Bocah! Saranghae!

Bocah! Saranghae!

Awal Ku Terpukau

Pagi-pagi sekali Serly sudah siap pada rutinitasnya yang seperti biasa. 

Yah. Dia mempunyai sebuah usaha yang lumayanlah buat mencukupi kebutuhan keluarganya.

Sudah beberapa tahun dia menggeluti profesi tersebut, yang berkecimpung di dunia manis-kemanisan. 

Dia membuka sebuah usaha sebagai penjual kue dan sejenisnya.

Tapi, baru setahun ini dia baru bisa mendirikan sebuah bangunan untuk mengembangkan usaha kecil-kecilannya itu.

***

Pagi ini, setelah semuanya siap dan sudah merasa rapi. Serly duduk bersantai di atas sebuah kursi kebesarannya yang lumayan empuk untuk  dia duduki.

"Semoga aja hari ini ada pangeran yang akan menyemangatiku," gumamnya seraya tersenyum miring, merasa konyol sama ucapannya sendiri.

Sudah lama menjomblo, membuatnya menjadi seperti itu. Berharap, berharap dan berharap.

Hhhh….

Serly menghembuskan nafasnya kasar, dan menoleh ke arah jendela yang mengarah ke halaman depan toko.

"Waw...." Bibirnya membulat, dan seketika terkesiap, merasa heran juga takjub saat ada sebuah mobil yang berhenti tepat di depan toko kecil miliknya.

Mobil tersebut berwarna merah menyala dan sangatlah mewah.

"Jarang-jarang ada pembeli yang datang pake mobil. Pernah ada juga bukan mobil mewah seperti ini." gumam Serly dengan senyum yang merekah dan siap-siap menyambutnya.

"Oh my god!"

Lagi-lagi Serly takjub dan tidak percaya sama apa yang ia lihat.

Seorang pemilik mobil tersebut keluar, dan menampilkan penampilannya keren. 

"Apa aku tidak salah lihat?" batinnya tidak percaya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya secara berulang.

Dia juga mengucek-nguceknya kasar. Bukan soal keren atau apalah itu.

Dia melihat orang pemilik mobil tersebut masih mengenakan seragam abu-abu yang melekat di tubuhnya.

Tatapan Serly turun ke bawah. Dimana… sepatu limited edition yang menutupi seluruh jari-jemari kakinya, yang Serly pikir itu sangatlah mulus.

Ck… ck… ck. 

Serly menggeleng-gelengkan kepalanya saat kembali melihat wajahnya.

Kaca mata hitam mengait di kedua atas telinganya, tertempel di atas batang hidungnya yang mancung, dan sangat indah untuk dia pandangi.

Astaga!

Serly menggelengkan kepalanya kuat. Menyadarkan pikirannya dari khayalan yang yang mulai kemana-mana.

Dia kembali membetulkan duduknya, berusaha sesantai mungkin.

Bola matanya memutar, dan melihat bocah yang mulai berjalan ke arah pintu tokonya yang sudah ia gantungi tulisan OPEN.

Cklek.

Serly segera mengambil sebuah buku, yang entah buku apa itu. Karena ia tidak terlalu memperhatikan sampulnya saat dia mengambilnya.

Satu persatu lembaran buku tersebut Serly buka, berpura-pura  membacanya.

Tap … tap … tap.

Terdengar langkah kakinya yang semakin mendekat dengan meja yang tengah Serly duduki.

Tap.

Dia berhenti tepat setelah berada di depan meja Serly.

Serly menghela nafas dan menutup buku tersebut dengan sedikit susah payah.

Kenapa? 

Karena dia gugup. Gugup saat bisa melihat parasnya yang sangat tampan sedekat ini.

"Ya tuhan!" gumamnya dengan mulut menganga.

"Permisi Tante. Apa aku boleh numpang toilet sebentar?" tanyanya sambil membuka kaca mata yang sedari tadi menutupi matanya yang indah.

Eits….

"Tunggu-tunggu!" Serly mengerjapkan matanya. Khayalan yang semula indah, seketika buyar. 

