Part 16

"Masih sempat-sempat nya yah kamu menanyakan tentang salah mu kenapa? apa kamu nggak sadar telah menyembunyikan masalah yang sangat besar, karena masalah itu yang membuat anak ku sampai meninggal." Sang Mamah mertua, yang terlihat sangat marah besar terhadap Pandan wangi sehingga dirinya sampai menampar Pipih Pandan wangi. Karena Pandan wangi tidak pernah menceritakan, kalau dirinya mempunyai tanda lahir yang berwarna putih itu kepada mertua nya.

"Hiks,,,hiks, maafkan Pandan mah!" Rengek Pandan dengan berderai air mata nya, wujud rasa bersalah nya terhadap Mamah mertua nya.

"Jangan maafkan dia mah! lebih baik kita usir saja wanita pembawa sial itu dari rumah ini, secara dia juga sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi dengan keluarga kita mah!" celutuk Ela sambil menunjuk ke arah Pandan wangi yang ikut menyambar, bak seperti bensin yang terkena api sehingga mampu membuat sang Mamah langsung tersulut amarah nya ketika mendengar Ucapan Ela. Mamah mertua pun langsung menarik tangan Pandan wangi dengan sangat kasar nya, sehingga membuat Pandan wangi langsung terjatuh dari atas tempat tidur nya. Seakan hal itu menambah rentetan kesedihan yang di alami oleh Pandan wangi.

"Ayo, ikut Mamah cepat!!!"

"Jangan mah, jangan usir Pandan dari rumah ini! Pandan mohon mah hiks, hiks,hiks, karena di rumah ini ada banyak kenangan Pandan bersama mas Untung." Rengek Pandan, yang enggan mau pergi dari rumah itu.

"Tidak bisa! ayo, cepat kamu ikut Mamah! kamu hanya pembawa sial di rumah ini! anak ku Untung meninggal itu semua karena menikah dengan kamu!!!"

"Jangan mah, jangan mah! hiks, hiks, hiks" Pandan yang terus merengek untuk tetap tinggal di rumah itu, meskipun Mamah mertua nya terus berusaha mengusir pergi dirinya dari rumah itu.

Kejadian percobaan pengusiran Pandan pun terjadi begitu sangat histeris, karena Mamah mertua nya itu dengan sangat kasar menyeret-nyeret Pandan wangi tanpa mempunyai sedikit pun rasa kasihan terhadap nya. Hingga akhirnya sang Mamah mertua berhasil membuat Pandan wangi keluar dari rumah itu, meskipun berulang kali Pandan mencoba melakukan perlawanan untuk tetap tinggal di rumah itu.

Braakk

Dengan sangat kencang nya Mamah mertua langsung menutup rapat-rapat pintu rumah nya, setelah dirinya berhasil menyeret keluar Pandan wangi dari rumah nya.

Brakk, braakk, braakk...

"Mah buka pintu nya hiks hiks hiks! biarkan Pandan tinggal dirumah ini mah, Pandan mohon sama Mamah!" Pandan wangi yang tak henti-henti nya terus menggedor pintu rumah mertua nya, sambil merek ingin segera di bukakan kembali pintu itu. Dan membiarkan dirinya untuk tetap tinggal bersama dengan keluarga almarhum suami nya.

"Mamah nggak butuh menantu pembawa sial seperti kamu! mulai sekarang kamu bukan menantu saya lagi, pergi kamu dari depan pintu rumah ku! pergiiiiiiiiiiii."

"Apa-apaan sih Mah? Mamah kok tega memperlakukan Mantu kita seperti itu? jangan menyalahkan menantu kita atas meninggal nya Untung Mah, ini semua sudah takdir! buka pintu nya sekarang dan biarkan Pandan wangi tetap tinggal di rumah ini!" Ayah mertua yang datang untuk mencoba melerai perilaku buruk istrinya, terhadap Pandan wangi dengan mencoba memberikan pengertian kepada istrinya.

"Jangan mencoba untuk membela Pandan wangi Pah! biarkan dia terusir dari rumah ini karena menikah dengan nya, anak kita Untung harus meninggal dunia di usia yang masih sangat muda!"

"Iya Pah, biarkan Pandan wangi terusir dari sini!" Ela pun kembali ikut masuk, di tengah-tengah perdebatan yang di lakukan oleh kedua orang tuanya. Sehingga sang Papah pun langsung tersulut emosi nya gara-gara ulah yang di lakukan Ela.

