"Nana?" panggil Carenza lembut.
"Jangan sapa aku! Sungguh aku begitu membencimu!" ketus Ivanna sambil menatap Carenza dengan tajam.
"Maaf!" Ucap Carenza menunduk.
Sejenak, suasana hening. Mereka hanya terdiam satu sama lain.
"Kemana saja kamu selama ini?" tanya Ivanna lirih.
"Aku ... aku harus berbenah diri, Na. Menyiapkan masa depan yang akan sangat sulit untuk di gapai jika aku tidak bekerja keras!" ucap Carenza.
"Apa kamu mengganti nama?, aku tidak suka dengan namamu yang sekarang!" ketus Ivanna.
"Baiklah, kamu bisa memanggilku seperti dulu!" ucap Carenza tersenyum.
Mereka kembali terdiam tanpa menatap satu sama lain. Ivanna berdiri menatap jendela yang menampilkan langit sore nan indah. Sementara Carenza menatap Ivanna dengan kagum. Gadis berumur 17 tahun yang ia temui dulu sudah menjelma menjadi perempuan cantik dan dewasa.
Aku akan semakin sulit untuk menggapaimu, Na!. Batin Carenza sendu.
"Kenapa kamu tiba-tiba saja menghilang, Tono?" tanya Ivanna lirih.
"Aku yakin, kamu pasti tau alasannya, Na!" ucap Tono sendu.
"Apa ini karena ancaman dari, Abang?" tanya Ivanna.
"Sebenarnya, tuan Fajri tidak mengancamku, tetapi dia adalah laki-laki bijaksana yang pernah aku temui. Dia hanya memberikan aku gambaran dan motivasi agar bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi!" ucap Tono tersenyum.
"Lalu kenapa kamu kembali? apa sekarang hidupmu sudah lebih baik?" tanya Ivanna lirih.
"Sudah, ya walaupun aku masih belum pantas bersanding dengan seseorang, tetapi setidaknya aku sudah berjuang dengan seluruh kemampuanku!" ucap Tono lirih.
Mereka kembali terdiam, Ivanna baru menyadari, jika hatinya sudah tertambat kepada Tono. Laki-laki culun yang hanya menyamar, laki-laki yang memiliki hati yang begitu baik dan hangat, mampu membuat hati beku Ivanna perlahan mencair.
Namun terselip sedikit rasa kecewa yang membuatnya enggan untuk melihat Tono. Pria tampan itu pergi dan menghilang tanpa ada kabar sedikitpun.
"Na, apa kamu sudah dimiliki oleh orang lain?" tanya Tono dengan berani.
Deg,...
"Apa maksud kamu?" tanya Ivanna terkejut dan menatap Tono penuh arti.
"A-aku ... Aku,...."
Ceklek,...
"Permisi, Nona. Eh, maaf!" ucap Fitry yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan.
"Ada apa, mbak?" Tanya Ivanna.
"Tuan Fajri baru saja menelfon saya. Beliau mengatakan jika ada hal penting yang harus di bicarakan, karena ponsel Nona tidak bisa di hubungi!" ucap Fitry menunduk.
Ivanna segera melihat ponselnya yang di senyapkan sedari tadi. Ada banyak panggilan tidak terjawab dari Fajri. Jantung Ivanna kembali berdetak kencang memikirkan hal buruk yang akan terjadi.
Dengan tangan gemetaran, ia segera menghubungi Fajri, dengan harapan semoga semuanya baik-baik saja.
"Ha-halo, bang?" ucap Ivanna cemas.
"Ah. Syukurlah akhirnya kamu mengangkat panggilan, Abang! Jangan pulang larut ya. Ada yang harus Abang bicarakan nanti!" ucap Fajri terdengar serius.
"Hanya itu?, Abang, beneran, hanya itu?" tanya Ivanna tidak percaya.
"Iya, sayang!" ucap Fajri mengernyit.
"Kenapa Abang harus menelfon sesering itu? fikiran Dede udah kemana-mana tadi!" ucap Ivanna kesal.
"Hmm? Ah maafin Abang ya, sayang. Jangan marah!" ucap Fajri lembut.
"Hmm, jangan seperti itu lagi!" ucap Ivanna cemberut.
"iya, sayang. Cepat suruh Tono pergi dan selesaikan pekerjaannu!" ucap Fajri tegas.
"Apa Abang juga mengawasinya di ruangan ini?" tanya Ivanna tidak percaya.
"Iya! Sudah, abang tutup dulu. Jangan lupa pesan Abang tadi!" ucap Fajri terkekeh.
"Iya!" ucap Ivanna cemberut dan mematikan panggilan itu.
Ia kembali menatap Tono sambil menghela nafasnya.
"Apa kamu masih ada pekerjaan?" tanya Ivanna.
"Aku free sampai malam, ini!" ucap Tono.
"Sepertinya aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan, lagi!" ucap Ivanna.
"Hmm, apa aku boleh menemanimu?" tanya Tono lesu.
"Apa kamu mau mendapatkan ultimatum dari, Abang lagi?" ucap Ivanna lirih.
"Baiklah! Kalau begitu, aku pamit dulu. Boleh kita betukar nomor ponsel?" ucap Tono pasrah.
"Nomorku masih yang lama!" ucap Ivanna tersenyum.
"Baiklah, Apa aku boleh menghubungimu?" tanya Tono berbinar.