"Apa? Apa yang barusan dia bilang? Tante? Setua itukah wajahku sampai dia menyebutku Tante?" batinnya dengan ekspresi wajah merungut sedih. 

Yang tadi berseri-seri dan terpesona, kini lemas. Merasa malu mendengar panggilannya barusan.

Tapi,

Serly menghela napas, berusaha seprofesional mungkin. 

Dia segera menetralkan kembali suasana hatinya yang terasa terhempas jauh.

"Tan! Tante!" seru bocah tersebut sambil melambai-lambaikan  tangannya.

"Eh iya! Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Serly sigap.

Bocah yang belum diketahui namanyanya itu, menepuk jidatnya pelan. "Hadeuhhhh," gumamnya.

Serly tersenyum sedikit malu menanggapinya.

"Maaf! Gak konsen," ucapnya sambil menggaruk tengkuknya pelan.

"Apa aku boleh numpang ke toilet?" tanyanya lagi.

Serly langsung berdiri dengan tergesa-gesa, sampai kursi yang sedang didudukinya terseret dan menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

"Slow aja Tan! Aku masih kuat, kok, menahannya," ucapnya santai, membuat Serly semakin malu lagi dibuatnya, dan itu karena sikapnya sendiri.

"Hehehe…." Serly menampilkan semua deretan giginya yang putih juga rapi.

Entah kenapa, lagi-lagi Serly tergesa-gesa untuk menunjukan di mana letak toiletnya.

Dia melangkah, "kamu lurus, lalu tengok ke kanan … itu pintu yang berwarna pink adalah toilet," tuturnya dengan nada semanis mungkin.

Bocah tersebut mengangguk pelan, lalu pergi meninggalkan Serly disana.

Serly menghela nafas sambil menyandarkan punggungnya pada tembok yang berada di belakang tubuhnya.

"Coba aja pangeranku seperti itu. Aku tidak akan lama-lama melajang," gumamnya sambil tersenyum, sangat ingin memilikinya.

"Ternyata dia hanya numpang toilet doang," tambahnya seraya berjalan kembali mendekati kursi kebesarannya.

Tak lama, bocah  tersebut pun keluar dengan rambut yang dibasahi.

Dia berjalan menghampiri Serly yang sedang melamun dengan segala hal ia pikirkan.

"Tante!" serunya begitu lembut, terdengar sangat indah di telinganya Serly.

Serly menoleh cepat dengan senyum yang mengembang.

"Makasih, Tan!" katanya sambil menaruh uang kertas, yang entah berapa itu... di atas meja Serly.

Serly yang tidak fokus sama tangannya, tersenyum manis menatap wajahnya yang polos nan menawan, membuat jantungnya sedikit berdebar-debar.

"Tan. Tante!" serunya sedikit keras. Ia melambai-lambaikan tangannya ke depan wajah Serly.

"Eh iya! Ada apa?" tanyanya seketika.

Bocah itu tersenyum tipis. Merasa lucu sama sikap Serly yang sedari awal dia masuk terus terbengong. 

"Makasih atas tumpangan toiletnya, Tante. Saya mau berangkat sekolah. Permisi," ucapnya sangat manis, dan semakin membuat hati Serly semakin cenat-cenut.

Dia mengangguk pelan seraya tersenyum menanggapinya, dan memperhatikan punggung bocah tersebut yang mulai berbalik dan berlalu semakin jauh darinya.

Serly menghela napas sambil tersenyum-senyum sendiri, merasa gila sama pikirannya sendiri, yang terpesona sama bocah barusan.

Ini untuk pertama kalinya ia kembali terpukau sama yang namanya Laki-laki.  Setelah ia putus bertahun-tahun lalu dengan sang mantan pacar yang ketahuan selingkuh.

💜💜💜💜

Mohon maaf atas kesalahan dan ketypo-an dalam setiap tulisanku.

InsyaAllah. Aku lagi proses revisi.

Mohon untuk menikmati seadanya dulu😁.

Sekian.

