Jangan Sentuh Wanitaku!

Malam Minggu pun datang. Setelah sekian purnama tak ada perjumpaan, akhirnya Sakti dan Fanya memutuskan untuk berkencan. Malam ini mereka berkencan ke salah satu mall di pusat kota. Banyak agenda yang direncanakan oleh mereka.

Ya, mereka memutuskan untuk menonton sebuah film bergenre romantis di bioskop. Setelah membeli tiket, tak lupa mereka memesan makanan ringan dan minuman. Karena film baru tayang setengah jam lagi, Sakti mengajak Fanya duduk di kursi tunggu yang kebetulan ada yang kosong.

"Filmnya masih lama. Apakah kamu akan bosan?" tanya Sakti yang tetap menggenggam tangan Fanya.

"Tidak. Aku sudah biasa menunggu. Bahkan saat aku dan Clara, sahabatku nonton, nunggunya sampe satu jam loh. Aman-aman aja kok." kata Fanya.

"Baiklah. Kamu bahagia sekarang?"

Fanya langsung menatap tajam Sakti yang duduk di sebelahnya.

"Pertanyaan macam apa itu? Kalo aku nggak bahagia, sudah pasti aku lebih memilih bersemedi di kostan sepi itu." jawab Fanya.

"Iya deh iya..." Sakti mengelus lembut rambut Fanya yang tergerai lurus.

"Kamu nggak lagi disibukkan masalah kerjaan kan? Karena seminggu kemaren kamu kan sibuk banget. Kita berbalas pesan juga seadanya. Aku sebenarnya juga terlalu sering mengabaikanmu di sela-sela kamu menghubungiku, Mas. Maaf ya Mas...."

"Gapapa. Aku udah paham kok. Kan CCTV ada di mana-mana. Jadi aku tau apa saja kegiatanmu!"

"Tidak termasuk kegiatan apapu yang aku lakukan di dalam kostan kan?" selidik Fanya penuh tanya.

"Tentu tidak. Kalo dalam kostan ya sudah termasuk ranah pribadimu. Aku nggak ada akses untuk itu. Bukan nggak ada sih, tapi bukan hak aku untuk tau. Belum saatnya..." jawab Sakti sembari tersenyum manis.

"Apa ya, kok aku jadi merinding ya Mas."

"Aku mau ke toilet sebentar yah. Kamu tunggu di sini sendiri gapapa kan?"

"Iya Mas. Aku nggak kemana-mana kok."

Sakti bergegas meninggalkan Fanya sendirian. Fanya menyeruput minuman manis di tangannya. Sesekali mengemil pop corn yang menurutnya enak dan manis.

"Hei, sendirian aja nih! Abang temenin ya Dek!" ujar seorang pria yang tiba-tiba duduk di sebelah Fanya.

Fanya melirik sekilas dan kembali melanjutkan aktivitas makan camilan kesukaannya.

"Kok diem aja sih. Siapa namamu, Cantik?" tanya pria itu lagi.

"Aku nggak diem tuh. Nih lagi ngemil. Jangan ganggu deh. Heran, kayak nggak ada kerjaan aja!" kata Fanya sewot.

"Aih, kalo jutek begitu makin kelihatan cantik dan sexy di mataku."

Fanya sekilas menatapnya jengah dan hendak ingin kabur. Tapi ia harus menunggu Sakti yang masih berada di toilet.

"Ehm, ayo temenin Abang nonton. Kebetulan Abang lagi sendirian juga sih. Paati seru kalo kita nonton berdua." bisik pria itu dan dengan sengaja memegang paha Fanya yang sedikit terekspos karena ia menggunakan rok selutut.

Fanya mencoba menepis tangan pria itu agar tidak menyentuhnya, tapi Fanya kalah kuat. Fanya hampir ingin berteriak, tapi tak jadi. Ia melihat prianya alias Sakti sudah mencekal kasar tangan pria itu. Akibatnya pria itu meringis kesakitan.

"Jangan sentuh wanitaku!" seru sakti penuh emosi.

"Le... lepaskan!" pinta pria itu.

"Cepat pergi dan enyah dari hadapanku!" tegas Sakti yang langsung melepas kasar tangan pria itu.