"Diam kamu!!! ini semua gara-gara ulah mu, kamu yang membuat keruh suasana berduka ini! kenapa kamu melakukan semua ini La? di hari kematian Abang mu kamu malah membuat keributan" Sang Papah yang sangat marah kepada Ela anak nya, karena Ela tak henti-henti nya menyulut amarah kedua orang tuan nya.

"Terus saja belain si Pandan itu Pah! Papah memang dari dulu nggak pernah sayang terhadap diri Ela, Ela benci sama Papah! dan Ela sangat membenci si Pandan wangi!"

"Diam kamu! kalau enggak Papah akan menampar mulut kurang ajar mu itu!"

"Tampar saja Ela sekarang Pah! tampar...!"

"Diam...!"

Plakk,

Seketika itu juga tangan kasar sang Papah mendarat dengan sangat keras di pipi nya Ela, sehingga membuat sang Mamah langsung tercengang karena kaget. Tidak menyangka gara-gara membela Pandan wangi suami nya itu dengan sangat tega menampar pipi anak nya sendiri.

"Cukup Pah cukup...! tampar Mamah juga Pah! ayo, tampar Mamah sekarang...! biar Papah merasa puas! gara-gara belain mantu pembawa sial itu, Papah sampai tega menampar putri mu sendiri?" Sang Mamah yang menyuruh suami nya untuk menampar nya juga, sambil menaruh tangan suami nya itu di Pipi nya kiri dari sang Mamah.

Namun sang Papah hanya bisa tertegun setelah tangan nya itu menampar keras pipi putri nya yaitu Ela, dan dia pun masih belum bisa percaya bahwa dirinya dengan tega bisa melakukan nya.

Apa ini?, kenapa tangan ini sampai dengan tega menampar pipi putri nya sendiri? batin dari sang Papah yang terus menerus, menatap dengan sangat tajam tangan yang habis menampar pipi Ela. Terlihat tangan sang Papah langsung gemetar, seakan terlihat penyesalan nya setelah menampar pipi putri nya itu.

"Ayo, Pah tampar pipih Mamah juga..! kenapa Papah diam? lihat lah Pah, Mamah sudah memasang Pipi! ayo, tampar Mamah sekarang juga! kenapa Papah hanya diam saja...? Papah telah menyesal melakukan nya?"

Sambil terus terdiam sang Papah malah memilih pergi dari hadapan istrinya, Papah pergi dengan rasa bersalah nya karena telah menampar pipih putri nya itu.

"Yah tuhan kenapa keluarga ku menjadi seperti ini? di hari kematian putra ku, semua keluarga ku malah bertingkah seperti ini, bahkan tangan ini...tangan ini telah melakukan dosa besar, karena telah menampar pipi putri nya gara-gara hal sepele." Keluh sang Papah sambil berlalu memilih pergi dari masalah itu.

"Hiks hiks hiks, Mah gara-gara membela Pandan wangi, Papah sampai tega menampar Pipi Ela! hiks hiks hiks" Ela dengan isak tangisan nya mengadu tindakan sang Papah yang telah menampar nya kepada Mamah nya. Dan sang Mamah langsung memberikan pelukan, dan membiarkan sang putri menangis dengan puas di pelukan nya seraya membelai-belai rambut Ela.

"Cup...cup...cup, sudah sayang! Mamah tahu apa yang telah di lakukan oleh Papah mu itu, biarkan Papah mu menyesali tindakan nya itu. Sekarang kamu diam yah...! yang terpenting si Pandan wangi itu, sudah Mamah usir dari rumah ini!" Ucap sang Mamah yang mencoba menenangkan Ela dalam tangisan nya, sambil menuntunnya pergi menuju ke kamar nya.

Bersambung...

author yang nggak pernah bosen-bosen nya meminta kepada readers yang baik hati dan juga tidak sombong untuk memberikan jejak nya...

like vote gift favorite komen n rate bintang 5 makasih😚😚😚

Terpopuler

Comments

Alzahrah Alzahrah

Alzahrah Alzahrah

tampar aja lagi pah pipi anak kurang ajar itu😲

2022-02-20

0

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

kasian si pandann

2022-01-31

1

Ufuk Timur

Ufuk Timur

waduhhh pasti mamak mertua ela tambh benci sm pandan tuh

2022-01-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!