Terima cinta sebanyak-banyaknya🤭

Saranghaeyo💜

Terpopuler

Comments

Ryoka2

Ryoka2

Bab satu yang bagus, tidak menemukan typo👍

2022-03-16

1

Ryoka2

Ryoka2

Sangat bisa dibayangkan

2022-03-16

0

Ryoka2

Ryoka2

Mampir Thor 👍

2022-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Ku Terpukau
2 Kedatangan Trio Bajigur
3 Nasib Jomblo
4 Bertemu Lagi
5 Jalan-jalan Di Sore Hari
6 Masa lalunya
7 Perkenalan
8 Mimpi Basah
9 Fans Serly
10 Cake Untuk George
11 Dia Demam
12 Menyatakan Cinta
13 Ini Spesial?
14 Saling Diam
15 Gak Jadi
16 Ada Tapi Tidak Ada
17 Mencarinya
18 Bocah! Saranghae!
19 Harus, Ya, Dirayakan?
20 Membosankan
21 Menginap
22 Saling Membayangkan
23 Pingin Lagi
24 Cemas
25 Dijemput
26 George Dikurung, Serly Murung
27 Kabur
28 Rumah Kayu
29 Memohon
30 Ciuman Kerinduan
31 Lo Maju Duluan Dari Gue
32 Bisik-bisik Syahdu
33 Paksaan
34 Frustasi
35 Awal
36 Cake Spesial
37 Awal Berjuang
38 Sandaran Dari Haddy
39 Jika Ini Adalah Jalan Yang Terbaik
40 Berkunjung Lagi
41 Cukup Sekali Dan Tidak Mau Lagi
42 Bibirnya Seperti Cake Spesial
43 Melepas Rindu
44 Tapi, Cium Dulu!
45 Hampir, Saja!
46 Ada-ada Saja
47 Morning Kiss
48 Aku Akan Terus Berusaha
49 Kopi Atau Teh?
50 Aku Tidak Tahu
51 Ajari Istrinya Jatuh Cinta, Dong!
52 Pacarku Gemesin, sih!
53 Sugar Couple
54 Kalau Gak Percaya, Lihat Aja!
55 Tahan, George. Itu Masih Tersegel
56 Astaga, Apa Aku Akan Sanggup Menahannya?
57 Memberinya Kehangatan
58 Menikmati Hujan
59 Kok Tampan?
60 Biarkan Aku Untuk Merawat Tante
61 Apa Perlu Dikompres?
62 Menemani Pak Rt
63 Ingin Menjadi Bayi
64 Visualku
65 George Gegana
66 Sangat Mencintai
67 Bujuk Rayu Seorang Haddy
68 Perlakuan Kasar Mamanya George
69 Bocah Tengil Kehausan
70 Apa Aku Akhiri Hubungan Kita
71 Kita Nyari Tempat Sepi
72 Aku Sudah Dewasa
73 Bersolo Karier
74 Apakah Papamu Bernama Xevin? Xevin Verly?
75 Membuat Serly Kesal
76 Tapi Kita Dansa Dulu
77 Sangat Menginginkannya
78 Semakin Ingin Meluluhkannya
79 Menginap Di Toko
80 Ingin Keluar Dari Persembunyian
81 Aku Menyesal
82 Kumohon Restui Hubungan Kita
83 Larut Dalam Kesedihan
84 Nasib Buruk
85 Papah Juga Terluka
86 Visual Sad ku
87 Part Rindu
88 Spesial Untuk Haddy
89 Ikut Atau Nyesel!
90 Kamu Ingat?
91 George Nekad
92 Aku Kasih Obatnya . Biar Gak Sad
93 Pelampiasan Haddy
94 Serly Akan Dipinang
95 Janji Akan Terus Tersenyum
96 Semuanya Sudah Berakhir
97 Sebuah Kunang-kunang
98 Dilabrak Istri Pertama
99 Keras Kepala
100 Di Taman
101 Darah?
102 Haddy Modus
103 Katanya Rindu
104 Sebuah Benda
105 Lamaran
106 Menikmati Malam
107 Sabarlah....