Setelah pria itu pergi, Sakti mendekap Fanya erat.

"Maaf ya sudah membuatmu harus berurusan dengan pria sialan itu. Tapi kamu gapapa kan?"

"Iya Mas. Aku baik-baik saja. Tapi sebenarnya yang lebih mengkhawatirkan adalah Mas yang terlalu posesif terhadapku."

"Ah, terlihat dengan jelas ya? Mungkin karena cintaku padamu terlalu besar."

"Yuk kita masuk! Sebentar lagi filmnya dimulai. Tenang ya Mas, aku baik-baik saja. Kita harus bersenang-senang untuk kencan malam ini." ajak Fanya.

Film pun telah diputar, semua penonton dalam satu ruangan tampak hening. Sesekali Sakti menggenggam tangan Fanya. Fanya hanya tersenyum menyadari betapa sayang dan cintanya Sakti pada dirinya.

Fanya menyandarkan kepalanya di bahu Sakti.

'Sudah lama tak merasakan perasaan sedamai ini. Bersandar pada bahu Mas Sakti, rasanya gimana gitu. Kebayang nanti gimana ya kalo Mas Sakti resmi jadi suamiku? Pasti sayang dan cintanya lebih besar lagi dari sekarang. Eh, kejauhan nih mikirnya. Apa sih kamu Fanya?' batin Fanya.

Selama film diputar, Fanya dan Sakti hanya fokus pada layar besar di depan mereka. Hanya sesekali saja, Sakti memastikan apakah Fanya tertidur atau tidak.

"Yah udah kelar aja nih. Dua jam nggak berasa banget!" keluh Fanya saat film sudah usai.

"Kan udah happy ending ceritanya, jadi pasti langsung abis lah. Apa kamu masih mau nonton lagi? Masih ada beberapa film pilihan yang bagus. Aku pesankan tiket lagi ya?"

"Nggak perlu Mas Sakti. Aku nyaman sama sandaran di bahumu sih daripada nonton filmnya. Uhm, lebih baik kita makan malam aja yuk! Aku udah laper nih Mas." rengek manja Fanya bergelayut pada lengan Sakti.

"Yaudah, ayo. Kita makan dulu. Abis itu aku temenin kamu shopping." kata Sakti yang mengandeng tangan Fanya, keluar dari ruangan bioskop.

Fanya dan Sakti tampak memilih tempat makan. Akhirnya diputuskan makan di sebuah restoran cepat saji. Mengingat Fanya sudah sangat lapar. Fanya makan dengan lahap begitu makanan sudah diantatkan ke meja. Ia sudah tidak malu-malu lagi pada Sakti.

Setelah puas mengisi perut, mereka menuju beberapa toko pakaian dewasa. Sakti menyuruh Fanya memilih pakaian sesuka hati.

"Yang bener Mas? Aku pingin beli dress untuk acara pesta perayaan ulang tahun Mamamu nanti. Aku pilih-pilih dulu ya. Mas Sakti silakan duduk di kursi tunggu." kata Fanya.

Fanya bergegas pergi, tapi langkahnya dihentikan oleh Sakti. Sakti membisikkan sesuatu di dekat telinga Fanya.

"Tolong jangan pilih gaun yang terlalu terbuka dan sexy untuk acara umum seperti itu. Gaun terbuka hanya boleh dipakai saat bersamaku dan hanya aku yang melihatnya." bisik Sakti.

Fanya terkejut dan menunduk melihat rok yang dipakainya. Kemudian menatap Sakti harap-harap cemas.

"Yang ini aku maafkan. Selebihnya jangan harap berpakaian seperti ini lagi. Jika masih nakal lagi, jangan berpikir untuk bebas lagi. Karena aku akan segera mengekangmu dalam pelukanku setiap malam." ancam Sakti pelan.

"Dengan kata lain...." Fanya membekap mulutnya.

"Kita menikah!" kata Sakti.

Fanya langsung berlari menghindari Sakti. Ia bergegas memilih gaun yang pas untuk dirinya. Tentunya yang seperti ultimatum Sakti juga agar memilih gaun yang tidak terbuka.

