Namun agak nya Riki malah terus berdiam diri, melihat itu sang Papah langsung terbangun dari duduk nya. Dan melangkah mendekati Riki seraya langsung menaruh boko*g nya di atas meja.
"Ayo nak, ngomong sama Papah! apa yang ingin kamu katakan sehingga kamu sampai menemui Papah?"
"Anu Pah...!" Jawab Riki terputus karena bingung disertai panik yang sangat berlebih, sehingga membuat nya gugup di depan sang Papah.
"Katakan saja nak nggak usah malu-malu! apa yang kamu ingin kan dari Papah..?" Sang Papah yang terlihat dengan sabar dalam menunggu anak nya berbicara, dan sang Papah juga tak henti-henti nya terus mendesak Riki untuk mengatakan maksud nya sehingga sampai menemui nya.
"Riki, Riki, Riki ingin di belikan mobil oleh Papah!" ucap Riki dengan gugup mengatakan maksud dari kedatangan nya ke kantor sang Papah, mendengar hal itu sang Papa terlihat tersenyum dengan lebar. Seakan dia terlihat begitu tenang-tenang saja, tanpa perasaan kaget sedikit pun ketika mendengar nya.
"Nah gitu dong! anak Papah tuh harus berani mengatakan keinginan nya di depan Papa! kamu mau mobil apa dari Papah? ayo ngomong aja nggak usah ragu-ragu!" Sang Papah justru terlihat sangat senang, ketika Riki anak nya itu. Meminta sebuah mobil baru dari nya Seakan-akan sang Papah mempunyai maksud di balik itu semua.
"Papah nggak marah? Riki, kira Papah akan marah sama Riki?" tanya Riki, yang terlihat heran ketika melihat reaksi yang di tunjukan oleh Papah nya itu.
"Ngapain Papah marah sama kamu Rik? kamu kan anak nya Papa! Jadi Papah nggak punya alasan untuk bisa marah sama kamu! lagian, momen ini sudah Papah tunggu-tunggu sejak lama loh Rik!"
Terlihat Riki langsung mengerutkan alis nya bingung, sebagai tanda tidak paham akan momen yang di maksud oleh Papah nya itu. Sehingga timbul perasaan ingin tahu yang sangat besar di benak nya, tentang maksud arah pembicaraan nya.
"Maksud Papah?"
"Gini loh Rik, mamah kamu kan sudah lama meninggal! jadi Papah begitu sangat kesepian sekali, Papah butuh seorang teman. Teman yang bisa mengurus Papah mu ini, teman yang bisa menemani Papah. Disaat Papah lagi kesepian, dan Papah juga butuh seorang pendamping hidup. Untuk bisa menemani masa tua nya Papah, dan merawat Papah disaat Papah sudah nggak bisa apa-apa lagi! Jadi Papah minta satu hal dari kamu? ijinkan Papah menikah lagi yah! mengenai mobil yang kamu mau? Papah pastikan, besok kamu sudah melihat mobil itu terparkir di halaman rumah kita." Sang Papah dengan panjang lebar yang menjelaskan, momen yang dimaksud itu.
Deggg, perasaan Riki pun langsung tersentuh setelah mendengar ungkapan perasaan sang Papah, sang Papah yang begitu sangat dia cintai itu. Harus hidup sendiri dalam waktu yang cukup relatif lama, tanpa adanya sosok pengganti sepeninggal mamah nya Riki. Itu semua terpaksa di lakukan sang Papah demi menuruti keinginan dari Riki, untuk Papah nya tidak menikah lagi.
"Apa-apaan ini Rik?, elo menyiksa batin Papah mu sekian lama nya? lihat pengorbanan yang telah di lakukan oleh Papah mu itu. Demi diri elo, Papah mu sampai rela berteman dengan kesunyian, Karena tidak mau melihat elo kabur dari rumah. Papah mu itu harus merangkap menjadi seorang mamah juga, untuk bisa merawat serta membesarkan elo seorang diri. Sudah cukup Rik! sudah cukup membuat Papah mu hidup dalam kesendirian nya, dan jangan biarkan hidup Papah mu di hinggapi kesepian lagi, Papah mu itu berhak hidup bahagia Elo jangan egois Rik!" Batin Riki yang merasa bersalah, sehingga membuat mata Riki langsung berkaca-kaca mengingat pengorbanan yang di lakukan oleh sang Papah.
"Hiks hiks hiks, Papah!" Riki yang langsung menumpahkan air mata nya di pelukan sang Papah, Sehingga membuat sang Papah heran akan tangis yang tiba-tiba pecah.