108 Mengembalikan
109 Ucapan Author
110 Di Tempat Umum
111 Candaan Haddy
112 Diserahkan Sepenuhnya
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Ku Terpukau
2
Kedatangan Trio Bajigur
3
Nasib Jomblo
4
Bertemu Lagi
5
Jalan-jalan Di Sore Hari
6
Masa lalunya
7
Perkenalan
8
Mimpi Basah
9
Fans Serly
10
Cake Untuk George
11
Dia Demam
12
Menyatakan Cinta
13
Ini Spesial?
14
Saling Diam
15
Gak Jadi
16
Ada Tapi Tidak Ada
17
Mencarinya
18
Bocah! Saranghae!
19
Harus, Ya, Dirayakan?
20
Membosankan
21
Menginap
22
Saling Membayangkan
23
Pingin Lagi
24
Cemas
25
Dijemput
26
George Dikurung, Serly Murung
27
Kabur
28
Rumah Kayu
29
Memohon
30
Ciuman Kerinduan
31
Lo Maju Duluan Dari Gue
32
Bisik-bisik Syahdu
33
Paksaan
34
Frustasi
35
Awal
36
Cake Spesial
37
Awal Berjuang
38
Sandaran Dari Haddy
39
Jika Ini Adalah Jalan Yang Terbaik
40
Berkunjung Lagi
41
Cukup Sekali Dan Tidak Mau Lagi
42
Bibirnya Seperti Cake Spesial
43
Melepas Rindu
44
Tapi, Cium Dulu!
45
Hampir, Saja!
46
Ada-ada Saja
47
Morning Kiss
48
Aku Akan Terus Berusaha
49
Kopi Atau Teh?
50
Aku Tidak Tahu
51
Ajari Istrinya Jatuh Cinta, Dong!
52
Pacarku Gemesin, sih!
53
Sugar Couple
54
Kalau Gak Percaya, Lihat Aja!
55
Tahan, George. Itu Masih Tersegel
56
Astaga, Apa Aku Akan Sanggup Menahannya?
57
Memberinya Kehangatan
58
Menikmati Hujan
59
Kok Tampan?
60
Biarkan Aku Untuk Merawat Tante
61
Apa Perlu Dikompres?
62
Menemani Pak Rt
63
Ingin Menjadi Bayi
64
Visualku
65
George Gegana
66
Sangat Mencintai
67
Bujuk Rayu Seorang Haddy
68
Perlakuan Kasar Mamanya George
69
Bocah Tengil Kehausan
70
Apa Aku Akhiri Hubungan Kita
71
Kita Nyari Tempat Sepi
72
Aku Sudah Dewasa
73
Bersolo Karier
74
Apakah Papamu Bernama Xevin? Xevin Verly?
75
Membuat Serly Kesal
76
Tapi Kita Dansa Dulu
77
Sangat Menginginkannya
78
Semakin Ingin Meluluhkannya
79
Menginap Di Toko
80
Ingin Keluar Dari Persembunyian
81
Aku Menyesal
82
Kumohon Restui Hubungan Kita
83
Larut Dalam Kesedihan
84
Nasib Buruk
85
Papah Juga Terluka
86
Visual Sad ku
87
Part Rindu
88
Spesial Untuk Haddy
89
Ikut Atau Nyesel!
90
Kamu Ingat?
91
George Nekad
92
Aku Kasih Obatnya . Biar Gak Sad
93
Pelampiasan Haddy
94
Serly Akan Dipinang
95
Janji Akan Terus Tersenyum
96
Semuanya Sudah Berakhir
97
Sebuah Kunang-kunang
98
Dilabrak Istri Pertama
99
Keras Kepala
100
Di Taman
101
Darah?
102
Haddy Modus
103
Katanya Rindu
104
Sebuah Benda
105
Lamaran
106
Menikmati Malam
107
Sabarlah....
108
Mengembalikan
109
Ucapan Author
110
Di Tempat Umum
111
Candaan Haddy
112
Diserahkan Sepenuhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!