Lama Fanya memilih, hingga akhirnya Sakti turun tangan ikut memilihkan gaun yang sesuai dan cocok dikenakan Fanya. Baru beberapa saat, Sakti sudah memegang lima gaun di tangannya.

"Ayo dicoba dulu, sepertinya semuanya cocok denganmu." kata Sakti saat menyerahkan gaun tersebut kepada Fanya.

"Tadi katanya aku nggak boleh pake gaun terbuka. Ini terbuka banget loh. Pahaku kemana-mana ini nanti. Trus belahan dadanya rendah banget. Ini sih aku malah malu pas makenya. Enggak deh yang satu ini!" tolak Fanya.

"Untuk yang satu ini, kamu bisa memakainya saat kita sedang kencan di rumahku. Tentu saja hanya aku yang boleh melihatnya." bisik Sakti dengan senyuman nakal.

"Iyuh.... cari kesempatan banget sih kamu Mas." kata Fanya mencebik.

"Hahahahahaaaa...." gelak tawa Sakti.

Tanpa Sakti dan Fanya sadari, ada Satya dan beberapa anak buah Sakti sedang memantau kencan mereka.

"Ternyata boss Sakti kalo deket sama pacarnya, bisa seceria itu yah. Kalo sama kita-kita pasti pembawaannya serius dan kaku terus." celetuk Ogi.

"Yaiyalah. Liat aja, pacar si boss cantiknya kebangetan. Macan pun pasti dijamin tunduk sama kecantikannya!" ujar Tio.

"Lo kira boss kita macan?" seru Ogi.

"Udah deh kalian diem. Nanti pengintaian kita sia-sia kalo sampe boss tau." kata Satya.