"Hey, kamu kenapa Nak? dan kenapa kamu tiba-tiba menangis? kalau hal itu membuat mu sampai menangis? Papah minta maaf yah nak! dan jika kamu tidak mengijinkan Papah untuk menikah lagi? Papah akan !" Ucap Papah dengan terputus karena langsung di potong oleh Riki.
"Sudah cukup Pah! jangan katakan hal itu, jangan membuat Riki makin bersalah dengan tidak mengijinkan Papah untuk menikah lagi. Riki sangat mencintai Papah, dan Riki mengijinkan Papah untuk menikah lagi hiks hiks hiks!" Riki yang sambil terisak tangis, di kala dirinya mengijinkan Papah nya untuk menikah lagi.
Mendapat persetujuan dari anak nya untuk menikah lagi, sang Papah pun langsung menangis haru karena senang bisa mendapatkan restu tanpa harus memaksa.
"Hiks hiks hiks, makasih yah nak sudah mau mengijinkan Papah untuk bisa menikah lagi. Papah janji akan mencari ibu sambung yang baik hati, untuk diri kamu dan juga diri Papah. Ibu sambung yang mau mengurusi Papah dan juga kamu, ibu sambung yang mau di ajak menua bareng. Dan ibu sambung yang mau merawat Papah, di saat Papah sudah tak mampu berbuat apa-apa karena terbaring tak berdaya.!" ucap Sang Pah dengan bijak nya, sehingga membuat Riki merasa tenang ketikabmendengar kata-kata nya.
"Iya Pah, maafkan Riki yah Pah! selama ini Riki begitu sangat egois terhadap diri Papah, Riki hanya mementingkan perasaan Riki saja tanpa harus memikirkan perasaan Papah. Sekarang Riki mengerti perasaan Papah, Papah begitu sangat kesepian sehingga Papah ingin menikah. Makasih yah Pah sudah mau mengurusi anak mu yang nakal ini, dan makasih juga sudah mau menjadi sosok Papah sekaligus Mamah yang Baik untuk diri Riki hiks!"
Terlihat sebuah pemandangan yang begitu sangat mengharukan, antara seorang anak dan juga seorang Papah. Seorang anak yang baru tersadar setelah sekian lama nya, setelah diri nya bisa tumbuh besar sehingga mampu berfikir secara dewasa mengenai keputusan nya. Keputusan akan diri nya dalam memberikan restu kepada sang Papah, yang sudah sekian lama nya menduda untuk bisa menikah lagi.
"Oh iya Nak! kamu sekarang punya waktu nggak?" Tanya sang Papah, seolah-olah mempunyai maksud di balik pertanyaan nya itu kepada Riki anak nya.
"Hemmm, kayanya nya Riki punya waktu deh Pah! memang nya kenapa Papah menanyakan hal itu kepada Riki?"
"Enggak, Papah cuma kepikiran aja mau mengajak anak Papah makan siang bareng, sekaligus kita bisa pergi ke shorum untuk melihat mobil yang mau Papah belikan untuk kamu!"
Mendengar itu mata Riki pun langsung terbelalak karena kaget, tidak menyangka akan secepat itu sang Papah dalam membelikan mobil keluaran terbaru untuk nya.
"Serius Pah? Papah mau mengajak Riki makan siang, sekaligus pergi ke shorum mobil?" Riki yang masih belum percaya akan ucapan sang Papah.
Sang Papah yang kala itu hanya menggangguk isyarat untuk membenarkan ucapan diri nya kepada Riki, sambil memamerkan senyum bangga nya kearah wajah nya.
Melihat itu Riki kembali langsung memeluk tubuh Papah nya, sebagai luapan diri nya dalam menunjukan kebahagiaan terhadap sang Papah yang sudah mau mengajak dirinya pergi ke shorum mobil.
"Makasih Pah, makasih ayo, kita pergi sekarang!" Pinta Riki seraya menarik tangan Papah nya itu, untuk secepat nya pergi makan sekaligus pergi ke shorum mobil.
Bersambung...
Bantu dukung dong karya receh author dengan cara...
Like vote gift komen favorite n rate bintang 5, maksih yang sudah mau mampir i love you😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Alzahrah Alzahrah
seru thor
2022-03-14
0
Dedi Dedi
mantap
2022-02-13
1
Putriyani Mursalim
wah Riki dapat mobil baru.😊😭
2022-01-29
1