"Boleh, asal tau waktu!" ucap Ivanna.
"Baiklah, terima kasih. Kalau begitu aku permisi terlebih dahulu, Nona Ivanna!" ucap Tono tersenyum.
"Sama-sama. Silahkan Tuan Carenza!" ucap Ivanna mendelik dan mengantarkan Tono keluar dari ruangannya.
"Hahaha, see You, cantik!" ucap Tono sebelum meninggalkan Ivanna.
Blush,...
Wajah Ivanna langsung merona karena mendengarkan ucapan Tono. Ia menatap kepergian Tono dengan sedikit tidak rela, karena mereka baru saja bertemu. Ia hanya menatap punggung kekar itu dari belakang dengan senyum tipis khas miliknya.
Setelah sekian lama, akhirnya kita bisa bertemu kembali! ah Tono atau Carenza terserah, yang penting mereka adalah orang yang sama!. Batin Ivanna tersenyum senang.
Ia kembali masuk ke dalam ruangan dan menyelesaikan pekerjaannya yang tertinggal.
🌺🌺
Carenza William Hartono. Laki-laki yang pernah begitu berani menantang Fajri, membuatnya bertemu dengan Ivanna. Pria culun yang hanya berasal dari keluarga biasa, dan juga memiliki kepintaran di atas rata-rata.
Semenjak Fajri datang ke cafenya tempo lalu, perkataan pria tampan itu membuatnya bisa membuka mata. Jika tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini, asal mau bisa berusaha dan berserah diri kepada tuhan, apapun bisa di capai dengan mudah, termasuk cinta.
Tono segera menaiki mobilnya dan pergi menuju kantor yang berada cukup jauh dari kota. Ia membeli tanah dengan luas 7000 M persegi, dari keuntungan cafenya.
Ia kembali mengingat perkataan Fajri lima tahun yang lalu. Tidak banyak, hanya satu kalimat saja, tetapi mampu untuk membakar semangatnya untuk mengembangkan usaha agar lebih maju lagi.
"Jika kau menginginkan Ivanna, bekerja lekaslah! Bukan karena tidak pantas tetapi itu untuk kehidupan kau dikemudian hari! Jangan sampai karena harta kau di remehkan oleh orang lain, Ketika memiliki adikku!" ucap Fajri tegas sambil menatap Tono dengan tajam.
Kini peternakannya bisa sekitar 40 ribu ekor ayam yang di jual setiap hari ke warung-warung maupun grosir ayam. Ia juga mengembangkan telur ayam untuk di jual dan di panaskan lagi agar bisa menghasilkan bibit yang baru. Usahanya cukup berkembang dalam tiga tahun terakhir ini.
Di tambah dengan beberapa cabang cafe yang berubah menjadi restoran dan sudah membuka 35 cabang se Indonesia, membuat finansial Tono semakin maju dan berkembang.
Tak hanya itu, ia juga mengembangbiakkan sapi dan kambing. Sekarang total sapi yang ia ternakan dalam tiga tahun ini berjumlah 70 ekor dan kambing berjumlah 80 ekor.
"Huft, dia sudah menjadi CEO di perusahaan besar. Semua yang aku miliki saat ini tidak akan bisa bersaing dengannya!" ucap Tono lirih.
Ia memarkirkan mobil di halaman kantor setelah menempuh perjalanan 40 menit. Tono berjalan dengan lesu menuju ruangannya, namun hatinya begitu berbunga-bunga karena telah bertemu dengan Ivanna.
Bugh,...
Tono menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Ia meraih ponselnya dan mencari nama Ivanna. Bukan ia tidak mau menghubungi gadis itu, hanya saja ia cukup takut Mengingat Fajri belum mengizinkan Ivanna untuk dekat dengan siapapun.
"Semoga kita berjodoh, Na! Aku memang harus berusaha lebih keras, karena semua ini belum bisa aku banggakan kepada semua rivalku!" ucap Tono tersenyum sambil menatap foto Ivanna.
"Pasti semakin banyak orang yang menginginkanmu, Na! Apakah aku bisa menjadi pemenang di antara mereka? Sepertinya sangat mustahil! Tetapi, demi kamu dan cinta yang sudah ku pendam selama ini, aku akan berjuang bersama mereka!" ucap Tono bertekad.
Sementara Nafisya yang mendengarkan ucapan Tono, hanya bisa mengeram kesal karena merasa cemburu. Ia sudah menyukai Tono semenjak pertama kali ia bekerja dengan pria tampan itu.
Sial, sainganku kenapa harus Nona muda itu? Lagian kenapa bapak tidak menoleh kepadaku sedikit saja pak?. Batin Nafisya sendu.
Ia yang awalnya ingin menyerahkan beberapa berkas, mengurungkan niatnya karena kesal. Apalagi ketika ia melihat Tono tengah mencium foto Ivanna yang ada di dalam ponsel, semakin membuatnya marah dan cemburu. Nafisya kembali duduk di meja khusus untuknya sambil membanting semua berkas itu dan menimbulkan suara yang cukup keras.
🌺🌺🌺
TO BE CONTINUE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Hindun
semangat Tono, dan Nana
2023-05-15
0
Ghiie-nae
berjuang carenza
2022-09-25
1
𝄞•ʏᴏᴊɪɴ
semangat kak
2022-09-25
1