Terpopuler

Comments

Ditta

Ditta

jiyeeee

2022-09-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Namaku Sakti
3 Sedikit cerita malam
4 Perjanjian Cinta
5 Lebih Dekat Lagi
6 Clara Berulah, Fanya pun Marah
7 Mencium Tanpa Izin
8 Kenapa Aku Disini?
9 Dihujani Cibiran Netizen
10 Kencan Pertama
11 Permulaan Baru
12 Membuka Hati
13 Pasar Malam
14 Di Tempat Baru
15 Gadis Malam Itu Siapa?
16 Jangan Sentuh Wanitaku!
17 Pengintaian Gagal
18 Kepergok Sang Mantan
19 Kekesalan Sakti
20 Cemburu Beralih Nafsu
21 Salah Paham vs Benci
22 Masih Saja Dibenci
23 Salah Sasaran
24 Curhat Fanya
25 Makan Malam Penuh Cinta
26 Bermalam di Luar
27 Kaget Aku!
28 Rasa Penasaran Fanya
29 Itu Aku!
30 Satya Kena Getahnya
31 Aku Pikir Bayangan
32 Permintaan Maaf
33 Ibu Syakira Yang Baik Hati
34 Antara Mau dan Malu
35 Temu Kangen Keluarga Fanya
36 Lamaran
37 Detik-Detik Mendebarkan
38 Pernikahan Fanya & Sakti
39 Wanitanya Sakti
40 Kesepakatan
41 Melepas Kebersamaan
42 Move On Yang Tertunda
43 Razia Hotel
44 Berusaha Lebih Dekat
45 Jayden Berulah
46 Salah Sasaran
47 Menyesal Tapi Diulang
48 Olahraga di Ruang Rahasia
49 Godaan dari Sang Penggoda
50 Siapa Yang Menggoda?
51 Bertemu Lagi
52 Semoga Saja
53 Belum Juga Usai
54 Tanktop dan Rok Mini
55 Menurunkan Ego Menaikkan Cinta
56 Jangan Cemas
57 Kesalahpahaman Fanya
58 Buket Bunga Mawar
59 Skakmat untuk Nina
60 Marina Akan Dijodohkan
61 Lupa Rasanya
62 Satya Sakit
63 Rahasia Marina Dulu
64 Sekedar Lewat
65 Catatan Kencan
66 Hanya Alasan
67 Dugaan selingkuh
68 Aku Pergi Saja
69 Belum Ingin Kembali
70 Tiket Restu
71 Lajur Gengsi
72 Obrolan Santai
73 Cerita Saat Berendam
74 Lingerie Merah
75 Pernikahan Clara dan Robi
76 Bertemu Teman Lama
77 Tragedi Gadis Malam
78 Bangunlah Sayang!
79 Satya Si Penyelesai Masalah
80 Kembalinya Fanya
81 Doa dan Harapan
82 Pulang Kemana?
83 Kenangan Lama Membuat Kesal
84 Pertanda Hamil
85 Periksa Kehamilan
86 Ngidam Pacar Orang
87 Hilangnya Buah Hati
88 Berdamai Dengan Keadaan
89 Ditraktir Mas Sakti
90 Balada Cemburu
91 Kenyang dan Pulang
92 Pernikahan Marina dan Satya
93 Kenangan Lama
94 Perdebatan Kecil
95 Informasi Penting
96 Masa Lalu Sakti
97 Wanita Cantik Bernama Bella
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Namaku Sakti
3
Sedikit cerita malam
4
Perjanjian Cinta
5
Lebih Dekat Lagi
6
Clara Berulah, Fanya pun Marah
7
Mencium Tanpa Izin
8
Kenapa Aku Disini?
9
Dihujani Cibiran Netizen
10
Kencan Pertama
11
Permulaan Baru
12
Membuka Hati
13
Pasar Malam
14
Di Tempat Baru
15
Gadis Malam Itu Siapa?
16
Jangan Sentuh Wanitaku!
17
Pengintaian Gagal
18
Kepergok Sang Mantan
19
Kekesalan Sakti
20
Cemburu Beralih Nafsu
21
Salah Paham vs Benci
22
Masih Saja Dibenci
23
Salah Sasaran
24
Curhat Fanya
25
Makan Malam Penuh Cinta
26
Bermalam di Luar
27
Kaget Aku!
28
Rasa Penasaran Fanya
29
Itu Aku!
30
Satya Kena Getahnya
31
Aku Pikir Bayangan
32
Permintaan Maaf
33
Ibu Syakira Yang Baik Hati
34
Antara Mau dan Malu
35
Temu Kangen Keluarga Fanya
36
Lamaran
37
Detik-Detik Mendebarkan
38
Pernikahan Fanya & Sakti
39
Wanitanya Sakti
40
Kesepakatan
41
Melepas Kebersamaan
42
Move On Yang Tertunda
43
Razia Hotel
44
Berusaha Lebih Dekat
45
Jayden Berulah
46
Salah Sasaran
47
Menyesal Tapi Diulang
48
Olahraga di Ruang Rahasia
49
Godaan dari Sang Penggoda
50
Siapa Yang Menggoda?
51
Bertemu Lagi
52
Semoga Saja
53
Belum Juga Usai
54
Tanktop dan Rok Mini
55
Menurunkan Ego Menaikkan Cinta
56
Jangan Cemas
57
Kesalahpahaman Fanya
58
Buket Bunga Mawar
59
Skakmat untuk Nina
60
Marina Akan Dijodohkan
61
Lupa Rasanya
62
Satya Sakit
63
Rahasia Marina Dulu
64
Sekedar Lewat
65
Catatan Kencan
66
Hanya Alasan
67
Dugaan selingkuh
68
Aku Pergi Saja
69
Belum Ingin Kembali
70
Tiket Restu
71
Lajur Gengsi
72
Obrolan Santai
73
Cerita Saat Berendam
74
Lingerie Merah
75
Pernikahan Clara dan Robi
76
Bertemu Teman Lama
77
Tragedi Gadis Malam
78
Bangunlah Sayang!
79
Satya Si Penyelesai Masalah
80
Kembalinya Fanya
81
Doa dan Harapan
82
Pulang Kemana?
83
Kenangan Lama Membuat Kesal
84
Pertanda Hamil
85
Periksa Kehamilan
86
Ngidam Pacar Orang
87
Hilangnya Buah Hati
88
Berdamai Dengan Keadaan
89
Ditraktir Mas Sakti
90
Balada Cemburu
91
Kenyang dan Pulang
92
Pernikahan Marina dan Satya
93
Kenangan Lama
94
Perdebatan Kecil
95
Informasi Penting
96
Masa Lalu Sakti
97
Wanita Cantik Bernama Bella

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!