meneruskan ucapannya.
"Kalian sengaja mengintai kegiatan kencanku?" tanya Sakti to the point ke inti masalah.
"Ah enggak Boss!" jawab Ogi dan Tio kompak.
"Iya Tuan!" jawab Satya jujur.
"Oke diterima. Tapi kenapa? Bukannya aku menyuruh kalian istirahat ya? Aku membebastugaskan kalian. Kalian bebas ngapain aja sekama weekend ini. Kok malah nyari kerjaan dengan mengintai aktivitasku. Aku jadi ngerasa terganggu. Ini ganggu privasi orang loh!" ujar Sakti sembari menangkup kedua tangannya di depan dadanya.
"Kami hanya memastikan bahwa Tuan aman selama proses kencan. Kami sebelumnya mendapat kabar tentang bebasnya Marvino dari penjara. Tuan tau kan, dia dulunya masuk penjara karena siapa?".
"Karena aku menemukan bukti bahwa dia melakukan korupsi dana perusahaan dan praktik cuci uang. Aku yang melaporkan ke pihak berwajib." jawab Sakti.
Sakti langsung menatap Ogi dan Tio yang manggut-manggut.
"Kenapa harus takut dengan si Marvino itu?"
"Boss, Marvino hanya umpan. Dalang di baliknya emang Boss tau siapa?" tanya Tio memberanikan diri.
"Dia adalah Malvin. Kakak kandung Marvino. Menurut kabar yang beredar, Malvin adalah ketua gangster di kota B. Letak kota B dengan kota kita sangat dekat. Tidak menutup kemungkinan pasukan mereka sudah memasuki wilayah kota kita. Saya sarankan Tuan untuk berhati-hati saat ini. Maka dari itu, kami selaku anak buah Tuan Sakti, merelakan waktu kuang kami untuk memastikan keamanan dan keselamatan Tuan." penjelasan Satya.
"Trus gara-gara siap sedia menyelamatkan Sakti, kamu tega membiarkan aku merana. Pacar macam apa kalo gitu? Kita putus aja deh ya! Aku mau cari pacar lagi yang lebih perhatian dan sayang sama aku. Percuma ganteng tapi cueknya kebangetan!" seru Marina.
"Miss Marina! Apa kabar? Ada di sini juga ternyata." ujar Fanya tiba-tiba sudah berdiri tepat di belakang Sakti.
"Aku hanya ingin cari udara segar aja kok!" kata Marina asal jawab.
"Oh, begitu rupanya. Kalian sudah makan malam belum? Kalo belum, ayo kita sama-sama ke restoran itu. Aku lagi menikmati es krimku."
"Nggak usah repot-repot Fanya. Aku juga mau pulang sebentar lagi. Ini juga sudah mendekati jam 11 malam. Yaudah, aku pulang dulu ya. Sampai jumpa!" salam perpisahan Marina, kemudian pergi dengan langkah kaki cepat.
"Kamu diem aja?" tanya Sakti pada Satya yang bukannya mengejar malah menatap punggung Marina dengan perasaan sedih.
"Nunggu apa lagi? Ayo cepat kejar! Waktumu tidak banyak!" ujar Sakti mengingatkan.
Satya mengangguk dan langsung tancal gas mengejar Marina dengan berlari. Saat target sudah dekat, ia bergegas memeluk Marina dari belakang. Marina melihat tangan besar yang memeluknya. Ia hafal kalau itu adalah Satya.
"Ayo aku antar pulang. Mobilku ada di basement. Aku harus memastikan bahwa bidadariku selamat sampai kamarnya. Eh, sampai rumahnya."
"Yaudah ayo!" ajak Marina yang kemudian memilih bergelayut manja pada Satya.
Sesampainya di basement, Satya segera membuka pintu mobilnya agar Marina masuk. Ia pun masuk setelahnya. Mobil dibiarkan begitu saja. Satya malah terpana memandangi kekasihnya. Sampai suatu ketika, bibirnya sudah lolos menyambar sekaligus ******* bibir Marina.
"Ah..." desah Marina saat tangan nakal Satya turut mengambil andil meremas gunung kembarnya.
Satya semakin memperdalam ciumannya. Gerakan tangannya dibuat semakin lincah dan sontak saja membuat tubuh Marina meremang. Kembali menikmati geleyar sengatan listrik di tubuhnya. ******* demi ******* pun lolos dari mulutnya.
Bagaimana kelanjutannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments