"Oke Pi! mulai besok Diro akan membantu Papi dalam menjalankan bisnis Papi, sekarang mana duit nya? biar Diro langsung cepat pergi dari kantor Papi" Diro pun akhirnya bersedia menjalankan syarat yang di berikan oleh Papi nya itu, kemudian dia pun langsung menodong uang yang di janjikan oleh Papi nya itu. Mendengar itu sang Papi langsung mengeluarkan satu bungkus amplop tebal dari laci meja kerja nya itu, kemudian amplop yang berisikan uang itu langsung di berikan nya ke Diro.
"Makasih yah Pi! aku sangat sayang sama Papi." Diro sambil memeluk hangat Papi nya itu, kemudian dia pun langsung pergi secepat kilat setelah dirinya sudah mendapatkan uang dari Papi nya itu. Sementara Papi terlihat hanya menggelengkan kepala nya, melihat kelakuan anak semata wayang nya itu.
"Diro diro! kalau bukan anak satu-satu nya Papi, mungkin Papi nggak mau menuruti segala permintaan mu itu!" Sang Papi hanya meracau heran melihat kelakuan dari putra nya itu.
Di tempat lain...
Seperti hanya Diro, Riki pun melakukan cara lain untuk bisa memulai langkah nya, dalam menjalankan Tantangan itu. Demi bisa menggaet hati seorang Jande, Riki pun tengah berjalan menuju ke kantor Papah nya itu. Riki berharap dia bisa meminta sesuatu dari dari sang Papah untuk modal dirinya dalam meluluhkan hati seorang Jande yang akan menjadi incaran nya.
"Papah saya lagi ada di kantor nggak pak?" Riki yang terlebih dahulu menanyakan posisi sang Papah, melalui security yang sedang bertugas di depan gerbang masuk kantor milik Papah nya itu.
"Ada tuan! kebetulan Papah tuan hari ini nggak ada acara yang mengharuskan nya pergi keluar!" Jawab security, sambil menaruh hormat kepada Riki anak dari yang punya perusahaan, tempat dirinya nya mencari sesuap nasi untuk keluarga nya.
"Kebetulan nih! yaudah makasih yah pak!" Riki yang terlihat begitu bersemangat nya, di saat dirinya mengetahui kalau sang Papah lagi ada di kantor nya. Sehingga membuat dirinya langsung melangkah pergi menuju masuk kedalam kantor itu, untuk bisa dengan segera menemui Papah nya itu.
"Halo cantik! Papah lagi sibuk nggak?" sapa Riki seraya mencubit gemas pipi sekertaris dari Papah nya, seakan Riki menunjukan keakraban bersama pegawai dari Papah nya itu. Sehingga membuat sang sekertaris sontak langsung terkejut karena kaget, akan kelakuan tengil yang di lakukan oleh Riki.
"Ihhhh si bapak! bikin kaget saya saja!" keluh sekertaris setelah dirinya mendapat perlakuan tengil dari anak bos besar nya.
"Wadu masa saya di panggil bapak sih? apa saya terlihat sudah tua? kan saya belum menikah! panggil saya abang saja! itu terdengar sangat nyaman di telinga saya." Riki yang terkejut di saat sekertaris Papah nya itu memanggil dirinya dengan sebutan bapak-bapak.
"Habis nya abang bikit kaget saya saja sih!" ucap sekertaris sambil mengerucutkan bibir nya.
"Jangan marah dong! kalau marah nanti cantik nya hilang loh." Diro yang mencoba menggoda sekertaris dari Papah nya, sehingga membuat hati dari sekertaris itu langsung berbunga-bunga. Dan membuat hidung sekertaris pun langsung kembang kempis, akan pujian yang di lemparkan oleh Riki.
"Memang nya dimata Abang saya terlihat masih cantik gitu?" Sekertaris sambil tersenyum-senyum sendiri, sambil tertunduk malu di hadapan Riki.
"Cantik dong! meskipun terlihat ada sedikit kerutan di wajah cantik nya mba!"
"Berarti saya tua dong?" tanya sekertaris yang baru tersadar akan pujian yang di berikan Riki kepada nya.
"Haa haa haaa, bukan saya loh yang mengatakan nya! tapi mba sendiri yang mengatakan sudah tuir! eh ngomong-ngomong Papa lagi sibuk nggak?" Riki yang langsung kembali ke topik awal, topik yang membuat nya sengaja datang untuk menemui Papah nya.
"Nggak tahu!!! lihat saja sendiri!" ucap sekertaris sambil menunjukan kekesalan nya terhadap Riki, Karena setelah dirinya mendapatkan pujian setinggi langit dari Riki. Riki malah bikin down sekertaris nya dengan menunjukan kerutan di wajah nya.
"Cie cie ngambek nie?" Riki yang seakan tidak pernah bosan menggoda sekertaris dari Papah nya itu, sehingga membuat sekertaris dari Papah nya itu semakin kesal di buat nya.
"Biarin!" Jawab sekertaris dengan jutex, seakan masih memperlihatkan kemarahan nya di depan Riki.
Tidak mau melihat sekertaris dari Papah nya marah berkelanjutan, Riki pun langsung mengeluarkan beberapa uang kertas pecahan seratus ribu dari dalam dompet nya. Dan uang itu pun langsung di kibat-kibat kan di depan mata sekertaris, sehingga membuat mata sekertaris langsung terbelalak mau akan uang yang sedang di pamerkan oleh Riki.
"Mau uang ini...?" Riki yang menawarkan uang itu terhadap sekertaris dari Papah nya itu.
"Mau mau mau bang!" Sekertaris yang tanpa ragu menginginkan uang yang sedang di kibat-kibat kan oleh Riki.
"Nih ambil! anggap saja uang itu sebagai tanda permintaan maaf saya, karena saya terus-terusan menggoda mba." ucap Riki yang sambil memberikan uang itu, kepada sekertaris dari Papah nya itu sebagai tanda permintaan maaf nya.
Disodorkan uang itu tanpa merasa ragu-ragu lagi, sekertaris pun langsung mengambil uang itu secepat kilat, sehingga membuat Riki yang sedang memegang uang tersebut langsung kaget akan serbutan yang di lakukan oleh sekertaris.
"Waduh!!! giliran duit saja cepat yah?" Riki yang terheran-heran ketika sekertaris itu dengan cepat mengambil uang dari tangan nya.
"Abang tahu saja cara menghilangkan kekesalan pada diri saya, kalau tahu begini? tiap hari saja abang menggoda saya! dan membuat saya marah terus!" sekertaris yang seakan mengharapkan dapat di goda oleh Riki, dan agar Riki terus bisa memberi nya uang untuk meredam kemarahan nya.
"Yeee mau nya! sudah lah saya mau menemui Papah dulu!" Riki yang langsung pergi meninggalkan sekertaris dari Papah nya itu, setelah dirinya memberikan beberapa uang kepada nya.
"Makasih yah Bang, sering-sering lah menabur rezeki untuk saya!" teriak sekertaris yang semakin ngarep di berikan uang lagi oleh Riki, Namun terlihat Riki hanya mengeluarkan senyum simpul nya dalam menjawab teriakan yang di berikan oleh sekertaris Papah nya itu.
Tok tok tok
"Mikum Pah!" Salam Riki sambil mengetuk pintu ruangan Papah nya itu.
"Waalaikumsalam, masuk!" Jawab sang Papah di balik pintu ruangan kerja nya.
"Eh kamu Rik? mau ngapain kamu menemui Papah?" sang Papah sedikit kaget mendapati anak nya menemuinya langsung di kantor nya.
"Maafkan Riki Pah! jika kedatangan Riki menemui Papah, mengganggu kesibukan Papah dalam bekerja!" Riki yang terlihat melangkah masuk kedalam ruangan, menghampiri Papah nya yang terlihat sedang sibuk membuka lembar demi lembar berkas di tangan nya.
"Nggak pa pa Rik, Papah nggak lagi sibuk-sibuk amat kok! ada hal apa yang membuat mu sampai menemui Papah di kantor? tentu nya hal yang sangat penting yang ingin kamu bicarakan dengan Papah, sehingga membuat mu tak sabaran dalam menunggu kepulangan Papah kerumah?" Sang Papah yang terlihat penuh kelembutan dalam berbicara, sehingga membuat Riki sedikit menciut untuk mengungkapkan keinginan di depan sang Papah. Sehingga membuat nya terlihat menunduk tidak berani menatap wajah sang Papah.
Bersambung...
Bantu dukung dong dengan cara...
Like vote gift komen favorit n rate bintan 5,
Makasih yang sudah mau dukung karya receh bahkan masih amburadul ini😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Alzahrah Alzahrah
semangat
2022-02-19
0
Alzahrah Alzahrah
enak bener jd ank ny org kaya, apa apa tinggal minta yah
2022-02-19
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
genit ihh 😂
2022-01-31
0